PENDAHULUAN
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Bahan obat adalah bahan baik yang
dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi. Obat sangat erat kaitannya
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
1
dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (BPOM RI, 2019). PBF cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki
Pedagang Besar Farmasi merupakan salah satu unit terpenting dalam kegiatan
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai
Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk menerapkan Cara Distribusi Obat yang
dan/atau bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai
pengalaman praktis yang cukup, yang salah satunya dapat diperoleh melalui
Kerja Profesi di Pedagang Besar Farmasi, Fakultas Farmasi bekerja sama dengan
PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan, yang berlokasi di Jalan SM Raja
KM 10,8, Komp. ATC, Amplas, Medan, Provinsi Sumatera Utara. PBF PT.
Indofarma Global Medika adalah salah satu PBF cabang yang bersifat BUMN di
Kota Medan.
2
1.2 Tujuan
bertujuan:
1.3 Manfaat
antara lain :
tanggal 10 Juni 2019 sampai 21 Juni 2019 di PT. Indofarma Global Medika
Cabang Medan, yang berlokasi di Jalan SM Raja KM 10,8, Komp. ATC, Amplas,
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
PEDAGANG BESAR FARMASI
2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB),
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker. Setiap fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi harus
kefarmasian.
fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan, instalasi
sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
4
melalui praktik di Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, puskesmas, klinik,
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi merupakan salah satu bagian dari
harus memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), menetapkan Standar
sediaan farmasi.
merupakan salah satu tanggung jawab seorang Apoteker dalam fasilitas distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi yang bertujuan untuk menjamin produk sampai
sediaan farmasi sesuai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dimulai dari
Republik Indonesia No.34 Tahun 2014 tentang Pedagang Besar Farmasi, pasal 4
5
ayat (1) menyebutkan bahwa pemohon harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
penanggung jawab;
tahun terakhir;
yang dapat menjamin mutu serta keamanan obat yang disimpan; dan
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
Pedagang Besar Farmasi Pasal 7 dan pasal 8 untuk memperoleh izin PBF,
tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala
6
calon penanggung jawab disertai dengan kelengkapan administratif sebagai
berikut:
b. Susunan direksi/pengurus;
perundang- undangan;
Farmasi yaitu:
1) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM, maka
administratif;
7
2) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM, maka
3) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
pemohon.
4) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak melakukan audit
4a) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima laporan
6) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), (4a)
dan ayat (5) tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat membuat
dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Balai POM dan Kepala
8
7) Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan
POM.
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Balai POM, dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
jawab;
9
2.3.4 Tata Cara Pemberian Pengakuan PBF Cabang
1) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
2) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
CDOB.
3) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
4) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
5) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi
10
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Badan, Kepala Balai POM
7) Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak menerima surat pernyataan,
Pedagang Besar Farmasi menyatakan bahwa izin PBF berlaku 5 tahun dan dapat
apabila:
Apoteker.
dalam peraturan.
berturut-turut.
11
2.5 Penyelenggaraan Pedagang Besar Farmasi
tahun 2014 tentang Pedagang besar farmasi menyatakan bahwa Pedagang Besar
a. Pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan /atau bahan obat dalam
peraturan perundang-undangan.
c. PBF atau PBF Cabang yang melakukan pengubahan kemasan bahan obat
dari kemasan atau pengemasan kembali bahan obat dari kemasan aslinya
(CDOB).
dan/sesama PBF.
h. PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan
12
penanggung jawab dengan mencantumkan nomor Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA).
Tahun 2011 Pasal 25 dan 26 mengenai gudang PBF menyatakan bahwa syarat dan
a. Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat berada pada lokasi
b. Dalam hal gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang berada dalam
Apoteker.
Provinsi.
13
2.7 Pemetaan (Mapping) Suhu di PBF
Langkah 1 - pilih electronic data logging monitors (EDLMs) : Pilih jenis EDLM
yang akan digunakan. Pilih perangkat yang memiliki memori yang cukup untuk
durasi studi yang dimaksudkan dan yang dipilih untuk interval rekaman. Semua
penebang harus memiliki NIST-dapat dilacak. Poin suhu kalibrasi yang digunakan
untuk kalibrasi EDLM harus mencakup kisaran suhu yang diperlukan untuk
Langkah 2 - tentukan tim pemetaan: Identifikasi dan buat daftar anggota tim.
Merekam tanda tangan dan inisialnya sehingga catatan yang ditandatangani dapat
anggota tim menerima pelatihan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang
Langkah 3 - survei situs: Melakukan survei situs area yang akan dipetakan.
Informasi berikut diperlukan untuk setiap area yang terpisah secara termal yang
sedang dipetakan:
■ menggambar setiap area, menunjukkan elemen, seperti rak atau palet racking,
yang mungkin memiliki efek pemanasan atau pendinginan yang merata pada
ruang dan yang dapat mempengaruhi stabilitas suhunya. Rak atau rak pallet akan
14
digunakan untuk menempatkan EDLM, jadi penting untuk mencatat komponen ini
secara akurat;
■ lokasi komponen pemanas dan pendingin, termasuk udara outlet distribusi dan /
■ lokasi sensor perekaman suhu yang ada dan sensor pengontrol suhu.
diperlukan kriteria penerimaan, batas suhu yang diizinkan di dalam area yang
akan dipetakan – untuk contoh: + 2.0 ° C hingga + 8.0 ° C atau + 15.0 ° C hingga
kriteria penerimaan apa pun. Tipe ini studi dapat digunakan untuk menetapkan
jenis produk yang dapat disimpan dengan aman pada ruang khusus, dan tindakan
perbaikan apa yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja termal ruang untuk
mengoptimalkan penggunaannya.
Jika studi pemetaan suhu dirancang untuk memasukkan bukaan pintu, ini harus
pembukaan pintu (frekuensi dan durasi) harus ditentukan. Suhu harus dijaga
dalam batas suhu yang ditentukan kecuali selama maksimal 30 menit setelah
pembukaan pintu.
Langkah 5 - tentukan lokasi EDLM: Gunakan survei situs untuk menandai lokasi
15
Panjang dan lebar: EDLM harus diatur dalam mode kisi di sepanjang lebar dan
panjang area sehingga area tersebut cukup terjangkau, dengan EDLM berada
■ tata letak area (mis. Apakah itu persegi atau termasuk ceruk)
mungkin tidak perlu mencocokkan EDLM di area-area seperti bagian atas teluk
pemuatan tinggi;
■ Pertimbangan lain yang mungkin menuntut EDLM lebih banyak atau lebih
sedikit. Tinggi: Pada setiap titik di grid, atur EDLM secara vertikal sebagai
berikut:
■ Jika ketinggian plafon 3,6 meter atau kurang, posisikan EDLM secara langsung
di atas satu sama lain pada level tinggi, sedang dan rendah (mis. satu EDLM di
■ Jika ketinggian plafon lebih besar dari 3,6 meter, EDLM bisa jadi diatur dalam
susunan vertikal di bagian bawah, tengah (berganda) dan atas ruang. Misalnya,
EDLM dapat diposisikan di setiap lokasi kisi di ketinggian 0,3 meter, 1,8 meter,
obat generik denah atau diagram untuk memutuskan di mana setiap logger harus
16
dingin dengan rak pallet bersebelahan dengan area pengontrol suhu. Gambar 2
menunjukkan walk-in kecil ruang dingin dengan produk disimpan di rak - rak (di
mana EDLMs harus ditempatkan) telah dihilangkan untuk kejelasan. Jika produk
juga disimpan pada palet di tengah ruangan, EDLM tambahan harus ditempatkan
lokasi ini.
lokasi EDLM pada tabel lokasi pencatat data suhu. Catat juga identifikasi lokasi
Langkah 7 - beri label dan programkan EDLM: Beri label setiap EDLM dengan
ID unik, diambil dari tabel lokasi data logger suhu. Masukkan serial pabrikan
nomor pada tabel lokasi pencatat data suhu Rekaman nomor seri memastikan
17
perangkat, memastikan bahwa interval perekaman adalah sama - biasanya ini
harus diatur antara 1 dan 15 menit. Atur yang sama waktu mulai untuk semua
unit. Ini penting; jika tidak, bacaan diunduh dari masing-masing perangkat tidak
memungkinkan waktu yang cukup untuk semua unit diperbaiki pada posisinya
masing-masing ditempatkan persis seperti yang ditunjukkan pada tabel lokasi data
logger suhu. Posisikan dan kencangkan perangkat agar tidak rusak atau
dipindahkan selama operasi toko rutin. Pastikan itu cukup waktu diizinkan bagi
EDLM untuk dikondisikan pada suhu sekitar sebelum latihan pemetaan dimulai.
Langkah 9 - melakukan latihan pemetaan: Tidak ada batasan waktu formal untuk
seharusnya berjalan selama minimal tujuh hari berturut-turut - termasuk lima hari
kerja dan dua hari akhir pekan. Untuk peralatan yang dikontrol suhu yang tidak
kritis dipengaruhi oleh variasi diurnal atau musiman pada suhu sekitar (mis.
Freezer kamar dan ruang dingin), studi pemetaan harus dijalankan antara 24 dan
72 jam, atau lebih lama jika dibenarkan. Jika ruangan dilengkapi dengan unit
memetakan suhu periode yang mencakup operasi kedua unit yang berjalan secara
terpisah; lebih baik untuk periode waktu yang sama. Distribusi suhu di ruangan
dapat bervariasi tergantung pada sistem yang sedang berjalan. Di akhir studi,
kumpulkan EDLM dan periksa ulang serial mereka nomor dan lokasi dengan
catatan instalasi.
18
Langkah 10 - unduh dan konsolidasi data: Unduh bacaan EDLM dan
rutin dan berkala kepada pihak yang berwenang seperti yang disebutkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1148 tahun 2011 pasal 30 tentang Pedagang
Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
d. Laporan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) dapat
dan komunikasi.
e. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setiap saat harus dapat
19
2.9 Sanksi Terhadap Pedagang Besar Farmasi
pelanggaran terhadap semua ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai
Dalam hal PBF atau PBF Cabang diberikan sanksi administratif berupa
dilakukan jika PBF atau PBF Cabang telah membuktikan pemenuhan seluruh
Menteri ini.
Cara Distribusi Obat Yang Baik bahwa setiap PBF, PBF Cabang, Instalasi
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) harus diterapkan dalam setiap
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat yang Baik. Standar distribusi obat yang baik diterapkan
20
untuk memastikan bahwa kualitas produk yang dicapai melalui CPOB
c. Menjamin keabsahan dan mutu obat, agar obat yang sampai ke tangan
konsumen adalah obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai
sasaran dan tanggung jawab serta penerapannya untuk mencapai sasaran mutu
yang telah ditetapkan melalui antara lain perencanaan mutu, pengendalian mutu,
tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan
21
yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat
dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses
distribusi. Seluruh kegiatan distribusi harus ditetapkan dengan jelas, dikaji secara
sistematis dan semua tahapan kritis proses distribusi dan perubahan yang
dan partisipasi aktif serta harus didukung oleh komitmen manajemen puncak.
CDOB.
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan.
22
obat dan/atau bahan obat. Hal ini dapat dilaksanakan baik secara proaktif maupun
berkesinambungan untuk menilai risiko yang mungkin terjadi terhadap mutu dan
integritas obat dan/atau bahan obat. Sistem mutu harus disusun dan diterapkan
untuk menangani setiap potensi risiko yang teridentifikasi. Sistem mutu harus
ditinjau ulang dan direvisi secara berkala untuk menangani risiko baru yang
distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil
yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk
dicatat.
Harus ada struktur organisasi untuk setiap bagian yang dilengkapi dengan
bagan organisasi yang jelas. Tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar
semua personil harus ditetapkan dengan jelas. Tugas dan tanggung jawab harus
didefinisikan secara jelas dan dipahami oleh personil yang bersangkutan serta
23
fasilitas distribusi harus memberikan kewenangan, sumberdaya, dan tanggung
manajemen mutu.
kegiatan distribusi.
dalam stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.
24
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan
dilakukan.
tugas, berdasarkan suatu prosedur tertulis dan sesuai dengan program pelatihan
bahan obat palsu memasuki rantai distribusi. Harus diberikan pelatihan khusus
kepada personil yang menangani obat dan/atau bahan obat yang memerlukan
persyaratan penanganan yang lebih ketat seperti obat dan/atau bahan obat
25
disimpan, dan efektivitas pelatihan harus dievaluasi secara berkala dan
didokumentasikan.
memakai pakaian yang sesuai untuk kegiatan yang dilakukan. Personil yang
bahan yang sangat aktif (misalnya korosif, mudah meledak, mudah menyala
kerja (K3).
dengan bidang yang dilatihkan. Evaluasi berkala dilakukan secara rutin, misalnya
Fasilitas Distribusi.
26
b. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat
terlindung dari kondisi cuaca dan harus didesain dengan baik serta
pencegahan yang berupa sistem alarm dan kontrol akses yang memadai.
e. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah
dan debu. Selain itu bangunan dan fasilitas harus dirancang dan
f. Ruang istirahat, toilet, dan kantin untuk personil harus terpisah dari
area penyimpanan.
27
standar yang ditetapkan serta harus ada program perawatan untuk
diinginkan.
dan teratur. Backup data harus disimpan di lokasi terpisah dan aman
selama tidak kurang dari3 (tiga) tahun atau sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
tertulis. Pemetaan harus diulang sesuai dengan hasil kajian risiko atau jika
pemetaan.
obat harus didesain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standar yang
28
ditetapkan. Harus tersedia program perawatan untuk peralatan vital, seperti
kalibrasi peralatan utama harus dibuat dan disimpan. Peralatan tersebut misalnya
tempat penyimpanan suhu dingin, termohigrometer, atau alat lain pencatat suhu
dan kelembaban, unit pengendali udara dan peralatan lain yang digunakan pada
rantai distribusi.
2.10.4 Operasional
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan
kompeten dan dapat dipercaya untuk memasok obat dan/atau bahan obat.
mempertimbangkan:
29
b. Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan
(kemasan, sediaan).
c. Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya
dan/atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang
setiap bulan secara online melalui e-NAPZA maksimal setiap tanggal 10 setiap
bulannya.
kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan sebagai bahan tindak lanjut untuk
dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan mencakup semua aspek
prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan
30
rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh perusahaan dan semua
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat yang
Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang rusak dan
prosedur yang menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan dan setiap
keluhan harus dikelompokkan sesuai dengan jenis keluhan dan dilakukan trend
Obat dan/atau bahan obat kembalian harus disimpan terpisah dari obat
dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta
diberi label yang jelas sampai ada keputusan tindak lanjut. Penilaian yang
diperlukan dan keputusan mengenai status obat dan/atau bahan obat tersebut
harus dilakukan oleh personil yang berwenang. Persyaratan obat dan/atau bahan
31
a. Obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang
usul obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau bahan
dan/atau bahan obat diduga palsu. Fasilitas distribusi harus segera melaporkan
obat dan/atau bahan obat diduga palsu kepada isntansi yang berwenang, industri
farmasi dan/atau pemegang izin edar. Setiap obat dan/atau bahan obat diduga
palsu harus dikarantina di ruang terpisah, terkunci, dan diberi label yang jelas.
Penyalurannya harus dihentikan, dan menunggu tindak lanjut dari instansi yang
yang ditarik kembali yaitu obat dan/atau bahan obat harus ditempatkan secara
terpisah, aman, dan terkunci serta diberi label yang jelas. Proses penyimpanan
obat dan/atau bahan obat yang ditarik harus sesuai dengan persyaratan
laporan akhir setelah selesai penarikan, termasuk rekonsiliasi antara jumlah yang
32
dikirim dan dikembalikan. Fasilitas distribusi harus mengikuti instruksi penarikan
memenuhi syarat untuk didistribusikan. Obat dan/atau bahan obat yang akan
dimusnahkan harus diidentifikasi secara tepat, diberi label yang jelas, disimpan
secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai dengan prosedur tertulis.
obat dan/atau bahan obat kepada pihak yang tidak berwenang. Proses pemusnahan
sebagai berikut :
seminggu) atau secara rutin setiap kali ada obat dan/atau bahan obat yang
2. Obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan tersebut dicatat secara
Logistik.
33
3. Kepala Bagian Logistik menempatkan semua barang yang akan
dimusnahkan.
tertulis.
34
barang saat dimasukkan kedalam mobil box vendor Lembaga Pemusnah
disposal.
foto.
Kualifikasi Pelanggan :
kefarmasian)
17 s/d 21.
35
Dokumen resmi Pelanggan saat pendataan :
b. NPWP
c. SIUP
mengajukan diri untuk menjadi Pelanggan baru PBF dan melampirkan data
yang tertera sesuai Formulir Data Pelanggan termasuk nomor telepon yang
dapat dikirimkan alamat paramedis yang mempunyai SIP (surat ijin praktek)
ketentuan .
Pelanggan.
36
5. Bagian Keuangan memeriksa kelengkapan dokumen: Pastikan semua
pelanggan memiliki ijin dari yang berwenang sesuai jenis pelanggan dan
tepat untuk memastikan obat dan/atau bahan obat yang didistribusikan oleh
Fasilitas Distribusi diproduksi oleh Pemasok yang sah sesuai dengan peraturan
di kemudian hari.
yang berlaku.
37
c. Obat dan/atau bahan obat yang ditawarkan oleh pemasok dibuat sesuai
dengan standar CPOB, memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan
f. Harga obat dan/atau bahan obat yang sepadan dengan mutu yang
dimiliki.
didapatkan dari berbagai sumber baik dari data primer (misal: interaksi
4. Apabila dari proses seleksi sudah ditetapkan pemasok obat dan/atau bahan
pihak antara Fasilitas Distribusi dan Pemasok harus dibuat secara tertulis
38
Pernjanjian/Kontrak Kerjasama tersebut harus mencakup ketentuan yang
Complaint Handling on line untuk ditindak lanjuti oleh Tim Sales terkait ke
pihak Prinsipal
lebih lanjut.
oleh Manajemen mereka kepada Tim Sales sebagai instruksi untuk penarikan
39
b. Untuk penarikan produk yang “tidak diikuti” oleh penggantian barang, maka
Tim Sales akan meminta Salesman untuk menarik barang dengan mengisi
Form Retur, dilampiri Form Keluhan Kualitas Produk yang telah disetujui dan
maka Tim Sales akan meneruskan kepada Kepala Logistik Cabang untuk
dari pelanggan, prinsipal, dan pihak internal & external secara proporsional dalam
prinsipal.
Prosedur :
24 jam
minggu.
2.10.7 Transportasi
40
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan
sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus
atas. Adapun metode transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat
dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan dilengkapi dengan
harus dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam transportasi. Untuk
obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi khusus selama transportasi
khusus tersebut pada penandaan dan dimonitor serta dicatat. Transportasi dan
bertekanan) harus disimpan dalam area terpisah dan aman, dan diangkut dalam
kontainer dan kendaraan yang aman, dengan desain yang sesuai. Disamping itu,
Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah terima obat
dan/atau bahan obat. Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh dokumen data
suhu untuk menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi
41
2.10.8 Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak
khasiat, dan mutu obat dan/atau bahan obat yaitu kontrak antar fasilitas distribusi
(PBF pusat dengan PBF cabang atau PBF cabang dan subyek divisi cabang) dan
kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
42
d. Pemberi kontrak berhak melakukan audit terhadap penerima kontrak
setiap saat.
2.10.9 Dokumentasi
efektivitasnya. Semua kegiatan yang terkait dengan mutu harus didefinisikan dan
catatan dan data, dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dokumentasi yang jelas
dan rinci merupakan dasar untuk memastikan bahwa setiap personil melaksanakan
dokumentasi :
elektronik.
3. Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setiap saat
43
distribusi (pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pelaporan), prosedur tertulis
dan dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu distribusi (pengadaan,
pengemasan ulang dan/atau pelabelan ulang adalah proses pembuatan bahan obat
menjaga integritas bets (pencampuran bets yang berbeda dari bahan obat yang
semua label yang dilepas dari wadah aslinya dan contoh label baru yang
bets;
jika dalam prosesnya digunakan lebih dari satu bets label, maka contoh
bets.
44
Sertifikat analisis asli dari industri farmasi asal harus disertakan. Jika pengujian
ulang dilakukan, sertifikat analisis asli dari industri farmasi asal dan sertifikat
analisis baru harus disertakan. Bets pada sertifikat analisis yang baru harus dapat
tertelusur dengan sertifikat analisis asli. Pengemasan ulang bahan obat harus
dilakukan dengan bahan kemas primer yang spesifikasinya sama atau lebih baik
daur ulang sebagai kemasan primer. Bahan obat boleh dikemas ulang hanya jika
ada sistem pengendalian lingkungan yang efisien untuk memastikan tidak ada
dan/atau campur baur. Mutu udara yang dipasok ke area pengemasan ulang
tersebut harus sesuai untuk kegiatan yang dilakukan, misalnya sistem filtrasi yang
efisien. Prosedur yang sesuai harus diikuti untuk memastikan pengendalian label
yang benar. Wadah bahan obat yang dikemas ulang harus mencantumkan nama
dan alamat industri farmasi asal dan fasilitas distribusi yang melakukan
pengemasan ulang.
bahan obat dengan cara yang tepat, sebelum dan sesudah pengemasan ulang.
Prosedur pelulusan bets harus tersedia sesuai dengan CPOB. Metode analisis yang
digunakan harus mengacu kepada farmakope resmi atau metode analisis yang
telah divalidasi. Contoh pertinggal bahan obat harus disimpan dalam jumlah yang
tanggal uji ulang, atau 1 (satu) tahun setelah habis didistribusikan. Fasilitas
bahan obat tidak terpengaruh oleh pengemasan ulang. Uji stabilitas untuk
45
menetapkan tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang harus dilakukan jika
bahan obat dikemas dalam wadah yang berbeda dengan yang digunakan oleh
Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani dengan prosedur yang dapat
untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh terhadap bets lain. Jika perlu
Personil
yang terlibat dalam penanganan produk rantai dingin, mencakup hal-hal berikut:
- peraturan perundang-undangan
- CDOB
- prosedur tertulis
yang diakibatkan banjir, dan/atau kondisi cuaca ekstrim dan bahaya alamiah
46
Produk rantai dingin harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan
suhu terjaga, cold room / chiller (+2 s / d +8oC), freezer room / freezer (-25 s / d -
15oC). Ruangan dirancang agar dapat menjaga suhu sesuai persyaratan dan
siklus defrost. Ruangan juga harus dilengkapi dengan sistem pemantauan suhu
Operasional
- Nomor bets
- Tanggal kadaluarsa
- Kondisi Vaccine Vial Monitor (VVM) (Khusus untuk vaksin yang telah
dilengkapi VVM).
Penyimpanan
chiller atau cold room (suhu +20 s/d +80C), untuk menyimpan vaksin dan
47
freezer atau freezer room (suhu -15 s/d –250C) untuk menyimpan vaksin
OPV.
Pengiriman
FEFO (First Expire First Out), produk yang tanggal kedaluwarsanya lebih
FIFO (First In - First Out), produk yang lebih dulu diterima agar lebih
dulu didistribusikan
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun. Validasi proses pengiriman perlu
Personalia
perundang undangan.
48
Bangunan Dan Peralatan
peraturan perundang-undangan.
Operasional
a. Kualifikasi Pemasok
b. Kualifikasi Pelanggan
49
instalasi farmasi pemerintah, apotek, klinik dan rumah sakit yang memiliki
distribusi lain, apotek, rumah sakit, klinik dan puskesmas yang memiliki
Pengadaan
perundang-undangan.
b) mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
e) mencantumkan nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan
50
f) sistem elektronik yang digunakan harus bisa menjamin ketertelusuran
penarikan data pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menerbitkan surat
Apabila Surat Pesanan dibuat secara manual, maka Surat Pesanan harus:
51
b) ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab, dilengkapi dengan nama
jelas, dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan
perundang-undangan;
c) mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
f) diberikan nomor urut, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas;
hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika. Surat Pesanan psikotropika
atau prekursor farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
Penerimaan
obat.
52
b. kondisi kontainer pengiriman dan/atau kemasan termasuk segel, label
surat pesanan.
b) kondisi kemasan tidak baik, maka obat tersebut harus segera dikembalikan
dengan disertai bukti retur dan surat pesanan asli, dan segera meminta
Penyimpanan
53
lain penyimpanan dilakukan pada satu area dan mudah diawasi oleh
b. Kedaluwarsa;
c. Rusak; dan
dikembalikan ke pemasok.
Pemusnahan
dan disaksikan oleh petugas Dinkes Provinsi dan/ atau Balai Besar/Balai
kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Balai POM tempat fasilitas
Prekursor Farmasi dan saksi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Balai
POM.
54
pelaksanaan pemusnahan dengan tembusan disampaikan ke Dinas
acara pemusnahan.
e) nama saksi-saksi.
Penyaluran
ii) keaslian surat pesanan, tidak dalam bentuk faksimili, fotokopi, scan
55
• nama narkotika, psikotropika atau prekursor farmasi, jenis dan kekuatan
sediaan, isi kemasan dan jumlah dalam bentuk angka dan huruf;
jumlah dan frekuensi pesanan serta hal-hal lain yang berpotensi terjadinya
diversi. Pesanan yang ditolak atau yang tidak dapat dilayani harus segera
Pengemasan
pengemasan harus dicatat dalam kartu stok dan disahkan dengan paraf
Kepala Gudang
56
c) Sebelum dilakukan pengemasan narkotika atau psikotropika yang akan
pengiriman.
prekursor farmasi yang akan dikirim telah dilakukan sesuai butir c yang
Pengiriman Barang.
- Pengiriman
distribusi.
57
b) setiap pengiriman Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam
yang tercantum pada surat pesanan dan faktur penjualan atau surat
pengantar/pengiriman barang
pengiriman harus dicatat dalam bentuk berita acara dan dilaporkan segera
58
Ekspor dan Impor
dengan surat pesanan dan estimasi kebutuhan tahunan dari industri farmasi
dan/atau bahan obat kembalian lain, terkunci dan aman untuk mencegah
pendistribusian kembali.
POM RI.
Dokumentasi
59
a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi;
b. jumlah persediaan;
bulan sekali.
- Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stock opname
fasilitas distribusi lain, bukti retur dan/atau nota kredit, wajib diarsipkan
menjadi satu berdasarkan nomor urut atau tanggal penerimaan barang dan
60
- Surat pesanan yang tidak dapat dilayani tetap diarsipkan dengan diberi
- Arsip kartu stok manual wajib disimpan secara terpisah dari kartu stok
perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan.
61
BAB III
Pada tahun 1996, PT. Indofarma (Persero) Tbk sebagai Badan Usaha Milik
1999, PT. Indofarma (Persero) Tbk telah memperluas jaringan distribusi secara
perusahaan dengan nama PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM), termasuk 22
cabangnya. Bisnis utama PT. Indofarma Global Medika adalah sebagai distributor
dari produk-produk PT. Indofarma (Persero) Tbk. Akhir tahun 2006, PT.
dan distribusi dengan jumlah cabang yang totalnya bertambah menjadi 30 cabang
sistem informasi berbasis ERP Azecsoft yang bersifat online dan terintegrasi di
Standart Certification Pty, Ltd, di tahun yang sama (2010) PT. Indofarma Global
62
Pemerintah (Kelas A). Tahun 2018 PT. Indofarma Global Medika, melakukan
tagline baru perusahaan yaitu “Si Jempol”, menyiapkan dan memproses Sertifikat
“Cara Distribusi Obat yang Baik” (CDOB) dan “Cara Distribusi Alat Kesehatan
yang Baik” (CDAKB) dan 21 cabang PT. Indofarma Global Medika telah
mendapat sertifikat CDOB, sedangkan yang lain masih dalam proses (Company
produktifitas secara efisien dan efektif (Company Profil PT. Indofarma Global
Medika, 2019).
63
3.3 Budaya Perusahaan PT. Indofarma Global Medika
1. S (Solid)
Insan IGM selalu memastikan terwujudnya satu rasa, satu pikiran dan satu
2. I (Integrasi)
Insan IGM selalu memastikan rasa, pikiran dan tindakanya selaras dengan
3. J (Jujur)
kepercayaan.
Insan IGM selalu melakukan perbaikan terus menerus untuk menjadi yang
5. M (Mutu)
64
6. P (Profesional)
7. O (Optimis)
tantangan dan selalu optimis akan kuasa Tuhan Yang Maha Esa.
8. L (Loyalitas)
perusahaan.
PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM) merupakan anak perusahaan PT.
Indofarma (Persero) Tbk dan merupakan bagian dari perusahaan BUMN yang
bergerak di bidang farmasi, alat kesehatan dan makanan sehat. PT. Indofarma
Global Medika didukung oleh Tim Sales, Marketing yang profesional, IT dan
distribusi di seluruh Indonesia. PT. Indofarma Global Medika juga memiliki mitra
usaha dibidang obat-obatan, alat kesehatan dan makanan. Adapun daftar mitra PT.
a. Mitra obat-obatan
PT. Biofarma
PT. Erela
65
PT. Ifars Pharmaceutical
PT. Indofarma
PT. Novapharin
PT. Harsen
PT. Imfarmind
PT. Ikapharmindo
PT. Kirana
PT. Medihop
66
PT. Kasa Husada
c. Mitra makanan
PT. Goodwill
dikhususkan sebagai gudang untuk menyimpan bahan obat dan alat kesehatan
yang ada. Waktu operasional dilakukan setiap hari Senin-Jum’at pukul 08.00-
17.00 WIB, serta pada hari Sabtu pukul 08.00- 13.30 WIB. Denah dan luas
Cabang yang ditunjuk oleh Pimipnan utama. PBF ini memiliki 1 orang apoteker
penanggung jawab yang terhubung ke semua bidang, serta dibantu oleh beberapa
personil lainnya.
Struktur organisasi PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan dapat dilihat
67
3.7 Pemetaan (Mapping) Suhu di PBF
siang, sore).
titik 1-5.
b. Digital Thermo Hygro Meter (BNQ HTC-1) sebanyak 1 buah, terdapat pada
titik 6.
konsisten 3 x sehari
c. Setelah 7 hari dilakukan analisa data hasil mapping suhu, dimana suhu yang
68
1. Perencanaan dan Pengadaan
penjualan.
2. Penerimaan
3. Penyimpanan
Obat yang diterima harus dalam kondisi yang baik secara fisik dan sesuai
rak/gudang retail
disimpan pada suhu 2-8˚C kecuali vaksin polio (-40 sampai -20˚C),
obat sediaan injeksi dan sediaan sirup disimpan pada suhu AC (15-
25˚C). sediaan tablet, kapsul, kaplet dan krim disimpan pada suhu
69
c. Golongan obat psikotropika, prekursor dan OOT (obat-obat tertentu)
d. Jika ada barang retur, recall, reject diletakkan di ruang terpisah dan
(ruang expired).
dilakukan dengan cara setiap hari sales akan berkunjung ke outlet untuk
atau melalui telepon. Setelah pesanan diterima sales, sales akan melakukan
setelah menerima orderan dari sales fakturis akan membuat SOA, SOA
Setelah obat diambil, petugas gudang akan menerbitkan SPB, SPB ini
70
diterima oleh outlet yang akan di paraf dan di stempel, kemudian SPB
Penanganan barang retur harus sesuai dengan kriteria retur yang ditetapkan
b. Produk rusak
Obat yang diantar oleh pengantar barang, jika tidak sesuai maka outlet
memeriksa obat dan meletakkan obat ke ruang karantina dan diberi label. Setelah
itu kepala gudang akan memeriksa obat apakah obat masih layak jual atau tidak
layak jual. Obat layak jual akan dikembalikan ke stok, untuk yang tidak layak jual
71
b. Voluntery, diperintahkan oleh QC (Quality Control) pabrik.
Prosedur recall:
(PBF Cabang)
dengan jenis dan bentuk sediaan. Untuk pemusnahan sediaan farmasi dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Pengawas Obat
PBF PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan tidak dapat melakukan
pemusnahan barang secara sendiri dikarenakan tidak ada vendor untuk melakukan
3.12 Pelaporan
elektronik pada dua sistem, yaitu E-Napza dan E-report. E-Napza untuk pelaporan
72
bulan sebelum tanggal 10. E-Report untuk obat psikotropika, prekursor yang
a. Rumah sakit
b. Apotek
c. Toko obat
d. PBF
e. Instansi pemerintah
73
BAB IV
Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara dilakukan selama 2 minggu (mulai dari
tanggal 10 Juni – 21 Juni 2019). Pelaksanaan PKPA ini bermanfaat bagi calon
Cara Distribusi Obat Yang Baik, pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen
mutu yang baik serta distribusi obat dan/ atau bahan obat yang benar sangat
bergantung pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup
dan kompeten untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggung jawab
langsung ke setiap personil dengan jelas dan dicatat. Semua personil harus
memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun pelatihan
lanjutan yang sesuai dengan tanggung jawabnya. Sejalan dengan itu, selain
adanya SOP atau protap yang jelas personil juga diberikan pelatihan khusus.
Indofarma Global Medika telah melakukan tugas dan fungsinya dengan baik
74
sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
harus dapat memastikan mutu obat, dimana kajian manajemen mutu di PT.
dan ditempatkan ditempat yang startegis, begitu pula dengan protap dilakukan
CCTV, Jalur Evakuasi dan APAR serta pengendali hama yang terdapat pada
ruangan-ruangan yang diberi penanandaan yang jelas. Ada area terpisah dan
terkunci antara obat yang menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya
yaitu area karantina. Penyimpanan khusus untuk obat CCP, obat psikotropika dan
75
obat prekusor farmasi yang membutuhkan penanganan dan kewenangan khusus
memiliki satu orang apoteker. Apoteker tersebut berada langsung dibawah Kepala
Utara, mudah dijangkau oleh kendaraan umum, terletak di daerah perkotaan dan
Cara Distribusi Obat Yang Baik, PBF dan PBF Cabang dalam menyelenggarakan
Medan telah memiliki sertifikat CDOB sejak tahun 2018. Padatahun 2018, PT.
Indofarma Global Medika Cabang Medan telah memiliki sertifikat CDOB dengan
Product Distribution). Sehingga dengan adanya sertifikat CDOB ini maka PT.
mendistribusikan obat.
76
1. Pengadaan
Pengadaan PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan terdiri dari dua
dokumen SPB dan make to order secara lokal disertai dokumen PR.
2. Penerimaan
pemeriksaan spesifikasi produk. Jika tidak sesuai, maka dibuat berita acara
3. Penyimpanan
obat yang terbagi dalam bagian suhu Non-AC (250C – 300C), AC (150C-
rak dengan posisi no. batch dan tanggal kadaluarsa dihadapkan ke depan
77
dengan tujuan untuk memudahkan petugas gudang dalam mengambil
barang yang dituju. Sediaan obat diletakkan di atas palet sehingga sediaan
Ruangan dimana untuk chiller diamati tiga kali sehari pada pagi (pukul
08.00-09.00 WIB), siang (pukul 11.00 – 13.00 WIB) dan sore (14.00-
AC (250C – 300C)
(250C – 300C)
Ruang CCP
78
Ruang Psikotropika
(150C - 250C)
Ruang Sirup
(250C – 300C).
Ruang Injeksi
250C).
Ruang Prekursor
Ruang Karantina
4. Distribusi
79
dilakukan dengan cara setiap hari sales akan berkunjung ke outlet untuk
atau melalui telepon. Setelah pesanan diterima sales, sales akan melakukan
setelah menerima orderan dari sales, fakturis akan membuat SOA, SOA
Setelah obat diambil, petugas gudang akan menerbitkan SPB, SPB ini
selanjutnya barang diantar ke outlet. SPB akan diterima oleh outlet yang
petugas gudang akan menyerahkan SPB ke Inkaso, setelah itu Inkaso akan
4.3 Pengendalian
dilakukan dengan melakukan stok opname harian dan stok opname bulanan. Stok
opname harian dilakukan terhadap beberapa item obat, tidak semua obat yang ada
di gudang. Stok opname dilakukan berdasarkan daftar obat yang keluar dari
sistem komputer, obat tersebut dihitung mulai dari yang disimpan di rak dalam
80
bentuk eceran sampai obat yang masih disimpan di dalam kotak yang bersegel dan
Cara Distribusi Obat Yang Baik, Penerimaan obat dan/atau bahan obat kembalian
harus berdasarkan surat pengiriman barang dari sarana yang mengembalikan, serta
jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat dalam
pelanggan kepada PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan dapat dilakukan
dengan alasan kadaluarsa, rusak, recall, atau salah input. Untuk pengembalian
returnya.
Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi wajib membuat,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi setiap bulan kepada
81
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan Kepala Badan/Kepala Balai.
maka PT. IGM cabang Medan melaksanakan pelaporan secara elektronik dan
a. E-napza
berikutnya.
b. E-report
triwulan.
4.6 Pemusnahan
terhadap obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk
82
BAB V
5.1 Kesimpulan
secara baik.
CDOB.
5.2 Saran
83
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. (2015). Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik.
Jakarta: BPOM RI.
BPOM RI. (2019). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta: BPOM RI.
Menkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar
Farmasi. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Presiden Republik
Indonesia.
WHO. (2015). Suplement 8. Temperature Mapping of Storage Areas. Nomor 992
Annex 5. Switzerland: WHO Press.
84