Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK


“SUPA FARMA”
Bingin Teluk Rawas Ilir, Musi Rawas Utara

Disusun Oleh:
Setrio Anggestu Putra (180101132)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
2021

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan
swasta adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan, salah satunya
adalah apotek.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh
apoteker. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Pekerjaan kefarmasian juga meliputi pengadaan sediaan farmasi,
produksi sediaan farmasi, distribusi atau penyaluran sediaan farmasi, dan
pelayanan dalam sediaan farmasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003,
definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur
sediaan,dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan
ini seorangpoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga
pelayanan obatkepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas
maupunkuantitasnya.

1.2 Tujuan Pendirian Apotek


1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
profesi.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan informasi akan perbekalan
farmasi (obat, bahan obat dan alat kesehatan) termasuk memberikan
edukasi dan konsultasi kesehatan kepada pasien.
3. Menyediakan berbagai macam perbekalan farmasi dan alat kesehatan
4. Sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bidang farmasi

BAB 2
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Definisi Apotek
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2017, Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.
Apotek merupakan tempat pengabdian seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker dimana apoteker dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan
kefarmasian yang berorientasi kepada pasien dalam pengobatan yang rasional.
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, seorang apoteker harus mampu
menempatkan profesinya diantaranya yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan,pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat.

2.2 Dasar Hukum


Dasar hukum dalam pendirian suatu apotek adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1419 /Menkes/Per/X/2005 tentang
Penyeleng-garaan Praktek Dokter dan Dokter Gigi;
8. Peraturan Konsil Kesehatan Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2002
tentang Retribusi Izin Penyelenggaraan Sarana Kesehatan Swasta;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1189 A/Menkes/SK/X/1999,
tentang wewenang Penetapan izin di Bidang Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin
Penyelenggaraan Sarana Kesehatan Swasta;

2.3 Persyaratan Apotek


2.3.1 Lokasi
Apotek yang akan didirikan bernama “MIAPHARM” terletak di
Jl. Raya Pasir Padi, Air Itam, Kota Pangkal Pinang, lokasi apotek yang
strategis dan akan mendukung keberhasilan apotek.
Apotek MIAPHARM berada di daerah dengan kepadatan
penduduk yang lumayan tinggi, dekat dengan perumahan warga,
sekolah,Teminal, dan Pasar.

2.3.2 Bangunan
a. Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang
peracikan, kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat,
ruang administrasi, ruang praktek dokter (rencana setelah 1
tahun apotek berdiri), ruang tunggu pasien, tempat parkir,
mushola, dan toilet.
b. Bangunan dilengkapi dengan kipas angin, penerangan, sumber
air yang memenuhi persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang
mendukung dan tempat sampah.
c. Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm
dengan tulisan merah di atas dasar putih, tinggi huruf minimal
7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan
nama terdiri dari papan nama apotek dan papan nama apoteker
dengan SIA terpasang jelas.

2.3.3 Sarana dan Prasarana


 Bangunan
a. Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang
peracikan, kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat, ruang
administrasi, ruang praktek dokter (rencana setelah 1 tahun apotek
berdiri), ruang tunggu pasien, tempat parkir, mushola, dan toilet.
b. Bangunan dilengkapi dengan kipas angin, penerangan, sumber air
yang memenuhi persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang mendukung
dan tempat sampah.
c. Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan
tulisan merah di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 7 cm dengan
tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama terdiri dari
papan nama apotek dan papan nama apoteker dengan SIA terpasang
jelas.

 Perbekalan Farmasi
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
c. Kesehatan : timbangan badan, pispot, masker, termometer, perban,
sarung tangan, kateter, spuit, dll.
d. Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan,
perlengkapan bayi .
e. Bahan baku obat

 Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
- Timbangan
- Thermometer
- Mortir dan stamper
b. Alat perbekalan farmasi

- Pot plastik berbagai - Lemari dan rak


ukuran penyimpanan obat
- Lemari pendingin - Lemari penyimpanan
untuk narkotika,
psikotropika, dan bahan
berbahaya lainnya
c. Wadah pembungkus dan pengemas

- Etiket - Streples
- Kertas puyer - Wadah pengemas dan
pembungkus lainnya (tas
plastik)
d. Alat administrasi

- Blanko pesanan obat - Buku penerimaan


- Blanko kartu stok obat - Buku pembukuan keuangan
- Blanko copy resep - Buku pencatatan narkotik
- Blanko faktur dan nota dan psikotropik
penjualan - Buku pesanan narkotik dan
- Blanko kuitansi psikotropik
- Buku defecta - Buku laporan obat narkotik
- Buku standar dan psikotropik
- Buku pembelian - Buku pencatatan penyerahan
resep
- Alat-alat tulis dan kertas
e. Perlengkapan lainnya
- Alat pemadam kebakaran
- Alat kasir dan kertas
- Komputer

2.3.4 Sumber Daya Manusia


Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan Human
Capital yang memiliki komunikasi efektif dan elegan dalam menangani
setiap kegiatan baik yang berhubungan dengan administratif maupun
pelayanan di Apotek sehingga visi dan misi Apotek dapat terlaksana.
Apotek MIAPHARM merekrut 6 karyawan dengan susunan sebagai
berikut:
1. Apoteker Pengelola Apotek :  1 orang
2. Apoteker Pendamping :  1 orang
3. AsistenApoteker : 3 orang
4. Administrasi umum : 1 orang

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah:


1. Jam kerja :07.00-21.30, dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 07.00-
14.00 dan jam 14.00-21.30 (Hari minggu dan hari besar
keagamaan libur). Shiff 1 : APA + AA + Administrasi(1 orang)
masuk mulai 07.00-14.00 dan Shiff 2 : Aping + AA ( 2 orang) jam
14.00-21.30.
2. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya dari PSA).
3. Sumber daya manusia merupakan Human Capital, oleh karena itu
SDM di Apotek MIAPHARM haruslah orang-orang yang
memiliki kelebihan yang tidak dapat ditiru oleh apotek lain yang
mampu menciptakan keunggulan yang kompetitif sehingga akan
menciptakan kepuasan customer dan meningkatnya profit apotek.

2.4 Prosedur Pengajuan Izin Apotek


Prosedur pendirian apotek dijelaskan pada pasal 13 sebagai berikut :
1) Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan
Formulir 1.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani
oleh Apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen administratif
meliputi:
a. fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;
d. fotokopi peta lokasi dan denah bangunan; dan
e. daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
3) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat
terhadap kesiapan Apotek dengan menggunakan Formulir 2.
4) Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan
unsur dinas kesehatan kabupaten/kota yang terdiri atas:
a. tenaga kefarmasian; dan
b. tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.
5) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat
yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
6) Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan
menggunakan Formulir 4.
7) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam
waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan menggunakan Formulir 5.
8) Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima.
9) Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan
Formulir 6.
10) Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker
pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP
sebagai pengganti SIA.
BAB 3
STUDI KELAYAKAN/ FEASIBILITY STUDY
3.1 Peluang Prospek Pemasaran
Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola pengobatan
mandiri masyarakat (Swamedikasi), maka pendirian Apotek “MIAPHARM”
mempunyai prospek pemasaran yang cukup bagus karena:

1. Kepadatan penduduk yang tinggi sebab merupakan daerah pemukiman


penduduk, Komplek perumahan, Terminal Air Itam, pasar Air Itam,
komplek pendidikan (SDN 11 Pangkal Pinang,TK Harapan Bunda, SMPN 3
Pangkal Pinang) Pukesmas Air Itam.
2. Letak apotek yang strategis dekat dengan jalan raya dan pertigaan jalan
pusat keramaian.
3. Lingkungan calon Apotek relatif aman
4. Penerapan staretegi pemasaran yang mengedepankan citra apotek yang lebih
ekonomis, informatif, pelayanan ramah, lengkap dan memberikan
kenyamanan bagi konsumen yang didukung dengan sarana dan prasarana
yang ada di Apotek.
5. Menyediakan pelayanan kesehatan seperti : pelayanan dan konsultasi obat
dengan apoteker, menyediakan pemeriksaan kesehatan (TD, BB, TB dan
gula darah).
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi
strategis daerah, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat
dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang terhadap apotek “MIAPHARM”
yang akan didirikan (Swot Analisis).
1. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek “MIAPHARM” yang akan
didirikan adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di
apotek MIAPHARM relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang
mampu mencapai kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omset
apotek.
2. Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
3. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat,
cermat dan cepat.
4. Letak/lokasi apotek mudah dijangkau
5. Memiliki  Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan
pengobatan, memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
2. Kelemahan/Weakness
Membutuhkan waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat  untuk
memperoleh pelanggan yang loyal dan tingkat ekonomi dan konsumsi yang
cukup rendah (menengah kebawah).
3. Peluang/Opportunity
a. Potensi daerah
1) Jumlah penduduk tinggi karena merupakan daerah pemukiman
penduduk, Komplek perumahan, Terminal Air Itam, Pasar Air Itam,
komplek pendidikan (SDN 11 Pangkal Pinang, TK Harapan Bunda,
SMPN 3 Pangkal Pinang), Pukesmas Air Itam, sehingga menjadi
sumber pelanggan apotek yang potensial.
b. Lokasi daerah
1) Calon lokasi apotek MIAPHARM strategis karena terletak di Sebelah
jalan raya yang merupakan akses utama masyarakat untuk ke kota
Pangkal Pinang dan juga akses utama menuju wisata Pantai Pasir Padi
sehingga mempermudah masyarakat untuk mengakses obat, yang
dulunya susah karena apotek lainnya berada sangat jauh sehingga
masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk memperoleh obat lagi karena
dekat dengan puskesmas serta praktek dokter.

3.2 Modal
3.2.1 Perlengkapan Apotek
Etalasekaca di depanuk 1x1 : 2x 800.000,- Rp. 1.600.000 ,
Etalasekaca di depanuk 2x1 : 2x 1.600.000,- Rp. 3.200.000 ,-
Meja 3 x 125.000 Rp. 375.000,-
Kursi 5 x 50.000 Rp. 250.000,-
Kursiruangtunggu (panjang) 2x 200.000 Rp. 400.000,-
Komputer Rp. 4.000.000,-
Software Rp. 6.000.000,-
Printer Rp. 750.000,-
Telepon Rp. 400.000
Timbangan mg dan gram Rp. 4.000.000
Timbangan badan Rp. 120.000
Lemari es Rp. 1.000.000
Lemari narkotik dan psikotropik Rp. 450.000
Alat peracikan obat (Stemper, Mortir) Rp. 100.000
Alat gelas (Bekerglass, Gelasukur 50 ml,100 ml,Batang Rp. 500.000
pengaduk, tabungreaksi)
Perlengkapan administrasi Rp. 500.000
Buku standard kefarmasian Rp. 2.000.000
Stempel apotek Rp. 150.000
Kalkulator Rp. 200.000
Dispenser+galon Rp. 350.000
Kipas angin Rp. 250.000
Papan nama Rp. 500.000
Lampu Rp. 500.000
Jam dinding Rp. 100.000
Alat Kebersihan Rp. 100.000
Alat Makan Rp. 10.000
TV 14 Inch Rp. 600.000
Alat Pemadam Kebakaran 2 x 200.000 Rp. 400.000
TOTAL Rp. 28. 825.000
3.2.2 Biaya Perizinan
a. Biaya Perizinan Rp. 2.000.000
b. Modal Operasional (obat) Rp. 50.000.000
c. Cadangan Modal Rp. 14.175.000
Total Modal Rp. 95.000.000

3.3 Rencana Anggaran Biaya Dan Pendapatan Pada Tahun 1


3.3.1 Rencana anggaran biaya tahun 1
Biaya tetap perbulan tahun ke-1
1 GajiKaryawan
)
APA (1 orang) Rp. 2.000.000
Apotekerpendamping (1 orang) Rp. 1.500.000
Asisten Apoteker (3orang) Rp. 3.600.000
Administrator (1 orang) Rp. 1.000.000
Jumlah Rp. 8.100.000
2 Biayalain-lain:
)
Beban Listrik, air, telepon, bensin dan Rp. 500.000
keamanan
Lain-lain Rp. 500.000
Jumlah Rp. 1.000.000
Biaya Keseluruhan Rp. 9.100.000
Biaya tetap tahun ke-1
Biaya tetap bulanan x 12 Rp. 109.200.000
THR Rp. 8.100.000
Total Rp. 117.300.000

3.3.2 Proyeksi Pendapatan Tahun 1


a. Penjualan obat dari resep 1 tahun pada tahun pertama
diasumsikan resep yang masuk adalah 7 resep per hari
dengan harga rata-rata per resep adalah berkisar Rp70.000
maka untuk per tahunnya dapat dihitung:
7 lembar x 26 hari x 12 bulan xRp70.000 = Rp. 152.880.000

(Margin 30%)
b. Penjualanobat bebas
26 hari x 12bulan x Rp800.000 = (Margin 10%) Rp. 249.600.000
c. Penjualan OWA
26 hari x 12 bulan x Rp900.000 = (Margin 25%) Rp. 280.800.000
d. Penjualan Produk Farmasi Lain (suplemen, produk herbal,
kosmetik, sabun,alkes, dll.)
26 hari x 12 bulan x Rp500.000 = (Margin 20%) Rp. 156.000.000

Total Pendapatan 1 Tahun Rp 839.280.000


.

Pengeluaran Rutin tahun-1


a. Pembelian obat resep ( 70% X Rp. 152.880.000) Rp. 107.016.000
b. Pembelian obat bebas (90% X Rp. 249.600.000) Rp. 224.640.000
c. Pembelian OWA (75% X Rp. 280.800.000) Rp. 210.600.000
d. Produk Farmasi Lain (80% X Rp. 156.000.000) Rp. 124.800.000
e. Biaya tetap 1 tahun Rp. 117. 300.000
Total pengeluaran 1 tahun Rp 784.356.000
.

3.3.3 Proyeksi laba


Pengeluaran laba rugi tahun 1
1. Pemasukan tahun ke-1 Rp. 839.280.000
2. Pengeluaran tahun ke-1 Rp. 784.356.000
Laba kotor Rp. 54.924.000
8.392.800
Pajak final (1% x 839.280.000,-) Rp.
46.531.200
Laba bersih Rp.

3.4 Penilaian Analisis Keuangan


 Pay Back Periode
Pay Back Periode = Total Modal
Laba Bersih
Pay Back Periode = Rp. 95.000.000
Rp. 46.531.200
= 2,04 tahun

 ROI (Return On Investment)


ROI = Laba bersih x 100%
Total Modal
ROI = Rp.46.531.200 x 100%
Rp. 95.000.000
= 48,98%

 Break Event Point (BEP)


1
BEP= x biaya tetap
1-Biaya variabel / pendapatan

BiayaVariabel = Total pengeluaran 1 tahun – Biaya tetap 1 tahun

BiayaVariabel = Rp. 784.356.000 - Rp. 117. 300.000

= Rp. 667.056.000

BEP= 1 X 117. 300.000,-

1 - Rp.667.056.000 / Rp. 839.280.000

= 1 X Rp. 117. 300.000

0,2
= Rp. 586.500.000 / tahun = Rp. 48.875.000 /bulan

 Margin
Margin = Biaya tetap X 100%

BEP

= Rp. 117. 300.000 X 100%

Rp. 586.500.000

= 20%

 Prosentase BEP

% BEP= Biaya tetap X 100%

(Pendapatan-Variabel)

= Rp. 117. 300.000 X 100%

(Rp. 839.280.000 - Rp. 667.056.000)

=68,11%
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melihat dari banyak aspek studi kelayakan yang telah dilakukan
seperti aspek lokasi, aspek pasar, aspek ekonomi dan permodalan, aspek
managerial dan aspek teknis maka Apotek MIAPHARM yang akan
didirikan di Jl. Raya Pasir Padi, Air Itam Pangkal Pinang layak untuk
didirikan.

Anda mungkin juga menyukai