b.
c.
d.
e.
iputi Administratif, farmasetik, dan Klinik serta memeriksa ketersediaan obat dan mengidentifikasi DRP sesuai dengan SO
OBAT TERSEDIA
TIDAK
YA
Menghitung harga dan meminta persetujuan terhadap nominal harga
OBAT RACIKAN
Meracik obat sesuai dengan SOP Meracik Obat
Teliti kembali resep sebelum diserahkan kepada pasien termasuk salinan resep
dosis, frekuensi pemakaian sehari, ara penggunaan obat, dan efek samping obat yg mungkin timbul setelah penggunaan o
Mencatat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien serta mengucapkan terima kasih kepada pasien
9. Skrining resep meliputi apa saja? berikan 1 contoh resep yang komplit
dan artinya!
Skrining Resep
a. Persyaratan Administratif :
1) Nama, SIP dan alamat dokter
2) Tanggal penulisan resep
3) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
4) Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
5) Nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang minta
6) Cara pemakaian yang jelas
7) Informasi lainnya
b. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada
keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah
pemberitahuan.
10. Jelaskan contoh obat dan DOC untuk penyakit diabetes, hipertensi,
asma, dan TBC? Bagaimana cara pemakaian dan informasi yang harus
diberikan kepada pasien?
1. DOC penyakit diabetes yakni insulin terutama pada pasien DM tipe
1. Namun saat ini pasien DM tipe 2 juga sudah dapat diberikan
insulin. Hal ini disebabkan karena efek samping penggunaan insulin
lebih rendah dibandingkan dengan obat antidiabetes oral. Insulin
digunakan secara subkutan dengan menyuntikkannya pada bagain
lengan, perut ataupun paha. Dosis yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan.
Informasi yang harus diberikan yakni perubahan pola hidup,
meningkatkan frekuensi olahraga dan mengatur pola makan dengan
diet rendah gula
2. DOC untuk hipertensi yakni ACE-I (mis. kaptopril) atau ARB (mis.
valsartan). Obat ini digunakan secara peroral diminum setelah
makan. Informasi yang harus diberikan yakni perubahan pola hidup,
meningkatkan frekuensi olahraga dan mengatur pola makan dengan
diet rendah garam.
3. DOC untuk asma yakni obat asma golongan SABA (Short Acting Beta
Antagonist) yakni salbutamol inhaler. Hal ini karena salbutamol
inhaler lebih efektif untuk mengatasi serangan asma. Selain itu obat
ini juga lebih aman untuk pasien dengan kondisi khusus seperti ibu
hamil, anak, dan lansia.
Informasi yang disampaikan yakni terkait dengan menghindari fakto
pemicu serangan asma, pola istirahat yg cukup, dan olahraga.
4. DOC untuk TBC
Kategori I : 2HRZE/4H3R3 untuk pasien baru TB dengan BTA positif
Kategori II : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 untuk pasien kambuh dan gagal
menerima terapi
Kategori III : 2HRZ/4H3R3 pasien baru BTA positif, rotgen positif, dan
TB ekstra paru ringan
Informasi yang diberikan terkait dengan kepatuhan pasien terhadap
pengobatan, selain itu terkait dengan terapi yang dilakukan yang
terbagi menjadi fase intensif dan fase lanjutan dengan pola
konsumsi obat sesuai dengan regimen terapi yang diterima.
Pemilihan obat TB lebih direkomendasikan menggunakan kombipak
hal ini dikarenakan dalam 1 tablet kombipak sudah mencakup
beberapa antibiotic untuk terapi TB sehingga akan memudahkan
pasien dalam mengonsumsi obat dan meningkatkan kepatuhan
pasien. informasi lainnya yakni terkait dengan perubahan gaya
hidup seperti sanitasi, kebersihan lingkungan, dan terutama
kepatuhan konsumsi obat.