Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM PERCOBAAN 1 ISOLASI PIPERIN DARI FRUCTUS Piperis nigri dan Piperis

albi

DISUSUN OLEH : 1. THEA WIDI INDIANI 2. IIN SOLIHATI 3. KURNIA PUSPA H 4. IMROATUL KANZA A A 5. WIGATI NURAENI 6. ABNER EDY SUTJIPTO 7. ADE RIZKI SOEBANDI G1F011011 G1F011013 G1F011015 G1F011017 G1F011019 G1F011021 G1F011023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO

2013 PERCOBAAN 1 ISOLASI PIPERIN dari FRUCTUS Piperis nigri dan Piperis albi

I.

TUJUAN PERCOBAAN Memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Fructus Piperis nigri atau

Piperis albi beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.

II.

DASAR TEORI Lada (Piper nigrum L) termasuk dalam famili Piperaceae. Tanaman ini

biasanya tumbuh baik pada daerah tropis. Biji lada memiliki 2 sifat yang khas yaitu berasa pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas ini disebabkan adanya zat piperin, piperanin dan chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkoloida. Piperin adalah salah satu senyawa alkaloid, berbentuk kristal kuning dengan titik leleh berkisar 127-129,5 C. Piperidin merupakan basa yang tidak optis aktif, yang dapat larut dalam alkohol, benzena dan eter tetapi sedikit larut dalam air. Piperidin terkandung dalam tanaman lada dan menyebabkan bau lada yang tajam. Kandungan piperin didalam lada sekitar 5-92 %. Tumbuhan lada (piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada dikenal dengan dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan sakang. Dari perlakuan terhadap buah lada dapat diperoleh lada putih atau lada hitam. Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Piperin termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam mineral kuat.Piperin berupa Kristal berbentuk jarum berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa lama-

lama pedas, larut dalam etanol, benzene, kloroform dengan titik lebur 125-126oC (Septiatin,2008). Piperin (1-piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Piperin dapat mengalami foto-isomerisasi oleh sinar membentuk isomer isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans), chavisin (cis-cis), dan piperin (transtrans) (Anwar, 1994). Kandungan piperine dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran darah. Piperin termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam mineral kuat. Piperin bila dihidrolisis dengan KOH-etanolik yang berlebihan dan dalam keadaan panas menyebabkan piperin terhidrolisis dan membentuk kalium piperinat dan piperidin.

Klasifikasi Ilmiah Kerajaan Devisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Piperales : Piperaceae : Piper : Piper album

Nama binomial : Piper album L Alkaloid adalah salah satu senyawa organik bahan alam yang banyak jumlahnya. Senyawa alkaloid bersifat basa yang mengandung gugus nitrogen dengan jenis cincin heterosiklik. Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut mudah mengalami dekomposisi terutama oleh adanya oksigen. Pembentukan garam dengan senyawa

organik atau anorganik sering mencegah dekomposisi, sehingga alkaloid lazim dalam bentuk garamnya. Sifat dasar alkaloid digunakan untuk mengisolasinya. Dari tanaman lada hitam inilah, akan diisolasi senyawa piperin dengan tehnik soxhlet. Salah satu sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian dan pencirian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan dengan melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium bikarbonat dan sebagainya. Basa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinambung dan pemekatan khususnya berguna untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Pelarut atau pereaksi yang telah sering dipakai seperti kloroform, aseton, amonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari. Beberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air (Underwood, 1981).

III.

ALAT PERCOBAAN Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini antara lain : perangkat penyari

Soxhlet (volume ekstraktor 100 ml), kompor dengan penangas air atau heating mantle, batang pengaduk, cawan porselin, corong, dan perangkat KLT.

IV.

BAHAN PERCOBAAN Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini antara lain : serbuk buah

Piper nigrum atau album, etanol 96% (teknik), KOH-etanolik 10%, silica gel GF 254, diklormetan, etil asetat, anisaldehid-asam sulfat (pereaksi semprot), piperin pembanding, dan glass-wool.

V.

SKEMA KERJA
Bubuk Piperis albi

Ditimbang sebanyak 30 g Dibungkus menggunakan kertas saring hingga tertutup bagian atas dan bawahnya Dimasukkan ke dalam alat penyari Soxhlet Ditambahkan etanol 96% pada bagian bawah alat Soxhlet Ditambahkan batu didih, penyarian dilakukan selama 2 jam dengan kecepatan 6-8 kali sirkulasi per jam
Sari

Didinginkan Dipisahkan dari bagian yang tidak larut menggunakan kertas saring Sari Jernih Disisihkan sebanyak 3 ml dalam flakon Ditutup
Sisa Sari

Diuapkan di atas penangas air sampai kering atau konsistensinya kental Ditambahkan 10 ml KOH-etanolik 10% sambil diaduk-aduk hingga timbul endapan Sari dan Endapannya Dipisahkan sarinya dengan manggunakan glass-wool
Sari Jernih

Didiamkan dalam lemari es sampai hari praktikum selanjutnya (2 minggu) atau sampai pembentukkan kristal optimal
Kristal Yang Timbul

Kristal Yang Timbul

Dipisahkan Dicuci dengan etanol 96% (dingin) Dekeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40oC selama 30-45 menit Disimpan dalam eksikator yang dilengkapi kapur tohor
Kristal piperin

VI.

HASIL PENGAMATAN 1. 2. 3. Jenis sampel Jumlah sampel Jumlah pelarut untuk ekstraksi : Serbuk Lada Hitam : 30 g : 100 ml

VII.

PEMBAHASAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi piperin yang terkandung

dalam fructus piperis albi dengan metode kristalisasi. Rekristalisasi merupakan suatu teknik pemisahan zat padat dari suatu zat pencemar dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Metode rekristalisasi menggunakan prinsip perbedaan kelarutan zat pencemar dengan zat yang akan kita ambil. Syarat pelarut yang baik: 1. Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan 2. Pelarut dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan 3. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat yang akan dimurnikan 4. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik lebur zat yang akan dimurnikan.

Langkah awal proses isolasi piperin ini adalah menarik semua komponen kimia yang terkandung dalam fructus piperis albi, yang disebut dengan proses

ekstraksi. Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan kimia untuk memisahkan atau menarik suatu komponen-komponen kimia yang berada dalam suatu sampel dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa organik di dalam suatu cairan pelarut yang tidak saling bercampur. senyawa yang berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut dalam air, sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak dapat larut alam pelarut air atau pelarut polar. Sifat ini dikenal dengan istilah like dissolve like sehinggga suatu zat atau senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang tidak saling bercampur. Jenis-jenis ekstraksi terbagi dua yaitu ekstraksi dingin atau maserasi dan ekstraksi panas misalnya dengan ekstraksi soxhlet. Perbedaan dari kedua jenis ekstraksi ini adalah terletak pada tehniknya saja dimana untuk ekstraksi dingin tidak menggunakan proses pemanasan pada sampel melainkan dengan cara merendam sampel dalam pelarut. Sedangkan ekstraksi panas dilakukan dengan pemanasan. Tehnik ekstraksi sangat berguna untuk memisahkan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis makro dan mikro. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan siatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarutr lain yang tidak dapat bercampur dengan air (fasa air) ( Purwani, et al., 2008). Pada praktikum ini menggunakan 30 g lada putih (piperis albi) yang dimasukkan pada kertas saring yang kemudian dibuat tertutup pada tepi-tepinya dan dimasukkan ke dalam alat soxhletasi. Ekstraksi soxhlet merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini didasarkan atas beberapa factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan criteria lainnya (Bernasconi, 1995). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan pelarut etanol 96%. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan pelarut etanol 96%. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman piperis nigrii yaitu etanol 96%

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam etanol 96% di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Pemilihan etanol 96% karena jika yang dipakai etanol 70% di khawatirkan banyak amilum yang akan lebih banyak ditarik dibandingkan piperinnya, jadi piperinnya sedikit dan pengotornya yang lebih banyak. Pada proses ekstraksi soxhletasi ini, pelarut yang digunakan dimasukkan dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian pelarut berubah menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang dalam fase uap tadi berubah menjadi fase cair (kondensasi) dan akan jatuh menetesi sampel lada putih. Jika pelarut yang jatuh pada bagian alat soxhlet yang terdapat sampel lada putih telah penuh (telah melewati sifon), dan sifon tersebut telah penuh maka pelarut dan bahan yang terkandung dalam sampel (piperin) akan jatuh kedalam labu alas bulat karena adanya tekanan yang diberikan larutan. Proses ini dinamakan satu kali siklus ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang. Pada dasarnya sirkulasi yang baik dilakukan selama 1-2 jam dengan kecepatan 6-8 siklus per jam, untuk mendapatkan zat aktif yang lebih banyak dan murni. Sirkulasi pada percobaan kali ini dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan sirkulasi mencapai 9 siklus. Perbedaan waktu sirkulasi ini terjadi karena suhu pada soxhlet yang dipanaskan terus meningkat, sehingga mempercepat sirkulasi penyarian. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui siphon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi, waktu yang digunakanpun lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Hasil dari ekstraksi ini kemudian didinginkan dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan sari dari bagian yang tidak larut. Sisanya diuapkan dengan penangas air sampai kental. Untuk menghilangkan etanol 96% diatur suhu 60-80C. Penambahan KOH-Etanolik 10% untuk memisahkan senyawa resin dengan

meminimalkan pembentukan garam, sehingga didapatkan alkaloida yang murni. Endapan dipisahkan dengan cara penyaringan dengan glasswool, agar filtrat bisa tersaring. Jika digunakan kertas saring, susah untuk mendapatkan filtratnya karena resin bersifat lengket jadi menempel di kertas saring. Penyaringan dengan glasswool untuk meminimalkan kandungan resin yang ikut tersaring, kemudian didapatkan sari yang jernih dan disimpan dalam lemari es untuk selanjutnya dilakukan proses kristalisasi. Pada roses kristalisasi jangan memakai pelarut yang terlalu polar (etanol 70%), harus sudah melewati titik jenuh, dan pengendapan sudah benar-benar kental. Setelah terbentuk Kristal, dicuci dengan etanol dingin agar piperin tidak ikut larut, jadi senyawa lain (resin dan pengotor lainnya) yang larut lalu di oven pada suhu 40 o C. Namun pada percobaan ini tidak dilakukan prses kristalisasi sehingga tidak dapat diperoleh hasil rendemennya.

VIII. KESIMPULAN Pada percobaan kali ini kami belum berhasil mendapatkan Kristal dari isolasi Fructus Piperis nigri, sehingga kita tidak dapat menghitung hasil randemennya.

IX.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C., 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bernasconi, 1995, Teknik Kimia II, Pradya Paramitha, Jakarta. Purwani, et al, 2007. Ekstraksi Neodenium mamakai Asam 01-2 etil heksil fosfat. Vol1(1):3 Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman Liar, CV.YRAMA WIDYA, Bandung, (60,61,62). Day, R.A dan Underwood, A.L, (1981), Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat, Penerjemah : Soendoro, R, Penerbit Erlangga, Jakarta.

SOAL DAN JAWABAN !

1. Tuliskan kedudukan sistematika Piper album Jawab : Klasifikasi Ilmiah Piper album Kerajaan Devisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies Nama binomial : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Piperales : Piperaceae : Piper : Piper album : Piper album L

2. Sebutkan kandungan golongan senyawa yang pada umumya terdapat dalam tumbuhan yang termasuk satu jenis dengan piper nigrum ! Jawab: Alkaloid 2 - 5%, amilum 30 - 40%, kavisin (rasa pedas), minyak atsiri, protein dan resin.

3. Bagaimana bila penambahan KOH-etanolik disertai pemanasan, tulis reaksinya? Jawab : Piperin bila dihidrolisis dengan KOH-etanolik yang berlebihan dan dalam keadaan panas menyebabkan piperin terhidrolisis dan membentuk kalium piperinat dan piperidin.

+ KOH-etanolik

Anda mungkin juga menyukai