Anda di halaman 1dari 26

LOMBA PRODUK MAHASISWA FARMASI INDONESIA (LPMFI)

PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA (PIMFI) 2017


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

GELAGISAL (GEL KASUMBA BUGIS DAN ALOE VERA) INOVASI


PEMBUATAN SEDIAAN TOPIKAL BERBAHAN DASAR KOMBINASI
LIOFILISAT MAHKOTA BUNGA KASUMBA TURATE (Carthamus tinctorius
Linn) DAN RUMPUT LAUT (Aloe vera) DALAM PENGOBATAN PENYAKIT
CACAR

Diusulkan oleh :
Diana Astuti N 111 14 085
Sartika Rantekata N 111 14 074
Nursatriani Sapada N 111 14 319
Reski Amelia Rosa N 111 16 051
Bulkis N 111 16 336

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
1. Judul KTI : Gelagisal (Gel Kasumba Bugis dan Aloe vera)
Inovasi Pembuatan Sediaan Topikal Berbahan
Dasar Kombinasi Liofilisat Mahkota Bunga
Kasumba Turate (Carthamus tinctorius Linn.) dan
Rumput Laut (Aloe vera) Dalam Pengobatan
Penyakit Cacar
2. Ketua
a. Nama : Diana Astuti
b. NIM : N11114085
c. Angkatan : 2014
Anggota : 1. Nama / Angkatan : Sartika Rantekata
2. Nama / Angkata : Nursatriana Sapada
3. Nama / Angkatan : Reski Amelia Rosa
4. Nama / Angkatan : Bulkis
3. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rangga Meidianto Asri, S.Si., Apt.
b. NIDN : 0018058901
c. Alamat Rumah danNo Tel./HP : Jalan Toddopuli raya, Perm. Taman Sari
B28/No.9, Makassar\ 90231/085255604390
Makassar, 7 Juli 2017
Menyetujui :
Dosen Pembimbing, Ketua Kelompok

Rangga Meidianto Asri, S.Si., Apt. Diana Astuti


NIP. 198905182014041001 NIM. N 111 14 085
Mengetahui :
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Dr. Sartini, M.Si., Apt.


NIP. 1961111 198703 2 001

ii
SURAT PERNYATAAN KETUA PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Diana Astuti
NIM : N11114085
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya dengan judul: (judul
LPMFI), bersifat original dan belum pernah dibuat dan dipublikasikan oleh orang
lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan menerima konsekuensi atas perbuatan yang saya lakukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 7 Juli 2017

Yang menyatakan

Penulis

(Diana Astuti)
NIM. N11114085

iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................. I
Lembar Pengesahan ............................................................................. ii
Surat Pernyataan Orisinalitas Karya .................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................. V
Daftar Gambar ..................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................ vii
Bab I Pendahuluan .............................................................................. 1
I.1. Latar Belakang ....................................................................... 3
I.2. Rumusan Masalah .................................................................. 3
I.3. Tujuan Penulisan ................................................................... 3
I.4. Manfaat Penulisan ................................................................. 3
Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................... 4
II.1. Teori Umum ......................................................................... 4
II.2. Kasumba Turate ................................................................... 4
II.3. Salep ..................................................................................... 6
Bab III Metode Penulisan .................................................................... 8
Bab IV Pembahasan ............................................................................. 10
Bab V Penutup .................................................................................... 13
V.1. Kesimpulan ........................................................................... 13
V.2. Saran .................................................................................... 13
Daftar Pustaka ..................................................................................... 14
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Penyakit Campak ................................................………..……..…... 4


Gambar 2 : Tanaman Kasumba Turate ................................................................. 4
Gambar 3 : Penetrasi Sediaan Topikal ................................................................. 7

v
ABSTRAK
Campak (rubeola) merupakan salah satu penyakit menular endemik
diseluruh dunia sebagai penyebab tertinggi kematian anak-anak yang disebabkan
oleh virus campak. Berdasarkan laporan Dirjen PP&PL DepKes RI tahun 2014,
masih banyak kasus campak di Indonesia dan pada tahun 2016 jumlah kasus yang
dilaporkan mencapai 6.888 kasus. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi dan imunisasi. Namun akhir-
akhir ini jumlah kasus penyakit campak meningkat kembali diikuti dengan
cakupan imunisasi yang menurun pada tahun 2015 daripada tahun 201.
Sedangkan, berdasarkan data pada tahun 2016 angka droup out imunisasi
DPT/HB1 mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya. Penyakit ini
disebabkan kurangnya sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi yang
disebabkan oleh virus mobili tersebut, sehingga perlu adanya imunomodulator
untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya preventif atau saat infeksi
telah menyerang.
Berdasarkan hasil penelitian tentang efek imunomodulator mahkota bunga
Kasumba baturate (Carthamus tinctorius Linn) ternyata mampu meningkatkan
sistem imun pada hewan coba dengan meningkatkan aktivitas Imunomodulator M
(IgM) dan Imunomodulator G (IgG). Masyarakat Sulawesi Selatan secara empiris
telah menggunakan rebusan mahkota bunga kasumba turate dalam pengobatan
tradisional untuk campak. Hal yang menjadi kekurangan adalah penggunaan
rebusan air yang menimbulkan rasa pahit sehingga tidak banyak yang ingin
meminumnya. Rute topikal untuk penghantaran obat memiliki keuntungan
dibandingkan jalur lainnya. Salep merupakan sediaan topikal berbentuk semipadat
berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit dan mukosa yang memiliki
kemampuan melekat pada permukaan kulit dalam waktu yang lama, stabilitasnya
baik, mudah digunakan, mampu menjaga kelembaban kulit, tidak mengiritasi kulit
dan kosistensinya cocok untuk terapi penyakit kulit. Dari gagasan ini diharapkan
mampu memberikan suatu inovasi pembuatan produk SAKAGIS (Salep Kasumba
Bugis) menggunakan liofilisat dari infusa mahkota kasumba turate sebagai
sediaan topikal dalam pengobatan campak dalam upaya pemanfaatan kekayaan
alam dalam pengobatan tradisional dalam bentuk sediaan yang lebih modern dan
lebih berkhasiat serta efektif digunakan untuk semua pengguna

vi
Kata kunci : Imunomodulator, Kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn),
salep, liofilisat mahkota buunga, infusa

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cacar atau varicella merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan
oleh virus varicella zoster menyerang khususnya balita antara 1 sampai 6 tahun.
Setelah 2-3 masa inkubasi penyakit cacar ditandai dengan gejala awal demam
yang diikuti dengan timbulnya bintik-bintik merah pada tubuh, leher, tangan dan
kaki. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan pemberian vaksinasi pada
umur 1 hingga 1,5 tahun dan diikuti oleh lima jenis imunisasi seperti polio, BCG,
hepatitis B, DPT dan campak. Di Indonesia tidak banyak data yang mencatat
kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic cacar
air pada daerah tertentu saja.
Kekebalan tubuh merupakan kunci utama untuk menjaga kesehatan
masyarakat, sistem imun yang baik akan mengurangi resiko terjadinya penyakit
infeksi. Imunomodulator adalah suatu senyawa yang dapat meningkatkan
fungsi sistem imun tubuh manusia. Kasumba bugis atau Kasumba turate
(Carthamus tinctorius Linn) merupakan salah satu jenis tanaman endemik dari
Sulawesi-selatan khusnya di kabupaten Bone. Menurut data empiris Tanaman
kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) digunakan masyarakat Sulawesi-
selatan untuk mengobati campak. Berdasarkan data dari hasil penelitian, air
seduhan maupun ekstrak etanol dari bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius
Linn) memiliki efek sebagai imunomodulator dengan meningkatkan aktivitas
imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G (IgG). Pengobatan secara
tradisional dengan menggunakan rebusan dari tanaman herbal kasumba turate
sudah dilakukan secara turun temurun, namun rasa pahit membuat pengguna dan
anak-anak tidak ingin meminumnya. Lidah Buaya (Aloe vera) merupakan
tanaman sejenis kaktus yang berasal dari Afrika dan termasuk dalam famili
Liliaceae. Unsur-unsur yang terkandung dalam suatu tanaman lidah buaya seperti
aloin, emodin, resin gum dan minyak atsiri dapat memberikan banyak manfaat
bagi kehidupan manusia. lidah buaya memiliki khasiat membuat kulit tidak cepat
kering dan berfungsi sebagai pelembab, Sehingga kombinasi bahan untuk

1
pengaplikasian pada kulit sangat bagus dengan penggunaan lidah buaya (Anonim,
1979, Suryowidodo, 1988; Manggau dkk, 2009; Syukur & Usmar, 2008)

Rute topikal untuk penghantaran obat memiliki keuntungan dibandingkan


jalur lainnya. Di antaranya adalah menghindari efek lintas pertama hepar,
memberikan penghantaran obat secara berkelanjutan, kadar obat dalam aliran
darah dipertahankan konstan dalam waktu yang lama, bioavailabilitas, memiliki
efek samping yang lebih rendah, dan memperbaiki kepatuhan pasien. Gel adalah
bentuk sediaan topikal dengan penggunaanya yang umum digunakan khususnya
dalam kosmetik karena memiliki banyak keuntungan yaitu kandungan airnya
cukup besar, sehingga nyaman dan terasa dingin pada kulit, mudah dioleskan,
tidak berminyak, mudah dicuci, lebih jernih elegan, elastis, daya lekat tinggi
namun tidak menyumbat pori, serta pelepasan obatnya baik. (Chien et al., 2002;
Pasroni et al., 2004; Trotta et al, 2005; Ansel, 2005; Anief, 2007; Yanhendri dan
Satya, 2012).
Oleh karena itu, kami membuat produk GELAGISAL (Gel Kasumba
Bugis dan Aloe vera sebagai sistem penghantaran obat menggunakan kombinasi
liofilisat infusa mahkota bunga kasumba turate dan (Crathamus tinctorius Linn.)
dan ekstrak lidah buaya (Aloe vera) yang dapat digunakan sebagai pengobatan
campak secara topikal.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana pengelolahan dan pemanfaatan liofilisat dari infusa mahkota
kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) dan lidah buaya ( Aloe vera )?
2. Bagaimana peluang dan keunggulan sediaan gel mengandung liofilisat
mahkota bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) sebagai sediaan
topikal untuk pengobatan cacar?
1.3. Tujuan
Memberikan suatu inovasi terapi farmakologi dalam pengobatan infeksi yang
berasal dari tanaman kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) sebagai
alternatif pengobatan trandisional yang penyakit cacar yang dikombinasikan

2
dengan penggunaan ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dalam sediaan gel
GELAGISAL (Gel Kasumba Bugis dan Aloe vera) sebagai sediaan topikal
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah memperkaya khasanah dalam
mengembangkan potensi sumber kekayaan alam khususnya tanaman kasumba
turate (Carthamus tinctorius) yang ada di Sulawesi Selatan sebagai obat
tradisional dalam bentuk sediaan yang lebih modern dan memiliki kelebihan tanpa
mengurangi khasiatnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Campak (rubeola) disebabkan oleh virus morbili. Masa inkubasi
asimptomatik penyakit campak adalah 7 sampai 12 hari sebelum penyakit muncul.
Penyakit ini sangat menular. Penyakit aktif ditandai oleh gejala-gejala awal (pro-
dormal) yang diikuti oleh ruam. Gejala prodormal mencakup demam tinggi, batuk
menyalak, pilek, dan pembesar-an kelenjar getah bening. Infeksi aktif ditandai
oleh bercak koplik (yaitu titik putih yang dikelilingi oleh cincin kemerahan) di
mukosa pipi (bukal) dan ruam makulopapular disertai eritema pada sekitar hari
ketiga atau keempat. Ruam berawal di wajah, menyebar ke badan dan akhirnya
ekstremitas. Ruam biasanya menetap sekitar empat hari. (Anagnostopoulou et al.,
2006; Oomah dan Mazza, 1997; Corwin, EJ. 1997)

Gambar 1. Cacar (Varicella)


II.2. Kasumba Turate
II.2.1 Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae, Divisi : Angiospermae, Ordo : Asteridales, Famili :
Astericeae, Genus : Canthamus, Spesies : Carthamus tinctorius Linn.

Gambar 2 . Kasumba turate (Carthamus tictorius L.) (Asgarpanah et al.,2013)

II.2.2 Kandungan Kimia

4
Kandungan kimia dari tumbuhan Kasumba Turate meliputi carthamine,
carthamone, neo-carthamine, nonacosane, zat warna kuning safflawer, safflomin
A, dipalmitin, adenosine, beta-sitosterol dan polisakarida, lignan, calcone, minyak
atsiri, lignan,dan kandungan minyak atsiri dari kasumba turate berperan sebagai
antioksidan dalam penghambatan serotonin dan derivatnya (yang menyebabkan
radikal bebas dengan menghambat produksi dari TNF, IL-1α, IL-1β, IL-6 ) dan
tiga lignan utama trachelogenin, arctigenin, and matairesinol yang didapatkan dari
hasil isolasi pada tanaman kasumba turate berperan dalam meningkatkan aktifitas
stimulasi sistem imuni oleh induksi regulasi sel T dan sel dendritic dalam
mengintervensi kerusakan triptofan yang merupakan derivate dari serotonin.
(Hembing, 2005; Yi Li, 2007; Wei Chen et al. 2008; M Jeni et al, 2011).
Kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) atau yang disebut kembang
pulu merupakan tumbuhan obat tradisional yang secara empiris digunakan
masyarakat Sulawesi Selatan untuk pengobatan campak. Bunganya memiliki
rasa pedas dan agak pahit, berbau aromatik, dan bersifat hangat. Berkhasiat
dalam meningkatkan sirkulasi darah, menghilangkan pembekuan darah, peluruh
haid, pencahar dan sebagai simultan, sedatif, emenagogues,menurunkan tekanan
darah, dilatasi arteri, mendukung aliran oksigenasi keseluruh jaringan,
penggunaan 3 sampe 4 kali dapat berpotensi untuk menurunkan tingkat aritmia
(Nimbkar,2006).
II.2.3 Khasiat Kasumba Turate
Kasumba turate yang merupakan golongan tumbuhan dengan famili
compositae telah dikultur selama lebih dari dua tahun dan berdasarkan sejarah
minyak yang berasal dari kasumba turate berada pada peringkat ketiga tertinggi
dalam kandungan poly-unsaturatednya (PUFA). Kasumba turate juga memiliki
kandungan fenolik yang tinggi (63 %) dimana senyawa fenolik kandungan
tocopherols dan tocotrienols yang memiliki aktivitas antioksidan. Selain itu
kasumba turate juga berkhasiat melawan berbagai infeksi menular seperti campak
dan penyakit kanker.
Berdasarkan pada hal menarik mengenai penggunaan produk herbal untuk
meningkatkan kesehatan manusia dan hewan, produk berbahan dasar kasumba

5
turate banyak menarik perhatian sebagai imunomodulator atau imunostimulan.
Kasumba turate juga tidak bersifat toksisitas untuk dijadikan spesies rumput
sebagai pakan hewan seperti domba dan sapi pada beberapa perusaha olahan
domba dan sapi perah. Sehingga khasiat dari kasumba turate yang dijadikan
sebagai pakan domba dan sapi akan menghasilkan kualitas yang bagus untuk
sistem (Landau et al.,2004; Landau et al.,2005).
II.3. Lidah Buaya
II.3.1. Klasifikasi Lidah Buaya
Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae,
Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Liliflorae, Famili : Liliceae, Genus : Aloe,
Spesies : Aloe vera.

Gambar 3. Lidah Buaya (Aloe vera) (Jatnika dan Saptoningsih,2009)

II.3.2. Kandungan Lidah Buaya


Lidah buaya mengandung air sebanyak 95%. Sisanya berupa bahan aktif
(active ingredients) antara lain minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin,
enzim, dan glikoprotein. Daging lidah buaya memiliki kandungan nutrisi yang
cukup lengkap, diantaranya Zn, K, Fe, Vitamin A, asam folat, dan kholin.
Sementara itu, lendir lidah buaya mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, C, E
inositol, dan asam folat. Kandungan mineral lidah buaya, diantaranya kalsium,
fosfor, besi, natrium, magnesium, mangan, tembaga, dan seng. Berdasarkan
penelitian, enzim yang dimiliki lidah buaya antara lain amylase, katalase, selulosa,
karboksipeptidase, karboksihelolase, fosfatase, lipase, nukleotidase, alkaline, dan
proteolitase (Santoso, 2008).
II.3.3. Manfaat Lidah Buaya
Lidah buaya mengandung senyawa nutrisi yang dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan dan penyembuhan (terapi) berbagai penyakit. Lidah buaya

6
mengandung hormone pertumbuhan (human growth hormone) dan anti-penuaan
(anti-aging). Efek positif meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan kepekaan
panca indra manusia. Berikut ini beberapa penyakit yang mampu disembuhkan
oleh lidah buaya dan senyawa yang berperan dalam penyembuhan penyakit
tersebut (Jatnika dan Saptoningsih,2009).
Tabel 1. Penggunaan Lidah Buaya untuk Penyembuhan
No Penggunaan Senyawa yang Berperan
1 Luka lecet, luka tersayat, sengatan Mukopolisakarida; enzim,
matahari, dan luka bakar hormone, vitamin A, B, C, E, asam
folat, serta mineral Zn dan Ca
2 Bisul bernanah Mukopolisakarida, enzim,hormone,
vitamin A, B, C, asam folat, serta
mineral Zn dan Ca

3 Jerawat Riboflavin, vitamin A, C, dan E,


polisakarida, enzim, Zn, serta
hormon penyembuhan luka

4 Memperlambat penuaan dini Semua vitamin dan mineral yang


ada, asam amino, hormone, Zn,
serta kalsium

5 Anemia Besi Asam folat, tembaga, dan vitamin


C
6 Antibakteri, antibiotik, fungisida Semua zat berperan secara sinergis
7 Tumor Lectin dan emodin
8 Kanker Hormon, polisakarida, dan
mukopolisakarida
9 Sembelit Thiamin dan asam folat
10 Diabetes Kromium, inositol, vitamin A, dan
getah kering lidah buaya yang
mengandung hypoglycemic

11 Influenza Vitamin A, B, C, E asam amino,

7
dan enzim
12 Luka dalam Polisakarida dan asam amino
13 Infeksi ginjal Kolin, vitamin B, mineral
magnesium, dan kalium
14 Stomach Ulcers Polisakarida dan Fe
15 Sakit gigi Vitamin C, kalsium, Fe, dan asam
amino
16 AIDS Polisakarida dan acetylated
mannose
II.4. Gel
Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat
pembawa (ve-hikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan
topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian
inaktif dari sediaan topikal dapat ber-bentuk cair atau padat yang membawa bahan
aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah
dibersih- kan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik. Selain itu,
bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan.
(Wyatt EL, Sutter SH, Drake LA, 2001; Strober BE, Washenik K, Shupack JL,
2008; Sharma S, 2008; Djuanda A, 1994.)
Sediaan farmasi dalam bentuk gel banyak digunakan dalam kosmetik. Gel
adalah sediaan semipadat yang disukai karena kandungan airnya cukup besar,
sehingga nyaman dan terasa dingin pada kulit, mudah dioleskan, tidak berminyak,
mudah dicuci, lebih jernih, elegan, elastis, daya lekat tinggi namun
tidakmenyumbat pori, serta pelepasan obatnya baik. Pada pembuatan gel, hal
yang perlu diperhatikan adalah stabilitas. Stabilitas merupakan kemampuan suatu
produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam spesifikasi yang diterapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, untuk menjamin identitas,
kekuatan, kualitas dan kemurnian produk. Sediaan yang stabil adalah masih
berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan
penggunaan, dengan sifat dan karakteristik sama seperti pada saat dibuat
(Djajadisastra, 2004; Ansel, 2005; Quinons, 2008; Ayanati, 2011)

8
Gambar 3.Penetrasi sediaan topikal melalui 3 kompartemen kulit (Schaefer H, Redelmeier TE,
Ohynek GJ, Lademann J, 2008)

9
BAB III
METODE PENULISAN
III.1. Pendekatan Penulisan
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, jenis data yang dikumpulkan adalah
data primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data
sekunder menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
III.2. Pengumpulan Data
1. Studi pustaka
Mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang
sesuai dengan pembahasan yang diperoleh dari buku- buku ilmiah, jurnal
penelitian, Ensiklopedia Kesehatan, dam sumber- sumber tertulis yang bersifat
valid baik dalam media cetak maupun elektronik.
2. Wawancara/Diskusi
Untuk lebih memahami secara langsung permasalahan yang ada maka
dilakukan diskusi langsung dengan pihak- pihak terkait dalam hal ini Dosen-
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin yang mengetahui mengenai
pokok pembahasan tersebut serta observasi secara langsung
3. Pengujian
Dilakukan pembuatan produk yang kemudian diuji untuk mendapatkan hasil
pengujian sebagai data primer.
III.3. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan beberapa data-data valid
yang ada dalam berbagai buku-buku ilmiah, jurnal penelitian, ensiklopedia
kesehatan, dan sumber-sumber tertulis yang bersifat valid baik dalam media cetak
maupun elektronik. Data kasar yang didapatkan kemudian ditelaah dan
dihubungkan dengan beberapa penelitian-penelitian sebelumnya, guna
memperkuat penelitian tersebut serta mengoptimalkan hasil penelitian tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, tim penulis mencoba mengkaitkan
beberapa hasil penelitian mengenai kandungan serta khasiat kasumba turate dan
karakteristik pnyakit cacar serta sediaan salep yang efektif dalam menglepaskan
bahan aktif ke target serta mampu memberikan efek yang maksimal.

10
III.4. Sumber Penulisan
Sumber penulisan didapatkan dari beberapa buku-buku ilmiah, jurnal
penelitian yang mendukung dari judul karya tulis ini yang dilengkapi dengan data
primer dan data sekunder yang didapatkan dari studi kasus dan hasil
evaluasi/pengujian dari produk yang telah dibuat.
Adapun contoh beberapa referensi jurnal penelitian ilmiah yang diambil
seperti:
III.5. Sasaran Penulisan
Menghasilkan suatu inovasi sediaan obat dengan berbahan aktif kasumba
turate (Carthamus tinctorius Linn) sebagai bentuk pengolahan obat tradisional ke
dalam suatu sediaan salep yang lebih efektif dalam penggunaan guna mengobati
penyakit campak.
III.6. Tahapan Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah melalui beberapa tahap, dari pengumpulan
data melalui studi kasus, pembuatan produk dan melalukan evaluasi, pengolahan
data dan analisa data. Kemudian membandingkan hasil data yang telah diolah
dengan sumber-sumber penulisan dan disesuaikan dengan sasaran penulisan.

11
BAB IV
PEMBAHASAN
Campak (rubeola) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi
pada anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari
sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam.
Campak timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak ( mobili).
Hingga saat ini penyakit campak masih menjadi penyebab kematian pada anak-
anak terutama balita dan biasa menyerang orang dewasa. Telah dilakukan upaya
imunisasi dan vaksinasi sebagai upaya preventif, namun masih banyak kasus yang
terjadi terkait penyakit ini hingga mengalami peningkatan pada tahun 2014
hingga sekarang diikuti dengan menurunnya persentasi imunisasi yang dilakukan
pada penyakit campak (Anagnostopoulou et al., 2006; Oomah dan Mazza, 1997;
Corwin, EJ. 1997, WHO, 2015; Kemenkes, 2016)
Berawal dari pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyawarakat
menggunakan rebusan dari mahkota bunga kasumba turate atau kasumba bugis
yang diminumkan untuk mengobati campak dan cacar air. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Rahmawati dkk (2008) membuktikan adanya aktivitas
imunostimulan dari kasumba turate yang dapat meningkatkan imunoglobulin A
(IgA) dan imunoglobulin G (IgG). Namun kekurangan dari rebusan yang terbukti
berkhasiat efektif dalam pengobatan campak ini lebih cenderung terasa pahit
sehingga anak-anak tidak ingin meminumnya, Oleh karena itu gagasan yang
penulis ajukan pada karya tulis ilmiah ini adalah pemanfaatan kasumba turate
diinovasi dalam bentuk sediaan topikalyang mudah digunakan serta efektif dalam
pengobatan campak sebagai upaya pengembangan sekaligus alternatif dalam
pengobatan menggunakan rebusan kasumba bugis ini. enkapsulasi menggunakan
maltodekstrin dapat digunakan dalam berbagai bentuk sediaan obat (Manggau
dkk, 2009; Syukur & Usmar, 2008)

Salep merupakan sediaan topikal yang memiliki kelebihan daripada


sediaan lainnya khususnya diperuntukkan pada kelainan atau penyakit kulit
dengan konsistensi dari sediaan itu sendiri, stabilitasnya yang baik, memberikan

12
efek yang lama karena mempelama kontak obat dengan kulit maupun mukosa
serta meningkatkan bioavailabilitas dari obat itu sendiri. Basis salep yang
digunakan adalah basis minyak dalam air yang mampu menyerap cairan akibat
kelainan pada kulit.
Ekstrak liofilisat dari mahkota bunga kasumba turate (Carthamus
tinctorius Linn.) diperoleh dari metode infus dengan menambahkan aquades pada
mahkota bunga kasumba turate yang sebelumnya telah dicuci dan diiris tipis-tipis,
kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 15-30 menit, setelah dingin
kemudian disaring. Hasil penyaringan kemudian masukkan kedalam cawan petri
dan dimasukkan kedalam freezer hingga membeku dan diliofilisasi dengan
metode freeze drying menggunakan alat freeze dryer dan ditunggu 24 jam hingga
ekstrak menjadi kering.
Hasil liofilisat dari kasumba turate diformulasikan kedalam sediaan salep
(o/w) sebagai berikut :
Formula F1 F2 F3
Liofilisat mahkota bunga 0,5 % 0,5 % 0,5 %
kasumba turate
Polisorbat 80 5% 5% 5%
Tween 80 5% 5% 5%
Stearil Alkohol 9,98 % 10% 15%
Gliserol 9,98 % 10% 10%
Vaselin 24,96 % 20% 20 %
Air suling 44,43% 49,35% 44,35%
Nipagin 0,1 % 0,1% 0,1%
Nipasol 0,05 % 0,05% 0,05%
Salep dibuat dengan metode peleburan. Fase minyak dan fase air masing-
masing dilebur pada suhu . Fase minyak terdiri dari stearil alkohol, vaselin, tween
80 dilebur pada suhu 70oC lalu nipasol dilarutkan kedalam campuran yang telah
dileburkan. Fase air terdiri dari gliserol, polisorbat 90, air suling dipanaskan pada
suhu 80oC dan dilarutkan nipagin kedalam campuran fase air. Fase minyak yang
telah dileburkan ditambahkan pada fase air dan dihomogenkan menggunakan
homogenizer hingga membentuk massa salep.
Produk salep selanjutnya di evaluasi untuk memastikan kualitas dan
keefektifan dari produk. Evaluasi yang perlu dilakukan adalah organoleptik,

13
pengukuran homogenitas, pengukuran pH, pengukuran viskositas, dan
pengukuran daya sebar.

14
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mahkota bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn.) yang memiliki
aktivitas imunomodulator dan secara empiris telah digunakan dan terbukti dalam
pengobatan campak dapat diformulasikan dalam sediaan produk salep SAKAGIS
(Salep Kasumba Bugis) sebagai sediaan topikal untuk pemakaian luar yang efektif
dan mudah digunakan dalam pengobatan penyakit campak bagi semua pengguna
V.2 Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut kedepannya terkait
dengan gagasan penelitian ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anagnostopoulou, M.A., Ke falas, P., Papageorgiou, V.P., Assime poulou, A.N.
and Boskou,D., 2006 , Radical Scavenging Activity of Various Extracts and
Fractions of Sweet Orange Peel (Citrus sinensis), Food Chem
Anief, Moh. 2002. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Asgarpanah, J. and N. Kazemivash. 2013. Phytochemistry, pharmacology and
medicinal properties of Carthamus tinctorius L. Chin J Integr Med. 19, 2:
153-159.
Chien, Y.W. Novel Drug Delivery Systems. In: Gupta, P., & Garg, S. 2002. Recent
Advances in Semisolid Dosage Forms for Dermatological Application.
Pharmaceutical Technology
Corwin, EJ. 1997. Buku Saku Patofisiologi. Diterjemahkan oleh Brahm U.
Pendit, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Departemen Kesehatan RI .1995. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta
Dika Pramitasari. 2010. Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale Rosc.)
dalam Pembuatan Susu Kedelai Bubuk Instan dengan Metode Spray Drying :
Komposisi Kimia, Uji Sensoris dan Aktivitas Antioksidan. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI
Djuanda A. Pengobatan topikal dalam bidang dermatologi. Yayasan Penerbitan
IDI. Jakarta, 1994
Halim, Ricky Gustian. 2016. Campak Pada Anak. CDK-23 Vol .43 No. 3
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta :
Depkes RI
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2016. Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta : Depkes RI
Manggau M., Syukur R., & Rante H. (2009). Effect of Ethanolic Extract of
Kasumba Turate Flower (Carthamus tinctorius L.) on the Immunoglobulin
Activity of Male Mice (Mus musculus). IOCD International Symposium,
Seminar of Indonesian Medicinal Plants XXXI, Surabaya.

PUSTAKA
Oomah, D.B., Mazza, G., 1997. Effect of dehulling on chemical composition and
physical properties of flaxseed. Lebensm.-Wiss. u.- Technol. 30, 135–140.

16
Rahmawati, S. dkk. 2010 Uji Aktivitas Imunomodulator Kasumba Turate
(Carthamus Tinctorius Linn) Sebagai Upaya Pembuatan Sediaan Terstandar
Menuju Prototipe Skala Industri Kecil. Makassar: Fakultas
Farmasi.Universitas Hasanuddin
Strober BE, Washenik K, Shupack JL. Principles of topical therapy. In: Fitzpatrick
TB, Eisen AZ, Wolff K, Freedberg IM, Austen K, eds. Dermatology in
general medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill, 2008:2090-6.
Sharma S. Topical drug delivery system: A review. Pharmaceut. Rev. 2008;6:1-29
Schaefer H, Redelmeier TE, Ohynek GJ, Lademann J. Pharmacokinetics and
topical aplication of drugs. In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffel DJ, Fitzpatrick, eds. Dermatology in general medicine. 7th
ed. New York: Mc Graw-Hill, 2008.2097-100.
Trotta, M., Peira, E., Debernardi, F., & Gallarate M. Elastic Liposomes for Skin
Delivery of Dipotassium Glycyrrhizinate. In: Choi, M.J., & Maibach, H.I.
2005. Liposomes and Niosomes as Topical Drug Delivery Systems. Skin
Pharmacology and Physiology, vol. 18
World Health Organization. Measles – The Americas [Internet]. 2015 February 13
[cited 2015 June 11]. Available from: http://www.who.int/csr/don/13-
february-2015-measles/en/
Wyatt EL, Sutter SH, Drake LA. Dermatological pharmacology. In: Hardman JG,
Limbird IE, eds. Goodman and Gillman’s the pharmacological basis of
therapeutic. 10th ed. New York: McGraw Hill, 2001: 1795-814

17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua

Nama Lengkap : Diana Astuti


NIM : N111 14 085
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 29 Desember 1995
Agama : Islam
Alamat : BTN Antara Blok A21 No 1D
Golongan Darah :B
Universitas : Universitas Hasanuddin
Jurusan/Prodi : Farmasi
E-mail : dianaastuti34@gmail.com
No. Handphone : 081342946116
Karya Yang Pernah Dibuat dan Penghargaan Yang Pernah Diraih
No Jenis Penghargaan Tahun

18
2. Anggota

19

Anda mungkin juga menyukai