Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan saluran pernapasan seperti bronkitis, emfisema, dan

asma merupakan salah satu penyakit dalam 10 besar penyebab kematian di

Indonesia berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (Depkes RI, 1996).

Salah satu bahan alam yang telah digunakan masyarakat Indonesia untuk

mengobati asma ialah legundi (Vitex trifolia L). Bagian daun dari tanaman

itu digunakan oleh beberapa suku di Indonesia sebagai jamu anti asma

(Ujianto, 2005).

Masyarakat pada umumnya mengkonsumsi daun legundi dengan

cara direbus kemudian diminum. Hal ini dirasa kurang praktis dan cukup

merepotkan. Oleh karena itu, ekstrak daun legundi dibuat sediaan sirup

agar mudah untuk dikonsumsi masyarakat yang mengalami asma.

Daun legundi mengandung senyawa ester, alkaloid (vitrisin),

glikosida flavon (artemetin dan 7 desmetil artemetin), dan komponen non

flavonoid friedelin sitosterol, glukosida, serta senyawa hidrokarbon

(Sudarsono dkk., 2002). Viteksikarpin merupakan senyawa golongan

flavonoid yang terkandung di dalam daun legundi dan berkhasiat sebagai

antiasma. Viteksikarpin yang terdapat pada ekstrak etanol berperan

menghambat efek pelepasan histamin dari sel mast dengan cara

menstabilkan fungsi membran sel. Mekanisme penghambatan pelepasan

histamin ialah antagonis nonkompetitif (Alam dkk., 2002).

1
B. Rumusan Masalah

Ekstrak daun legundi (Vitex trifolia L.) digunakan sebagai bahan sirup

pereda asma.

C. Tujuan

Membuat sediaan sirup dari ekstrak daun legundi (Vitex trifolia L.)

D. Manfaat

Sebagai pengetahuan dasar mahasiswa dalam pembuatan formulasi

sediaan sirup dari ekstrak daun legundi (Vitex trifolia L.)

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sediaan Sirup

Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula

dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup

merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk

cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup-sirup terutama

efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang

enak biasanya menghilangkan keengganan pada sebagian anak-anak

untuk meminum obat (Ansel, 1989). Setiap obat yang dapat larut

dalam air dan stabil dalam larutan berair dapat ditambahkan pada sirup

yang sudah dibumbui. Bagaimanapun penjagaan harus dilakukan untuk

dapat menjamin campurannya diantara zat obat-obatan dan unsur-

unsur formulasi lainnya dari sirup, juga sirup-sirup tertentu yang sudah

direncah mempunyai media asam sedangkan yang lainnya mungkin

netral atau sedikit basa dan pemilihan yang tepat harus dilakukan

untuk menjamin stabilitas setiap bahan obat yang ditambahkan.

Mungkin jenis obat yang diberikan dalam bentuk sirup-sirup obat yang

sering ditemukan adalah antitusif dan antihistamin. Ini tidak berarti

bahwa jenis obat-obat lainnya tidak ada yang diformula menjadi sirup

tentu saja banyak macam zat-zat obat dapat ditemukan dalam bentuk

sirup dalam kompendia resmi dan diantara produk-produk dagang

yang banyak (Ansel, 1989).

3
B. Tanaman legundi

1. Klasifikasi Tanaman Legundi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Lamiales

Suku : Verbenaceae

Marga : Vitex

Species : Vitex trifolia L.

2. Morfologi Tanaman Legundi

Legundi merupakan tumbuhan anggota Verbenaceae.

Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-4 m, batang berambut halus. Daun

majemuk menjari beranak daun tiga, bertangkai, helaian anak daun

berbentuk bulat telur sungsang, ujung dan pangkal runcing, tepi

rata, pertulangan menyirip, permukaan atas berwarna hijau,

permukaan bawah berambut rapat warna putih, panjang 4-9,5 cm,

lebar 1,75-3,75 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam tandan,

berwarna ungu muda, keluar dari ujung tangkai. Buahnya

berbentuk bulat. Daun berbau aromatik khas dan dapat digunakan

untuk menghalau serangga atau kutu lemari (Dalimartha, 2000).

4
3. Kandungan Tanaman Legundi

Daun legundi mengandung senyawa ester, alkaloid

(vitrisin), glikosida flavon (artemetin dan 7 desmetil artemetin),

dan komponen non flavonoid friedelin sitosterol, glukosida, serta

senyawa hidrokarbon (Sudarsono dkk., 2002). Viteksikarpin

merupakan senyawa golongan flavonoid yang terkandung di dalam

daun legundi dan berkhasiat sebagai antiasma.

C. Metode Ekstraksi Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan

simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya

terpotong-terpotong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan

pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung

cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau

perubahan warna) dan dikocok berulang-ulang (kira-kira 3 kali sehari).

Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope

mencantumkan 4-10 hari. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak

memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar

perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin

banyak hasil yang diperoleh (Voight, 1995).

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat
a) TLC scanner

b) Tabung reaksi

c) Labu takar 5 mL dan 150 mL

d) Lempeng KLT silika gel GF 254

e) Cawan petri

f) Vortex mixer H-VM-300

g) Gelas ukur 10 ml

h) Corong pisah

i) Flakon

j) Pipet volume

k) Viskometer strormer

l) Stopwatch

m) Timbangan elektrik

n) Gelas beker

o) Gelas arloji

p) Gelas pengaduk

q) Kompor listrik

r) Lampu UV 254 nm

s) Micro syringe

t) Toples

6
u) Oven

v) Corong buchner

w) Wajan

x) Penangas air

y) Kipas angin

2. Bahan
a) Daun legundi

b) Aquadest

c) Etanol 70%

d) N-heksana

e) Etil asetat

f) Asam sitrat

g) Propilen glikol

h) Sakarosa

i) Essen anggur

B. Cara Kerja

1. Pembuatan Ekstrak Daun Legundi

Ekstrak kental daun legundi dibuat dengan metode

maserasi. Satu kg serbuk kering daun legundi dimaserasi dengan

7,5 L etanol 70%. Serbuk kering direndam dalam etanol 70%

selama 1 minggu dengan disertai pengadukan setiap hari. Setelah 1

minggu, maserat disaring menggunakan kain saring lalu dilakukan

penguapan untuk mendapatkan ekstrak kental.

7
2. Formulasi Sediaan sirup

Cara pembuatan :

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Menimbang ekstrak daun legundi 1,5 dimasukkan dalam

beker glass.

c) Mengukur propilenglikol 16,5 ml, menimbang asam sitrat

0,45. Kedua bahan dimasukkan dalam beker glass, dipanaskan

di atas hot plate sambil diaduk sampai terbentuk larutan

homogen.

d) Menimbang sakarosa 93, dimasukkan dalam beker glass

terpisah dilarutkan dengan air panas qs ad larut.

e) Setelah larut dicampurkan dengan larutan ekstrak kental

diaduk ad homogen.

f) Sirup dimasukkan ke dalam labu takar 150 ml, ditambahkan

essen anggur 2,5 ml dan aquadest ad 150 ml, diaduk ad

homogen.

g) Dimasukkan ke dalam botol yang tertutup rapat.

C. Evaluasi Sirup

Evaluasi sirup meliputi uji viskositas, uji kemudahan dituang, uji

organoleptis dan uji tanggap rasa.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji organoleptis dilakukan untuk mengevaluasi kualitas sirup meliputi

rasa, aroma, dan warna. Rasa ke empat macam formula sirup ialah manis, asam,

dan agak pahit.

Hasil uji viskositas menunjukkan bahwa viskositas rata-rata kontrol,

formula 1, 2 dan 3 berturut-turut yaitu 50,44 cps, 68,93 cps, 69,76 cps dan 75,78

cps. Semakin besar kadar propilen glikol yang ditambahkan dalam formula, bobot

jenis dan kekentalan sirup semakin meningkat.

Uji kemudahan dituang sirup diketahui melalui profil waktu tuang sirup

ekstrak daun legundi. Semakin tinggi kadar propilen glikol dalam formula sirup,

waktu tuang sirup akan semakin lama, karena fluiditas atau kemampuan suatu

cairan untuk mengalir berbanding terbalik terhadap viskositas. Pada penelitian ini,

waktu tuang (alir) formula kontrol sebesar 14,57±1,32, formula 1 = 16,73±0,93,

formula 2 = 16,82±0,43 dan formula 3 sebesar 17,53±0,48. Keempat formula

sirup ini relatif mudah untuk dituang karena kekentalan formula sirup tersebut

tidak terlalu tinggi.

Hasil uji tanggap rasa menunjukkan bahwa rasa dari ke-4 formula sirup

masih didominasi rasa pahit. Formula 1, 2 dan 3 mengandung endapan yang lebih

sedikit dibandingkan formula kontrol. Formula kontrol, 1, dan 2 dinyatakan dapat

diterima dipasaran sedangkan formula 3 kurang dapat diterima di pasar karena

memilik rasa yang lebih pahit daripada formula 1 dan 2.

9
BAB V

KESIMPULAN

Sirup formula I (propilen glikol 11 %) merupakan formula terpilih, karena

memiliki rasa dan penampilan menarik, tingkat kekentalan yang rendah, endapan

paling sedikit, kadar relatif viteksikarpin paling tinggi, dan lebih layak diterima

pasar dibandingkan formula II, III, dan kontrol. Semakin tinggi kadar propilen

glikol, semakin rendah kadar relatif viteksikarpin dalam sirup dibandingkan

terhadap kadar relatif viteksikarpin dalam ekstrak

10
DAFTAR PUSTAKA

Ansel H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI Press.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor : Trubus Agriwidya.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996. Daftar Komposisi Zat Gizi

Pangan Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Lisprayatna, L. 2012. Formulasi Sirup Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia L).

Jurnal. Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada.

Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, dan S., Donatus, I.A. 2002. Tumbuhan

Obat II Hasil Penelitian, Sifat-sifat, dan Penggunaan. Yogyakarta : Pusat

Studi Obat Tradisional UGM.

Ujianto, B. 2005. Daun Legundi Potensial Jadi Obat Asma . Suara Merdeka, 29

Nopember 2005.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai