Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM III

KELOMPOK : RP-3
ANGGOTA : 1. ARIEN PRAMESTI NIM : 32317007
2. BERLIANA MELY P NIM : 32317008
3. BONDAN IRAWAN NIM : 32317009
HARI/TGL : SELASA, 19 MARET 2019

A. Materi Praktikum

Penetapan Kadar Tablet Antalgin dengan Metode Iodimetri.

B. Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat mengidentifikasi kadar tablet Antalgin dengan metode iodimetri.

C. Prinsip Percobaan

Reaksi reduksi-oksidasi.

D. Dasar Teori

Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks. Titrasi-titrasi redoks berdasarkan


pada perpindahan elektron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini biasanya
menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun demikian,
penggunaan indikator yang dapat merubah warnanya dengan adanya kelebihan
titran juga sering digunakan (Gandjar, 2007).
Titrasi redoks yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua
cara,yaitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri).
Iodimetrimerupakan titrasi redoks yang mengacu kepada dengan suatu larutan iod
standar. Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod, digunakan suatu larutan
iod dalam bentuk kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalah iod triodida.
Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya
ditulisdengan I3- dan bukan dengan I2- (Bassett, 1994).
Metode iodimetri memiliki kelebihan dibanding metode
spektrofotometri.Metode iodimetri dapat menghasilkan produk yang efisien dengan
biaya yangrelatif rendah dan peralatan yang murah. Sedangkan metode
spektrofotometri kurang layak karena lebih mahal dan memakan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan iodimetri dengan perbedaan akurasi yang signifikan
(Rahmawati, 2012). Sedangkan metode iodometri adalah titrasi yang melibatkan
iodimetrisecara tidak langsung. Prinsip dasar dari metode titrasi iodometri ini
adalah penambahan berlebih ion iodida ke dalam larutan yang merupakan
oksidator, kemudian ion oksidator inilah yang mengoksidasi ion iodida menjadi
iod, iodyang bebas kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Iod mengoksidasi
tiosulfat menjadi ion tetrationat (Sugiarti, 2008).
Metampiron (antalgin) merupakan bahan-bahan kimia dalam obat
yangdapat menimbulkan efek negatif di dalam tubuh pemakainya jika digunakan
dalam jumlah banyak. Bahan kimia seperti antalgin dapat mengakibatkan
kerusakan pada organ pencernaan, berupa penipisan dinding usus hingga
menyebabkan pendarahan (Sari, 2006).
Larutan iodium dapat digunakan sebagai zat penitrasi, sebab iodium
merupakan oksidator lemah, sehingga dapat menitrasi zat-zat yang merupakan
reduktor kuat. Iodium juga memiliki fungsi yang sangat beragam antara lain
digunakan masyarakat sebagai obat antiseptik. Iodium juga digunakan
sebagaicampuran pada garam beryodium untuk meningkatkan kualitas garam
tersebutyang selanjutnya akan dikomsumsi oleh manusia. Penambahan iodium ke
dalamgaram ini dapat mencegah penyakit gondok, badan kerdil, gangguan
motorik, bisu, tuli dan keterbelakangan mental. Iodium juga sangat dibutuhkan oleh
industri farmasi sebagai bahan tingtur iodium (Filayati, 2012).
E. Alat dan Bahan
Alat :
1. Erlenmeyer
2. Buret
3. Corong
4. Pipet volume 5 ml
5. Beker glas
6. Pengaduk
7. Labu takar
Bahan :
1. Larutan KIO3 0,05 N
2. Larutan Na2S2O3 0,1 N
3. Larutan I2 0,1 N
4. Larutan H2SO4 2 N
5. Larutan KI 10%
6. Larutan amylum 1%
7. Larutan HCl 0,02 N
F. Prosedur Kerja
I. Larutan baku sekunder Na2S2O3

Dipipet 5 ml larutan baku primer KIO3,


masukkan erlenmeyer

Ditambah 2 ml larutan H2SO4 & ditambah


1,5 ml larutan KI

Titrasi larutan KIO3 dengan larutan Na2S2O3


sampai warna kuning muda

Tambahkan 0,5 ml larutan amylum 1 %,


titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat
hilang

Catat hasil titrasi, ulangi titrasi sebanyak 3 x

II. Pembakuan larutan baku sekunder I2

Dipipet 5 ml larutan standard Na2S2O3 yang


telah diketahui normalitasnya

Tambahkan 0,5 ml larutan amylum 1%,


dititrasi dengan larutan I2 sampai terjadi
warna biru
Catat hasil titrasi, ulangi titrasi sebanyak 3 x

III. Sampel

Masukkan tablet antalgin ke dalam beker


glass, tambahkan aquades qs

Masukkan labu takar 50 ml tambahkan


aquades ad tanda batas

Pipet larutan sampel 5 ml, titrasi dengan


baku sekunder

Tambahkan larutan HCl 2 ml & tambahkan


0,5 ml larutan amylum 1%

Dititrasi dengan larutan I2 sampai terjadi


warna biru

Catat hasil titrasi, ulangi titrasi sebanyak 3 x


G. Hasil & Perhitungan
1.) Larutan Baku Primer
Penimbangan KIO3 = 0, 90710 g + Aquadest ad 500 ml
BM = 214
BE = 214 / 6 = 35, 6667 N
gram / BE 0,90710 g / 35,6667 N
N = =
Vol (L) 0,5 𝐿
0,02543
= 0,5

N Na2B4O7 = 0,05086 N

2.) Pembakuan Na2S2O3


A. Standarisasi Baku Sekunder (Na2S2O3) dengan Baku Primer (KIO3) *dipipet
5ml
0,00 mL – 3, 80 mL : 3,80 mL
0,00 mL – 3, 70 mL : 3,70 mL
0,00 mL – 3,80 mL : 3,80 mL
Rata – rata : 11,30/ 3 mL
: 3,76 mL

B. Standarisasi Baku Sekunder dengan Baku Primer :


N1 x V1 = N2 x V2
N KIO3 x V KIO3
N Na2S2O3 = V Na2S2O3

0,05086 x 5
= 3,76

N Na2S2O3 = 0,06763 N
3.) Pembakuan I2
B. Standarisasi Baku Sekunder (I2) dengan Baku Primer (Na2S2O3) *dipipet
5ml
0,00 mL – 6, 10 mL : 6,10 mL
0,00 mL – 6, 10 mL : 6,10 mL
0,00 mL – 6,20 mL : 6,20 mL
Rata – rata : 18,40/ 3 mL
: 6,13 mL
B. Standarisasi Baku Sekunder dengan Baku Primer :
N1 x V1 = N2 x V2
NNa2S2O3 x V Na2S2O3
N I2 = V I2

0,06763 x 5
= 6,13

N I2 = 0,05516 N
4.) Penetapan kadar sampel (tablet Antalgin) :
A. Penetapan kadar Antalgin (Sampel) dengan HCl (sampel dipipet 5mL).
0,00 mL – 4, 40 mL : 4,40 mL
4,60 mL – 8, 70 mL : 4,10 mL
8,70 mL – 13,20 mL : 4,50 mL
Rata – rata : 13,0/ 3 mL
: 4,33 mL
B. Perhitungan :
N1 x V1 = N2 x V2
N Na2S2O3 x V I2
N Antalgin = V Antalgin

0,05516 x 4,33
= 5

= 0,04776 grek/L
= 0,04776 /2 grol/L (valensi = 2)
= 0,02388 grol/L
= 0,02388 x BM Antalgin (351,37)
= 0,02388 x 351,37
= 8, 39221 gram / L
= 8, 39221 gram/ 100 ml
10
= 0, 83922 % (b/v)

Kesimpulan :
Kadar tablet Antalgin dalam larutan sebesar = 0, 83922 % (b/v)
H. Daftar Pustaka

Tim Dosen Kimia Farmasi. 2019. Jurnal dan Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
II. Universitas Katolik Widya Mandala. Madiun.

Anda mungkin juga menyukai