Anda di halaman 1dari 6

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
Pada praktikum tentang antibiotik kali ini yang mana yang dibahas adalah antibiotik kloramfenikol.
Jika dilihat dari organoleptis dari antibiotik kloramfenikol ini kloramfenikol mempunyai warna putih,
namun pada tutunannya yaitu tiamfrnikol mempunyai warna agak putih kekunjngan, jika dilihat dari
bentuk kloramfenikol ini, derivat kloramfenikol yaitu tiamfwnikol mempunyai bentuk amorf, namun

yang kloramfenikol sendiri mempunyai bentuk agak seperti jarum, lebih mirip dseperti ajinamoto.
Jika kita ingin membedakan dengan pengindraan sendiri, kloramfenikol dan tiamfenikol mempunyai
perbedaan yang signifikan, namun jangan diambil keputusan terlebih dahulu apakah itu
kloramfenikol atau tiamfenikol. Mana tau jika kita memebak sampel yang kita miliki adalah
kloramfebikol dikarenakan bentuk kristal jarum yang dipunyainya, jangan diambil keputusan dulu
bahwa itu kloramfenikol, dikarenakan bisa jadi bentuk kristal jarum tersebut merupakan bentuk
kristal dari zat tambahan atau pembawa yang digunakan.

Pada pengamatan zat tambahan yang digunakan menggunakan reaksi warna, langkah pertama yang

dilakukan adalah dengan memambahkan zat atau sampel yang didapat ditambahakan dengan
aquades setelah itu dipanaskan, pada sampel yang didapat yaitu sampel nomor 30, setelah dilakukan
pemanasan sampel yang diamati terlarut dalam aquades tersebut, namun jika dilihat konsistensi
yang didapat yaitu membentuk seperti gel, dengan mendapatkan bentuk seperti ini dapat kita
simpulkan bahwa zat tambahan yang kita dapat adalah amprotab, dan dapat ditegaskan lagi pada
pengamatan dari konsistensi dari sampel yang telah ditambahkan tadi, jika di pegang konsistensi nya
seperti lem yaitu lengket-lengket.
Pengamatan pada zat aktif dengan pengamatan menggunakan reaksi warna pengamatan pertama
yang dilakukan adalah menggunakan reagen NaOH , dimana sampel yang diamatai ditambah reagen
NaOH akan menghasilkan warna putih, jika dipanaskan akan menghasilkan warna orange merah,
pada sampel yang diamati warna yang didapat yaitu orange merah, hal ini menunjukan bahwa
sampel yang kita dapatkan adalah positif kloramfenikol. Karena jika dibanfingkan dwngan sampel
tiamfenikol jika ditambahkan dengan NaOH lalu dipanaskan tidak menimbulkan warna orange
merah.

Pengamat selanjutnya yaitu reaksi cupri, dimana sampel yang diamati dimasukan ke dalam tabung
reaksi lalu ditambahkan dengan aquades, setelah itu ditambahkan NaOH sampai basa, dalam
penambahan NaOH tidak terlalu dilihat kebasaanannya, dikarenakan kertas lakmus yang tidak ada,
kali ini penambahan NaOH ditambahkan secukupnya, setelah NaOH ditambahkan lalu tambahkan
lagi CuSO4 dan akan terjadi perubahan warnanya yaitu warna biru tua, setelah itu panaskan, pada
hasil pengamatan ini warna yang dihasilkan yaitu warna hijau toska, artinya tidak ada perubahan
warna. Pada literatur warna yang seharusnya diberikan adalah warna pink, namun pada praktikum
kali ini warna yang dihasilkan tidak pink, hal ini dimungkinkan karena praktikan menambahkan
reagen terlalu banyak atau mungkin dikarenakan faktor dari obatnya sendiri, dimana obatnya bisa
jadi tidak menimbulkan reaksi karena sampel yang digunakan sudah kadarluarsa ataupun ada
pengotor dalam sampel tersebut. Namun walaupun pada pengamatan reaksi cupri ini tidak
menimbulkan warna, kita jangan mengambil kesimpulan duku bahwa sampel yang kita dapat bukan
klorampenikol.
Pengujian reaksi warna selanjutnya adalah dengan mengghnakan reagen nesslet, dimana sampel
dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan sedikit reagen nessler, pada hasil pengamatan
kali ini warna yang fitimbulkan oleh sampel yaitu warna abu-abu kecoklatan, hal jni sesuai dengan
yang dicantumkan oleh literatur, namun hanya beda sedikit yaitu warna yang dihasulkan kurang
berwarna abu-abu namun lebih sedikit kecoklatan. Kesalahan dalam pengamatan ini dimungkinkan
karena zat uji yang digunakan pada saat penambahan dengan reagen, reagen yang ditambahakan
terlalu banyak, dan jadinya zat tersebut larut didalam reagen, jadinya warna yang dihasilkan kurang
abu-abu dan malah sedikit mendekati kecoklatan.

Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah uji gugus fungsi. Reaksi pertama yang dilakukan adalah
reaksi alkalis, pengujian dilakukan dwngan cara zat lalu ditambahkan dengan NaOH, lalu amati apa
yang terjadi, kali ini yang terjadi adalah dimana tercium bau amonia, namun bau yang dihasilkan
tidak terlalu kuat, pada pengamatan kali ini hasil yang didapat sesuai dengan yang ada di literatur,
bahwa jika dilakukan pengujian reaksi alkalis maka akan tercium bau amonia, merupakan salah satu
ciri dari zat kloramfenikol.

Reaksi ujia gugus fungsi selanjutnya adalah dengan mangamati gugus alkohol primer, dimana 3 ml
asam asetat ditambahkan dengan 1 tetes etanol, lalu tambah 1 tees KmNO4, pada hasil pengamatan
warna yang ditimbulkan yaitu warna merah kecoklatan, hal ini seauai dengan literatur, selanjutnya
sampel yang dianalisa ditambahkan lagi dengan 1 tetes asam sulfat lalu tambahkan lagi dengan 1
tetes KmNo4 pada hasil pengamatan warna yang dihasilkan adalah warna coklat, hal ini negatif
menunjukan bahwa same yang kita amati kloramfenikol, karena pada literatur menunjukan warna
yang dihasilkan adalah warna pink. Namun jangan diambil kesimpulan dulu bahwa sampem yang kita
amati bukan merupakan kloramfenikol.

Pengujian gugus fungsi yang terakhir adalah uji gugus fungsi keton, sampel yang diamati dita.bahkan
dengan NaOH lalu ditambahkan lagi dengan CuSO4, warna yang dihasilkan adalah warna biru tua, hal
ini sesuai dengan yang dicantumkan pada literatur.

Jika dibahas tentang perbedaan dari hasil uji yang dihasilkan oleh kloramfenikol dan tiamfenikol,
dapat kita bedakan pada pengujian dengan menggunakan reaksi pengujian zat ditambahkan dengan
NaOh, jika zat tersebut setelah dipanaskan berubah warnanya menjadi orange merah, maka zat yang
kita analisa adalah kloramfenikol, jika tidak ada menimbulkan warna, maka zat yang kita analisa
adalah tiamfenikol.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari data hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa perbedaan pengujian dari kloramfenikol dan
tiamfenikol adalah dari reaksi dengan ditambahakan dengan NaOH lalu dipanaskan, dimana jika zat
yang kita dapat kloramfenikol maka akan membentuk warna orange merah, jika tiamfenikol maka
tidak akan terjadi reaksi warna. Zat yang kita analisa merupakan kloramfenikol, dapat dibuktikan dari
pengjian:

 Zat + NaOH , panaskan -> warna orange .merah (+) kloramfenikol


 Zat + nesler -> endapan abu-abu sedikit kecoklatan (+) kloramfenikol
 Zat + NaOH -> bau amonia (+) kloramfenikol
 Zat + NaOH +CuSo4 -> endapan biru tua (+) kloramfenikol
4.2 saran

Diharapkan kepada praktikan agar hati-hati dalam menggunakan reagen karena reagen yang
dipakai mayotitas berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai