BIOKIMIA
Dosen Pengampu : Wina Safutri., S.Si., M.Biomed
Disusun Oleh :
1. Dwi Ratna Safitri (210106140)
2. Etika Khusnul Hotimah (210106141)
3. Syifa Sahara (210106153)
4. Vinca Claudia (210106167)
5. Windi Ardita (210106168)
6. Riesce Octa Verantika (210106170)
Farmasi D
Kelompok 8 (Delapan)
Sumber vitamin A dalaha karoten dan karatenoid yang banyak terdapat dalam bahan-bahan
nabati sebagai provitamin. Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi Care-
Price atau pereaksi trikloroasetat (TCA). Jika dengan pereaksi Care-Price memberikan warna
biru yang kemudian berubah menjadi merah coklat maka zat tersebut positif mengandung
vitamin.
Masukkan 5 tetes zat yang di uji (misalnya minyak ikan) ke dalam tabung reaksi.
(Jika terbentuk warna biru yang berubah menjadi coklat berarti positif mengandung vitamin A)
Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya thiamin 1%) ke dalam tabung
reaksi.
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
3. IDENTIFIKASI VITAMIN C
Fungsi dari vitamin C diantaranya adalah membantu mempercepat penyembuhan luka,
menjaga sistem kekebalan tubuh, menyerap zat besi, membentuk tulang dan gigi.
Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat)
dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin
C. Vitamin C banyak ditemukan di sayuran yang berwarna hijau dan buah-buahan.
Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi mudah dioksidasi
terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat dengan adanya tembaga,
oksigen dan alkali. Ada 2 prosedur pengujian vitamin C, yaitu:
Prosedur A:
Perhatikan endapan
yang terjadi.
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
(Jika terbentuk warna hijau kekuningan sampai merah berarti positif mengandung
vitamin C)
Prosedur B:
Masukkan ke dalam tabung reaksi zat yang diuji (misalnya asam askorbat 1%).
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
4. IDENTIFIKASI VITAMIN D
Vitamin D berperan pada pertumbuhan normal, meningkatkan parasitrat (garam acid
sitric) dalam darah dan menggalakkan penyerapan kalsium dalam usus, menjaga
kesehatan tulang dan gigi. Jenis vitamin D yang penting yaitu Vitamin D2
(ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Vitamin D2 banyak terdapat dalam
bahan nabati seperti ragi dan Vitamin D3 banyak terdapat dalam minyak hati ikan.
Umumnya vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara
lambat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya.
Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D tetapi vitamin A akan
rusak.
Prosedur Uji Identifikasi Vitamin D:
Masukan 10 tetes zat yang diuji (misalnya minyak ikan) ke dalam tabung
reaksi.
5. IDENTIFIKASI VITAMIN E
Vitamin E adalah vitamin larut lemak yang sangat berguna selain sebagai antioksidan
vitamin E adalah salah satu fitonutrien penting dalam minyak makan. Suplemen
vitamin E yang ada di pasaran umumnya tersusun atas tokoferol dan tokotrienol yang
diyakini merupakan antioksidan potenisial (Winarsi.2007).
Analisis kadar tokoferol menggunakan metode spektrofotometri dapat dilakukan
berdasarkan reaksi Emmerie-Engel, yaitu timbulnya kompleks warna merah antara ion
ferro dan a,a-dypiridryl karena reduksi ion ferri menjadi ferro oleh tokoferol. Metode
yang paling sering digunakan dalam mendeteksi tokoferol adalah metode
spektrofotometri berdasarkan reaksi Emmerie-Engel. Hal ini dikarenakan cara ini
merupakan cara yang paling tepat dan sederhana. (Simamora.2003).
Disiapkan alat dan bahan.
6. IDENTIFIKASI VITAMIN K
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak berperan dalam pembekuan darah
dan proses pengerasan kapur vaskuler. Filokuinon dikenal juga sebagai vitamin K1
terdapat pada sayuran dan hati binatang. Analisis Vitamin K: Analisis HPLC untuk
vitamin K menggunakan fase terbaik dengan menggunakan fase diam kolom C-18 dan
deteksi flouresensi. Fase diam yang digunakan diisi dengan bubuk seng. Sistem fase
gerak yang tidak encer digunakan untuk penentuan vitamin K yaitu dengan
menggunakan pelarut methanol dan diklorometana yang mengandung seng klorida,
natrium asetat dan asam asetat.
Analisis Vitamin K dengan HPLC Persiapa produk sampel:
Disaring dengan
Millipore 0,45.
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
7. IDENTIFIKASI VITAMIN B2
Vitamin B2 disebut juga riboflavin atau vitamin G, yang memiliki rumus kimia
C17H20O6N4. Vitamin B2 ikut aktif dalam pemindahan rangsangan berupa sinar ke
saraf mata dan memeliharasel-sel dalam jaringan khusus jaringan kulit. Vitamin ini juga
banyak berperan dalam pembetukkan sel darah merah, antibodidalam tubuh, dan dalam
metabolisme pelepasan energidari karbohidrat.
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
8. IDENTIFIKASI VITAMIN B3
Niasin(bahasa Inggris: niacin, nicotinic acid vitamine) adalah salah satu senyawa
organik yang ditemukan pada tahun 1937, yang berfungsi untuk mencegah penyakit
pelagra. Senyawa organik yang lain disebut nikotinamida, keduanya mengandung
alkaloid nikotina.Vitamin Niasin disebut juga antipelagra atau asam nikotinat, yang
memiliki rumus kimia C6H5O2N. Vitamin ini berfungsi memelihara aktivitas
metabolisme karbohidrat dan lemak sertamemelihara fungsi saraf, kulit dan sistem
pencernaan.
Analisis Kadar Vitamin B3 secara KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi):
Sampel yang telah larutkan dapat dipisahkan dan dihitung konsentrasi zatnya spesifik
yang terkandung didalamnya berdasarkan afinitas sampel oleh fase gerak terhadap fase
diam pada kolom yang digunakan.
9. IDENTIFIKASI VITAMIN B5
Asam Pantotena, juga disebut pantothenate atau vitamin B5(avitamin B), adalahair-
larutvitamin. Asam pentanoatmemiliki rumus kimia C9H17O3N Bagi banyak hewan,
asam pantotenat adalah nutrisi penting. Hewan memerlukan asam pantotenat untuk
mensintesis koenzim-A(CoA), serta mensintesis danmemetabolisme protein,
karbohidrat, dan lemak.
Masukkan 1 ml sampel.
tambahkan 1 ml
Pb Asetat.
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
(Jika warnanya berubah menjadi coklat kehitaman berarti hasil positif untuk vitamin
B.5)
Prosedur A:
Amati perubahan
yang terjadi.
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, Cv. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
(Jika terbentuk warna jingga sampai merah tua berarti mengandung vitamin B6 ).
Ditambahkan 5 tetes
kalium ferisianida 0,5%.
Ditambah 1 ml
pb asetat.
Ditambahkan 1 ml NaOH
perbandingan 1:10
Dipanaskan selama
15-20 menit.
Tambahkan 10
mg K2SO4.
(Jika terbentuk warna biru yang larut pada benzil alkohol berarti positif mengandung
vitamin).