APRI BAHARI PUTRA I1031151047 Sariawan atau stomatitis adalah radang pada rongga mulut (bibir dan lidah) yang disebabkan oleh jamur candida albicans / moniliasis dan hygiene. Oral trush adalah lapisan atau bercak- bercak putih kekuningan yang timbul di lidah yang dikelilingi oleh daerah kemerahan(Rukiyah & Yulianti, 2010). Banyak hal yang mempengaruhi timbulnya sariawan ini namun hal yang mendasari adalah adanya jamur. Oral trush merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur yang lebih dikenal dengan sebutan Candida albicans. Jamur candida albican yang bersifat saprofit sering dijumpai pada neonatus. Makanan/ minuman panas Traumatik Zat Kimia Judul Jurnal : Efektivitas Infusa Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix DC.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Penyebab Sariawan Secara in vitro Sumber Jurnal : Jurnal.unimus.ac.id Penulis Jurnal : Khafidhoh, Zakiyatul; Dewi, Sri Sinto; Iswara, Arya Tahun Jurnal : 2015 Nama Jurnal : The 2nd University Research Coloquium Edisi Jurnal : 2407 - 9189 Halaman Jurnal : 31 - 37 Penerbit Jurnal :Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang. Salah satu tanaman herba yang memiliki kandungan senyawa aktif yang diharapkan dapat dijadikan obat tradisional yaitu kulit jeruk purut. Kandungan kulit jeruk purut adalah saponin, tanin, flavonoid, dan kumarin(Khafidhoh, Dewi, & Iswara, 2015) Senyawa kulit jeruk purut yang menunjukkan aktivitas antifungi yaitu saponin yang bereaksi dengan mengganggu membran sel fungi, salah satunya yaitu Candida albicans. Selain itu kandungan senyawa antifungi lain seperti tanin, mempengaruhi perubahan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan penurunan volume sel. Sama halnya dengan saponin dan tanin, flavonoid juga dapat merusak membran sel sehingga terjadi perubahan permeabilitas sel (Khafidhoh, Dewi, & Iswara, 2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas infus kulit jeruk purut terhadap pertumbuhan Candida albicans yang menyebabkan sariawan dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% dan waktu kontak 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan static group comparison. Sampel pemeriksaan berupa swab lesi mukosa rongga mulut penderita sariawan yang dilakukan pembiakan pada SGA ditambah tetrasiklin pada suhu 37C selama 48 jam. Berdasarkan data menunjukkan bahwa infusa kulit jeruk purut dapat menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans yang ditunjukkan pada hasil rata-rata jumlah koloni Candida albicans yang dikontakkan dengan infusa kulit jeruk purut lebih rendah dibandingkan dengan jumlah koloni Candida albicans Jumlah koloni Candida albicans semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi dan waktu kontak infusa kulit jeruk purut. Konsentrasi 20% dan waktu kontak 15 menit merupakan konsentrasi dan waktu kontak yang paling mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hal ini disebabkan karena adanya zat-zat aktif yang tekandung pada infusa kulit jeruk purut yaitu saponin, tanin, flavonoid dan kumarin yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Waktu kontak yang paling efektif dalam menurunkan pertumbuhan jumlah koloni Candida albicans adalah pada waktu kontak 15 menit. Berdasarkan hasil penelitian (Widyaningsih, Corona, & Sudibyo, 2016) yangberjudul Efek Antibakteri Perasan Kulit JerukPurut (Citrus hystrix) Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi Secara In vitro. Diperoleh hasil bahwa perasan kulit jeruk purut (Cytrus histrix) mempunyai aktivitas penghambatan. Pada konsentrasi 100% memiliki daya hambat optimal dalam pertumbuhan Salmonella typhi secara in vitro dimana perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix) dengan konsentrasi 100% memiliki daya hambat terbesar dibandingkan dengan konsentrasi- konsentrasi yang lain. Pada konsentrasi 100% memiliki rata- rata zona hambat sebesar 3,4 mm, dengan nilai maksimum diameter zona hambat sebesar 9 mm dan nilai minimum diameter zona hambat sebesar 0 mm. Berdasarkan hasil penelitian (Srisukh, et al., 2012) yang berjudul Antibacterial activity of essential oils from Citrus hystrix (makrut lime) against respiratory tract pathogens diperoleh hasil bahwa: minyak daun jeruk purut dan minyak jeruk purut memiliki aktivitas antibakteri yang sangat baik terhadap berbagai patogen pernafasan termasuk bakteri multiresisten. Minyak jeruk purut ini memiliki peran penting terhadap pengembangan obat dan untuk pencegahan dan pengobatan banyak penyakit penyebab bakteri dan jamur. Penelitian ini mengungkapkan bahwa semua bakteri resisten multi-obat yang sangat sensitive terhadap minyak jeruk purut dan minyak daun jeruk purut. Lebih dari 80% A. baumannii yang digunakan dalam penelitian kami resisten terhadap semua obat yang diuji di laboratorium klinis rutin kami seperti aminoglikosida, ampisilin, sefalosporin, karbapenem, fluoroquinolon; dan hanya sensitif terhadap colistin yang merupakan obat dengan nephro dan neurotoxic tinggi. Kelebihan dari jurnal tersebut adalah susunannya yang rapi dan sistematis, tinjauan pustaka jelas. Bentuk komunikasi yang digunakan juga komunikasi terapeutik. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini merupakan Bahasa yang komplek sehingga dapat dimengerti oleh pembaca jurnal Kekurangan jurnal tersebut adalah penelitian hanya mengenai pemahaman obat, seharusnya diperhatikan juga pula tinjauan obatnya Bagi perawat sebaiknya menggunakan aplikasi ini sebagai intervensi keperawatan pada pasien yang sedang mengalami sariawan karena proses yang tidak membutuhkan waktu lama, serta terbukti keefektifannya dalam penghambatan bakteriCandida albicans pada mulut dan sebagai farmakoterapi alami. Intervensi yang diberikan dan dapat diaplikasikan langsung pada pasien yang mengalami sariawan oleh perawat yaitu dengan menerapkan aplikasi kulit jeruk purut. Perawat berperan sebagai konselor dan pemberi asuhan keperawatan dalam hal ini caring dalam meningkatkan pengetahuan terhadap sariawan dan kulit jeruk purut Intervensi terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Candida albicans yang merupakan penyebab sariawan. Untuk Instansi Kesehatan Diharapkan dapat memfasilitasi pasien dalam menjalani pengobatan dan memberikan informasi kepada pasien tentang sariawan dan kulit jeruk purut. Selain itu instansi kesehatan di harapkan dapat menerapkan intervensi yang ada dalam makalah ini. Untuk Perawat Perawat diharapkan mampu meningkatkan caring pada pasien sehingga pasien dengan penyakit sariawan memiliki kepercayaan kepada tenaga kesehatan dan mau menjalani pengobatan yang seharusnya dia dapatkan. Untuk Masyarakat Masyarakat diharapkan mampu melakukan pencegahan sariawan bagi dirinya dan bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Untuk Mahasiswa Mahasiswa dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai intervensi yang ada sehingga intervensi semakin kuat dan memiliki peluang yang besar untuk di terapkan di Indonesia. Khafidhoh, Z., Dewi, S. S., & Iswara, A. (2015). Efektivitas infusa kulit jeruk purut (citrus hystrix DC) terhadap pertumbuhan candida albicans penyebab sariawan secara in vitro. The 2nd University Research Coloquium, 31-37. Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit Ed 2. Jakarta: EGC. Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Medika. Srisukh, V., Tribuddharat, C., Nukoolkarn, V., Bunyapraphatsara, N., Chokephaibulkit, K., Phoomniyom, S., . . . Srifuengfung, S. (2012). Antibacterial activity of essential oils from citrus hystrix (makrut lime) againts respiratory tract pathogens. ScienceAsia, 212-217. Widyaningsih, I., Corona, N., & Sudibyo, A. (2016). EFEK ANTIBAKTERI PERASAN KULIT JERUK PURUT (citrus hystrix) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi SECARA IN VITRO . Prosiding Seminar Nasional Biologi, 251-253.