Anda di halaman 1dari 17

KECEPATAN DAN ORDE REAKSI

apt. Rahmat A Hi Wahid, M.Farm|rahmat@upy.ac.id


PENYUSUN:

Program Studi Farmasi Program Sarjana


Fakultas Sains dan Teknologi
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang:


1. Mampu membedakan antara kecepatan reaksi
orde-nol dan orde-pertama.
2. Mampu menghitung waktu-paro eliminasi, kadar
dan jumlah obat setiap saat setelah pemberian.
KECEPATAN REAKSI

• Dalam rx kimia dikenal kec.suatu reaksi. Misalnya


perubahan senyawa kimia D (obat) menjadi senyawa M
(metabolit), maka jika jumlah obat D berkurang seiring
dengan waktu, kecepatan perubahan ini dapat di tulis:

-
• Sebaliknya, karena jumlah metabolit M bertambah, kec.rx
tsb dapat ditulis:

+
Orde rx menunjukkan cara bagaimana kons.obat atau pereaksi
mempengaruhii laju suatu rx kimia
KECEPATAN REAKSI

• Di dalam farmakokinetik, lazimnya yg diukur dan dipantau adalah


kadar obat utuh sebab bentuk utuh ini aktif secara farmakologik.
• Metabolit biasanya tidak diukur kadarnya, karena umumnya tdk
mempunyai aktivitas farmakologi.
• Oleh sebab itu, untuk menerangkan profil fkk suatu obat, obat
utuh ditetapkan kadarnya dari specimen hayati (darah, plasma,
serum, urin, empedu, saliva, cairan cereprospinal) pada tiap2
periode waktu.
• Dengan cara ini, kemudian dgn bantuan model dan persamaan
matematik, maka kec.absorbs, distribusi, metabolism dan
ekskresi obat di dalam tubuh pada tiap-tiap saat dapat diketahui.
TETAPAN KECEPATAN DAN T1/2

• Orde rx menunjukkan bagaimana kadar obat


mempengaruhi kec.rx.
• Reaksi orde-0  Jika jumlah obat D (berapapun
jumlahnya) berkurang dengan kec.tetap, maka
kec.pengurangan obat D diungkapkan seperti:
-

Ko disebut tetapan kec.orde-nol (massa/waktu or mg/menit).


Jika persamaan atas di integralkan, akan menjadi
D = -k0.t + D0

D0 = jumlah obat pada t =0


TETAPAN KECEPATAN DAN T1/2

• Berdasarkan pers. ini D = -k0.t + D0  kurva B thd waktu t


pada kertas grafik normal akan berbentuk satu garis lurus,
dengan intersep pada sumbu Y= D0 dan slope = -K0
CONTOH

• Suatu obat (10g) dilarutkan ke dalam gelas piala berisi air


100 mL, dicampur homogen. Kemudian pada tiap interval
waktu ttu, larutan diambil dengan volume ttu untuk analisa
kadar obat. Volume larutan yg diambil, diganti air dengan vol.
yg sama. Akhirnya diperoleh data sbb:
Waktu (jam) Kadar obat (mg/mL)
0 100
2 90
4 80
6 70
8 60
10 50
12 40
JAWAB

• Jika data di atas dibuat grafik pada kertas grafik normal,


akan diperoleh garis lurus yang menerangkan pengurangan
kadar obat per waktu dengan kec.orde nol.
• Pada t= 0, kadar D0 = 100 mg/mL
• Pada t= 8, kadar D8 = 60 mg/mL
• Maka 60 = -k0 (8) + 100, sehingga k0 = 40/8 = 5 mg.jam/mL
• Dari data tsb juga nampak bahwa kadar obat berkurang 10
mg/mL setiap 2 jam, shg k0 = 5 mg.jam/mL.
• Waktu-paro orde-nol sebanding dgn jumlah atau kadar
awal obat, dan berbanding terbalik dgn tetapan kec.orde-nol
(k0), seperti persamaan berikut:
T1/2 orde-nol =
LANJUTAN

• T1/2 orde nol ini tidak instan, dan nilainya berkurang Ketika
kadar obat berkurang. Hal ini dapat diterangkan melalui
contoh diatas dengan dihitung t1/2 orde nol pada tiap-tiap
waktu dengan k0 = 5 mg.jam/mL:
• Pada t= 2 jam, kadar D2 = 90 mg/mL – t1/2 orde nol = 9 jam
• Pada t= 4 jam, kadar D4 = 80 mg/mL – t1/2 orde nol = 8 jam
• Pada t= 6 jam, kadar D6 = 70 mg/mL – t1/2 orde nol = 7 jam
REAKSI ORDE-PERTAMA

• Jika jumlah obat berkurang dengan kecepatan yg sebanding


dgn jumlah obat yg tersisa, maka kecepatan pengurangan
jumlah obat perwaktu adalah:

• dD/dt = kecepatan pengurangan jumlah obat per waktu


• D = jumlah obat
• k = tetapan kec.orde pertama (waktu-1 atau jam-1)

• Do = jumlah obat pada waktu t= 0


Waktu Paro Eliminasi (t1/2) orde pertama

• a/ waktu yg diperlukan agar jumlah atau kadar obat


berkurang menjadi setengahnya. Berapapun jumlah dan
kadar obat yg akan menjalani proses berikutnya, waktu
yg diperlukan agar jumlah atau kadar obat menjadi
setengahnya tidak berubah (Shargel et al., 2005)
• Kapan saatnya dosis obat selanjutnya harus diberikan
• Persamaan untuk menghitung parameter tersebut di
atas :

T1/2 = 0,693/k
CONTOH

1. Bagaimana mengetahui harga slope ? Jika pada jam ke-1


(t1) dan jam ke-4 (t2 ternyata jumlahnya masing-masing D1=
10 mg dan D2= 2 mg, maka slope k dapat dihitung:
Slope = k =
= -1
2. Jika suatu obat diberi scr iv bolus, dan segera setelah
penyuntikan kadarnya diketahui C0 = 40 mg/L. T1/2
eliiminasi orde pertama obat adalah 5 jam. Dari data ini
dapat kita ketahui kadar obat dalam darah setiap waktu
setelah penyuntikan, kalo tetapan kec.eliminasi k (orde
pertama) diketahui. Maka Langkah pertama ialah mencari
harga k. Harga k dapat dihitung dari waktu-paro eliminasi:
-1
LANJUTAN

Jika ingin mengetahui kadar obat dalam darah, 10 jam setelah


penyuntikan obat, maka:
C10 = C0
C10 = 40= 10 mg/L
Kadar obat dalam darah, 10 jam setelah penyuntikan obat ialah
10 mg/L. Selain itu dapat juga diketahui berapa lama obat
mencapai kadar ttu sesudah diberi. Misalnya, ingin mengetahui
berapa lama obat mencapai kadar 5 mg/L. Dengan
menggunakan rumus , setelah kedua sisi pers. dibagi volume
(V), akan menjadi persamaan dibawah ini, sehingga harga t
setelah pemberian obat dapat dihitung sbb:
Ln C= Ln C0 –k.t
Ln 5= Ln 40 –0,1386.t
t= = 15 jam
Jadi diperlukan waktu 15 jam sejak penyuntikan, agar kadar
obat dalam darah menjadi 5 mg/L.
LANJUTAN

3. C0 dan harga k tidak diketahui, maka beberapa waktu setelah


pemberian obat diambil dua sampel darah, misalnya pada t1=
3 jam, dan t2= 6 jam, dan ternyata kadarnya berturut-turut
C1= 15 mg/L dan C2= 5 mg/L. Harga k dapat dicari dengan
persamaan Slope = k = yang telah dimodifikasi untuk kadar
(C):
k=
k= = -0,3662 = -0,37 jam-1 atau

k=
k= = 0,3662 = 0,37 jam-1
T1/2 eliminasi =
LANJUTAN

3. Bagaimana mencari harga C0 ? Misalnya pada t2= 6 jam,


kadar obat C2 = 5 mg/L, maka C0 dapat dihitung dengan:
C2 = C 0
5 = C0
C0 = 45 mg/L
PENUTUP

• HARGAILAH DIRIMU
• HARGAILAH ORANG LAIN
• BERTANGGUNG JAWABLAH ATAS TINDAKANMU
PENUTUP

TERIMA KASIH
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai