Dosis dewasa untuk nyeri : mulai dosis 2,5 mg hingga 10 mg tiap 8=12 jam
Dosis anak untuk nyeri : Intravena : 0,1 mg/kg tiap 4 jam selama 2-3 dosis,lalu setiap 6-
12 jam sesuai kebutuhan.
D. Farmakodinamika
Metadon bekerja pada µ (MOR), k (KOR), dan d (DOR) pada sistem saraf
pusat dan organ yang memiliki otot halus. Metadon memberikan efek terapi yakni
dengan dimediasi oleh reseptor MOR,misalnya analgesia untuk mengatasi nyeri hebat.
Mekanisme kerja metadon hampir sama dengan mekanisme kerja morfin yang juga
bekerja pada reseptor µ. Hanya berbeda pada sindrom abstinen. Pada metadon,onset
munculnya sindrom ketergantungan memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih
lambat dari morfin. Selain itu, ketergantungan metadon lebih ringan daripada morfin.
c. Sistem Kardiovaskuler
E. Farmakokinetika
1. Absorbsi
2. Distribusi
Volume distribusi metadon yaitu 1,0-8,0 L/kg. Metadon bersifat lipofilik dan
didistribusikan pada seluruh jaringan tubuh. Metadon berikatan kuat dengan plasma
protein dan juga menetap diliver dan jaringan tubuh lainnya sifat lipofilnya.
Metadon melewati plasenta dan didistribusikan ke ASI.
3. Metabolisme
Metadon mengalami biotransformasi di heparoleh enzim sitokrom P450
dimana enzim ini dapat mengubah metadon menjadi pyrrolidines dan pyrroline
(metabolit mayor),EDPP (inaktif metabolit) dan komponen-komponen inaktif
lainnya. Kemudian metabolit ini dieksresikan sebanyak 21% di urin dan dalam
presentase lebih kecil dieksresikan lewat cairan empedu,feses dan keringat.
4. Eksresi
Metadon memiliki waktu paruh 24-36 jam tergantung dari dosis dan rute
pemberiannya. Pada rute intravena waktuparuhnya sekitar 8-56 jam. Pada rute oral
dengan dosis 100 atau 120 mg setiap hari pada terapi adiksi narkotika watku
paruhnya antara 13-47 jam. Pada pasien postoperatif waktu paruhnya 9-87 jam,pada
pasien rawat jalan nyeri malignansi kronis waktu paruhnya kurang dari 120 jam.
G. Interaksi Obat
Semua golongan opioid kontra indikasi untuk : Akut abdomen, trauma kepala,
kerusakan paru-paru berat (tunda inisiasi metadon), gangguan hati yang berat (jaundice,
ascites), hepato encephalopathi (turunkan dosis bila memulai terapi metadon),
akut asma,akut alkoholisme,ulcerativecolon(toxic megacolon), spasme saluran empedu d
an kencing, MAOIs (tunda inisiasi metadon).
Gunawan,Sulistia Gan.,dkk. 2008. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
dr. Tanessa Audrey Wihardji. (2018, April 10). Diambil kembali dari Alomedika.com:
https://www.alomedika.com/obat/psikofarmaka/obat-untuk-program-
ketergantungan/metadon/farmakologi