MIKROBIOLOGI 2. Bergizi
3. Bermutu
Oleh: 4. dan dapat terjangkau oleh daya beli
masyarakat.
Ismi Rahmawati., M.Si., Apt
1
• Pembentukan asam, umumnya disebabkan oleh berbagai bakteri seperti
Lactobacillus, Acinebacter, Bacillus, Pseudomonas, proteus, Microrocci, Berbagai proses pengolahan telah dilakukan terhadap
Clostidium, dan enterokoki.
bahan pangan dengan berbagai tujuan misalnya:
• Pembentukan warna hijau pada produk-produk daging, terutamadisebabkan
oleh: • memperpanjang masa simpan atau mengawetkan,
1. Pembentukan hidrogen peroksida (H2O2) oleh L. Viridescens, L. fructovorans,
L.jensenii, Leuconostoc, Enterococcus faecium dan E.faecalis • membuat produk lain (baik yang setengah jadi
2. Pembentukan hidrogen sulfida (H2S) oleh Pseudomonas mephita,
Shewanell putrefaciens, dan Lactobacillus sake. maupun yang siap untuk dikonsumsi),
• Pembentukan warna kuning pada produk-produk daging, disebabkan oleh • meningkatkan daya cerna dan penerimaan dan
Enterococcus cassliflavus dan E. mundtii.
• Pembentukan warna hitam pada sayuran, misalnya oleh Xanthomonas tujuan lainnya.
camprestis, Aspergillus niger, dan Ceratocystis frimbiata
• Perubahan warna pada biji-bijian dan serealia karena pertumbuhan berbagai • Proses pengawetan yang dilakukan terhadap bahan
kapang, misalnya Penicillum sp. (biru-hijau), Aspergillus sp. (hijau), Rhizopus sp. pangan mempunyai tujuan untuk mencegah
(hitam), dan lain-lain.
• Perubahan bau, misalnya: kerusakan fisik, kimia atau kerusakan biologis,
1. timbulnya bau busuk oleh berbagai bakteri karena terbentuknya
amonia, H2S, Indol,dan senyawa-senyawa amin seperti diamin kadaverin
termasuk kerusakan mikrobiologis. Dari berbagai
dan putresin. proses pengawetan yang telah dilakukan, beberapa
2. Timbulnya bau anyir pada produk-produk ikan karena belum diketahui dengan jelas mekanismenya secara
terbentuknya trimetilamin (TMA) dan histamin.
biofisik, biokimia maupun secara molekuler.
2
Pengendalian mikrobia patogen pada air
• Berhubungan dengan tindakan sanitasi air
bersih (untuk minum dan aktivitas kehidupan)
• Dapat dilakukan melalui sanitasi air dan Penyaringan air kotor
penyaringan air kotor dilakukan melalui : penyaringan,
Sanitasi air penyaringan air dan klorisasi pengendapan, pengolahan dan pembuangan
Penyaringan air penyaringan pasir supernatan pencemar
Klorisasi dosisi 0,5 ppm mampu membunuh mikrobia
enterik
3
*Untuk mengetahui susu sudah dipasteurisasi
secara benar dan baik dilakukan dengan uji/tes
pospatase yaitu uji untuk mengetahui aktivitas
CARA PENCEGAHAN
enzim fosfatase dalam susu
MIKROORGANISME KE BAHAN
Jika nilai aktivitas fosfatase tinggi pasterurisasi PANGAN
kurang baik dan susu dicampur dengan susu
mentah.
* Untuk mengetahui pencemar patogen tes Cara pencegahan :
bakteri koliform (1) mencegah kontaminasi
(2) mencegah pertumbuhan m.o
(3) eliminasi total/sebagian
4
Jenis-jenis teknik pengolahan dan
Pendinginan
pengawetan makanan • Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu
pembekuan bahan yaitu -2 sampai +10 0 C.
• Pendinginan • Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan.
• Pengeringan • Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku
yaitu pada suhu 12 sampai -24 0 C.
• Pengemasan • Pembekuan cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -
40 0 C.
• Pengalengan • Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama
beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan panganya
• Penggunaan bahan kimia • pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa
bulan atau kadang beberapa tahun.
• Pemanasan • Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat
• Teknik fermentasi membunuh bakteri
• Beberapa bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan
• Teknik Iradiasi yang terlalu rendah.
Pengeringan Pengemasan
• pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau • Pengemasan merupakan bagian dari suatu
mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan
menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui pengolahan makanan yang berfungsi untuk
penggunaan energi panas. pengawetan makanan, mencegah kerusakan
• Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih
awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mekanis, perubahan kadar air.
mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan • Teknologi pengemasan (bahan pembungkus
dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang
sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di primer): plastik , kayu, karton, gelas dan metal
harapkan biaya produksi menjadi lebih murah.
• kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan
• dikemas dalam keadaan aseptiis steril. Sterilisasi
dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan bahan kemasan biasanya dilakukan dengan
kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida
• Factor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama
adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran dan sinar UV atau radiasi gama.
udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan.
5
Tujuan pengemasan makanan di bidang
mikrobiologi :
FUNGSI PENGEMASAN MAKANAN
6
e. Amoniak : prinsip sama dg penambahan asam sebabkan pH naik,
organ dalam sel mikroba terganggu Pemanasan
f. Garam Na Cl :2-5 % NaCl pada suhu rendah menghambat mikroba • penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan
psikrofilik. sangat berpengaruh pada bahan pangan dapat merusak warna
Prinsip : maupun rasanya.
plasmolisis membran sel mikroba karena tekanan osmotik NaCl tinggi • Semakin tinggi jumlah panas yang di berikan semakin banyak mikroba
yang mati.
NaCl higroskopis shg dpt menyerap air (aw <) • Pada proses pengalengan, pemanasan di tujukan untuk membunuh
kurangi kelarutan O2 shg hambat mikroba aerob seluruh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan pembusukan
makanan dalam kaleng tersebut, selama penanganan dan
g. SO2 dan garam sulfit penyimpanan.
cegah browning • Pada proses pasteurisasi, pemanasan di tujukan untuk memusnahkan
sebagian besar mikroba pembusuk, sedangkan sebagian besar mikroba
cegah pertumbuhan mikroba karena terjadi reaksi SO2 dg gugus karbonil yang tertinggal dan masih hidup terus di hambat pertumbuhanya
karbohidrat (shg tdk dpt digunakan sbg sumber energi mikroba). Selain dengan penyimpanan pada suhu rendah atau dengan cara lain
itu SO2 mereduksi ikatan disulfida protein enzim mikroba misalnya dengan bahan pengawet.
h. H2O2 kurangi jumlah mikroba dlm susu (oksidasi sulfhidril dalam • Proses pengawetan dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu: pasteurisasi,
protein enzim yang digunakan mikroba untuk metabolisme susu) . Hrs pemanasan pada 1000 C dan pemanasan di atas 1000 C.
ditambah katalase untuk hilangkan sisa H2O2
7
MIKROBIA PATOGEN PANGAN PENYEBAB
PENYAKIT
BAKTERI ENTEROPATOGENIK
1. Bakteri enteropatogenik • Bakteri patogen yang berasal dari saluran
2. Bakteri patogen non enterogenik/non pencernaan mamalia dan manusia
intestinal • Meliputi :
1. Salmonella : penyebab diare, demam tifoid dan para tifoid
2. Shigella : penyebab disentri
3. E. coli : penyebab diare pd bayi
4. Vibrio cholerae : kolera
5. V. parahaemolyticus ; diare
8
3. Pencegahan keracunan oleh Staphilococcus
Cara pencegahan keracunan makanan
• Enterotoksin tahan panas dan tidak berubah
meskipun dididihkan selama 30 menit.
1. Pencegahan keracunan B.cereus
• Toksin terbentuk jika makanan dibiarkan selama 8-
• Pemanasan bertekanan pada makanan,
10 jam pada suhu kamar
pemanggangan dan penggorengan
• Dalam suhu dingin/beku toksin stabil hingga
• Pemanasan di bawah suhu 100oC spora masih hidup
beberapa bulan
2. Pencegahan botulisme
• Tindakan pencegahan menyimpan makanan yang
• Spora tahan panas dan toksinnya tidak tahan panas mudah busuk (dalam keadaan segar) pada suhu di
• Pemanasan makanan baik yang diawetkan atau bawah 0oC, makanan yang dipanaskan kembali tidak
tidak membunuh spora dan inaktivasi toksin boleh disimpan lebih dari 2 jam.
Bahan Farmasi
• Bahan baku
SEDIAAN FARMASI • Air murni (Purified Water)
• Produk Farmasi Steril (Sterile
Pharmaceuticals)
• Produk Farmasi Non-Steril (Non-Sterile
Pharmaceuticals)
36
9
Mikroorganisme kontaminan yang sering
Kategori Bahan Baku Alam
dijumpai dalam bahan baku alam
1. Bahan baku hasil sintesis atau ekstrak bahan
alam yang sudah dimurnikan (rata-rata 10 cfu/g • Bacillus
atau mL)
• Enterobacteriaceae
2. Bahan baku hasil sintesis dan dari bahan alam
(rata-rata 102 cfu/g atau mL) • Staphylococcus
E.coli
3. Ekstrak tanaman (rata-rata 103 cfu/g atau mL)
4. Produk hewan atau tanaman yang sedikit
• Aspergillus
mengalami proses (rata-rata 104 cfu/g atau mL) • Penicillium
5. Produk hewan atau tanaman yang tidak
mengalami proses (rata-rata 105 cfu/g atau mL) • Mucor
37 • Rhizopus Salmonella 38
AIR
• Air minum (potable water) : tidak boleh ada • Untuk produk parenteral, sediaan obat mata,
Coliform bacilli per 100 ml termasuk larutan lensa kontak , dan produk-produk
• Air untuk injeksi : yang diberikan pada luka terbuka atau untuk proses
– < 0,25 endotoksin unit (EU) per ml. irigasi rongga tubuh.
– Batas mikroba < 10 cfu per 100 ml • Uji sterilitas perlu dilakukan
– Tidak ada Pseudomonas • Syarat Steril : Sterility Assurance Level dengan
• Air untuk sediaan non-steril : probabilitas sama atau lebih baik dari 10 -6, artinya
o Kisaran dari <10 sampai < 100 cfu per 100 ml dalam satu juta sediaan steril hanya boleh
o Tidak ada Pseudomonas maksimum 1 yang tidak steril.
39 40
10
42
• Tidak ada aturan tunggal yang mengatur, tergantung 1a Injeksi Steril – Farmakope
1b Obat mata, sed.utk bgn tubuh Bebas mikroba yang memp.daya hidup/g atau
pada farmakope negara masing-masing yg bebas mikroba, sed.utk luka mL
• Tidak mengandung mikroba yang dapat bakar, tukak berat
menyebabkan infeksi akibat penggunaan obat 2 Sed. topikal pada lesi kulit, Mikroba yg memp.daya hidup maks 102 /g atau
tersebut (medication-borne infection) hidung, tenggorokan (resiko mL, dan tidak mengandung Enterobacteriaceae,
tinggi) P.aeruginosa, S.aureus
• TVC (Total Viable Count) dalam jumlah tertentu dan
tidak adanya patogen enterik dalam bahan baku nya. 3 Sediaan lain Mikroba yg memp.daya hidup maks 103 – 104
bakteri anaerob, 102 ragi dan kapang /g atau mL,
Batas mikroba spesifik : tdk ada E.coli, dan tidak
mengandung Salmonella, P.aeruginosa,
S.aureus,
Enterobacteriaceae lain maks. 102 /g atau mL
41
Batas kontaminan mikroba pada bahan dan Kerusakan produk farmasi oleh
sediaan obat asal tanaman (versi BPOM
NOMOR 12 TAHUN 2014 )
mikroorganisme
Sediaan Cair • Akhibat kontaminasi:
Cairan Obat Luar – Kualitas produk menurun
(secara fisik dan kimia)
– Produk menjadi membahayakan
(akhibat senyawa toksik yang dihasilkan
mikroorganisme)
43
11
Kerusakan fisik Kerusakan kimia
• Perubahan konsistensi (lebih kental, lebih • Perubahan bau (tengik atau busuk)
encer, keruh, mencair, membeku) • Perubahan rasa (pahit dan asam)
• Perubahan warna (berwarna, memudar, • Degradasi fungsi dan struktur senyawa dalam
kehilangan warna) produk (surfaktan, gula, pengental, pemanis,
• Pemisahan fase (anatar fase minyak dan air) pewarna, pengawet dll)
• Terbentuk busa • Penurununan potensi sediaan
12
Contoh produk farmasi terkontaminasi mo
13