PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui apakah produk obat, obat tradisional, dan kosmetika aman digunakan
atau tidak.
2. Dapat mengetahui jumlah mikroba pathogen yang terdapat dalam suatu produk obat, obat
tradisional, dan kosmetika.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
3.4.2 Uji Angka Lempeng Total dan Angka Khamir dan Kapang
1. Dari hasil persiapan dan homogenisasi contoh (konsentrasi 10−1), dibuat
beberapa seri pengenceran (missal 10−2 hingga 10−6). Dari pengenceran 10−1
diambil 1 mL, dimasukkan ke dalam tabung berisi 9 mL LDF steril, sehingga
diperoleh pengenceran 10−2. Dari pengenceran 10−2, diambil 1 mL, dimasukkan
ke tabung berisi 9 mL LDF steril, dihomogenkan, sehingga didapat pegenceran
10−3. Dan seterusnya sampai dengan pengenceran 10−6.
2. Untuk penentuan ALT, 1 mL pengeceran 10−1 dituangkan ke dalam cawan petri
steril yang kosong, kemudian dituangi dengan NA cair bersuhu ±45-50°C
sebanyak 15-20 mL. Untuk penentuan AKK, media yang digunakan adalah PDA.
Cawan digoyang-goyang untuk menghomogenkan, biarkan hingga memadat di
suhu ruangan.
3. Hal ini dilakukan untuk pengenceran 10−2 sampai dengan 10−6 .
4. Setelah smeua gara di dalam cawan memadat, seluruh cawan diinkubasi dengan
posisi terbalik, di dalam incubator pada suhu 37°C selama 24 – 48 jam (untuk
bakteri) dan suhu 20 – 25°C selama 3 – 5 hari untuk kapang dan khamir.
5. Dihitung ALT dan AKK seperti pada materi menghitung mikroba dengan teknik
angka lempeng total.
3.4.3 Analisis Cemaran Mikroba Patogen Staphylococcus aureus
1. Dibuka kemasan dengan cara aseptis
2. Homogenisasi sampel dan pengkayaan
Secara aseptik, ditimbang 10 g sampel dimasukkan segera ke dalam labu
Erlenmeyer berisi 100 mL media Trypticase Soy Broth (TSB) streril, kemudian
ditutup rapat- rapat, dikocok/digunakan orbital shaker untuk menghomogenkan
suspensi. Didiamkan selama ±1 jam disuhu kamar. Diinkubasi pada suhu 35°C
selama ±24 jam.
3. Menanam ke media agar selektif
Suspensi dikocok/vortex dalam media TSB yang telah diinkubasi, kemudian
dengan cara digores kuadran, diinokulasikan masing-masing 1 ose suspense ke
media agar Vogel Johnson Agar (VJA). Diinkubasi pada suhu 35°C selama 24-48
jam. Selain BGA, dapat pula digunakan media MSA dan BPA sebagai media
selektif.
4. Uji lanjutan terhadap koloni yang diduga Staphylococcus aureus
Jika terdapat koloni spesifik pada media VJA, dilakukan uji lanjutan terhadap
koloni tersebut, yaitu uji koagulase. Diambil koloni tersangka dan dipindahkan ke
dalam tabung yang berisi 0,5 mL plasma kelinci atau kuda. Diinkubasi dalam
penangas air bersuhu 37°C, dan diamati pada jam ke-3, 6, dan seterusnya.
Dilakukan ujii bersamaan dengan control positif dan negative. Jika terjadi
koagulasi, maka sampel mengandung Staphylococcus aureus.
5. Uji lanjutan terhadap koloni yang diduga Staphylococcus aureus (uji koagulase)
Jika terdapat koloni spesifik pada media VJA, dilakukan uji lanjutan terhadap
koloni tersebut, yaitu uji koagulase. Diambil koloni tersangka dan dipindahkan ke
dalam tabung yang berisi 0,5 mL plasma kelinci atau kuda. Diinkubasi dalam
penangas air suhu 37oC, dan diamati pada jam ke-3, 6, dst. Sampai 24 jam.
Dilakukan uji bersamaan dengan kotrol positif dan negative. Jika terjadi
koagulasi, maka sampel diduga mengandung Staphylococcus aureus.
3.4.4 Analisis Cemaran Mikroba Patogen Pseudomonas aeruginosa
1. Dibuka kemasan secara aseptik.
2. Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment)
Secara aseptik, ditimbang 10 g sampel dimasukkan segera ke dalam labu
Erlenmeyer berisi 100 mL media Trypticase Soy Broth (TSB) streril, kemudian
ditutup rapat- rapat, dikocok/digunakan orbital shaker untuk menghomogenkan
suspensi. Didiamkan selama ±1 jam disuhu kamar. Diinkubasi pada suhu 35°C
selama ±24 jam.
3. Menanam ke media agar selektif
Suspensi dikocok/vortex dalam media TSB yang telah diinkubasi, kemudian
dengan cara digores kuadran, diinokulasikan masing-masing 1 ose suspense ke
media agar Cetrimide Agar (CetA). Diinkubasi pada suhu 35°C selama 24-48
jam. Selain CetA, dapat pula digunakan media Pseudomonas Agar sebagai media
selektif.
4. Uji lanjutan terhadap koloni yang diduga Pseudomonas aeruginosa (uji oksidase)
5. Jika terdapat koloni spesifik pada media CetA, dilakukan uji lanjutan terhadap
koloni tersebut, yaitu uji oksidase. Diletakkan di atas koloni tersebut atau
dipindahkan koloni ke kertas saring yang telah diimpregnasi (dijenuhkan) dengan
N,N-dimetil-p-fenilendiamina-dihidroklorida. Jika terjadi perubahan warna dari
merah muda menjadi lembayung, maka sampel diduga mengandung cemaran
Pseudomonas aeruginosa.
Nama : Aprilianti Ayu Irawati
NPM : 2013210026
BAB 4
4.1.1 Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Uji Angka Kapang Kamir (AKK)
4.1.1.1 Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Cawan Petri
Kelompok Tabung
1 2
10-1 - -
10-2 TSUD (0) TSUD (0)
10-3 TSUD (0) TSUD (0)
10-4 TSUD (0) TSUD (0)
10-5 - -
10-6 - -
Perhitungan :
∑𝑛
N=
(1 × 𝑛1 )+(0,1 × 𝑛2 )+(0,01 × 𝑛3 ) × 𝑑
Tidak dapat hitung, karena tidak ada koloni bakteri yang terdapat pada cawan
petri.
4.1.1.2 Uji Angka Kapang Kamir (AKK)
Cawan Petri
Kelompok Tabung
1 2
10-1 - -
10-2 TSUD (1) TSUD (0)
10-3 TSUD (0) TSUD (0)
10-4 TSUD (0) TSUD (1)
10-5 - -
10-6 - -
Perhitungan :
∑𝑛
N=
(1 × 𝑛1 )+(0,1 × 𝑛2 )+(0,01 × 𝑛3 ) × 𝑑
Tidak dapat hitung, karena terlalu sedikit bakteri yang terdapat pada cawan
petri (kurang dari 30)
4.2 Pembahasan
Pada pengujian pada media TSB, setelah sampel diinkubasi selama 24 jam pada suhu
35oC terbentuk kekeruhan dari warna sebelumnya, hal ini menandakan adanya cemaran
mikroba, sehingga sampel perlu di uji lanjut dengan perhitungan Angka Lempeng Total (ALT),
Angka Kapang Khamir (AKK), uji Staphylococcus aureus dan uji Pseudomonas aeruginosa.
Pada perhitungan ALT pada sampel lotion, didapat hasil pengamatan yaitu tidak ada
koloni yang tumbuh ( < 30 koloni bakteri), maka diperkirakan jumlah bakteri yang tumbuh < 10
CFU/mL. Hasil ini memenuhi syarat SNI 16-4399-1996, yaitu maksimum 102 CFU/mL. Pada
perhitungan AKK pada sampel lotion, didapat hasil pengamatan yaitu terdapat dua koloni yang
tumbuh yaitu 90 CFU/mL. hasil ini menunjukkan adanya cemaran kapang khamir.
5.1 Kesimpulan
Jumlah jasad renik pada metode ALT (Angka Lempeng Total) pada sampel lotion adalah <
10 CFU/mL. Jumlah jasad renik pada metode AKK (Angka Kapang Khamir) adalah 90
CFU/mL. Pada sampel lotion tidak terdapat cemaran bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa.
5.2 Saran
1. Metode perhitungan bakteri sebaiknya menggunakan metode MPN karena pada ALT
dan AKK terdapat beberapa kelemahan yaitu, kemungkinan adanya koloni lebih dari
satu sel mikroba, sehingga dapat memperkecil jumlah sel mikroba yang sesungguhnya,
adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar,
suhu, pH atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
2. Perhitungan dilakukan di media agar yang jumalah populasinya mikrobanya antara 30
– 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan
perhitungan kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan
menghasilkan hal sama karena terjadi persaingan diantara koloni..
Nama : Asma Wafiah
NPM : 2013210030
Kelas :B
BAB 4
4.2.1 Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Uji Angka Kapang Kamir (AKK)
4.2.1.1 Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Cawan Petri
Kelompok Tabung
1 2
10-1 - -
10-2 TSUD (0) TSUD (0)
10-3 TSUD (0) TSUD (0)
10-4 TSUD (0) TSUD (0)
10-5 - -
10-6 - -
Perhitungan :
∑𝑛
N=
(1 × 𝑛1 )+(0,1 × 𝑛2 )+(0,01 × 𝑛3 ) × 𝑑
Tidak dapat hitung, karena tidak ada koloni bakteri yang terdapat pada cawan
petri.
4.2.1.2 Uji Angka Kapang Kamir (AKK)
Cawan Petri
Kelompok Tabung
1 2
10-1 - -
10-2 TSUD (1) TSUD (0)
10-3 TSUD (0) TSUD (0)
10-4 TSUD (0) TSUD (1)
10-5 - -
10-6 - -
Perhitungan :
∑𝑛
N=
(1 × 𝑛1 )+(0,1 × 𝑛2 )+(0,01 × 𝑛3 ) × 𝑑
Tidak dapat hitung, karena terlalu sedikit bakteri yang terdapat pada cawan
petri (kurang dari 30)
4.2 Pembahasan
Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu masalah yang sangat
penting untuk diperhatikan.Pada waktu penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan terjadi
pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan pemakaian bahan-
bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi dan higienis kurang
diperhatikan.Adanya mikroorganisme dalam sediaan kosmetik tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan infeksi pada kulit.
Pada praktikum kali ini, Digunakan sampel kosmetik, karena akan dihitung mikroorganisme
yang terdapat di dalam sampel dengan beberapa pengujian untuk kosmetika yang dilakukan
meliputi ALT bakteri, AKK,analisis mikroba patogen Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa.Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat kontaminasi
mikrobanya, apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat diketahui layak tidaknya suatu
produk dipasarkan ke masyarakat.
Pada uji ALT,medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab
medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk
melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga
diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4. Sedangkan untuk AKK
digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini mengandung karbohidrat
yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3
kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.
Dari hasil pengamatan kelompok 3,pada uji ALT dalam sampel handbody pada kedua cawan
petri konsentrasi 10-2 TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung), 10-3 TSUD (terlalu sedikit untuk
dihitung), dan 10-4 TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung) sehingga tidak valid dan tidak dapat
dihitung.Dan pada uji AKK dalam sampel handbody lotion pada kedua cawan petri konsentrasi
10-2 TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung), 10-3 TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung), dan 10-4
TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung) sehingga tidak valid dan tidak dapat dihitung.
Pada Analisis cemaran bakteri Pseudomonas aeruginosa , didapat hasil yang negatif (-)
dimana pada media Cetrimide Agar tidak terbentuk warna hijau fluoresensi di daerah goresan,
yang menunjukkan bahwa sampel tidak terdapat bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Pada Uji bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan media VJA, didapat hasil
yang negatif (-) dimana tidak terdapat warna hitam dikelilingi warna kuning pada media akibat
adanya produksi koagulase, dan proses fermentasi glukosa dan manitol dengan memproduksi
asam dalam keadaan anaerobik. Koagulase ini adalah enzim yang dapat menggumpalkan plasma.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Nilai ALT dan AKK kelompok 3, pada konsentrasi 10-2,10-3,10-4 TSUD (terlalu sedikit
untuk dihitung), tidak valid dan tidak dapat dihitung. Untuk pengujian analisis mikroba pada
patogen Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, didapat hasil yang negatif (-)
menunjukkan bahwa sampel tidak terdapat bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus. Jadi dapat dikatakan bahwa sampel handbody ini layak digunakan karena batasan untuk
ALT dan AKK memenuhi syarat.
5.2 Saran
Pengujian dilakukan dengan sebaik mungkin dan menerapkan Good Laboratory Practice,
dan dipastikan agar media yang digunakan steril dan viabel, serta alat gelas dan peralatan yang
digunakan steril agar tidak menghasilkan hasil palsu akibat kontaminasi bakteri. Pengenceran
harus dilakukan dengan lebih teliti agar dapat diperoleh ALT & AKK yang sesuai.
Nama : Dian Evangeline A.S
NPM : 2013210057
Kelas : B-3
BAB 4
4.2 Pembahasan
Pada analisis sampel kosmetik handbody lotion, sampel 10 g dihomogenisasi dulu dalam
media LDF steril sebagai sampel dengan konsentrasi 10-1 , setelah homogenisasi larutan berupa
sampel jernih sehingga dilakukan uji Jumlah Mikroba dengan teknik Angka Lempeng Total (
ALT) menggunakan media NA cair bersuhu +/- 45-50°C dan Angka Kapang Khamir ( AKK )
menggunakan media PDA
Setelah periode masa inkubasi yakni: 24-48 jam suhu 37°C untuk media LDF dan untuk bakteri (
ALT ) Konsentrasi 10-2 - 10-4 (duplo) diperoleh hasil TSUD (0) sehingga jumlah bakteri tidak
dapat ditentukan sebab terlalu sedikit untuk dihitung
Setelah masa inkubasi AKK Selama 3-5 hari dengan suhu 20-25°C diperoleh hasil TSUD(1)
pada cawan dengan konsentrasi 10-21 dan 10-42 sedangkan untuk cawan lainnya dengan hasil
TSUD (0) sehingga Jumlah kapang Khamir tidak dapat ditentukan sebab terlalu sedikit untuk
dihitung
Dari hasil homogenisasi sampel dan pengkayaan dalam media TSB steril yang telah
diinkubasi selama 24-48 jam suhu 37°C diperoleh hasil yang positif keruh sehingga dilakukan
Uji Jenis mikroba pathogen menggunakan media Vogel Johnson Agar ( VJA ) dalam cawan petri
dengan cara inokulasi gores kuadran untuk analisis adanya mikroba pathogen Staphylococcus
aureus, namun setelah periode inkubasi selama 24-48 jam suhu 35°C diperoleh hasil (-) Tidak
terdapat koloni hitam dikelilingi zona kuning, yang artinya dalam sampel tidak terdapat mikroba
pathogen Staphylococcus aureus.
Dilakukan juga Uji Jenis mikroba pathogen dari hasil homogenisasi sampel dan
pengkayaan dalam media TSB steril yang telah diinkubasi selama : 24-48 jam suhu 37°C dengan
hasil yang positif keruh menggunakan media Cetrimide Agar ( Cet A ) dalam cawan petri dengan
cara inokulasi gores kuadran untuk analisis adanya mikroba pathogen Pseudomonas aeruginosa ,
namun setelah periode inkubasi selama 24-48 jam suhu 35°C diperoleh hasil (-) Tidak terdapat
koloni hijau berfluoresensi, yang artinya dalam sampel tidak terdapat mikroba pathogen
Pseudomonas aeruginosa.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Uji Jumlah Mikroba dengan teknik ALT dan AKK hasil Terlalu sedikit Untuk Dihitung (
TSUD)
2. Uji Jenis Mikroba pathogen Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus hasil
negatif yang artinya mikroba pathogen tersebut tidak terdapat didalam sampel yang di uji
3. Sampel yang diuji layak untuk digunakan
5.2 Saran
Untuk memastikan keamanan dari produk sampel yang digunakan secara mikrobiologi
sebaiknya dilakukan lagi uji jenis mikroba pathogen lainnya.
Nama : Esa Aulia Rizkita
NPM : 2013210074
BAB 4
4.2.4 Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Uji Angka Kapang Kamir (AKK)
4.2.4.1 Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Cawan Petri
Kelompok Tabung
1 2
10-1 - -
10-2 TSUD (0) TSUD (0)
10-3 TSUD (0) TSUD (0)
10-4 TSUD (0) TSUD (0)
10-5 - -
10-6 - -
Perhitungan :
∑𝑛
N=
(1 × 𝑛1 )+(0,1 × 𝑛2 )+(0,01 × 𝑛3 ) × 𝑑
Tidak dapat hitung, karena tidak ada koloni bakteri yang terdapat pada cawan
petri.
4.2.4.2 Uji Angka Kapang Kamir (AKK)
Cawan Petri
Kelompok Tabung
1 2
10-1 - -
10-2 TSUD (1) TSUD (0)
10-3 TSUD (0) TSUD (0)
10-4 TSUD (0) TSUD (1)
10-5 - -
10-6 - -
Perhitungan :
∑𝑛
N=
(1 × 𝑛1 )+(0,1 × 𝑛2 )+(0,01 × 𝑛3 ) × 𝑑
Tidak dapat hitung, karena terlalu sedikit bakteri yang terdapat pada cawan
petri (kurang dari 30)
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah sediaan kosmetika, yaitu hair body
lotion dari Revlon. Uji yang dilakukan pada sediaan kosmetik tersebut adalah uji ALT untuk
menghitung jumlah mikroba, uji AKK untuk meghitung jumlah kapang/khamir, uji cemaran
bakteri Staphylococcus aureus dan uji cemaran bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Pada uji ALT, sampel dipipet 1 mL dari konsetrasi 10-1 dan seterusnya hingga konsentasi
10-6. Setelah itu, konsentrasi 10-2, 10-3, dan 10-4 dipindahkan ke cawan petri secara duplo yang
sudah di masukkan media Nutrient Agar (NA). Diinkubasi selama 24-28 jam. Berdasarkan hasil
pengamatan, pada pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4 tidak ditemukan koloni bakteri, baik dari
cawan ke-1 ataupun ke-2, maka dari itu diberi keterangan TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung),
begitu pula dengan uji AKK, perbedaan uji AKK dengan ALT adalah media yang digunakan
adalah PDA, hasil yang diperoleh yaitu pada pengenceran 10-2 pada cawan 1 ditemukan 1 koloni
kapang/khamir, sedangkan pada cawan ke-2 tidak ada ditemukan adanya koloni, pada
pengenceran 10-3 tidak ditemukan koloni di kedua cawan dan pengenceran 10-4 ditemukan 1
koloni kapang/khamir pada cawan ke-2. Persyaratan perhitungan mikroba adalah 25-250 atau 30-
300, sedangkan bakteri yang diperoleh dari hasil pengamatan kurang dari 25 atau 30, sehingga
tidak dapat dihitung dengan menggunakan rumus.
Untuk uji cemaran bakteri Staphylococcus aureus dilakukan pada media VJA, sebelum
menggunakan media VJA, sampel ditambahkan pada media TSB yang berada pada Erlenmeyer
dan diinkubasi. Setelah inkubasi, diperoleh hasil bahwa media TSB menjadi keruh, sehingga
diperlukan uji lanjutan untuk memastikan adanya bakteri Staphylococcus aureus bakteri
Pseudomonas aeruginosa. Untuk memastikan adanya bakteri Staphylococcus aureus, maka
sampel yang berada di media TSB diinokulasikan pada media VJA, sedangkan untuk
memastikan adanya bakteri Pseudomonas aeruginosa, sampel yang berada pada media TSb
diinokulasikan pada media CetA. Setelah masa inkubasi, hasil yang diperoleh adalah tidak
adanya koloni bakteri pada media tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel tidak
mengandung bakteri pathogen Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Sampel kosmetik, yaitu hair body lotion dari Revlon, tidak mengandung bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa sehingga aman untuk digunakan
karena memenuhi persyaratan yang berlaku.
2. Jumlah bakteri tidak dapat dihitun dengan teknik ALT dan AKK karena jumlah bakteri
kurang dari 30 atau kurang dari 25.
5.2 Saran
Diperlukan teknik pengerjaan yang tepat, contohnya pada saat pemipetan sampel dan pada
saat pengenceran sampel sehingga mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan yang terjadi
yang dapat berpengaruh pada hasil percobaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Tabung 10-2 cawan Kelompok Tabung 10-2 cawan Kelompok Tabung 10-3 cawan
ke-1 (sesudah inokulasi) ke-2 (sesudah inokulasi) ke-2 (sesudah inokulasi)
Kelompok Tabung 10-3 cawan Kelompok Tabung 10-4 cawan Kelompok Tabung 10-4 cawan
ke-1 (sesudah inokulasi) ke-1 (sesudah inokulasi) ke-2 (sesudah inokulasi)
Kelompok Tabung 10-2 cawan 1 dan Kelompok Tabung 10-3 cawan 1 dan
cawan 2 untuk uji AKK (sesudah cawan 2 untuk uji AKK (sesudah
inokulasi) inokulasi)