No Jawaban Penjelasan
1 c sesuai dengan PP 51 tahun 2009 bahwa minimal jumlah apoteker di
industri farmasi adalah 3 orang di bagian QC, QA dan Produksi
3 a pembuatan salep mata harus dalam keadaan steril. Diketahui zat aktif
bersifat termostabil --> hanya bisa dilakukan sterilisasi secara aseptis,
tidak bisa dengan cara terminal (filtrasi), sehingga ruangan produksi
harus di lingkungan kelas A
1
7 d langkah awal pada saat penyimpangan pada kasus tersebut adalah
dengan membuat laporan Deviasi yang difasilitasi oleh Dept QA.
2
13 e Validasi proses tradisional dalam CPOB 2018 bermakna proses validasi
juga dilangsungkan pada proses produksi rutin obat tersebut.
14 e Media uji yang umum digunakan dalam uji media fill adalah Soybean
Casein digest dan TSA/TSB.
15 a pembuatan sediaan steril secara aseptis --> pada ruang LAF atau kelas
A
17 b Cukup jelas, pengaturan suhu dan kelembapan diatur oleh Cooling Coil
(kompresor AC)
3
20 a injeksi eritropoetin merupakan zat termolabil sehingga metode
sterilisasinya harus secara filtrasi dengan membran bakteri 0.22
mikron
4
26 b WFI merupakan produk hasil olahan air tingkat PW (purify water) yang
didestilasi
29 a WFI merupakan produk hasil olahan air tingkat PW (purify water) yang
didestilasi.
30 a uji BA/BE untuk sediaan me too product dari inovator perlu mengacu
pada faktor similaritas (F = 50 - 100) --> syarat produk dikatakan
bioekivalen
5
32 e uji stabilitas dengan cara membuka dan menutup wadah berkali-kali --
> uji stabilitas in-use. Ditujukan untuk mengetahui nilai BUD (beyond
use date)
37 a pada saat adopsi suatu metode analisis yang berasal dari sumber
pustaka kompendial seperti FI, USP, BP dsb itu, analis QC hanya
diharuskan untuk melakukan verifikasi metode analisis
6
38 e pengujian stabilitas on-going / post market ini dikondisikan pada
sampel produk jadi yang telah dikemas dalam kemasa primernya
seperti layaknya kondisi pada saat dia dipasarkan
7
44 b terkait dengan pelaksaan teknis pengujian bahan baku obat sebagai
bahan awal menjadi wewenang dari QC atau pengawasan mutu
49 c pada lingkup pengujian hasil identifikasi dari bahan baku simplisia -->
menjadi ranah dan wewenang departemen QC / pengawasan mutu
8
50 d Tahap I, yang meliputi:
1) Sanitasi Higiene; dan
2) Dokumentasi
52 e cukup jelas sesuai dalam uji BA/BE minimal dilakukan pada 12 subject
penelitian
9
53 B training karyawan menjadi tanggung jawab QA
10
58 b Ruangan produksi steril harus lebih positif dibandingkan koridor dan
ruangan lainnya
agar debu dari luar masuk dan mengotori ruang produksi, ingat prinsip
koridor negatif / kotor untuk produk steril
63 d produk ruahan adalah produk jadi tahap akhir namun masih dalam
satuan volume produksi yang besar, biasanya dinyatakan dalam drum /
pallet / container.
11
64 c Wadah tertutup kedap, mencegah menembusnya udara atau gas
umum untuk sediaan steril (injeksi - parenteral) --> injeksi amfoterisin
B
12
68 a timbangan analitik skala lab analis farmasi harus minimal memiliki
ketelitian 0,1 mg
13
73 b kalibrasi minimal tiap 6 bulan sekali
74 a tujuan dari uji UDT adalah mengetahui nilai ekivalensi antara produk
mee-too dan inovatornya dengan melihat parameter nilai F
(similaritas)
75 A mengacu ke CPOB 2018, cukup jelas dengan menjawab tidak lebih dari
20 partikel yang berukuran > 5 μm
14
78 d produk me-too tidak perlu dilakukan uji klinis. Uji klinis hanya
diperuntukan untuk pengujuan BA/BE untuk obat baru / obat patent-
inovator
83 e pada saat adopsi suatu metode analisis yang berasal dari sumber
pustaka kompendial seperti FI, USP, BP dsb itu, analis QC hanya
diharuskan untuk melakukan verifikasi metode analisis
15
84 a cukup jelas dan logis. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah terkait
izin dan legalitas dari suatu sarana / fasilitas produksinya yaitu berupa
izin IOT
86 c BCS kelas 2 dan BCS kelas 4 --> perlu uji BE in-vivo, dikarenakan
memiliki kelarutan yang buruk
BCS kelas 1 dan BCS kelas 3 --> perlu uji BE in-vitro (UDT), karena
memiliki permeabilitas yang jelek
16
89 d Bagian Riset dan Pengembangan atau RnD merupakan bagian yang
berfungsi untuk melakukan pengembangan produk berupa formulasi,
proses produksi, metode analisis dan spesifikasi bahan awal-produk
akhir
90 d cukup jelas, opsi A,B,C merupakan syarat dokumen teknis yang wajib
dipersiapkan dalam proses registrasi.
17
94 a susut pengeringan 7%
18
FORMULASI
No Jawaban Penjelasan
95 a disolusi kapsul/suppo = tipe 1 (keranjang/basket).
99 c pada soal dikatakan telah dilakukan uji disolusi hingga tahap 2. Pada
tahap ini memiliki kriteria penerimaan sbb :
tidak ada satupun tablet yang memiliki nilai Q-15%. Bila diketahui Q =
85% maka, syarat minimal adalah 85% - 15% = 70%, namun pada hasil
uji ada 1 tablet kurang dari 60%, maka artinya pengujian disolusi tahap
2 ini gagal --> perlu dilanjut ke tahap 3 dengan menambahkan 12 tablet
sehingga jumlah tablet sebanyak 24 tablet
19
100 c zat aktif termostabil dengan laju alir yang buruk karena nilai 3 g/detik --
> granulasi basah
102 c pada soal diketahui bahwa acarbose tidak stabil pada pH asam -->
hindari dari proses disolusi di lambung. Dengan demikian diperlukan
modifikasi penyalutan berupa salut enterik --> agar dapat lepas pada
suasana basa (di usus halus)
104 a pada soal untuk uji disolusi Q < Q+5% --> artinya terdapat 1 tablet yang
nilai Q kurang dari Q + 5% sehingga dinyatakan gagal uji, diperlukan uji
lanjutan ke tahap 2 dengan tambahan 6 tablet
20
105 b sudut kontak yang besar (>90°) menandakan rendahnya tingkat
pembasahan partikel sehingga diperlukan tambahan wetting agent
(pembasah) dalam hal ini berupa golongan alkohol, PEG dan PPG
106 c cukup jelas, untuk uji warna emulsi tipe air dalam minyak (W/O) adalah
sudah III
109 b/a kondisi pengocokan emulsi yang terpisah 2 fase dan tidak bisa kembali
homogen (irreversible) adalah bentuk ketidakstabilan
breaking/cracking/koalesensi
21
111 b Na CMC pada sediaan tablet digunakan sebagai pengikat (binder dari
proses granulasi)
112 c pada proses salut gula/film lazim diberikan plastizer pada tahapan
polishing untuk mencegah terjadinya cracking (lapisan salut yang retak)
115 c index carr lebih dari 30 artinya memiliki laju alir yang buruk, dan sifat
termostabil (tahan panas) membuat tablet tersebut cocok dilakukan
proses granulasi basah
22
117 b cukup jelas bahwa Span 80 merupakan jenis surfaktan (wetting agent)
119 d indonesia merupakan negara tropis dibawah garis ekuator --> zona IV B
122 a Sifat aliran tiksotropik adalah mengental ketika didiamkan dan mencair
ketika diberi gaya fisik (pengocokan)
23
124 a cukup jelas, uji stabilitas dipercepat dilakukan minimal selama 6 bulan
24
130 c superdisintegrant adalah jenis penghancur untuk sediaan lepas cepat /
immediate release, yaitu SSG/ sodium starch glicolate
131 b fenomena sticking pada granulasi basah --> dikarenakan kadar air
granul terlalu tinggi
134 b cukup jelas, uji disolusi tahap 1 memiliki kriteria tidak ada satupun
tablet yang kurang dari Q+5% sehingga pada data tersebut terdapat
nilai 78 dan 81 yang artinya kurang dari Q+5% > kesimpulan ditolak
karena ada 2 tablet yang dibawah Q+85% (85%)
25
136 c
menggunakan metode aligasi
139 b alat untuk mengatur kondisi uji stabilitas dipercepat adalah climatic
chamber
141 a waktu kontak produk itu diatur oleh kekentalan / viskositas dari fase
sediaan, dimana menggunakan HPMC/Na-CMC sebagau thickening
agent (pengental)
26
142 a sediaan injeksi menggunakan material borosilikat (gelas tipe 1)
143 b cukup jelas, semua betul sebagai syarat sediaan steril kecuali opsi B,
seharusnya tidak ada partikulat
144 d daya sebar yang rendah dari suatu sediaan semisolid dikarenakan
terlalu tinggi konsentrasi dari basis yang digunakan dalam hal ini di opsi
jawaban adalah vaselin sebagai basis pada formulasi tersebut
Agar isotonis:
(0,9% x 5 ml) - 0,0285 = 0,0165 gram
27
148 b bentuk sediaan patch untuk tujuan penggunaan sistemik harus melalui
uji in vivo.
Cara cepat --> diluar konteks pengembangan dosis sediaan copy maka
uji akan dilakukan sebagai uji BE IN-VIVO
150 d cukup jelas, basis salep utamanya adalah Vaselin (jenis basis
hidrokarbon anhidrat)
sedangkan opsi yang lain adalah sebagai basis gel : HPMC, Na-CMC,
PEG, PPG
151 e albumin merupakan senyawa protein karena itu bersifat termolabil >
diperlukan metode sterilisasi secara flitrasi atau aseptis (LAF). Dengan
demikian filtrasi maka dapat pilih sesuai opsi yang tersedia.
152 a cukup jelas, basis salep utamanya adalah Vaselin (jenis basis
hidrokarbon/ anhidrat)
153 maaf penyerapan air dari udara terbuka akan membuat volume gel
opsi bertambah yang disebut dengan fenomena swelling
tidak
tersedia jika sineresis > volume gel menyusut/berkurang
28
154 b Cukup jelas, Casein digunakan untuk uji sterilisasi media fill dengan
kondisi bakteri Aerobik.
Jika validasi media fill dengan bakteri Anaerob maka dapat digunakan
media Tioglikolat
157 b bahan aktif Aloe Vera umumnya dijadikan bentuk sediaan gel yang
diharapakan dapat memberikan penampilan fisik sediaan yang bening
dan transparant
29
160 c sediaan tablet oral yang dibuat sebagai produk copy / mee-too perlu
dilakukan UDT (uji disolusi terbanding).
162 c BCS kelas 3 memiliki titik kritis pada parameter absoprsinya --> perlu
ditingkatkan absortivitas / permeabilitasnya
163 b cukup jelas, BCS kelas 3 memiliki permeabilitas dan abosrpsi yang
buruk --> perlu dijadikan parameter kritis
165 e Wetting agent yang berfungsi sebagai zat pembasah dalam sediaan
tablet adalah Gliserin/PEG/PPG
30
166 d pengulangan / replikasi pengujian dalam analisis farmasi merupakan
prosedur yang dilakukan dalam validasi metode analisis utk parameter
presisi untuk mendapatkan nilai penyimpangan / % recovery
167 c RH minimal pada ruang kelas E khusus yang digunakan dalam proses
produksi tablet effervescent adalah 40% dan maksimal 50%
170 a autoklaf = panas basah diatur dalam suhu 121 C selama 15 menit
31
172 c 165 rb x 12 x 2 = 3.960.000
173 c
Cukup jelas 50 cfu/ml pada kelas C untuk metode cawan papar
175 c cukup jelas bahwa terdapat variasi 3 pH dalam sistem uji disolusi = 1,2 ;
4,5 ; 6,8
176 a
haussner ratio = V mampat / V ruah = 65/100 = 0.65
177 a kerusakan tablet berupa terlepasnya bagian atas dan tepi kanan -->
rusak 2 bagian = laminating
32
178 b cukup jelas buffer yang digunakan dalam formulasi tersebut adalah
TEA / trietanolamin
182 e pengikat atau binder yang sesuai pada opsi jawaban adalah PVP atau
polivinilpirolidon
33
184 a tablet CTM memiliki bobot 2 mg dalam 100 mg --> hanya 2% nya dari
bobot total sehingga diperlukan uji keseragaman kandungan (wajib
dilakukan bagi tablet yang memiliki kandungan zat aktif kurang dari 25
mg atau 25% dari bobot total tabletnya)
188 c glidant merupakan eksipien untuk memperbaiki laju alir granul dalam
hopper menuju punch-die > dapat dipilih mineral silika oksida
189 c eksipien khusus seperti asam sitrat, asam tartrat dan Na bikarbonat
digunakan untuk membuat reaksi gas effervescent
34
190 c xanthan gum sebagai turunan dari golongan gom arab berfungsi
sebagai thickening agent atau pengental untuk mengatur viskositas /
kekentalan fasa liquid
192 d cukup jelas, peningkat kelarutan dapat dipilih golongan wetting agent
dari suatu surfaktan yaitu Tween 80
193 b basis utama yang bersifat lipofilik (dominan fasa minyak) untuk sediaan
salep dapat dipilih basis anhidrat/hidrokarbon
35
196 c sediaan sangat kental --> terkait aspek dalam evaluasi parameter
viskositas
197 b daya sebar gel yang kurang baik dikarenakan konsistensi gel yang
terlalu padat / kental sehingga diperlukan modifikasi formulasi dengan
menurunkan konsentrasi basis, dalam hal ini Carbopol yang bertindak
sebagai basis
199 c BCS kelas 2 memiliki titik kritis pada parameter kelarutan --> perlu
ditingkatkan parameter kelarutan
200 e sediaan tetes mata berisi cefalexon, dilakukan dengan cara sterilisasi
filtrasi karena antibiotik bersifar termolabil
201 a sediaan infus dengan kandungan Na, Cl, Ca dan Dextrose merupakan
sediaan kristaloid yang termostabil sehingga dapat digunakan sterlisasi
panas basah = autoklaf
36
202 e laju disolusi tablet mendekati batas atas spesifikasi yang ditentukan
artinya disolusi terlalu cepat. Agar menahan laju disolusi dapat
dikurangi eksipien penghancur agar laju pelepasan tablet berjalan lebih
lambat
204 e daya alir granul di hopper ke die buruk diperbaiki dengan penambahan
glidan
206 c cukup jelas, prinsip dokumentasi CPOB adalah Batch record yang diisi
dengan tinta biru, diberi tanggal, pengisian real time, dan ditandatangi
PIC
207 c pada soal dikondisikan bahwa uji disintegrasi yang telah menggunakan
18 tablet sudah berada pada tahap 2, dengan kriteria kelulusan
minimal 16 tablet hancur sempurna
37
208 d obat terabsorpsi dengan baik apabila memiliki bagian tak terion yang
paling besar nilainya, sehingga pada bagian 1/1000 (pH 6,8) dinyatakan
sebagai kondisi absorpsi terbaik --> perlu dilakukan enteric coating
agar obat dapat lepas di usus halus (suasana basa)
209 d cukup jelas, hindari metanol dalam penggunaan zat aktif desinfektan
karena sifatnya toksik dan irritant
210 b penelitian stabilitas dilakukan pada sample produk akhir yang siap
dijual --> produk jadi (produk dalam kemasan primer)
212 a tablet salut melekat dikarenakan kondisi penyalut yang masih basah
karena proses pengeringan terlalu cepat sehingga diperlukan solusi
pengeringan yang lebih lama waktunya agar penyalut tablet dapat
mengering sempurna dan tidak melekat satu-sama lain
213 c formulasi pada tablet lepas lambat diperlukan tambahan penyalut agar
dapat menahan laju disolusi. Bahan tersebut adalah suati polimer
turunan selulosa seperti pada opsi yang dapat dipilih adalah polimer
selulosa alginat
38
215 e sediaan liquid yang mengandung Zink adalah suspensi. Zink merupakan
logam, tidak akan larut dalam liquid, akan terbentuk dispersi padatan
dalam liquid --> suspensi
216 c Asetaminofen diketahui sukar larut dalam air pada prinsipnya harus
dilakukan peningkat keluarutan. Ada 3 mekanisme dalam proses
peningkat kelarutan :
1. meningkatkan ionisasi
2. meningkatkan konstanta dielektrik
3. menurunkan selisih pH
219 b cera flavum digunakan dalam formulasi basis suppo dengan tujuan
untuk meningkatkan titik lebur suppo agar lebih stabil pada suhu
tropis. Bila oleum cacao digunakan secara tunggal tanpa tambahan
cera maka ada risiko pelelehan sediaan dibawah suhu 35 C, seharusnya
suppo stabil minimal di 37 C (suhu minimal pengujian titik leleh suppo)
39
221 d faktor similaritas tablet copy yang dibandingkan dengan tablet inovator
merupakan perhitungan yang dilakukan dalam proses UDT (uji disolusi
terbanding) sebagai BE in-vitro
224 c sediaan steril salep optalmik dengan profil fisikokimia zat aktif memiliki
titik leleh 85 C karena sediaan salep memiliki fase basis salep yang
sensitif terhadap panas sehingga diperlukan metode sterilisasi secara
non panas (filtrasi)
225 b zat aktif allicin yang terkandung tersebut tidak tahan terhadap panas
dapat menggunakan ekstraksi metode dingin = perkolasi / maserasi
40
227 b proses penyalutan tablet adalah sbb
228 d sodium klorida dalam formulasi sediaan steril adalah berfungsi sebagai
tonisitas modifier agar larutan injeksi tersebut memiliki osmolaritas
yang sama dengan darah (isotonis) dan menghindari reaksi hemolisis
230 e mudah larut dalam air dan etanol, stabil pada pH 5 - 6.7 merupakan
parameter utama untuk dapat dibuat dalam bentuk sirup (dapat
melarut sempurna, terdispersi 100%)
41
232 c Perhitungan menggunakan rumus PTB NaCl
1. ubah satuan konsentrasi menjadi % b/v
100 mg = 0,1 mg / 5 ml x 100% = 2%
233 b cukup jelas bahwa basis dalam krim tersebut adalah Carbopol dengan
trietanolamin
42
236 c pKa 3.5 mudah terionisasi pada suasana basa --> obat tidak efektif
sehingga obat dengan pKa 3.5 harus diabsorpsi secara difusi pasif di
suasana asam (lambung) agar memberikan disolusi yang baik
43
241 e pada pengujian volume terpindahkan dengan volume kurang dari sama
dengan 60 ml harus memberikan hasil tidak satupun botol yang kurang
dari 95%, sehingga pada kondisi tersebut diperlukan uji lanjutan
dengan tambahan 20 wadah
242 e memiliki efek oklusif yang baik merupakan ciri khas sediaan semisolid
untuk sediaan pasta, tidak mudah hilang karena terbilas air. Dengan
demikian perlu dipilih basis hidrokarbon/anhidrat > vaselin
r = 17,24 / 2 = 8,62
44
248 a meningkatkan aliran granul adalah fungsi Glidan yang dapat dipilih
pada opsi adalah Aerosil
MANAGEMENT
45
No Jawaban Penjelasan
250 c Margin
= Penjualan – HPP – Biaya
= 125 juta – 105 juta – 12 juta
= Rp.8.000.000,-
% Margin
= Rp.8.000.000 / Rp.125.000.000 x 100%
= 6,4%
251 c Cukup jelas, polio disimpan pada suhu beku = Suhu -15 s.d -25°C
46
256 d OHT + uji klinik --> Fitofarmaka
257 d cukup jelas, legalitas praktek poteker di sarana pelayanan selaku APJ
ditandai dengan kepemilikan SIPA
259 b cukup jelas, sesuai UU 3/2015 bahwa lemari double lock dengan kunci
yang berbeda sebagai lemari khusus penyimpanan narkotik
47
262 b Perbandingan CBA dalam rasio benefit per cost, semakin besar nilainya
semakin cost benefit. Nilai manfaat dari suatu program atau intervensi
adalah meningkatnya hasil pengobatan (outcome) bila dibandingkan
dengan hasil serupa dari program atau intervensi lain.
263 e
EOQ = (200 x (2+6) + 200 - 150 = 1650 x 20 rb = 33 juta
265 b biaya tetap / fix cost adalah biaya yang sifatnya wajib dikeluarkan
dalam proses bisnis dan tidak bergantung dengan volume penjualan
48
266 b biaya tidak tetap / variable cost adalah biaya yang sifatnya berubah
dalam proses bisnis dan bergantung dengan volume penjualan
500 rb + 5 jt
267 maaf BEP adalah kondisi balik modal yang ditandai dengan parameter TC =
tidak TR
ada
opsinya tentukan nilai FC, TC dan TR
FC = 15.000 + 1.000 + 2.000 = 18.000
VC = 500 + 5.000 = 5.500
TR = 50.000
49
270 a Return of Investment (ROI)
= (Laba / Investasi) x 100%
= (Rp.50.000.000 / Rp.500.000.000) x 100%
= 0,1 x 100%
= 10%
272 d
Obat manakah yang harus dipertimbangkan untuk dieliminasi terlebih
dahulu adalah obat dengan kategori NC --> non essential dan memiliki
kontribusi omset C --> Vitamin B6
50
274 e total blister = 10 x 20 / 10 = 20x
5% x 50 rb x 20 = 50.000
Persen keuntungan
= (10.000 - 7.000 - 350) / 10.000) x 100%
= 26,65%
51
279 d Persen keuntungan
= (8740 - 7600) / 8740) x 100%
= 13%
282 b menyiapkan obat tersebut untuk satu kali pemakaian adalah sistem
pemberian obat secara UDD --> unit dose dispensing
52
285 b Turn Over Ratio (TOR)
= HPP / (Rata−rata persedian)
= Rp.645.500.000 / ((Rp.110.800.000+Rp134.900.000)/2)
= 5,2
53
291 c masa berlaku SIPA mengikuti masa berlaku STRA. Bila STRA sudah
berjalan selama 2 tahun artinya, masa berlaku SIPA tersisa 5 - 2 = 3
tahun
292 b mutasi keanggotan IAI antar PC/PD ditandai dengan adanya dokumen
lolos butuh
293 a cukup jelas, langkah pertama adalah mengecek nama obat dan kuantiti
dari obat yang dipesan yang tertera di surat pesanan dan faktur
penerimaan
296 d cukup jelas, opsi A,B,C dan E tidak logis dipilih, yang benar untuk
dijadikan pertimbangan adalah opsi D yaitu ketersediaan retur ED
54
297 b SP narkotik dan psiko minimal 3
300 d urutkan alfabetis, berikan jeda pada obat yang zat aktif dan memiliki
dosis yang berbeda.
55
302 e obat bermerk captopril yang akan dibandingkan antar
merk/generiknya adalah terkait aspek harga --> CMA
304 c cukup jelas, formularium RS dibawah kewenangan dari tim farmasi dan
terapi
305 e DOWA metoklorpamid dapat diberikan max 20 tab per satu kali beli
307 b apabila PBF itu yang memiliki kriteria pemasok dan sudah teregistrasi
dalam list vendor artinya metode tersebut termasuk tender tertutup
56
308 a analisis farmakoekonomi OAD glikazid dan metformin terkait harga dan
data penurunan GD2PP artinya melihat aspek efektifitas terapi klinis --
> CEA
Harga Jual Apotek (HJA) included PPN sehingga tanpa perkalian pajak
= HNA x Faktor Harga Jual (FHJ)
= Rp.25.000 x 1,17
= Rp.29.250,-
57
314 C apabila APA tidak ada dapat diwakili APING dalam penerimaan obat
315 d
317 b cukup jelas di IGD memiliki jenis distribusi persediaan lengkap diruang -
-> ward floor stock
58
320 c ACER = 1,2 jt / 3 = 400 rb
321 d parameter kadar air dalam simplisia perlu diperhatikan untuk menjaga
stabilitas terhadap cemaran mikroba
= 90 + 700 - 80
326 d kondisi pada soal dinyatakan kelebihan stok injeksi dimana pemakaian
hanya sedikit --> perlu modifikasi order obat dengan metode just in-
time untuk mengatasi overstok
59
327 e cukup jelas, ED dari tablet hasil repacked harus dicantumkan
330 b kontribusi omset hanya 20% menunjukan nilai pareto B dan secara
manfaat klinis infus dextrose 40% adalah tergolong kategori vital
karena digunakan untuk koma hipoglikemik
332 d cukup jelas, depo IGD termasuk sistem desentralisasi jenis total ward
floor stock (persediaan lengkap di ruang
60
335 e ciprofloksasin 500mg dan levofloksasin 500mg merupakan kategori
obat LASA (look-alike sound-alike) sehingga perlu penandaan dengans
tiker LASA dan diberikan penulisan tall-man letter (CIPROfloksasin dan
LEVOfloksasin)
338 c pemberian obat tersebut sebanyak 1 tablet untuk setiap waktu minum
obat atau setiap 8 jam penggunaan artinya sistem UDD (unit dose
dispensing)
339 e cukup jelas, aturan pakai suppo obat wasir sebagai obat bebas terbatas
adalah P no 6
341 a cukup jelas, apoteker ada kewenangan mengganti obat dengan yang
lebih murah (generik) dengan catatan harus dengan persetujuan
dokter/pasien
61
342 a CPKB yang mengatur industri kosmetik mempersyaratkan apoteker
sejumlah 1 orang pada bagian QA
344 d antibiotik oral dalam hal ini tablet cefixime merupakan tidak termasuk
dengan kategori DOWA
345 d
buatlah table dibawah ini dan urutan hukum pareto adalah
Atorvastatin-valsartan-amlodipin-klopidogrel-kaptopril. Urutan pareto
tertinggi dimulai dari obat dengan kontribusi % jumlah terkecil dengan
nilai omset tertinggi, maka tabelnya sbb:
346 a indikasi stroke iskemia artinya tergolong dengan obat life-saving -->
vital
62
347 c cukup jelas, pilihlah nilai biaya obat perhari nya yang paling murah -->
obat C, dimana dalam 1 hari hanya mengeluarkan biaya 6000 per
tablet dan selama sebulan akan menghabiskan biaya 180rb
350 a
rerata pasien per bulan = 5 pasien
standar pengobatan per pasien butuh 6 vial
sisa stok = 1 vial
buffer stok = 7 vial
lead time = 0 bulan (tidak ada keterangan)
63
351 a
rerata pasien per bulan = 5 pasien
standar pengobatan per pasien butuh 6 vial
sisa stok = 1 vial
buffer stok = 7 vial
lead time = 0 bulan (tidak ada keterangan)
gunakan konsepEOQ
EOQ = (5 x 6) + 7 - 1 = 36 vial
352 maaf jeda pembelian = lead time = 2 bulan
tidak
ada EOQ = (200 x (6 + 2)) + 200 - 150 = 1650 strip yang harus diadakan
opsinya untuk bulan berikutnya
354 c biaya tidak langsung adalah biaya jasa / pelayanan yang terkait dalam
proses dispensing obat --> biaya embalase (perkamen, dsb)
355 a cukup jelas, dalam PMK no 73/2016 untuk standar pengeleloaan tidak
ada istilah pemilihan
356 d cukup jelas, penerimaan obat harus dilakukan oleh APA/APING, bila
tidak ada baru bisa diwakilkan TTK
64
357 d antibiotik oral dalam hal ini tablet cefixime merupakan tidak termasuk
dengan kategori DOWA
358 e kesimpulan akhir dalam analisis CEA merujuk pada nilai ICER.
Obat paling efektif dan efisien adalah obat yang memiliki nilai ICER
yang paling rendah, dengan demikian antara Enoxaparin dan
Fondaparinux yang memiliki ICER terendah adalah Enoxaparin.
359 d cukup jelas, angka kematian termasuk nilai parameter QALY yang
dipatok dalam analisis CUA
360 d cashout adalah alur dana yang keluar dan dibayarkan oleh Apotek,
dengan demikian cash-out yang terdapat pada soal adalah 45 jt + 35 jt
= 80 juta
65
363 d BEP adalah kondisi balik modal yang ditandai dengan parameter TC =
TR
364 c pareto A adalah obat dengan kontribusi omset 70% - 80% dan dengan
jumlah stok hanya 15- 20% --> Amox Tab (jumlah sedikit dengan harga
paling mahal)
365 d turn over-ratio idealnya tidak lebih dari 1, untuk modifikasi nya dapat
dilakukan penurunan dead-stok dengan menghindari risiko barang
ED/rusak
366 e nilai aktiva lancar adalah modal yang dimiliki suatu perusahaan yang
sifatnya likuid, bisa diuangkan. Sehingga dalam soal komponen yang
termasuk aktifa lancar adalah =
66
369 b soal tersebut dapat dianalisis dengan prinsip ACER.
372 ok target penjualan agar tidak rugi artinya menggunakan konsep BEP,
kondisi tidak untung dan tidak rugi, yang penting balik modal
374 d Obatnya tidak dilayani, karena seharusnya kalau resep copy resep
ditebus di apotek yang menyimpan resep aslinya.
375 e
67
376 c HPP = 1 - [(1,25-1) / 1,25] x omset
= 0,8 x 200 juta
377 c BEP (unit) = fix cost / (variable cost - price per unit)
68
383 c BEP omset = fix cost / 1 (variable cost/total omset) x 100%
386 b cukup jelas Central Sterile Supply Department adalah unit yang
bertanggung jawab atas pencucian dan distribusi alat yang telah
disterilkan di rumah sakit
69
COMPOUNDING & DISPENSING
No Jawaban Penjelasan
388 d hitung jeda total bulan dari tanggal peracikan hingga tanggal ED --> Juni
- Okt = 16 bulan x 25% = 4 bulan
390 d demam selama satu minggu diindikasikan adanya infeksi maka dari itu
Apoteker harus menyarankan untuk pasien agar dapat diperiksa lebih
lanjut ke dokter
391 e cukup jelas, ne iteratur artinya tidak boleh diulang atas resep tersebut
0,1/5 x 100% = 2%
70
394 c % b/v = gram / 100 ml
395 b 2 μg/kg/menit x 80 kg
= 160 μg/menit
= 0,16 mg/menit
397 e salep merupakan sediaan semisolid topikal dermal dengan BUD yang
telah ditentukan adalah maksimal 4 minggu dari tangal racik --> 1 May
2020
71
398 c S gtt II aur dext qid --> 2 tetes pada telingan kanan tiap 6 jam
401 c insulin masih dapat bertahan selama 2 bulan bila disimpan di lemari es
(2 - 8 C) atau 1 bulan bila ditaruh pada suhu kamar (17 - 25 C)
72
403 c dosis amoxicillin untuk anak adalah 15 mg/kgBB/hari x 15 kg = 225 mg
pada resep diberikan 500 mg --> overdosis, sehingga perlu diskusi ulang
mengenai besaran dosis kepada dokter
405 c suspensi harus memiliki sistem flokulasi agar terjaga stabilitas fase dari
proses sedimentasi dan caking, sehingga jelas harus dijaga sistem
sedimentasi (flokulasi)
73
409 d 2% dalam 5 gram
= 2 / 100 x 5 gram
= 0,1 gram
= 100 mg
412 d betahistine dengan signa det orig artinya sudah diberikan pada tebusan
resep aslinya (pertama)
74
415 c Benzokain = 2% x 10 mL
= 0,2 g per botol
Kebutuhan untuk 5000 botol
= 0,2 g x 5000
= 1000 g
416 b V1 = 50 mL
N1 = 3%
N2 = 30%
V1 x N1 = V2 x N2
50 mL x 3% = V2 x 30%
V2 = 5 mL
75
419 e amlodipin yang menimbulkan udem merupakan temuan ESO atau
adverse drug reaction
420 a cukup jelas, skrinning yang dilakukan terkait check dosis dengan tujuan
agar tepat dosis
423 a cukup jelas, tata kelola stok obat yang tergolong LASA harus
menggunakan penulisan tall-man letter --> kapitalisasi hurus yang
berbeda = DOBUT dan DOP
76
425 maaf cari luas permukaan tubuh terlebih dahulu = ⎷(162 x 50)/3600 = 1,5 m2
tidak
ada opsi sehingga dosis total 1,5 x 1000 = 1500 mg
nya
TB harus dalam cm
428 c pemberian resep yang ketiga perlu ditulis --> det orig + iter 2x
430 b dosis 200 mg/5ml --> bila dalam 60 ml maka mengandung 60ml/5ml x
200 mg = 2400 mg x 1000 botol = 2.400.000 mg = 2,4 kg
77
431 a kamfer + mentol akan memberikan reaksi eutektikum berupa pelelehan
bentuk sediaan menjadi bentuk liquid sebagai bentuk ketidakstabilan
secara fisika/farmasetika
434 b BUD sirup racikan (non-antibiotik) adalah selama 14 hari dari tanggal
racik --> jatuh pada tanggal 25 juni 2020
435 b tiap pulveres mengandung amox = 250 mg, dengan total dosis 1 hari = 2
pulv x 250 mg = 500 mg
78
437 b high alert adalah insulin yang termasuk kedalam lifesafing medication
439 d pengelolaan limbah beta-laktam injeksi memiliki sifat infeksius --> perlu
insenerasi (dibakar diatas 1000 C)
440 a monitoring vaksin apakah masih layak digunakan atau tidak adalah
menggunakan indikator VVM / vaksin vial monitor
442 e sudah jelas, agar menghindari potensi interaksi obat, harus dilakukan
jeda minum antar obat selama 2 jam
79
443 e sudah jelas, agar menghindari potensi interaksi obat, harus dilakukan
jeda minum antar obat selama 2 jam
445 b Perhitungan
240 mg = 0,24 mg / 10 ml x 100% = 2.4%
446 d bobot NaCl = (0,9% x 100 ml) - (1% x 100 ml x 0,2) = 0,7 gram
448 e total amox = 300 x 10 / 30 = 100 mg per caps --> ukuran cangkang no 5
80
449 e total benzokain = 1% x 10 ml x 5000 = 500 gram
450 a
menggunakan metode aligasi
451 c
tegangan permukaan = [(1950 / (2 x 13)] x 0.92 = 69
452 b cukup jelas proses repacking harus menyantumkan minimal data Nama
obat, kekuatan sediaan, tanggal kadaluarsa
453 a cukup jelas, aspek administrasi meliputi nama dan usia pasien
81
455 c
cukup jelas
456 b cukup jelas, utamakan edukasi gaya hidup sehat dan modifikasi pola
makan bergizi
459 c cukup jelas, skrinning yang dilakukan terkait aspek farmasetis adalah
terkait bentuk sediaan
460 c cukup jelas, skrinning yang dilakukan terkait ESO dan kontra-indikasi
adalah terkait aspek klinis
82
461 c DRP yang potensial terjadi adalah terjadi duplikasi penggunaan NSAID
secara bersamaan, dimana kalium diklofenak bisa dieliminasi, hanya
menggunakan asmef
463 d cukup jelas, pada penggunaan suppositoria perlu dibasahi dengan air
agar mudah diaplikasikan
464 d supensi rekonsitusi bila ingin bertahan lebih lama hingga 14 hari harus
disimpan pada suhu dingin (2 - 8 C)
83
467 e total dosis = 75 x 2 x 2 = 300 / 40 = 7,5 ml / 1,5 ml = 5 vial
468 d ada signa (iter 2x + det orig), artinya tablet bisa diambil sebanyak 3x
sehingga total tablet = 3 x 30 tablet = 90 tablet
469 b hitung jeda total bulan dari tanggal peracikan hingga tanggal ED --> april
2020 - Oktober 2022 = 30 bulan x 25% = 7,5 bulan
dengan demikian maksimal BUD nya adalah 6 bulan --> akan jatuh
tempo pada 17 Oktober 2020
471 b dosis umum zink sirup untuk anak adalah 10 mg selama 10 hari sehingga
signa yang tepat adalah 1x sehari 1 sendok takar (teh) selama 10 hari
84
473 a total dosis sehari =
rentang bawah = 50 x 60 / 2 = 1500 mg / 1000 = 1.5 ml
rentang atas = 100 x 60 / 2 = 3000 mg / 1000 = 3 ml
sehingga dosis harian yang masuk dalam rentang dosis tersebut adalah
sehari 2 x 1,5 ml = 3 ml (rentang atas)
474 d r.p. adalah recenter paratus --> buatlah segar (kondisi baru)
= 12,5 x 3 / 75 = 50%
40% x 5 ml = 20% x V
V = 10ml
85
479 d total dosis sehari = 24 x 10 / 120 = 2 sdt
Persen DM
= (Dosis obat sehari/DM sehari) x 100%
= (2 x 120/300) x 100
= 80 %
86
483 e Verapamil 60 mg dengan signa 4.d.d.1, artinya total dosis sehari = 4 x 1
tab x 60 mg = 240 mg
paling tepat adalah opsi E karena secara jumlah signa per hari nya 4 x 1
tablet dengan dosis per tabletnya 60 mg. Obat akan digunakan selama
10 hari, maka 4 tablet x 10 hari akan membutuhkan total 40 tablet
486 maaf cari luas permukaan tubuh terlebih dahulu = ⎷(160 x 60)/3600 = 1,63
tidak m2
tersedia
opsinya sehingga dosis total 1,63 x 1000 = 1630 mg
TB harus dalam cm
487 a cukup jelas gunakan ukuran kapsul no. 00 karena memiliki range bobot
total per satuan kapsulnya = 500 - 700 mg
87
489 e 1 : 100 itu artinya 1 gram / 100 ml
490 d 1% b/v = 1 gram / 100 ml. karena ada pengenceran 10x, maka kalikanlah
10
atenolol = 1 x 50 mg = 50 mg / 25 mg x 5 ml = 10 ml
4% x 500 ml = 20 gram
88
495 d Dosis 1x pemakaian
= 2,4 mg/kgBB x 48 kg
= 115,2 mg
Dosis sehari (6 kali)
= 115,2 mg x 6
= 691,2 mg
Vial yang perlu disediakan
= 691,2 mg / 60 mg
= 11,52 ≈ 12 vial
sehingga untuk memenuhi 200 mg --> 200 mg/80 mg = 2.5 ampul atau
3 ampul
89
500 c cukup jelas, tepat indikasi dan dosis merupakan salah satu aspek
skrining farmasetik
501 d cukup jelas, tanggal kadaluarsa harus dicantumkan dalam etiket repack
90
FARMAKOKINETIK
No Jawaban Penjelasan
502 a Ld = Css x Vd = 30 x 0.3 x 70 = 630
503 b t½ = 0,693 / k
= 0,693 / 0,0895/jam
= 7,7 jam
506 c pKa diatas 7 akan memiliki absorpsi yg baik pada pH basa --> maka
absoripsi akan optimal pada usus halus
91
509 a K x Vd
= 0,07/jam x 40 L
= 2,8 L/jam
artinya terjadi penurunan kadar menjadi 25% atau 1/4 nya. Gunakan
konsep waktu paruh, bila kadar menjadi 25% artinya telah terjadi 2x
waktu paruh.
92
514 d dosis pemberian = dosis intravena / fraksi aktif = 10 mg / 0.75 = 13.3
mg
Cl = K x Vd
= 0,231/jam x (30%x85) L
= 5,88 L/jam
93
520 e
cukup jelas, selisih pKa dan pH = 6,6 - 4,4 = 2,2 artinya mengalami
ionisasi 99%
521 d t½ = 0,693K
= 0,693 / 0,035/jam
= 19,8 ≈ 20 jam
94
523 c Ld = Css x Vd = 40 x 0.25 x 60 = 600 mg
527 c pada balita, laju metabolisme tinggi dikarenakan eksresi billier tinggi
sehingga perlu peningkatan dosis
95
529 a t90 orde 1 = 0.105/k
530 c
cukup jelas, pada kurva laju reaksi farmakokinetik orde 1 pada sumbu X
akan memberikan garis lurus horizontal menurun
531 a
gunakan konsep Q10
kelipatan 10 C --> + 1
532 c BMI --> pengaruh pada Vd. Semakin besar BB seseorang, maka akan
semakin besar Vd
96
533 s waktu yang dibutuhkan agar sediiaan menjadi setengah dari
konsentrasi awal artinya adalah berapa waktu paruhnya (t1/2)
534 b pada orde 0 nilai k = sebagai slope (nilai x), sehingga laju absorpsi =
nilai x = 0.2078 / jam
537 c Syarat kadar minimal pada sediaan adalah tidak kurang dari 93% dan
tidak lebih dari 100%, artinya kadaluarsa akan terjadi saat kadar obat
kurang dari 93%. Maka
538 b Kadar tunak = Css dikatakan 3.3 x dari waktu paruh (t1/2)
97
539 b % dosis = klirens geriatri / klirens dewasa x 100%
545 c pada lansia terjadi penurunan fungsi hati dalam memetabolisme obat
dan juga fungsi ginjal dalam mengeliminasi obat --> menyebabkan
waktu paruh obat dalam tubuh lebih lama nilainya --> risiko efek toksik
terjadi
98
546 a dosis geriatri = klirens geriatri / klirens dewasa x dosis dewasa normal
547 c 100 mg/jam x 6 jam = 600 mg (total dosis infus selama 6 jam
pemberian)
99
551 e gunakan rumus kecepatan infus dengan faktor tetes
4 x t 1/2 = 4 x 12 = 48 hari
100
556 a
cukup jelas, pada kurva laju reaksi farmakokinetik orde 0 pada sumbu X
akan memberikan garis lurus horizontal
101
KIMIA ANALISIS
No Jawaban Penjelasan
558 c gunakan rumus lambert-beer
A= a.b.c
0,8 = 3x10-2 x 1 x c
c = 26.6
560 d sensitif atau tidak terhadap keberadaan zat --> arti dari parameter limit
of Detection (LoD)
561 b Untuk mengetahui bahwa yang dianalisis adalah zat yang diinginkan
artinya seberapa baik kesesuaian metode uji --> selektifitas/spesifitas
102
564 a Rs = [2 (17,63 - 16,4)] / (1,1 + 1,21) = 2,12
566 b
cukup jelas, pada rentang panjang gelombang 3000 - 3400 adalah
spesifik muncul karena respon terhadap gugus hidroksi (OH)
103
568 c C sampel = A sampel/ A pembanding x C pembanding
= 0,8/0,6 x 15 = 20ppm
570 d PCT bersifat polar, maka akan terelusi lebih cepat oleh pelarut polar
104
573 d Rf = 6cm / 10 cm = 0,6
576 c Ca adalah logam alkali yang dapat dianalisis dengan metode titrasi
kompleksometri (titrasi khusus logam)
105
579 d Untuk dapat dianalisis dengan UV vis sebuah senyawa perlu memiliki
gugus kromofor, yaitu ikatan rangkap yang terkonjugasi, selain itu,
keberadaan gugus auksokrom seperti karbonil, hidroksil dan amin akan
menggeser panjang gelombang kearah batokromik.
581 b analisis sinar X terhadap pola kristal dan pelelehan serbuk menandakan
adanya polimorfisme dari bentuk kristal menjadi amorf
583 c pada uji disolusi tahap 2 memiliki syarat tidak satupun tablet yang
memiliki nilai Q-15%. Bila diketahui nilai Q sampel adalah 75% maka
syarat batas minimal adalah 75% - 15% = 60%. Namun pada kasus
tersebut terdapat 2 tablet dengan nilai Q = 55% yang artinya pengujian
ini tidak lulus.
584 c N = 16 (tR/W)2
N = 16 (15/1.25)2
N= 2304
106
585 c perhitungan kuantitatif (kadar) bahan aktif pada KCKT/HPLC
menggunakan parameter AUC / area under curve = peak area
587 e logam Natrium merupakan logam alkali yang dapat dilakukan uji
sederhana berupa uji nyala dengan kawat Copper yang menandakan
warna nyala kuning bila sampel positif logam Natrium
588 c Menurunkan laju alir eluen akan meningkatkan nilai resolusi agar
nilainya > 1.5
590 e Adsorpsi fase terbalik karena jelas pada kolom yang digunakan adalah
kolom C18 --> kolom non-polar
0,7 = 0,035 x 1 x c
C = 0,7 / 0,035
= 20 ppm
107
593 e gugus fungsi yang aktif dapat diidentifikasi dengan instrument FTIR
(infra-red)
599 a perolehan nilai relative standard deviation (RSD) < 2,0 % artinya
merupakan parameter presisi
108
601 a Proses ekstraksi dilakukan dengan mengalirkan air penyari secara
kontinu merupakan proses dari teknik perkolasi
604 b kurva baku telah tersedia yang telah dibuat dengan variasi 5
konsentrasi adalah metode multiple point calibration
605 b metode analisis HPLC yang diadopsi dari Jurnal Kimia Analitik
International perlu dilakukan uji validasi metode analisis
606 c pengukuran bobot suatu zat dalam sampel setelah pengabuan adalah
metode analisis dengan prinsip gravimetri
109
607 e cemaran logam dapat dianalisis dengan instrument AAS atau EAS/FES
608 e formalin direaksikan dengan asam kuat dalam proses identifikasinya >
asam kuat dapat menggunakan asam sulfat (H2SO4)
609 c Zinc merupakan logam dapat dianalisis dengan instrument AAS atau
EAS/FES
611 c untuk spesifitas tiap senyawa, maka parameter resolusi dapat dijadikan
perhitungan dalam analisis tersebut
612 b ALT atau angka lempeng total merupakan pengujian untuk parameter
mikroba (bakteri)
110
614 a semakin besar Rf menandakan bahwa zat tersebut bersifat polar
615 c A= a x b x c
= 0,075 x 1 x 10 = 0,75
0,6 = 0,1x - 1
maka didapatkan nilai x = 16 ppm
618 maaf jawaban yang tepat adalah membuat struktur menjadi tidak bulky
tidak dan rigid dan menurunkan lipofilitas
ada
opsinya cetrizine sebagai antihistamin generasi 2 memiliki efek sedasi yang
lebih ringan hal ini dikarenakan struktur kimia tidak bulky dan rigid
sehingga menurunkan lipofilitas.
Dengan demikian akan lebih sedikit dapat menembus sawar darah otak
yang menimbulkan efek sedasi.
111
619 b Rumus Q= 10 x Sb / S1
Q= LOQ (batas kuantitasi)/ LOD
(batas deteksi)
k : batas kuantitasi
Sb: simpangan baku
S1: slope
Jadi, Q= 10 x Sb / S1
0,085 = 10 x Sb / 0.0135
Sb = 0.62
621 a ALT atau angka lempeng total merupakan pengujian untuk parameter
mikroba (bakteri)
622 a minyak atsiri bersifat volatil --> ekstraksi dengan metode destilasi
112
624 b ubah satuan 0,35 mg menjadi gram = 0,00035 gram
627 a/e resolusi yang baik memiliki nilai > 1,5. untuk meningkatkan nilai
resolusi maka laju alir sampel pada kolom harus lebih lambat
113
630 e standar deviasi pada soal adalah sebesar 2,6 artinya nilai presisi kurang
baik karena syarat RSD sebagai parameter presisi adalah < 2
634 c % yield = ektrak kental / bobot simplisia awal x 100% = (45/150) x 100%
= 30%
636 c Menurut FI ed III, yang dimaksud dengan bobot tetap adalah berat
pada penimbangan setelah zat dikeringkan selama satu jam tidak
berbeda lebih dari 0.5 mg dari berat zat pada penimbangan
sebelumnya.
114
637 c reaksi amin primer terdapat pada penambahan reagen diazo
2. Tekanan gelembung
Mengukur tegangan permukaan dari besaran gelembung fluida yg
dihasilkan tekanan manometer
3. Berat tetesan
Mengukur permukaan dri massa cairan berbanding gaya dan berat
jenis nya. Ini lah yg disebut kohesi-adhesi.
4. Kenaikan kapiler
Hampir sama seperti tekanan gelembung namun pakai pipa kapiler
berdiameter khusus
5. Tetesan sessile
Mengukur sudut kontak air dengan minyak (biasanya umum utk
surfaktan)
115
641 c Konsenterasi = gram/Mr x 1000/v
642 d
kadar dalam sistem HPLC dilihat berdasarkan parameter peak area /
AUC
116
645 e rotasi jenis = nilai rotasi optis / panjang kolom (dm) x % (b/v)
2 / (2 x 5%) = 20
20 cm = 2 dm
2,5 gram/50 ml x 100% = 5% b/v
646 c pilihlah pKa yang mendekati pH yang diinginkan, yaitu dapat 3 --> pKa
4,9
648 b stabilitas pada rentah pH 4,0 - 5,8 harus menjaga kondisi ionisasi pada
pKa yang mendekati rentang pH tersebut
117
650 c
kondisi ionisasi sebesar 50% terjadi saat pH = pKa
651 c parameter validasi presisi sebagai syarat RSD yang baik adalah < 2%
653 a sistem kolom yang digunakan adalah carbowax yang bersifat non-
polar, dimana akan menjerap senyawa non-polar lebih lama sehingga
waktu retensi senyawa non-polar akan lebih lama
50 - 2,740 = 0,1x
x = 472,60 (konsentrasinya)
118
655 d pembulatan +/- 0.1 mg
657 d
grafik dibawah ini, pada pH 7 memberikan peak tertinggi yang artinya
memberikan % disolusi terbaik
119
658 d
tabelnya dibawah ini
660 b
tailing faktor = 0,2/0,4 = 0,5
120
INFEKSI
No Jawaban Penjelasan
661 d opsi A,B,C semua menunjukan golongan betalaktam.
665 e Regimen antimalaria yang harus kondisi hamil hindari yaitu agen
primakuin, doksisiklin, tetrasiklin.
121
666 a Cukup jelas. Tenofovir meningkatkan bone turnover --> risiko
osteoporosis tinggi
667 e Pada pasien dewasa, regimen malaria lini pertama diberikan ACT +
primakuin.
670 a BTA sudah negatif, namun setelah 1 bulan menjadi positif kembali
artinya terjadi kasus kambuhan.
122
671 c TB pertama kalinya berikan regimen OAT kategori 1 --> INH,
Rifampisin, Etambutol, Pirazinamid
672 a secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
675 e Cukup jelas bahwa segala efek samping OAT yang terkait dengan
gangguan mata artinya sebagai ESO dari agen Etambutol
123
676 maaf Vankomisin itu golongan beta-laktam dengan mekanisme kerja utama
tidak ada menghambat pembentukan dinding sel. Polipeptida merupakan
opsinya komponen utama dalam pembentukan dinding sel bakter.
677 a Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
124
681 e Karena kasus relaps / terjadinya kambuhan berikan agen Primakuin
683 e Hal ini diindikasikan adanya infeksi bakteri gram positif di organ
vaginalnya, dengan demikian berikan agen Metronidazole
684 a dan d TB MDR merupakan kondisi pada saat regimen standar OAT tidak
memberikan efek lagi karena adanya resistensi pada rifampisin dan
INH. Agen yang dapat ditambahkan adalah :
- Quinolone
- Aminoglikosida
Karena pada soal yang tersedia adalah Kanamisin maka dapat dipilih
karena merupakan golongan Aminoglikosida dan untuk Siproflokasin
juga bisa dipilih karena merupakan quinolone
685 e Kesemutan sebagai tanda dari gejala Neuritis perifer --> ESO dari obat
INH
125
686 e secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
687 a secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
688 d Karena diare pada dewasa ini disebabkan oleh Shigella maka berikan
lini pertama Ab agen Quinolone/Kotrimoxazole
690 d Cukup jelas, ESO utama dari golongan Tetrasiklin adalah gigi kuning. KI
pada anak dan Bumil
126
691 e Tinea curtis merupakan organisme jamur yang menyebabkan infeksi
topikal terbuka di kulit, maka berikan agen anti-jamur yang utamanya
diperuntukan untuk administrasi topikal --> Ketokonazol.
694 b Infeksi jamur secara lokal dan pada area kulit terbuka, utamakan
pemberian golongan imidazol = ketokonazol dengan sediaan
administrasi topikal : krim
695 c apabila rute kirim antijamur sudah diberikan selama 14 hari namun
tidak ada perbaikan maka dapat diberikan kombinasi Antijamur oral.
696 e Pasien mengalami anemia, hal ini cukup jelas karena disebabkan oleh
agen spesifik Kloramfenikol
127
698 b Herpes disebabkan oleh virus sehingga perlu di berikan anti-retroviral.
Contohnya adalah Asiklovir.
699 d Cukup jelas bahwa Ab yang memiliki daya absorpsi yang baik ke sel
tulang adalah agen Cefazoline
701 maaf Khusus rifampisin diminum dalam keadaan perut kosong agar
tidak ada absorpsinya tidak terhambat dengan adanya makanan. Sehingga
opsinya pilihlah 30 menit - 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
128
704 c antijamur yang memiliki biovabalitas terbaik secara rute parenteral
adalah agen spesifik Amfoterisin B
705 a Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
708 a Cacing kremi umum terdapat pada kasus populasi anak --> berikan
agen spesifik yaitu pirantel pamoat
709 b Kaki gajah yang disebabkan oleh larva W. Bancrofti dapat diberikan
agen spesifik --> DEC
710 d ESO dari agen OAT yang terkait dengan gangguan pendengaran
disebabkan oleh agen Streptomisin. KI untuk anak dan Bumil
129
711 c Cukup jelas, ESO utama dari golongan Kloramfenikol pada bayi adalah
grey syndom. Jika pada dewasa ESO nya adalah anemia aplastik.
712 d Infeksi parasit oleh Ascaris lumbricoides berikan agen spesifik -->
Albendazole atau Mebendazole
714 e ESO dari agen OAT yang terkait dengan peningkatan kadar urat dalam
darah yang menyebabkan pegal-linu disebabkan oleh agen
Pirazindamid. Hati-hati penggunaanya untuk pasien dengan riwayat
Gout/OA/RA.
715 d Infeksi pernapasan karena virus dapat diberikan agen ARV spesifik
yaitu oseltamivir.
716 e Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
717 b Pasien hamil dengan malaria hanya diberikan agen ACT tanpa
primakuin.
130
718 c Gonorrhae diberikan utamanya dengan agen Beta-laktam. Ceftriaxone
merupakan golongan sefalosporin generasi 3- Betalaktam
719 b Apabila sudah terjadi luka, berikan Serum Tetanus. Bila untuk tujuan
preventif berikan Vaksin DPT.
721 d Cukup jelas, kombinasinya fix dosed nya adalah 1 bagian untuk TMP
dan 5 bagian untuk SMX
131
723 d Sifilis diberikan agen spesifik Benzatin Penisilin (golongan beta-laktam)
/ Tetrasiklin
724 d Cukup jelas, urin merah disebabkan karena metabolit rifampisin yang
dieksresikan via urine
726 a HAP yang dirawat di ICU, utamakan agen spesifik Sefalosporin gen 3,
jika tidak ada dapat diberikan golongan quinolone
132
728 e Adefovir ada indikasi dapat meningkatkan serum creatinine and
menurunkan serum phosphate --> nefrotoksik. Selain adefovir yang
bersifat nefrotoksik adalah tenofovir.
729 b Cukup jelas bahwa ESO dari nevirapin adalah toksisitas hepar.
SGOT dan SGPT akan meningkat saat fungsi hati menurun akibat obat
hepatotoksik
730 d Cukup jelas, penggunaan ARV dimulai 14 hari setelah OAT digunakan.
732 a dan e Bercak putih pada mulut disebut dengan candidiasis oral dapat
diberikan mikonazol drops.
133
733 c Toxoplasma pada bumil dapat diberikan :
- spiramisin
- pirimetamin, kotrimoxazole dan asam folat (untuk mengindari
supresi STB)
734 a cukup jelas, ESO kesemutan artinya neuritis perifer, disebabkan oleh
INH. Diberikan Vit B6 / piridokin HCl sebagai profilaksis.
735 a secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
134
739 e secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam. Namun karena disoal tidak ada maka harus dapat
memilih agen Kotrimoksazol/Quinolone sebagai Ab alternatif untuk
E.Coli.
742 b CAP yang alergi makrolida, dapat dipilih kembali kepada regimen
empiris yaitu beta-laktam, utamakan grup penisilin = amoxicillin
135
743 b Pneumonia dengan komorbid/komplikasi dapat diberikan agen
spesifik --> Quinolone
136
747 d Cukup jelas bahwa kategori C memiliki kondisi sudah terbukti
terdapat bukti adanya resiko pada janin hewan percobaan atau studi
pada manusia, namun obat kategori ini masih dapat digunakan
mempertimbangkan risiko efek terapi yang jauh lebih menguntungkan
dari efek sampingnya.
748 a Efavirenz sebagai kategori X pada jenis ARV, sehingga KI pada bumil =
teratogenik
749 a Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
750 a Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
752 a Secara prinsip, segala infeksi pada Bumil utamakan pilihan golongan
beta laktam.
137
753 b Secara prinsip, segala infeksi pada Bumil utamakan pilihan golongan
beta laktam.
754 b Cukup jelas, ARV yang menimbulkan ESO sakit kepada adalah
Lamivudin
755 c Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
758 a karena pada kasus H.Pylori dengan resistensi amoxicillin, maka dapat
dipertimbangkan pemberian :
- Metronidazol
- Tetrasiklin
138
759 c Bila mengetahui pasien HIV-positif dalam
masa kehamilan, maka terapi agar dapat ditunda pada akhir
trisemester pertama dalam kehamilan : 12-14 minggu.
760 b Cukup jelas bahwa, Lepra atau kusta dapat diberikan 2 regimen yaitu :
Dapson dan Rifampisin.
761 b penggunaan ovula disarankan pada malam hari sebelum tidur agar
memaksimalkan waktu kontak sehingga absorpsi obat maksimal
762 a Secara prinsip, segala infeksi pada anak utamakan pilihan golongan
beta laktam.
763 e (TB laten) disebabkan bakteri tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh
berada dalam keadaan dorman atau tidak aktif menginfeksi. Diberikan
regimen INH selama 9 bulan.
139
764 c bila pengobatan sudah mencapai 6 bulan namun BTA tetap positif hal
ini mengindikasikan bahwa terjadi kasus gagal terapi
gagal terapi : bila BTA tetap + pada saat fase intensif selesai
gagal terapi bisa dikarenakan lalai berobat = lupa minum atau kasus
resistensi
765 d bercak putih pada mulut disebut dengan candidiasis oral dapat
diberikan nistatin drops
767 a karena pada kasus H.Pylori dengan alergi amoxicillin, maka dapat
dipertimbangkan pemberian :
- Metronidazol
- Tetrasiklin
Total = 37 tab
140
770 e profilaksis disebutkan sebagai tindakan pencegahan dengan
pemberian pada Lepra adalah Ab doksisiklin/dapson/rifampisin
771 c Sulfonamida bekerja dengan inhibisi prekursor asam folat yaitu PABA
(para-aminobenzoic acid) sebagai sumber makanan bagi bakteri.
775 d cukup jelas, bahwa minimal uji RT-PCR menunjukan pengujian duplo
(2x) menunjukan hasil negatif dalam 24 jam
141
777 b Terhadap OTG dilakukan pengambilan
spesimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk pemeriksaan RT PCR.
781 e cukup jelas. Pada pasien CKD diperlukan langkah sesuai dengan opsi
A,B,C,D
142
GASTROINTESTINAL
No Jawaban Penjelasan
782 a Lubiproston sbg stimulan kanal ion klorida untuk meningkatkan
sekresi air dan motilitas intestinal
143
788 a Wanita hamil harus dihindarkan penggunaan misoprostol karena
akan menginduksi kontraksi rahim. Misoprostol sering disalah-
gunakan sebagai off-label nya obat penggugur kandungan.
789 b regimen awal berikan antasida pada kasus penggunaan NSAID yang
menginduksi blokade COX 1 sebagai penurun proteksi mukosa
lambung
144
794 d antiemetik pada pasien yang menjalani terapi kemoterapi adalah
golongan serotonin5-HT1 antagonis reseptor yang bekerja dengan
cara menghambat reseptor serotonin di saluran cerna. Contohnya
ondansetron dan granisetron.
798 b diare pada anak berikan lini pertama agen zink + oralit
145
799 c diare pada anak berikan lini pertama agen zink + oralit
800 b diare pada dewasa lini pertama diberikan agen antimotilitas dengan
memperlambat motilitas usus, memperpanjang waktu kontak dan
penyerapan di usus. Contohnya loperamid sebagai antimotilitas.
801 b Cukup jelas bahwa ESO umum dari Bismuth subsalisilat adalah
menyebabkan feses berwarna hitam
146
804 e gastritis akut (maag) disebabkan karena naiknya asam lambuung,
sehingga diberikan agen spesifik yaitu Antasid untuk menetralkan
asam lambung
806 a diare karena obat pada dewasa lini pertama diberikan agen
antimotilitas dengan memperlambat motilitas usus, memperpanjang
waktu kontak dan penyerapan di usus. Contohnya loperamid.
807 d Herbal jati belanda memiliki efek laksansia yang ESO nya dalam
bentuk diare
808 d Fisiologi usus besar (colon) adalah meregulasi penyerapan air dan
menjaga flora normal usus dan penyerapan Vit K
809 c Lini pertama regimen konstipasi pada semua usia adalah bisakodil
147
812 b Kombinasi Mg akan menurunkan ESO konstipasi
Kombinasi Al akan menurunkan ESO diare
813 d Bisakodil peroral dalam bentuk tablet diberikan pada saat waktu
malam hari
814 c regimen awal berikan antasida pada kasus nyeri ulu hati
(diindikasikan gastritis)
148
818 a Obat mual muntah diminum pada saat perut kosong atau minimal 30
menit sebelum makan
819 a PPI secara spesifik diatur waktu minumnya pada saat perut kosong
atau minimal 30 menit sebelum makan.
822 a H2 antagonis memiliki ESO mayor berupa nyeri otot dan konstipasi
149
823 b modifikasi penyalutan tablet jenis enterik akan mencegah zat aktif
terdisolusi pada suasana asam lambung, sehingga aman untuk
masalah lambung pada pasien tersebut karena obat akan lepas pada
suasana basa (usus halus)
824 b selain diare, keram perut merupakan ESO Antasid karena logam Mg
825 b lini pertama regimen konstipasi pada semua usia adalah bisakodil
826 e lini pertama regimen konstipasi pada semua usia adalah bisakodil
150
829 e prinsipnya regimen harus terdiri dari
830 d Asupan zinc dalam tubuh berguna untuk mengaktifkan sel T (limfosit
T). Sel tersebut bekerja dengan dua cara, yaitu mengendalikan
respon imun dan menyerang sel yang membawa kuman penyebab
penyakit.
831 c diare akut pada anak berikan lini pertama agen zink + oralit. Tidak
perlu diberikan agen antibiotik (metronidazol), kecuali disertai
demam sebagai diare karena infeksi.
832 b Obat golongan H2 blocker juga merupakan salah satu pilihan dalam
mengatasi asam lambung. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
histamin sel parietal di dinding lambung untuk menghasilkan asam
lambung secara berlebih.
151
833 d PPI secara spesifik diatur waktu minumnya pada saat perut kosong.
Bisa minimal 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan
834 a Absorpsi Fe paling baik ketika perut kosong --> sebelum makan
835 b PPI secara spesifik diatur waktu minumnya pada saat perut kosong
(diminum terlebih dahulu)
152
ENDOKRIN
No Jawaban Penjelasan
837 c kasus yang terjadi pada soal ada hipoglikemik yang ditandai dengan
tidak sadarkan diri. Pencegahan yang dapat dilakukan apoteker adalah
memberikan KIE untuk waktu pemberian insulin yang tepat adalah 15 -
30 menit sebelum makan.
839 b pembelian pil KB itu dibatasi untuk 1 siklus, kecuali dengan resep. 1
siklus = penggunaanya untuk 1 bulan. Monitoring tiap 6 bulan sekali
153
844 d Insulin saat penyuntikan dari satu titik ke titik lainnya harus diberi
berjarak 2.5 cm
847 d DM + Hamil = Diabetes gestasional --> terapi yang tepat adalah Insulin
848 c BUD insulin pada suhu ruang (25 C) adalah 28 hari setelah dibuka.
154
849 b BUD insulin pada suhu ruang (25 C) adalah 28 hari setelah dibuka.
850 e Agar tidak rusak, kondisi pasien yang hendaknya diberikan 1 pen
insulin terlebih dahulu agar disimpan mengikuti BUD insulin selama 28
hari di suhu ruang.
851 b pada kondisi CKD, golongan Sulfonilurea menjadi pilihan untuk terapi
OAD. Glibenklamid adalah golonngan SU. Selain SU dapat berikan
golongan tiazolidindion.
855 a DM + Hamil = Diabetes gestasional --> terapi yang tepat adalah Insulin
155
856 e DM + Hamil = Diabetes gestasional --> terapi yang tepat adalah Insulin
156
862 c Insulin yang diinginkan adalah glulisin, namun kosong. Maka perlu
diganti dengan yang jenis nya sama yaitu short acting juga --> aspart
864 e Ibu dalam masa menyusui bila ingin menggunakan pil KB oral harus
yang mengandung progesteron tunggal. Tidak boleh mengandung
kombinasi estrogen. Dengan demikian, sesuai dengan opsi dapat dipilih
mini pil karena pil tersebut merupakan nama lain dari pil yang hanya
berisi progesteron
865 d bila terlupa kurang dari 12 jam, minum pada saat terlngat
bila terlupa lebih dari 12 jam, minum 2 pil sekaligus di waktu keesokan
harinya
157
868 a penundaan menstruasi dapat menggunakan hormon progesteron,
tanpa kombinasi dengan estrogen. Opsi jawaban yang menyatakan
progesteron dalam bentuk aktifnya adalah Noresthisteron
872 d PCOS terjadi pada saat kadar estrogen dan progesteron lebih rendah
dari biasanya, sedangkan kadar androgen lebih tinggi dari biasanya.
873 a Akarbose memiliki target kerja di usus halus dengan menurunkan laju
absorpsi glukosa ke vena porta hepatic
158
874 d Dikarenakan penggunaannya untuk siklus pertama, maka harus disertai
dengan resep dokter
877 c untuk menilai penggunaan OAD dan Insulin dapat merujuk kepada
parameter HBA1c karena paling valid tidak akan memberikan nilai
fluktuatif layaknya GD2PP/GDP.
878 e karena telah lupa dalam rentang dari 2 hari, maka disarankan untuk
meminum 2 pil sekaligus pada 2 hari berturut-turut
159
879 c Pil KB 28 tablet diminum pada hari pertama menstruasi atau 21 hari
setelah menstruasi
total 36 unit dibagikan dalam 2/3 waktu pagi dan 1/3 waktu malam --
> 21 unit pagi dan 15 unit malam
882 a DM pada pasien obesitas (ditunjukan dengan nilai BMI diatas normal)
berikan golongan biguanid --> Metformin
883 e Insulin yang diinginkan adalah glargin, namun kosong. Maka perlu
diganti dengan yang jenis nya sama yaitu long acting juga --> detemir
160
886 d kombinasi OAD golongan SU pada lansia non komplikasi bisa dengan
Metformin
889 a Pasien dengan BB 80 dan TB 150 diindikasikan mengalami over BMI -->
Obesitas
890 e secara umum, konsep pengobatan pada saat tidak memberikan efek
yang diharapkan, langkah pertama adalah menaikkan dosis. Jika sudah
dilakukan dan tetap tidak memberikan perbaikan maka dapat
mempertimbangkan penggantian golongan obat yang berbeda
891 a Kaptoril (golongan ACEI) memiliki ESO myalgia / myopati --> badan
pegal dan kaku otot
161
893 a cukup jelas bahwa metformin memiliki mekanisme : Me ↓
gluconeogenesis
Me ↑ ambilan glukosa perifer
894 d pada penggunaan tunggal OAD yang masih menunjukan nilai HbA1c
sebesar 8%, harus dilakukan kombinasi 2 OAD pada pasien non
komplikasi dapat dilakukan dengan golongan MET dan SU
896 c Pada kejadian koma hiperglikemik dapat diberikan insulin kerja cepat
dengan rute intravena bolus agar memberikan onset kerja yang
singkat.
897 a tetap diberikan regimen kombinasi untuk maintain kondisi HbA1c nya
162
900 a estrogen erat kaitannya dengan kejadian VTE atau tromboembolisme
vena yang mengancam kepada fungsi organ kardiovaskular. Maka
dengan itu penggunaan pil KB dengan kombinasi estrogen hanya
berlaku untuk wanita dewasa normal tanpa ada komorbid/riwayat
komplikasi
901 e parameter GDP menandakan bahwa diperlukan insulin jenis long acting
--> detemir pada opsi yang tersedia
903 c TSH --> sintesis produksi dari hormon tiroid, L-tiroksin (T4), dan L-
triiodotironin (T3).
906 c Metformin memiliki interaksi dengan Vit B6, khususnya perlu diberikan
KIE berupa jeda waktu minum antar kedua obat tersebut
163
907 d cukup jelas, pada pasien dengan riwayat DM dapat mengalami
komplikasi berupa neuropati perifer karena adanya defisiensi dari vit B
164
KARDIOVASKULAR
No Jawaban Penjelasan
908 a Komorbid PJK fokus pada nilai LDL yang perlu < 100 mg/dl, dengan
demikian berikan statin karena pada soal nilai LDL telah melewati nilai
100 mg/dl
909 b pada soal, kebiasaan merokok dihitung sebagai 1 faktor risiko, maka
nilai LDL perlu < 160 mg/dl. Pada soal nilai LDL masih dibawah 160
mg/dl.
165
913 b Statin diberikan pada saat malam hari sebelum tidur, menghambat
biosintesis lipid yang aktif dimalam hari
915 d Cukup jelas bahwa Manitol merupakan regimen syok yang terjadi pada
kejadi stroke serebral dengan mekanisme diuretik osmosis dan
menurunkan volume cairan intrakranial.
917 b Penanganan pertama pada angina pektoris --> Golongan Nitrat dengan
rute sublingual
166
918 c antitrombosis = antiplatelet, mencegah agregasi agar tidak terjadi
trombus
922 e pada resep terdapat obat furosemid (diuretik kuat) yang menjadi kritis
dalam pemantauan kadar elektrolit darah --> risiko hipokalemia
167
924 d Kolestiramin (golongan Resin Asam Empedu) akan menurunkan
absorpsi makro Vitamin seperti vitamin K. Diketahui fungsi mayor dari
vitamin K adalah regulasi pembekuan darah. Dengan ada adanya
defisiensi Vit K akan memberikan Protombine Time yang memanjang
(meningkat) nilainya.
925 e pada resep terdapat obat furosemid (diuretik kuat) yang menjadi kritis
dalam pemantauan kadar elektrolit darah --> risiko hipokalemia
927 c penanganan pertama pada angina pektoris --> Golongan Nitrat dengan
rute sublingual.
168
929 b pasien mengalami hiperLDL --> berikan golongan statin.
930 a cukup jelas bahwa nifedipin sebagai golongan CCB DHP bekerja dengan
hambatan kanal kalsium di jantung
931 a Waktu golden hour untuk agen spesifik stokre --> Fibrinolitik adalah
selama 2 - 4 jam.
934 b Saat kejadian stroke, apapun jenisnya, dapat diberikan agen spesifik
utamanya untuk golongan Trombolitik = Fibrinolitik --> Alteplase,
Reteplase, Streptokinase
169
935 c Penggunaan ACEI tidak boleh dikombinasikan bersamaan dengan ARB
karena akan meningkatkan risiko hiperkalemia
937 b pada umur 50 tahun --> Dewasa dengan komplikasi memberikan target
tekanan darah pada < 140/90
939 c golongan ACEI harus diminum dalam kondisi perut kosong atau
minimal 30 menit - 1 jam sebelum makan
170
940 a Disfungsi ereksi merupakan ESO dari HCT/BB
943 e Golongan fibrat memiliki aturan minum pada perut kosong yaitu
dengan 30 menit sebelum makan
171
945 b Pada kejadian deep vein thrombosis diberikan agen spesifik Faktor X
(Fondaparinux) sebagai lini pertama atau anti-koagulan tipe LMWH
(enoxaparin)
947 d Dapat diperhatikan bahwa profil LDL sudah diatas rentang normal
karena seharusnya LDL < 160 untuk pasien dewasa tanpa komplikasi
Dengan demikian fokus kita adalah menurunkan LDL -> pilih agen
spesifik golongan Statin
950 a Cholesterol total tinggi --> target kerja dari golongan Statin
951 a Dapat diperhatikan bahwa profil LDL masih dalam rentang normal
karena LDL < 130 untuk pasien dengan 2 faktor risiko : Obesitas dan
DM.
Dengan demikian fokus kita adalah menurunkan TG, yang sudah tinggi
diatas batas 180 mg/dl --> pilih agen spesifik golongan Fibrat
172
952 b Cukup jelas salah satu ESO dari golongan Fibrat adalah GI effect (gall
stone, rasa begah, tidak nyaman di perut)
956 d cukup jelas bahwa Verapamil sebagai golongan CCB n-DHP bekerja
dengan hambatan kanal kalsium di jantung
173
957 d pada soal dihadapkan pada 2 kondisi :
958 c keluhan nyeri pada otot lengan, betis dan pahanya disebabkan oleh
adanya golongan statin dengan ESO miopati/mialgia
961 b Alteplase yang diberikan sbg pilihan pertama Stroke adalah golongan
Fibrinolitik
174
963 a Regimen Digoxin merupakah salah satu jenis dari obat yang memiliki
index terapi yang sempit --> fluktuasi kadar sangat sensitif dalam
darah, sehingga diperlukan PKOD / pemantauan kadar obat dalam
darah sbg standar pelayanan farmasi di RS
964 c HT + asam urat tinggi (indikasi ginjal nya bermasalah) --> berikan
golongan ARB
966 b pasien dengan Angina Stabil --> terdapat komorbid PJK maka LDL harus
<100
175
969 e bila regimen Nitrat secara sublingual menunjukan intolerasi --> berikan
dalam bentuk rute parenteral intravena
971 c Digoxin + Furosemid --> terjadi interaksi dengan adanya risiko terjadi
hipokalemia
176
974 b HT + CKD --> berikan golongan ACEI, bersifat renoprotektif
978 a Statin memiliki taget kerja dengan blokade enzim HMG CoA reduktase
yang menkonversi asam mevalonat sebagai prekursor kolesterol
177
979 d Penggunaan tunggal golongan statin menimbulkan ESO
miopati/mialgia.
178
985 d penggunaan obat HCT harus diberikan konseling spesifik terkait dengan
waktu penggunaan agar dapat diberikan pada pagi hari karena pasien
akan mengalam diuresis yang cukup sering
179
990 a furosemid --> risiko hipokelemia karena itu disebut dengan diuretik
kuat
991 d penggunaan HCT pada riwayat gout tidak disarankan karena akan
meningkatkan kadar asam urat dalam darah --> sehingga tindakan
dalam soal tersebut tidak rasional
993 e golongan Statin diminum pada malam hari sebelum tidur untuk
menghambat proses sintesis lipid yang paling dominan terjadi pada
malam hari
994 b pasien dengan riwayat merokok akan mudah terserang batuk kering
dalam penggunaan ACEI. Ada dua metode dalam meneghilangkan
batuk kering :
- pemberian Codein sebagai antibatuk kering
- mengganti regimen ACEI --> ARB
180
995 c ACEI kontraindikasi pada kondisi hamil
996 a untuk kombinasi tahap awal ACEI/ARB dengan diuretik --> utamakan
golongan HCT terlebih dahulu
Pada soal pasien mengalami kompliasi PJK --> target < 100
999 a pada kondisi stroke agen hipertensi yang dapat diberikan adalah :
- Labetalol i.v.
- Nitroprusid i.v.
181
1000 b Estrogen terlibat dalam patogenesis penyakit kardiovaskular, termasuk
hipertensi dengan cara memodulasi ssitem RAA (renin-angiotensin-
aldosteron) dalam ginjal --> proses kenaikan tekanan darah
1002 d cukup jelas, bentuk terapi non-farkol berupa diet natrium dibatasi
hingga < 3,8 gram per hari nya
1004 b HCT, ACE inhibitor merupakan 1st line penggunaaan anti hipertensi
tunggal. HCT (lansia), ACEI (dewasa)
1005 a furosemid --> untuk mencegah udema dan ACEI sebagai renoprotektor
182
1007 d kombinasi statin adalah dengan ezetimibe / kolestiramin-kolestipol
1008 c karena statin sifatnya sebagai inhibitor sitokrom P450 maka, perlu
monitoring fungsi hati --> parameter SGOT/ SGPT
1011 d cukup jelas, administrasi secara bukal yaitu diselipkan diantara pipi dan
gusi
183
SARAF
No Jawaban Penjelasan
1012 d Pada kondisi hamil, hindari penggunaan antiepilepsi untuk asam
valproat karena akan menimbulkan --> Spina Bifida sebagai kecacatan
pembentukan sumsum tulang belakang pada bayi
1014 b Kondisi kejang tonik klonik pilihan utamanya --> karbamazepin atau
asam valproat.
184
1017 d Bibir sumbing atau facial clefts merupakan ESO spesifik dari antikejang
Fenitoin
1018 e Kondisi kejang tonik klonik pilihan utamanya --> karbamazepin atau
asam valproat.
185
1022 e Satu-satunya antiepilepsi yang aman bagi ibu hamil adalah agen
spesifik Lamotrigin
1024 e Penggantian obat pada soal menjadi Lamotrigine karena dengan tujuan
untuk menghindari ESO asam valproat yang berisiko pada bumil -->
malformasi janin (spina bifida)
186
1026 c
Topiramate sebagian besar diekskresikan oleh ginjal sebagai obat yang
tidak dimetabolisme. Hanya 20% yang dimetabolisme oleh hati.
1028 c Terapi kondisi kejang akut kejang emergensi adalah dengan diazepam
rektal.
187
PSIKIATRI
No Jawaban Penjelasan
1030 b cukup jelas, soal menanyakan obat golongan MAOI --> fenelzin,
selegilin, resagilin
1033 e Analog GABA miliki efek depresan, aman bagi kondisi gangguan hepar
karena profil farmakokinetik gabapentin ridak dimetabolisme dalam
hati dan bentuknya tidak berubah saat diekskresikan dalam urin.
188
1035 c penggunaan haloperidol sebagai tipikal antispikosis generasi 1
memiliki risiko terjadi ekstrapiramidal sindrom
189
1041 a Skizofrenia pada kondisi kehamilan berikan antipsikosis generasi 2 -->
spesifik hanya diberikan Clozapin
1042 b depresi pada Bumil diberikan lini pertama SSRI --> paroksetin,
fluoksetin
1045 a Gejala depresi pada kondisi demensia / alzheimer diberikan SSRI -->
fluoksetin
190
1046 b depresi umum (general) diberikan lini pertama SSRI --> fluoksetin
191
1051 c Carbamazepine memiliki ESO minor ginekomastia --> terganggu nya
produksi sperma
1055 d depresi pada Bumil diberikan lini pertama SSRI --> paroksetin,
fluoksetin
1056 b Penderita alzheimer dengan derajat keparahan berat dan kronis dapat
diberikand dengan agen penghambat glutamat (NMDA) --> Memantine
192
1057 a Terapi awal pasien skizoprenia adalah dengan menggunakan
antipsikotik atipikal generasi 2 kecuali klozapine. Klozapin diberikan
pada saat terjadi intoleransi.
193
NYERI
No Jawaban Penjelasan
1059 e operasi kolorektal memerlukan anestesi yang bekerja secara sistemik --
> agen yang diberikan ada Buvicain
1060 c Sakit gigi pada anak berikan --> Asmef (minimal 14 tahun)
bila umur anak kurang dari 14 tahun berikan --> Analgesik yang aman
PCT/Ibuprofen
1061 a cukup jelas, nyeri akut dengan episode ringan --> berikan dengan signa
s.prn (bila perlu) secara peroral, tanpa harus melalui rute injeksi
untuk nyeri akut dengan episode kuat --> berikan melalui rute injeksi
1062 d golongan NSAID non selektif seperti memiliki ESO yang terkait dengan
pendarahan gastrointestinal yang lebih besar angka kejadiannya
dibandingkan dengan golongan selektif COX-2
1063 d golongan selektif COX 2 seperti selekoksib memiliki ESO yang terkait
dengan kardiovaskular yang lebih besar angka kejadiannya
dibandingkan dengan golongan non-selektif dalam hal ini ibuprofen
194
1064 b Nyeri skala 8 - tinggi --> berikan analgesik opioid kuat = Morfin
1066 c analgesik yang aman pada pasien gastritis ada analgesik selektif COX-2 -
-> Celecoxib
1067 d nyeri skala 5 - sedang --> berikan analgesik opioid lemah = Tramadol
atau kombinasi 2 jenis NSAID
1068 d cukup jelas, opsi A,B,C perlu dilakukan oleh apoteker sebagai standar
pelayanan kefarmasian
1069 a cukup jelas, pasien dengan riwayat CKD mengalami penurunan laju
filtrasi GFR
195
1072 c diabetic neuropati dapat diberikan agen spesifik -->
a. SNRI = Duloxetin
b. Antidepresan Trisiklik = Amitriptilin
c. Analog GABA = Pregabalin/Gabapentin
196
1077 a Analgesik yang aman pada masa menstruasi/kehamilan/menyusui -->
PCT
1078 d analgesik yang aman pada pasien tukak peptic ada analgesik selektif
COX-2 --> Celecoxib
1081 e analgesik yang aman pada pasien tukak peptic ada analgesik selektif
COX-2 --> Celecoxib
bila di opsi jawaban tidak tersedia golongan selektif COX-2, maka PCT
masih relatif aman digunakan
197
1083 d nyeri skala 4-6 atau sedang --> berikan analgesik opioid lemah =
Tramadol atau kombinasi 2 jenis NSAID
1084 a regimen NSAID diberikan dengan durasi 14 hari pada kasus gout /
osteor-arthritis
1085 b Analgesik yang aman pada kardiovaskular --> PCT. Bila tidak ada pilihan
PCT, berikan Naproxen.
1086 b reaksi pireksial merupakan reaksi hipertemia (demam tinggi dan syok)
dikarenakan senyawa endoktoksin yang dihasilkan bakteri pirogen. Hal
ini diperlukan agen Antibiotik selain antipiretik yang digunakan.
1088 a nyeri syaraf tepi (neuropatik) dapat diberikan agen sesuai opsi A, B dan
C. NSAID hanya berikan untuk nyeri nosiseptis (nyeri karena kerusakan
jaringan)
198
1089 d cukup jelas, Vit B kompleks tidak mungkin dapat meningkatkan ESO
dari NSAID, justru sebagai adjuvant (sinergis)
1091 a cukup jelas, karena NSAID akan blok COX 1 --> proteksi mukosa
lambung berkurang sehingga menyebabkan gastritis
1092 c nyeri nosiseptif berat diindikasikan sebagai nyeri skala 7 - 10 --> berikan
agen opoid kuat dalam hal ini Morphine. Kodein untuk batuk kering,
bukan untuk nyeri
199
1095 a cukup jelas, karena selekoksib tidak akan blok COX 1 --> proteksi
mukosa lambung tetap terjaga
sesuai opsi yang paling tepat adalah selekoksin (NSAID) dan pregabalin
(antikonvulsan)
200
RESPIRATORI
No Jawaban Penjelasan
1099 e Terbutalin yang diberikan secara intravena dapat membantu mencegah
terjadinya kelahiran prematur dengan cara menghentikan kontraksi
pada rahim.
1102 d kodein sebagai agonis reseptor opiat akan menekan syaraf simpatis -->
efek konstipasi pada sistem pencernaan
201
1104 d Penggunaan allopurinol yang memiliki mekanisme kerja inhibisi xantine
oksidasi ini perlu dihindarkan penggunaan bersaaman dengan teofilin,
karena akan menginduksi kenaikan kadar Teofilin --> efek toksik
1105 c tiotropium merupakan agen asma yang bekerja spesifik sebagai anti-
kolinergik. Obat golongan ini akan menekan syaraf simpatis --> mulut
kering, jantung berdebar, tekanan darah tinggi
1108 b cukup jelas, bahwa kromolin bekerja dalam inhibisi sel mast --> yang
ditimbulkan oleh Ig E dari respon hipersensitifitas yang diperantai debu
sebagai respon allergen
202
1109 e batuk kering diberikan agen spesifik --> antitusif = dekstrometorphan
1112 e pada soal dikatakan terjadi kekambuhan asma --> berikan agen reliever
--> inhalasi golongan agonis Beta 2 adrenergik kerja singkat (SABA)-->
albuterol
1113 d prinsip pemilihan obat PPOK stage 2 adalah = Asma Persistent Sedang +
Infeksi :
1 Ab + 2 agen obat asma
203
1115 d Dequalinium Chlorida dapat bersifat sebagai antiseptik ringan untuk
keluhan sakit tenggorokan. Obat ini bukan termasuk obat keras,
sehingga dapat diberikan tanpa resep dokter
1119 d keluhan yang terdapat pada soal diperlukan agen Dekongestan -->
Efedrin, Fenolpropanolamin
204
1120 a penggunaan obat flu, golongan dokengestan peroral, absolut
kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipertensi
1122 e pasien dengan riwayat penggunaan ACEI. Ada dua metode dalam
meneghilangkan batuk kering :
- pemberian Codein sebagai antitusif
- mengganti regimen ACEI --> ARB
1124 b cukup jelas bahwa vaksin DPT --> untuk pertusis / batuk rejan
205
1125 e kasus tersebut memintakan obat untuk mencegah kekambuhan -->
berikan agen spesifik, kortikosteroid inhaler = Budesonid sebagain
controller
1126 c interaksi obat antara makanan, terjadi pada golongan metil-xantin -->
aminofilin, teofilin karena mengandung Xantin yang akan berinteraksi
dengan Teh.
1127 e pada soal terjadi kekambuhan --> berikan agen reliever = golongan
agonis beta 2 adrenergik kerja singkat (SABA) secara inhaler contohnya
Salbutamol, Albuterol dsb
206
1130 e ESO jangka panjang terjadi dalam penggunaan dekongestan topikal
(oksimetazolin) dapat menyebabkan rinitis medikamentosa -->
peradangan dan pendarahan pada membran hidung
1131 a ketika terjadi serangan asma --> berikan agen spesifik agen SABA (kerja
cepat) agonis beta 2 adrenergik
207
TULANG & SENDI
No Jawaban Penjelasan
1135 c Diklofenak merupakan anti-inflamasi non steroid --> blokade enzim
COX baik tipe 1 dan 2 dalam memproduksi PgI2 (prostaglandin) sebagai
mediator nyeri.
1137 d cukup jelas, TNF alpha itu merupakan agen biologi yang bekerja
sebagai antibody monoclonal, ↓ mediator perusak sel. Contohnya
adalah Infliximab, Adalimumab yang dapat diberikan pada saat agen
DMARD tidak memberikan respon perbaikan.
1138 e analgesik yang digunakan pada gout pilihan utamanya adalah PCT.
1139 b pada pasien CKD (CrCl <30 mL/min) direkomendasikan agen spesifik -->
Allpurinol.
208
1140 c riwayat osteopenia / osteoporosis harus dihindarkan agen spesifik -->
Golongan Steroid seperti Dexametason.
1141 a pada kasus RA kronik berikan agen spesifik --> MTX sebagai pilihan
utama
bila ada Tramadol, maka berikan golongan tersebut karena lebih baik
diberikan golongan opioid bila golongan Non-Opioid dalam hal ini PCT
tidak memberikan perbaikan
1144 b Ibuprofen memiliki aktivitas antipiretik yang dapat diberikan jika PCT
mengalami kontraindikasi/intoleransi
dalam soal disebutkan bahwa terjadi KI pada PCT yang ditandai dengan
kenaikan nilai ALT/AST sebagai marker liver injuri (hepatotoksik)
1145 a nilai T masih dibawah -2,50 maka pasien diindikasikan dengan kondisi
osteopenia. Regimen untuk osteopenia yaitu vit D + kalsium
209
1146 b analgesik yang digunakan pada OA dalam riwayat gastritis / peptik
ulcer --> selektif COX 2 nsaid = celecoxib
1149 a terapi utama untuk osteoporosis yang terjadi pertama kali yaitu
golongan bifosfonat (alendronat, risendronat, dsb)
1150 d pada kasus gout untuk menurunkan kadar urat dalam darah untuk
pasien berikan agen spesifik --> Allpurinol sebagai pilihan utama.
210
1152 e obat kortikosteroid pada penggunaan kronik dapat menyebabkan
kerapahuan tulang --> penyebab osteopenia / osteoporosit
1153 d cukup jelas, mekanisme kerja dari obat Allpurinol adalah sebagai agen
urikosurik dengan blokade enzim Xantine Oksidase yang akan
mensintesis asam urat dari prekursornya yaitu Xantin.
1154 e MTX mencegah proses normal pembelahan sel darah --> mielosupresi
dan leukopenia. Dengan itu perlu suplementasi folat.
1156 d cukup jelas, bahwa jenis regimen dari osteoarthritis tidak ada yang
bersifat imunomodulator (dapat meningkatkan sistem imun)
1157 c Dalam hal ini telah diberikan ibuprofen namun tetap mengalami nyeri.
211
1158 b terapi utama untuk osteoporosis yang terjadi pertama kali yaitu
golongan bifosfonat (alendronat, risendronat, dsb)
1159 c dalam membantu proses terapi gout, hendaknya disertai agen non-
farmakologi dengan pengaturan diet makanan tinggi purin.
1161 c pada riwayat kardiovaskuler, agen urikosurik (penurun asam urat) yang
dapat diberikan adalah probenesid. Karena untuk Allopurinol telah
dikontraindikasikan pada pasien riwayat PJK
212
MATA
No Jawaban Penjelasan
1163 b glaukoma + asma/ppok --> hindari golongan betabloker seperi timolol,
betaksolol
213
1169 d lini utama untuk glaukoma sudut terbuka/lebar adalah golongan beta-
bloker sebagai --> timolol
1170 d dan e glaukoma + asma/ppok --> hindari golongan betabloker seperi timolol,
betaksolol
214
HEMATOLOGI
No Jawaban Penjelasan
1171 a Anemia pada kehamilan itu disebabkan karena defisiensi besi -->
maka berikan Fe.
1173 b anemia pernisiosa --> kondisi MCH/MCV tetap tinggi, maka seperti hal
nya anemia makrositik berikat agen = As.Folat / B12
1176 d anemia dengan nilai MCV yang tetap tinggi --> anemia makrositik,
maka berikan agen Asama Folat/B12
215
1177 a Vitamin C akan mereduksi ion ferri (Fe3+) menjadi ion ferrous (Fe2+)
sehingga lebih mudah diserap diusus halus. Absorbsi besi dalam
meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C
1178 e MTX mencegah proses normal pembelahan sel darah --> mielosupresi
dan terjadilah leukopenia. Dengan itu perlu suplementasi folat.
1179 c nilai MCV dan MCH rendah menandakan bahwa mengalami anemia
mikrositik --> berikan Fe / zat besi
1180 b anemia megaloblastik --> kondisi MCH/MCV tetap tinggi, maka seperti
hal nya anemia makrositik berikat agen = As.Folat / B12
216
GINJAL & SALURAN KEMIH
No Jawaban Penjelasan
1181 c cukup jelas bahwa kondisi asidosis metabolik / laktat pada pasien CKD
dapat diberikan agen spesifik --> natrium bikarbonat
1182 d ringer laktat sebagai larutan kristaloid diberikan pada kasus non-syok
untuk menggantikan cairan yang hilang, dalam kondisi hipovolumia
1184 e BPH + Asma --> berikan agen spesifik golongan α1 – blocker selektif
yaitu Tamsulosin
1185 d Furosemid merupaka diuretik kuat --> memiliki risiko efek samping
hipokalemia dengan demikian perlu pemantauan ketat untuk ion K
(elektrolit darah)
1186 e sevelamer sebagai agen pengikat fosfat non Kalsium dengan tujuan
terapi dalam kondisi hiperfosfatemia
217
1187 d disfungsi ereksi dapat diberikan tadalafil / sildenafil
1189 c anemia pada kondisi gagal ginjal --> anemia normositik berikan agen
spesifik Epo-alpha
1190 b serum kreatinin diatas nilai normal hal ini disebabkan karena adanya
ESO dari gentamisin.
218
1192 c Hiperfosfatemia --> CaCO3 (kalsium karbonat)
219
1197 d ESO utama dari obat anti-BPH golongan α1 – blocker adalah hipotensi
postural, yaitu tekanan darah rendah yang terjadi ketika bangkit dari
posisi duduk atau berbaring.
220
TOKSIKOLOGI
No Jawaban Penjelasan
1198 e cukup jelas, antidotum dari benzodiazepin (golongan psikotropik) -->
flumazenil dengan mekanisme antagonis kompetitif reseptor
benzodiazepine
1201 b cukup jelas, antidotum dari obat serangga (insektisida) --> Pralidoksim
dengan mekanisme aktivasi enzim asetilkolinestrase dengan kata lain
akan memberikan inhibisi terhadap reseptor Ach-Nikotinik
1203 a cukup jelas, antidotum dari nitrit/nitrat --> Metilen blue dengan
mekanisme secara ikatan kimiawi sianomethemoglobin
221
1204 e cukup jelas, antidotum dari kokain (golongan narkotik) --> nalokson
dengan mekanisme antagonis reseptor opioid (Mu, Delta, Kappa)
1208 b cukup jelas, antidotum dari PCT --> N-asetilsistein dengan mekanisme
stimulasi glutathione sehingga mempercepat metabolisme metabolit
toksik N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI)
222
1210 e cukup jelas, antidotum dari petidin (golongan narkotik) --> nalokson
dengan mekanisme antagonis reseptor opioid (Mu, Delta, Kappa)
1211 e cukup jelas, antidotum dari obat serangga (insektisida) --> Pralidoksim
dengan mekanisme agonis/aktivasi enzim asetilkolinestrase
1212 d BKO yang sering disalahgunakan pada jamu pegal linu adalah Sildenafil
/ Tadalafil --> menimbulkan ESO takikardia (jantung berdebar)
1214 d untuk pecegahan neural tube defect pada janin --> berikan agen
suplemetasi asam folat atau nama lainnya adalah Vit B9
223
1216 a Intoksikasi dari jenis makanan/minuman yang sudah basi dapat
diberikan antidotum agen =
- absorben : attapulgit, carbon aktif
- air kelapa
224
INTERAKSI OBAT
No Jawaban Penjelasan
1217 b pada regimen OAT yang dapat menyebabkan penurunan efektivitas pil
KB adalah Rifampisin karena bersifat Induktor --> akan mempercepat
metabolisme dari OAT, sehingga terjadi penurunan kadar --> efek terapi
tidak tercapai (subterapi), risiko gagal kontrasepsi
1218 b dan e gejala palpitasi dan sesak nafas merupakan bentuk ESO dari teofilin
sebagai obat asma. Teofilin dapat memberikan ESO pada saat kadar
dalam darah cenderung tinggi.
1220 d cukup jelas, vitamin K memiliki sifat antagonis warfarin karena sebagai
kofaktor pembekuan darah
225
1222 c Perlu ada koreksi, harusnya pada soal itu bukan hiperkalemia,
seharusnya HIPOKALEMIA.
Adanya efek samping HIPOKALEMIA dari HCT ini karena ada interaksi
antara clopidogrel dengan HCT yang menyebabkan ada hambatan
metabolisme dari HCT, sehingga terjadi peningkatan kadar --> terjadi
efek toksik / ESO berupa HIPOKALEMIA
1223 c perlu diidentifikasi alasan pemberian jeda kolestiramin (obat yang
bekerja secara lokal) dengan Vit K adalah karena kolestiramin yang
memiliki kerja mengahambat absorpsi vitamin yang larut lemak -->
Kolestiramin menghambat absorpsi obat vitamin K, sehingga efek
vitamin K akan menurun
1225 c penggunaan obat dengan susu harus diberikan jeda minimal 2 jam agar
tidak terjadi interaksi ikatan protein susu dengan obat tersebut. Bila
tidak dijeda maka obat tidak memberikan efek terapi optimal
226
1226 b perlu diidentifikasi alasan pemberian jeda akarbose (obat yang bekerja
secara lokal) dengan digoxin --> akarbose menghambat absorpsi obat
digoxin, sehingga efek digoxin akan menurun karena konsentrasi serum
dibawah batas minimal terapi (MEC), minimum effective concentration
1227 a Kalsium dapat meningkatkan efek toksik dari ceftriaxone karena terjadi
interaksi pada fase biofarmasi (inkompatibilitas). Ceftriaxone dapat
berikatan dengan kalsium membentuk endapan yang tidak
larut/presipitasi. Kalsium sebaiknya tidak diberikan secara intravena
dalam waktu 48 jam dari pemberian injeksi ceftriaxone iv atau hindari
kombinasi.
1228 d interaksi yang tepat sesuai kasus tersebut adalah Warfarin dengan
omeprazol. Hal ini disebabkan karena omeprazol bersifat inhibitor yang
dapat menghambat metabolisme dari Warfarin --> konsentrasi warfarin
dalam darah meningkat dan terjadi risiko efek toksik / ESO berupa
pendarahan yang ditandai dengan waktu INR dan PT yang memanjang
227
1231 d kandungan tanin pada teh akan mengikat senyawa Ferrous --> efek
kerja dari Ferrous tidak maksimal --> anemia tidak terobati karena Hb
masih dibawah normal
1232 b perlu diidentifikasi penyebab myalgia itu dikarenakan efek samping dari
Statin. Adanya efek samping ini karena diperparah dengan interaksi
antara amlodipin yang bersifat inhibitor terhadap statin sehingga
terdapat hambatan metabolisme dari statin. Akibatnya terjadi
peningkatan kadar statin --> terjadi efek toksik / ESO berupa nyeri
otot/myalgia
1234 d Warfarin, yaitu jenis obat antikoagulan coumarin yang bekerja dengan
menghambat kerja vitamin K di dalam darah.
228
1236 b perlu ada koreksi mengenai soal, seharusnya dengan adanya
probenesid terjadi penurunan kliren aspirin.
1237 c peningkatan nilai serum creatinin (SrCr) adalah sebagai implikasi dari
ESO dari obat Spironolakton. Hal ini disebabkan karena Spironolakton
termasuk diuretik hemat K yang dapat memperberat fungsi ginjal
dengan menginduksi hiperkalemia dan peningkatan SrCr.
1238 d prinsipnya adalah obat yang menimbulkan ESO dalam kejadian interaksi
adalah obat sensitif yang memiliki index terapi sempit seperti contoh
warfarin, digoxin, fenitoin dsb harus dilakukan monitoring (PKOD=
pemantauan kadar obat dalam darah) agar tidak terjadi ESO/efek toksik
1239 d pada soal dinyatakan bahwa pasien keadaannya tidak membaik terjadi
penumpukan trombus di pembuluh jantungnya. Hal ini disebabkan
karena warfarin tidak bekerja secara optimal (dalam kondisi subterapi)
1240 c dan e pada soal dinyatakan bahwa tersebut mengalami pendarahan. Hal ini
disebabkan karena warfarin memberikan efek toksik.
229
1241 c diketahui pada soal bahwa LDL tetap tinggi yang artinya bahwa agen
statin tidak memberikan efek terapi. Hal ini disebabkan karena adanya
interaksi antara statin dengan fenitoin. Fenitoin itu termasuk senyawa
induktor --> meningkatkan proses metabolisme statin --> kadar dalam
darah menurun --> subterapi, dosis tidak mencapai efek terapi yang
optimum, dengan demikian kadar LDL tetap tinggi
1242 a dalam soal dinyatakan bahwa terjadi peningkatan ALT dan AST. ALT dan
AST itu merupakan parameter dari fungsi hati. Bila ada pengaruh dari
obat-obat yang bersifat hepatotoksik, kedua parameter ini akan
menimbulkan peningkatan nilai diatas normal.
Dalam hal ini, kita harus dapat mengidentifikasi, obat mana saja yang
bersifat hepatotoksik. dari soal, Fenitoin lah yang bersifat hepatotoksik
karena diketahui bahwa obat antiepilepsi ini mempunyai ESO umum
induksi hepatotoksik
1243 c solusi dari kasus tersebut adalah dengan memberikan jeda waktu antar
minum ke-dua obat minimal selama 2 jam, dengan demikian risiko
interaksi yang dapat menurunkan efek dari alendronat dapat
terhindarkan
1244 a dalam soal dinyatakan bahwa warfarin tidak berfungsi sebagai anti-
koagulan. Hal ini disebabkan karena induksi dari Rifampisin. Rifampisin
ini bersifat induktor --> mempercepat metabolisme dari warfarin -->
efek terapi tidak tercapai (subterapi) yang ditandai dengan tetap
terjadinya vena trombosis
1245 c cukup jelas, bahwa risiko yang muncul adalah Rifampisin yang bersifat
induktor dapat menurunkan efek terapi dari pil KB.
Untuk INH itu bersifat inhibitor dapat meningkatkan efek toksik dari pil
KB --> tromboemboli vena
230
1246 d penggunaan warfarin + asetosal --> terjadi interaksi dengan
meningkatnya ESO dari warfarin berupa pendarahan
1248 e pada kelompok usia lansia, komposisi cairan tubuh dan distribusi lemak
tinggi. Hal ini menyebabkan beban hepar dalam proses metabolisme
obat menjadi lebih berat --> penurunan fungsi hati pada penggunaan
obat-obat index terapi sempit
231
1251 b pada riwayat alkoholik akan menimbulkan percepatan enzim
metabolisme pada hepar sehingga obat perlu peningkatan dosis.
Apabila tidak ditingkatkan, obat tersebut akan mengalami kondisi
dibawah konsentrasi optimum. Sehingga pada kasus tersebut perlu
adanya peningkatan dosis warfarin agar tetap terjadinya efek terapi
yang diinginkan
232
1255 a grape fruite / anggur dapat menimbulkan jenis interaksi makanan -
obat dengan efek peningkatan kadar konsentrasi obat dalam darah.
1256 d sesuai informasi pada soal bahwa ampisilin harus diberikan pada saat
perut kosong, atau tanpa adanya makanan.
1257 d Ampisilin harus diberikan pada saat perut kosong, atau tanpa adanya
makanan.
Fungsi faal hepal hati pada anak itu memiliki tingkatan yang sama
dengan dewasa. Di satu sisi bahwa BB dan TB anak jauh lebih rendah
dari dewasa menyebabkan Volume Distribusi pada anak rendah -->
akan mempercepat proses metabolisme --> waktu paruh (T 1/2) lebih
cepat
233