Anda di halaman 1dari 8

September, 2019

T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

KONTROL KUALITAS SEDIAAN INJEKSI

Bella Jannati Putri, Fadhilah Athif Mufidah, Lina Septiani, Venny Fatya Sahara

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya
Indralaya
Email : farmasiunsri17@gmail.com

ABSTRACT

Quality control is a procedure or set of procedures intended to ensure that the


product produced meets specified requirements or not. Every product that is produced must
be quality control, especially for preparations that are used or put into the body, such as
injection preparations. This aims to guarantee the quality of these preparations so they can
be efficacious in accordance with those set and do not cause toxicity to the body. The quality
control of injection preparations includes organoleptic tests, qualitative preparations,
quantitative tests, clarity tests, leakage tests, dosage volumes, ph phases, weight uniformity
tests, sterility tests, and pyrogenity tests. Each test has its own techniques and uses. The test
results show that the organoleptic test, leakage test, volume test, weight uniformity test, and
pyrogenity test meet the specified requirements.

Keywords: Quality Control, Injection, Caffeine

ABSTRAK

Kontrol kualitas adalah prosedur atau seperangkat prosedur yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa produk yang diproduksi telah memenuhi persyaratan yang ditentukan atau
tidak. Setiap produk yang diproduksi harus dilakukan kontrol kualitas terutama untuk sediaan
yang digunakan atau dimasukkan ke tubuh, seperti sediaan injeksi. Hal ini bertujuan untuk
menjamin kualitas sediaan tersebut sehingga dapat berkhasiat sesuai dengan yang ditetapkan
dan tidak menimbulkan toksisitas pada tubuh. Kontrol kualitas sediaan injeksi, antara lain uji
organoleptis, uji kualitatif sediaan, uji kuantitatif sediaan, uji kejernihan, uji kebocoran, uji
volume sediaan, uji ph sediaan, uji keseragaman bobot, uji sterilitas, dan uji pirogenitas.
Masing-masing uji memiliki teknik serta kegunaan masing-masing. Hasil pengujian
menunjukkan uji organoleptik, uji kebocoran, uji volume, uji keseragaman bobot, dan uji
pirogenitas memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Kata Kunci : Kontrol Kualitas, Injeksi, Caffein


Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 1
September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

1. PENDAHULUAN Keuntungannya sediaan injeksi antara


Obat suntik didefinisikan secara luas lain obat memiliki onset (mula kerja) yang
sebagai sediaan steril bebas pirogen yang cepat, efek obat dapat diramalkan dengan
dimaksudkan untuk diberikan secara pasti, bioavailibilitas  sempuran atau
parenteral. Istilah parenteral seperti yang hampir sempurna, kerusakan obat dalam
umum digunakan, menunjukkan tractus gastrointestinalis dapat
pemberian leawat suntikan seperti berbagai dihindarkan, obat dapat diberikan kepada
sediaan yang diberikan dengan di penderita yang sakit keras atau yang
suntikkan. Kata ini berasal dari kata sedang dalam keadaan koma.
Yunani, para dan enteron berrati diluar Kelemahannya antara lain: rasa nyeri pada
usus halus dan merupakan rute pemberian saat disuntik, apalagi kalau harus diberikan
lain dari rute oral. Pirogen adalah senyawa beriulang kali dan memberikana efek
organik yang menimbulkan demam, fisiologis pada penderita  yang takut
berasal dari pengotoran mikroba dan disuntik[3].
merukan penyebab banyak reaksi-reaksi Menurut FAD (Food Drug
febril yang timbul pada penderita yang Administration) ada 6 sistem kontrol
menerima suntikan intravena[1]. dalam pembuatan obat suntik agar
Persyaratan bagi larutan injeksi mendapatkan obat suntik dengan kualitas
diantaranya sesuai dengan kandungan yang baik, diantaranya: sistem dan
bahan obat yang dinyatakan di dalam dokumen yang berkualitas serta pertugas
etiket dan yang ada dalam sediaan, tidak yang pandai dan memiliki kemampuan,
terjadi penguranga efek selama saran dan prasaran yang terkontrol dengan
penyimpanan akibat perusakan oabat baik, material dasar yang bermutu, sistem
secara kimia dan sebagainya. Penggunaan dan prosedur produksi yang baik, sistem
wadah yang cocok,yang tidak hanya pengemasan dan distribusi yang baik,
memungkinkan sediaan tetap  steril  tetapi laboratorium pengujian QC (quality
juga mencegah terjadinya antaraksi antar control) yang baik[2].
bahan oabat dan material dinding wadah.
Tersatukan  tanpa  terjadi reaksi. Untuk itu 2. BAHAN DAN METODE
beberapa faktor yang paling mementukan 2.1 Waktu dan Tempat
adalah bebas kuman, bebas pirogen, bebas 2.1.1 Waktu
pelarut yang secara fisiologis, tidak netral, Praktikum Pembuatan Sediaan
isotonik, isohidris, dan bebas bahan Injeksi Ampul dan Vial dilakukan pada
melayang[4].
Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 2
September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

tanggal 11 September 2019, hari Rabu, partikel kecil yang dapat dilihat dengan
Pukul 13.00 – 19.00 WIB. mata.
2.1.2 Tempat 2.3.3 Uji Keseragaman Volume
Laboratorium Teknologi Farmasi, Diletakkan pada permukaan yang
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika rata secara sejajar lalu dilihat
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas keseragaman volume secara visual.
Sriwijaya. Sediaan di ambil dari dalam wadah
dengan spuit injeksi atau di tuangkan ke
2.2 Alat dan Bahan dalam gelas ukur.
2.2.1 Alat 2.3.4 Uji Kebocoran
Alat-alat yang digunakan antara Letakkan vial di dalam zat warna
lain oven, beaker glass, wadah, ampul (metilen blue 0,5 – 1%) dalam ruangan
dan vial, spuit injeksi, cawan petri, vakum. Tekanan atmosfer berikutnya
indikator pH universal, lampu, kertas kemudian menyebabkan zat warna
hitam, kertas saring, dan gelas ukur. berpenetrasi ke dalam lubang, dapat
2.2.2 Bahan dilihat setelah bagian luar vial dicuci
Bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan zat warnanya.
antara lain sediaan injeksi yang telah Kemudian untuk sediaan ampul diputar
dibuat, metilen blue, tikus, media agar. 360° bagian bawah beralaskan tissue, jika
tissue basah maka ampul mengalami
2.3 Metode Penelitian kebocoran.
2.3.1 Uji pH 2.3.5 Uji Sterilitas
Cek pH larutan dengan Dibuat terlebih dahulu media agar
menggunakan pH meter atau kertas NA, lakukan sterilisasi media agar dan
indikator universal. Kertas indikator cawan petri. Letakkan media agar ke
dicelupkan ke dalam beaker glass berisi cawan petri biarkan hingga mengeras,
larutan sediaan dan dilihat pH yang teteskan larutan sediaan di dalamnya.
didapat. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.
2.3.2 Uji Kejernihan Hitung jumlah pertumbuhan koloni
Pemeriksaan dilakukan secara bakteri.
visual biasanya dilakukan dengan 2.3.6 Penetapan Kadar
mengamati sediaan dibawah penerangan Sediaan di uji kadarnya dengan
cahaya lampu dan berlatar belakang menggunakan spektrofotometri UV – Vis
hitam. Harus benar-benar bebas dari pada panjang gelombang 275nm.
Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 3
September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

2.3.7 Uji Pirogenitas 2.3.9 Uji Kualitatif


Penentuan suhu tubuh tikus atau Sediaan dilarutkan dalam alkohol
mencit dilakukan dengan memasukkan ditambahkan pereaksi party dan amonia
thermocople ke rektum sedalam 7,5 cm. encer. Hasil positif jika larutan berwarna
Catat suhu tubuh setelah 5 menit, biru atau hijau.
kemudian injeksikan sediaan secara 2.3.10 Uji Keseragaman Bobot
intravena pada hewan uji. Amati setiap Sampel sediaan yang telah
30 menit selama 1 jam. Jika terjadi dihilangkan etiketnya, dicuci dan
kenaikan suhu lebih dari rentan yang dikeringkan. Timbang satu per satu
seharusnya maka sediaan positif pirogen, sediaan keluarkan dari wadah, cuci
namun jika tidak terjadi kenaikan suhu dengan air dan etanol 95% keringkan
maka sediaan tersebut bebas pirogen. pada suhu 105°C hingga bobot tetap.
2.3.8 Uji Organoleptis Penyimpangan bobot <120 mg (10%),
Pengujian dilakukan secara visual, 120-300 mg tidak boleh melebihi 7,8%
diamati warna, bau dan bentuk dari dan untuk >300 mg tidak boleh lebih dari
sediaan. 5%.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengujian Sediaan Vial dan Ampul

Uji Hasil Uji Syarat Uji


Bentuk : larutan (memenuhi)
Warna : tidak berwarna (memenuhi)
Organoleptis Sesuai ketetapan di literatur
Bau : tidak berbau (memenuhi)
Rasa : pahit (memenuhi)
Vial : ada partikel melayang (tidak
memenuhi)
Kejernihan Tidak ada partikel melayang
Ampul : ada partikel melayang (tidak
memenuhi)
Vial : tidak mengalami kebocoran
Sediaan vial tidak berwarna biru
(memenuhi)
Kebocoran dan sediaan ampul tidak
Ampul : mengalami kebocoran (tidak
berkurang volumenya
memenuhi)
Vial 1 : rata-rata = 10 ml (memenuhi)
Vial : sesuai tabel pada literatur
Vial 2 : rata-rata = 10 ml (memenuhi)
(10 ml)
Volume Ampul 1 : rata-rata = 0,7 ml (tidak
Ampul : sesuai dengan etiket (1
memenuhi)
ml)
Ampul 2 : rata-rata = 1 ml (memenuhi)

Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 4


September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

Rata-rata vial = 9,765 gram (memenuhi) Bobot < 120 mg, tidak boleh
Keseragaman bobot
Rata-rata ampul = 0,917 gram (memenuhi) menyimpang > 10%
Sterilisasi (media Ampul = 29 koloni (tidak memenuhi) Tidak ada koloni yang tumbuh
NA) Vial = 30 koloni (tidak memenuhi) pada media
Kenaikan suhu (1) = 0,8°C (tidak memenuhi)
Kenaikan suhu < 0,6°C
Pirogenitas Kenaikan suhu (2) = 0°C (memenuhi)
Kenaikan suhu total < 1,4°C
Kenaikan suhu total = 0,8°C (memenuhi)
Ampul = 2 (tidak memenuhi)
pH 6,8 - 7,4
Vial = 3 (tidak memenuhi)
Kualitatif Warna pink (-) (tidak memenuhi) Biru tua / hijau (+)
%R berada pada rentang 90% -
%R vial = 0,004655 % (tidak memenuhi) 110% (dosis obat > 40 mg) dan
Kuantitatif
%R ampul = 0,0060155 % (tidak memenuhi) 85% - 115% (dosis obat < 40
mg)
Pengujian pada sediaan injeksi (vial Pengujian selanjutnya dilakukan uji
dan ampul) yang dilakukan antara lain uji kualitatif. Uji kualitatif digunakan untuk
organoleptis, kualitatif, kuantitatif, mendeteksi zat aktif kafein yang
pirogenitas metode tikus, pH, kejernihan, terkandung dalam injeksi, dengan
kebocoran, sterilitas, volume dan menggunakan reagen Parry dan ammonia
keseragaman bobot. Dari masing-masing encer. Dari hasil pengujian didapatkan
uji yang dilakukan tersebut kemudian hasil yang negatif (warna pink), dimana
dibandingkan hasilnya dengan hasil hasil positif ditunjukkan dengan
positif pada literatur. Perbandingan terbentuknya larutan berwarna biru tua
tersebut akan menentukan kualitas dari atau hijau.
sediaan injeksi vial dan ampul yang telah Hasil negatif tersebut dapat
dibuat. disebabkan karena kadar obat yang terlalu
Pengujian organoleptis dilakukan kecil, atau karena penyimpanan sediaan
dengan mengamati bentuk, warna, rasa, yang terlalu lama sebelum pengujian
dan bau dari injeksi yang dihasilkan. Dari menyebabkan zat aktif rusak atau
hasil pengamatan didapati bentuk sediaan mengalami pengkristalan sehingga tidak
tersebut larutan, tidak berwarna, tidak terdeteksi.
berbau, dan berasa pahit. Hal ini sesuai Pengujian selanjutnya dilakukan uji
dengan literatur dimana injeksi kafein kuantitatif menggunakan alat
memiliki bentuk larutan, tidak berwarna, spektrofotometer UV – Vis dengan
tidak berbau, dan berasa pahit. Sediaan panjang gelombang 275 nm. Dari hasil
yang dihasilkan memenuhi uji pengukuran absorbansi didapatkan nilai
organoleptis. absorbansi yang negatif, dimana dapat

Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 5


September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

disebabkan karena blanko yang digunakan tersebut dapat berupa obat yang belum
berkualitas buruk atau karena prosedur terlarut maupun pengotor lain yang ikut
kerja yang kurang tepat. masuk kedalam sediaan karena
Hasil perhitungan uji kuantitatif pembuatan yang kurang higienis dan tidak
didapatkan nilai %R nya sangat jauh dari menepati prosedur sterilitas.
rentang yang baik yaitu 85%-115%. Hal Pengujian selanjutnya dilakukan uji
ini tentunya menandakan bahwa kadar kebocoran dengan merendam sediaan vial
obat yang terdeteksi dalam sediaan injeksi dalam larutan metilen blue dan
tersebut sangatlah kecil. Sediaan tidak membalikkan sediaan diatas kertas saring
memenuhi uji kuantitatif menggunakan untuk sediaan ampul. Dari hasil
spektrofotometer UV – Vis. pengujian, didapati bahwa larutan dalam
Pengujian selanjutnya dilakukan uji vial tidak mengalami perubahan warna
Ph, dimana pengujian dilakukan dengan biru sehingga memenuhi persyaratan uji
mencelupkan kertas pH pada sediaan vial kebocoran. Namun pada sediaan ampul
dan ampul. Dari hasil pengujian mengalami kebocoran karena sediaan
didapatkan pH pada sediaan vial sebesar sudah tidak memiliki isi lagi sebelum
3, dan sediaan ampul sebesar 2. pH diuji (tidak memenuhi uji kebocoran).
tersebut sangat jauh dari rentang yang Pengujian selanjutnya dilakukan uji
ditentukan yaitu 6,8 – 7,4. Penyimpangan sterilitas dengan meneteskan isi sediaan
ini dapat disebabkan karena penambahan pada media nutrient agar dan diinkubasi
NaCl yang terlalu banyak, atau karena selama 24 jam. Dari hasil pengujian
penyimpanan sediaan yang terlalu lama didapati ada 29 koloni yang tumbuh pada
sebelum diuji sehingga merubah tingkat media ampul dan 30 koloni pada media
keasaman dari sediaan tersebut. Sediaan vial. Hal ini menunjukkan bahwa masih
vial dan ampul yang dihasilkan tidak ada mikroba hidup yang ada pada sediaan
memenuhi uji pH. dan menandakan sediaan tersebut tidak
Pengujian selanjutnya dilakukan uji steril (tidak memenuhi syarat uji
kejernihan dengan menggunakan latar sterilitas). Prosedur, alat, dan bahan yang
belakang gelap. Dari hasil pengamatan kurang steril menjadi penyebab utama
didapati pada sediaan vial dan ampul ada masih adanya mikroba hidup pada sediaan
partikel yang melayang pada larutan. vial dan ampul.
Sehingga diketahui bahwa sediaan Pengujian selanjutnya dilakukan uji
tersebut tidak jernih dan tidak memenuhi volume. Didapati pada ampul 2 tidak
persyaratan uji kejernihan. Partikel memenuhi syarat uji volume karena
Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 6
September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

volume yang didapatkan berkurang 30%. 3. Sediaan vial dan ampul lolos uji
Berkurangnya volume ini disebabkan organoleptis, uji pirogenitas, dan
karena ampul mengalami kebocoran keseragaman bobot .
selama penyimpanan dan sterilisasi. Pada 4. Sediaan vial dan ampul tidak lolos
sediaan vial volume yang didapatkan uji kejernihan, uji sterilitas,
sesuai dengan etiket dan memenuhi syarat keseragaman volume ampul, dan
uji kebocoran. uji pH, uji kualitatif dan kuantitatif.
Pengujian terakhir dilakukan uji 5. Faktor penting dari sediaan injeksi
keseragaman bobot. Rata-rata bobot yang berupa bebas kuman, bebas
didapatkan pada vial sebesar 9,765 gram pirogen, bebas pelarut yang secara
dan pada ampul sebesar 0,917 gram. fisiologis, netral, isotonik,
Syarat uji ini akan memenuhi jika bobot isohidris, dan bebas bahan
kurang dari 120 mg, penyimpangan tidak melayang.
boleh melebihi 10% dari bobot etiket.
Pada sediaan vial dan ampul bobotnya 4.2 SARAN
tidak menyimpang lebih dari 10% 1. Sebaiknya semua proses uji
sehingga dapat diketahui bahwa sediaan dilakukan di dalam ruang aseptis
vial dan ampul tersebut bobotnya seragam agar tingkat sterilitas sediaan tetap
dan memenuhi uji keseragaman bobot. terjamin dan tidak menurunkan
kualitas sediaan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Sebaiknya pengemas yang
4.1 KESIMPULAN digunakan ditutup dengan rapat
1. Kontrol kualitas sediaan injeksi untuk menghindari terjadinya
vial dan ampul dilakukan untuk kebocoran.
mengetahui kualitas sediaan injeksi 3. Penyimpanan obat dilakukan
yang telah dibuat. ditempat yang sejuk dan bebas dari
2. Pengujian atau pemeriksaan sinar matahari agar menjaga mutu
sediaan steril meliputi pengujian sediaan.
organoleptis, keseragaman bobot,
keseragaan volume, sterilisasi,
kejernihan, pH, uji pirogen, uji DAFTAR PUSTAKA
kebocoran, uji kualitatif dan 1. Ansel, Howard C. 1989, Pengantar
kuantitatif. Buku Sediaan Farmasi, UI
Press, Jakarta, Indonesia.
Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 7
September, 2019
T e k n o l o g i F a r m a s i I I I ( S t e r i l )

2. Banker, G.S. dan Rhodes, CT. 2001,


Modern Pharmaceutics, 4th Ed.,
Marcel Dekker Inc, New York.

3. Lukas, Stefanus. 2007, Formulasi Steril,


CV Andi Offset, Yogyakarta.

4. Voight. 1984, Buku Ajar Teknologi


Farmasi. Diterjemahkan oleh
Soendani Noeroto S., UGM Press,
Yogyakarta.

Kontrol Kualitas Sediaan Injeksi 8

Anda mungkin juga menyukai