183202202 INFORMASI PRODUK • Nama : CIFLUNOLON • Bentuk Sediaan : Krim • Kemasan : Tube • Nama Perusahaan : Silver Farma • Indikasi :Peradangan lokal, pruntus, alergi pada kulit dan selaput lender terutama dermatosis atopik seperti akzem neurodermatitis kontak seperti alergi, psoriasis discoid lupus eritematosus, lichen planus dan kasus lainseperti intertrigo, otitis eksterna. Formula untuk pembuatan sediaan Cara Pembuatan Sediaan • a. Ruangan penimbangan. • Pada rungan ini dilengkapi dengan beberapa alat timbangan digital (elektrik), lemari asam, Pengumpul Debu (Dust Collector), Unit Pengatur Udara (Air Handling Unit/AHU). Bahan-bahan yang telah ditimbang akan di tempatkan pada area antara (staging area) untuk kemudian diambil oleh petugas produksi lain untuk dilakukan proses produksi selanjutnya. Ruangan penimbangan dipakai untuk menimbang bahan sediaan krim, salep, tablet dan kapsul. • b. Ruangan pencampuran. • Pada ruangan ini dilengkapi dengan alat Double Jacket Tank untuk memanaskan air, alat Ultra Turrax untuk mencampur bahan aktif dengan bahan dasar krim, alat Pencampur (Mixer) untuk pengadukan sehingga diperoleh produk ruahan. Alat-alat tersebut dibersihkan setiap pagi hari sebelum digunakan dan sore hari sesudah selesai digunakan. Bila tidak ada kegiatan produksi maka pembersihan dilakukan seminggu sekali. Selama proses produksi Pengawasan. • c. Ruangan pengisian. • Ruangan untuk melakukan pengisian sediaan krim ada 3 yaitu: • • Ruangan pengisian I: dilengkapi dengan mesin pengisian krim (Elemech) dengan kapasitas 2400 tube per jam dan dilengkapi juga dengan neraca analitik. • • Ruang pengisian II: dilengkapi dengan mesin pengisian krim (Pharmech) dengan kapasitas 900 tube per jam sampai 2000 tube per jam dan dilengkapi juga dengan neraca analitik. • • Ruang pengisian III: dilengkapi dengan mesin pengisian krim (Pharmech) dengan kapasitas 1600 tube per jam dan dilengkapi juga dengan neraca analitik. • d. Ruangan karantina. • Pada ruang ini disimpan produk ruahan untuk menunggu pemeriksaan laboratorium. Produk ruahan yang telah selesai diperiksa akan dikirim ke bagian pengemasan melalui Kotak Hantar (Passing Box) untuk dilakukan pengemasan sekunder. SPESIFIKASI DAN METODE MENENTUKAN IDENTITAS BAHAN AKTIF (FLUOSINOLON) • Fluosinolon Asetonida berbentuk anhidrat atau mengandung 2 molekul air; mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. • Pemerian • Serbukhablur, putih atau praktis putih; tidak berbau, stabil. Melelehpadasuhu 270°denganperubahankomposisi. • Kelarutan • Tidak larut dalam air; larut dalam metanol; sukar larut dalam eter dan dalam kloroform. • Baku pembanding • Fluosinolon Asetonida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan. • Identifikasi • A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromide P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Fluosinolon Asetonida BPFI. Jika timmbul perbedaan, maka larutan zat uji dan baku pembanding dalam etil asetat P, uapkan larutan sampai kering dan ulangi pengujian dengan menggunakan residu. • B. Memenuhi identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis menggunakan larutan uji dan larutan baku dengan kadar masing- masing 5 mg/ml dalam aseton P, lempeng silika gel sebagai penjerap, fase gerak campuran nitrometana P-diklorometana P- metanol P (50:50:1) dan penampakan bercak cahaya ultraviolet. • Rotasi jenis. Antara +98 dan 108, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan menggunakan larutan metanol P yang mengandung 100 mg per 10 ml. • Susut pengeringan. Tidak lebih dari 1,0% untuk bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 8,5% untuk bentuk hidrat; lakukan pengeringan dalam hampan udara pada suhu 105 selama 3 jam. • Penetapan kadar. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi. • Fase gerak. Buat campuran air-asetonitril P-tertrahidrofuran P (77:13:10), dan awaudarakan. • Larutan Baku. Timbang seksama lebih kurang 20 mg Fluosinolon Asetonida BPFI, masukkan kedalam labu tentukur 100 ml, tambahkan 23 ml campuran asetonitril P-tetrahidrofuran P (13:10) dan encerkan dengan air sampai tanda. • Larutan Uji. Timbang seksama lebih kurang 20 mg, masukkan kedalam labu tentukur 100 ml, tambahkan 23 ml campuran asetonitril P- tetrahidrofuran P (13:10) dan encerkan dengan air sampai tanda. • Sistem Kromatografi. Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi. Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,5 nm x 10 cm berisi bahan pengisi. Laju aliran diatur hingga waktu retensi fluosinolon asetonida antara 9 menit dan 13 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis, dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. PROSEDUR • Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl). Larutan baku dan Larutan uji kedalam kromatograf , ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C24H30O4 dengan rumus: • 100 C () • C adalah kadar Fluosinolon Asetonida BPFI dalam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. PENETAPAN KADAR BAHAN AKTIF DALAM OBAT JADI • Penetapan kadar krim fluosinolon asetonid menggunakan KCKT dengan fase diam C18 dan fase gerak hasil optimasi metanol:air dengan perbandingan (80:20;55:45 dan 40:60) v/v dapat memenuhi persyaratan presisi, akurasi, linearitas, selektivitas, dan sensitivitas. UJI STABILITAS • 1. Pengamatan Organoleptis • 2. Homogenitas • 3. Pengukuran pH • 4. Uji Viskositas • 5. Daya Sebar • 6. Penentuan Tipe Emulsi • 7. Uji Sentrifugasi • 8. Uji Cycling Test