Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLIDA

Tablet Metronidazol 500 mg

Disusun oleh:

Kelompok IV Rabu Gel. 1

Stefani Anabella 10716080

Luthfia Silmi 10716086

Rizqy Ananda Putri 10716090

Lydia Husen Kartadinata 10716094

LABORATORIUM ….....

PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

SEKOLAH FARMASI

INSTITTUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
I Tujuan

1. Menentukan formula sediaan tablet metronidazol 500 mg dengan metode


granulasi kering.
2. Menentukan hasil evaluasi sediaan tablet metronidazol mg dari setiap kelompok
Shift Rabu Gelombang I.

II Dasar Teori

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan tanda pada permukaan
tergantung pada desain cetakan tablet (Farmakope IndonesiaV). Salah satu metode pembuatan
tablet adalah dengan granulasi kering . Granulasi kering adalah proses pembentukan granul
dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar,
bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan
diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.

Pada prinsipnya, dengan metode ini granul dihasilkan secara mekanis, tanpa
penambahan bahan pengikat dan pelarut kedalam massa serbuk. Dengan demikian ikatan
antar parrtikel terbentuk melalui gaya adhesi dan kohesi antar partikel padat. Peralatan
yang digunakana dalah mesin cetak untuk membentuk slug (tablet besar yang tidak
beraturan) atau yang lebih baru adalah menggunakan roller compactor untuk
menghasilkan lempengan kompak yang selanjutnya diayak untuk membentuk granul.

Granulasi kering dapat digunakan pada pembuatan tablet dengan zat aktif dosis
tinggi yang memiliki sifat sukar mengalir, kompresibilitasnya kurang, tidak tahan lembab
dan panas. Metode ini umum digunakan untuk pembuatan teblet antibiotik dan bahan
yang sensitiv terhadap lembab seperti vitamin. Keuntungan metode granulasi kering
adalah peralatan yang digunakan dalam pembuatan lebih sedikit dibandingkan dengan
metode granulasi basah dan dapat digunakan untuk menggranulasi zat aktif yang tidak
tahan panas dan lembab. Sedangkan kekurangan metode ini adalah memerlukan mesin
tablet khusus, tidak dapat mendistribusikan zat warna secara seragam, dan prosesnya
menghasilkan banyak debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.
Metronidazol merupakan obat anti bakteri dan anti protozoa sintetik.
Metronidaloldibuat dari turunan nitroimidazoi yang memiliki tiga sifat yaitu bakterisid
(mematikan bakteri), amebisid (mematikan amoeba) dan trikomonosid (mematikan
trikomonas).

III Formulasi

Formula tablet kelompok IV

Nama Zat Jumlah Fungsi


Metronidazole 500 mg Zat aktif
PEG 6000 5% Pengikat
Laktosa qs Pengisi
Amprotab 10% Penghancur dalam
Amilum 10% Penghancur luar
Talk 2% Glidan
Mg Stearat 1% Lubrikan

IV Preformulasi Zat Aktif

Nama zat Metronidazole


Rumus molekul 2-Metil- 5- Nitroimidazol- 1- etanol
Struktur molekul

Bobot molekul 171,15 g/mol


Pemerian Hablur, tidak berbau atau serbuk hablur; putih hingga kuning pucat
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam
klorida (1 dalam 2); sukar larut dalam eter dan kloroform
Titik leleh 159-162 °C
Stabilitas Stabil di udara; warna menjadi gelap jika terpapar cahaya
Penyimpanan Di wadah terhindar dari cahaya
Kegunaan Sebagai antibiotik bakteriostatik

V Preformulasi Eksipien

PEG 6000 (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hlm. 517)

Nama zat PEG 6000


Rumus molekul C2n+2H4n+6On+2

Struktur molekul

Bobot molekul 4400-4800 g/mol


Pemerian Padatan, berwarna putih
Kelarutan Larut dalam air dan bercampur dengan PEG lain
Titik leleh 55-63 °C
Stabilitas Stabil terhadap udara dan cahaya
Penyimpanan Di wadah tertutup rapat dan kering
Kegunaan Basis ointment; pelarut; basis suppositoria; lubrikan untuk kapsul
dan tablet
Laktosa (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hlm. 364-370 )

Nama zat Laktosa


Rumus molekul C12H22O11
Struktur molekul

Bobot molekul 360,31 g/mol


Pemerian Serbuk putih, tidak berbau
Kelarutan Larut sebagian pada air dingin (1: 5,24); praktis tidak larut pada
eter, etanol, dan kloroform
Titik leleh 201-202 °C
Stabilitas Rawan terbentuk jamur pada kondisi lembab, dapat membentuk
warna coklat pada kondisi hangat dan basah
Penyimpanan Simpan di tempat tertutup rapat pada kondisi kering dan bebas bau
Kegunaan Sebagai eksipien tablet kempa langsung; disintegrant; kapsul dan
tablet diluent

Amprotab (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hlm.685 )

Nama zat Amprotab (Amylum Manihot)


Rumus molekul (C6H10O5)n
Struktur molekul

Bobot molekul 50-500 juta Da


Pemerian Serbuk putih- putih pucat; tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larutb pada etanol dingin (96%) dan pada air dingin
Stabilitas Bersifat Higroskopis
Penyimpanan Pada wadah kedap udara pada kondisi kering dan dingin
Kegunaan Tablet dan kapsul diluent; tablet dan kapsul disintegrant ;tablet
binder

Talk (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hlm. 728-729)

Nama zat Talk


Struktur molekul -
Rumus molekul Mg(Si2O5)4(OH)4
Bobot molekul -
Pemerian Serbuk kristalin sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak
berbau. Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik, dan
air.
pH 7 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v
Stabilitas stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama tidak
lebih dari 1 jam.
Penyimpanan Di wadah yang tertutup sangat rapat dan kering.
Kegunaan Anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet
dan kapsul
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan
pada sediaan oral padat sebagai lubrikan dan pengisi. Pemakaian :
 Glidan dan lubrikan tablet : 1-10%

Mg Stearat (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hlm. 404-405)

Nama zat Mg Stearat


Struktur molekul

Rumus molekul [CH3(CH2)16COO]2 Mg


Bobot molekul 591,24 gram/mol
Pemerian hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air. Agak larut
dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.
Densitas
Jarak leleh 117-150 oC (sampel komersial)
126-130 oC(sampel murni)
Stabilitas
Penyimpanan Di tempat sejuk
Kegunaan Lubrican

VI Rasionalisasi Formula
Pada percobaan akan dibuat Tablet Metronidazole dengan metode granulasi kering. Dosis
yang akan dibuat cukup besar yaitu 500 mg dalam 750 mg sehingga tidak memungkinkan dibuat
dengan metode kempa langsung. Dengan metode granulasi kering tidak digunakan cairan
penggranulasi pada campuran kering massa tablet sehingga diperlukan zat taambahan yang dapat
meningkatkan kompaktibilitas massa tablet serta gaya kohsei antar partikel padat.

Formulasi untuk metode granulasi kering ini terdiri dari fase dalam dan fase luar. Untuk
fase dalam eksipien yang digunakan yaitu PEG 6000, Laktosa, serta Amprotab. Laktosa
digunakan sebagai pengisi untuk menggenapkan massa tablet pada metode granulasi kering.
Penggunaan laktosa biasanya dapat menghasilkan tablet yang mudah dikeringkan, tidak peka
terhadap variasi pengempaan, juga laktosa bersifat inert sehingga tidak akan memberikan
dampak buruk bagi tubuh. PEG 6000 digunakan sebagai pengikat untk dapat melekatkan serbuk
sehingga menghasilkan kompaktibilitas serbuk yang baik. Amprotab digunakan sebagai
penghancur untuk memudahkan penghancuran granul menjadi partikel saat granul kontak dengan
cairan saluran cerna dalam tubuh. Sedangkan untuk fase luar digunakan Mg stearat, talk, dan
amilum. Mg stearat berfungsi sebagai lubrikan untuk mengurangi gesekan antara tablet dengan
dinding mesin pencetak tablet serta mencegah tablet menempel pada pounch saat dicetak. Talk
berfungsi sebagai glidan yang bekerja di permukaan untuk menurunkan gesekan antara partikel
dan mendistribusikan tekanan pada saat pengempaan. Fungsi amilum sebagai penghancur luar
untuk memfasilitasi hancurnya tablet menjadi granul.

VII Perhitungan

Bobot tablet: 750 mg


Jumlah tablet: 300 buah
Total massa kempa teoritis: 750 mg x 300 = 225 gram

Zat Untuk 1 tablet Untuk 300 tablet


Fasa Dalam (92%) Metronidazol 500 mg 150 gram
Amprotab 10% 75 mg 22,5 gram
PEG 6000 5% 37,5 mg 11,25 gram
Laktosa (92% x 750 77,5 mg 23,25gam
mg - (500 mg + 75
mg + 37,5 mg)
Total fasa dalam 690 mg 207 gam
Fasa Luar (8%) Mg stearat 1% 7,5 mg 2,25 gram
Talk 2% 15 mg 4,5 gram
Amilum 5% 37,5 mg 11,25 gram
Total fasa luar 60 mg 18 gram

Pada slugging, terhadap massa serbuk ditambahkan glidan dan lubrikan sebanyak setengah dari
jumlah total glidan dan lubrikan yang digunakan.

Massa serbuk = 207 gram

Massa lubrikan (talk) = 50% x 4,5 gram = 2,25 gram

Massa glidan (Mg stearat) = 50% x 2,25 gram = 1,125 gram

Total massa slug = (207 + 2,25 + 1,125) gram = 210,375 gram

Jadi, total massa yang akan dislug adalah 210,375 gram.

Jika setelah proses slugging hanya didapat A gram granul, maka:

 Jumlah tablet didapat sebanyak

= [bobot granul/massa total sebelum slug] x 500 tablet

= [A gram/210,375 gram] x 500 tablet

= B tablet

 Sisa fasa luar yang harus ditambahkan

Talk = 1 / (B/500) x A gram = …...

Mg Stearat = 0,5 / (B/500) x A gram = …...

Amilum = 5 / (B/500) x A gram = …..

Total = C gram

Jadi, total massa kempa tablet adalah:

= [bobot granul + bobot fasa luar] / jumlah tablet

= [ A gram + C gram ] / B tablet

VIII Prosedur
1. Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang; 150 g metronidazol; 22,5 g amprotab; 11,25 g
PEG 6000; 23,25 g laktosa; 2,25 g Mg stearat; 4,5 g talk; dan 11,25 g amilum.
2. Zat aktif dan masing-masing eksipien dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin
penggiling.
3. Metronidazole dicampur dengan semua eksipien fasa dalam—laktosa, PEG 6000, dan
amprotab—serta sebagian Talk dan Mg stearat dalam mesin planetary mixer.
4. Campuran serbuk pada tahap no. 3 dikempa dengan mesin bongkah atau slugging
hingga menghasilkan bongkahan.
5. Bongkahan (slugging) diekstrusi melalui lempeng penyaring 16 – 20 mesh dalam mesin
oscillator granulator.
6. Serbuk partikel halus yang dihasilkan dari tahap no. 5 kembali dipadatkan dengan mesin
bongkah.
7. Bongkahan dari tahap no. 6 kembali diekstrusi dalam mesin oscillator granulator 16 – 20
mesh.
8. Granul hasil tahap no. 6 dan 7 disatukan dan dicampur dengan sisa fasa luar, yakni
sebagian sisa lubrikan dan glidan, serta disintegran sebagai massa kempa.
9. Massa kempa dikempa menjadi tablet.
10. Dilakukan evaluasi terhadap tablet.

X Evaluasi

Tablet 10.1 Evaluasi Massa Cetak

No Jenis evaluasi Prinsip Evaluasi Syarat


1 Kecepatan aliran Menggunakan metode corong; menimbang 4 gram/detik
granul dan menghitung bobot granul pada
wadah per waktu yang dibutuhkan untuk
melewati corong (gram/detik)
2 Kompresibilitas Berdasarkan pengukuran bobot jenis nyata Carr Index ≤ 25;
dan mampat, menggunakan perhitungan Hauner Ratio1,00 –
indeks kompresibilitas (Carr Index) dan 1,34
Hausner ratio.
Silmi, nanti tolong salin rumusnya dari
modul halaman 40 bagian bawah ya,
makasih 😊 maaf ga diketik disini,
soalnya susah nulis rumus 🙁
Okk wkwkwkw
3 Kandungan Mengukur presentase bobot yang hilang 1 – 3%
lembab (kandungan lembab) selama pemanasan
(FI V hal. 1557) pada suhu tertentu: menggunakan
timbangan moisture balance dan
memanaskan granul pada suhu yang sesuai.

Tablet 10.1 Evaluasi Tablet

No Jenis evaluasi Prinsip Evaluasi Syarat


1 Organoleptik Tablet diamati secara visual: Bentuk bulat,
meliputi bentuk, permukaan, permukaan rata, tak
kebersihan, serta homogenitas bernoda, warna
warna. homogen.
2 Keseragaman ukuran Mengukur diameter dan tebal 20 Diameter 1 1/3 - 3 kali
(FI III hal. 6) tablet acak menggunakan jangka tebal tablet.
sorong.
3 Keseragaman bobot(FI Menghitung bobot rata-rata dari tiap Tidak boleh > 2 tablet
III hal. 7) 20 tablet. menyimpang 7,5% dari
bobot rata-rata; tidak
boleh ada tablet
menyimpang 15% dari
bobot rata-rata.
4 Kekerasan Menentukan gaya yang diperlukan 4 – 10 kg
untuk memecahkan tablet dalam kg;
menggunakan hardness tester untuk
menguji 20 tablet secara acak.
5 Friabilitas Menjatuhkan tablet dari ketinggian Rata-rata 3 kali
(USP 41 hal. 7634) tertentu menggunakan friabilator pengujian ≥ 1%
atau friability tester; tablet diambil
acak hingga 6,5 gram. Alat
dijalankan sebanyak 100 putaran,
kecepatan 25 rpm.
6 Friksibilitas Idem friabilitas; menggunakan Idem friabilitas
friksibilator atau abrasion tester.
7 Keragaman bobot Sampel uji ≥ 30 tablet; menimbang Nilai penerimaan dari
(FI V hal. 1527) 10 tablet satu per satu, menghitung 10 tablet pertama ≤
jumlah zat aktif dalam tiap tablet. L1%.

NP =
8 Waktu hancur Menghitung waktu yang dibutuhkan Waktu hancur seluruh
(FI V hal. 1613) untuk menghancurkan tablet; tablet ≥ 15 menit.
dianggap hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal kecuali
fragmen pembantu. Masing-masing
1 tablet ke dalam 6 alat uji.
9 Disolusi Menentukan presentase jumlah zat Memenuhi kriteria
(FI V hal. 1605) aktif yang terlarut dengan metode penerimaan S1 (tiap
yang sesuai; 1 tablet ke dalam tablet ≥ Q + 5), atau S2
masing-masing wadah. (rata-rata 12 tablet ≥ Q,
tidak ada < Q – 15).
10 Kadar zat aktif dalam Mengukur serapan larutan uji dan Mengandung
tablet larutan baku pada panjang prometazin HCl ≥ 90%
(FI V hal. 1068) gelombang maksimum 290 nm dan ≤ 110% dari 50
dengan metanol sebagai blanko. mg.

XI Daftar Pustaka --> nanti sambil diedit aja halamannya, formatnya kan sama

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Rowe, Raymond C. (editor). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition.

London: Pharmaceutical Press. Hal. …..

Anda mungkin juga menyukai