Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Granul

a. Sifat Alir
 Metode corong
- Kegunaan: partikel yang mengalir bebas
- Bahan: 100 gram granul
- Alat: corong standart, penggaris, stopwatch
- Prosedur: Granul dimasukkan ke dalam corong setinggi 2/3 tinggi corong
kemudian dialirkan melalui ujung corong kemudian dihitung waktunya.
- Kriteria penerimaan:
Dalam 100 g granul terjadi dalam waktu 10 detik (dikatakan baik serbuknya)
(Voight, 1994)
 Metode sudut diam
- Prosedur:
1. Mengukur diameter diluar cawan petri (posisikan bagian bawah corong sekitar
5- 15 cm dibawah corong.
2. Perlahan menuang granul kedalam corong lalu ketuk untuk memastikan bubuk
mengalir melalui lubang.
3. Lanjutkan proses ini sampai bagian bawah granul menumpuk
4. Ukur tinggi (h) tumpukan menggunakan penggaris
5. Apabila granul menggumpal, maka ayaklah sebelum percobaan dimulai.
6. Ulangi tahapan hingga hasil konsisten
7. Hitung tinggi rata – rata tumpukan dan sudut istirahat rata – rata (α) Tan α =
berlawanan/berdekatan oleh karena itu rumusnya adalah (tan α = 2(h)/ D)
- Kriteria penerimaan: Apabila 25º > α < 40º (Voight, 1994)
 Rasio husner
- Prosedur:
1. Mengukur tapped density (ρt)
2. Bulk density (ρb) adalah volume sesudah dimampatkan hingga terjadi
perubahan volume

Rumus:
ρt− ρb
 Indeks Kompresibilitas (Carr Index) = ×100
ρb
ρt
 Rasio Husner =
ρb

- Kriteria penerimaan:

 Dapus:
- Jayanti, N. D., & Rohmani, S. Pengaruh Tekanan Kompresi pada Tablet Vitamin
C dengan Avicel Ph 102 dan Dikalsium Fosfat Anhidrat sebagai Filler-Binder dan
Disintegran. In Prosiding APC (Annual Pharmacy Conference) (Vol. 3, No. 1).
- Rori, W. M. (2016). Formulasi dan Evaluasi Sediaan Tablet Ekstrak Daun Gedi
Hijau (Abelmoschus manihot) dengan Metode Granulasi Basah. Pharmacon, 5(2).
- Parikh, Dilip M. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, Fourth
Edition. London, New York: Taylor & Francis Group
b. Kompaktibilitas
 Metode: Berdasar Kemampatan dengan kompaksi. Uji kompaktibilitas granul
dilakukan untuk mengetahui mudah tidaknya granul membentuk massa yang kompak
dan tablet yang cukup keras.
 Prosedur:
1. Granul-granul dialirkan dari hopper masuk ke dalam die.
2. Punch atas meluncur ke dalam ruang cetak dan mencetak tablet. Pada tahap ini,
hopper akan kembali pada tempatnya dan punch atas akan turun mengempa
granul menjadi tablet.
3. Punch atas bergerak keposisi semula. Sementara itu, punch bawah meluncur ke
atas dan membawa tablet ke atas pinggiran ruang cetak.
4. Granul dikempa menjadi tablet dengan tekanan mulai dari yang rendah
(penurunan punch 1mm, 2mm dan seterusnya)
5. Tablet yang telah dikempa diuji dengan hardness tester.
 Kriteria Penerimaan: Kompaktibilitas yang baik yaitu sebesar 5%-20% (Siregar,
2008). Tablet yang telah dihasilkan dari uji ini dapat dikatakan kompaktibel, jika
setelah dilakukan penekanan tidak terjadi capping atau rusaknya permukaan tablet
(Patel et al., 2006). Ketika tekanan ditingkatkan, namun kekerasan tablet tidak
meningkat (peningkatan sangat kecil) maka tablet tersebut memiliki kompaktibilitas
yang buruk.
 Dapus:
- Siregar, C. J. P. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta : Kedokteran
ECG. Hal : 145-182, 256-262.

c. Homogenitas Granul
 Alat: Spektrofotometer UV-Vis
 Metode:

 Kriteria Penerimaan:
Blend Uniformity Acceptance Criteria
1. Stage 1
SD ≤ 3,0% of target,
- Apabila lolos maka tahap selanjutnya melewati Uji Dosage Units Stage 1
- Apabila tidak lolos maka dilakukan pengujian kadar sampel 2 dan 3 per location
2. Stage 2
SD ≤ 3,0% of target, lolos tahap selanjutnya melewati Dosage Units Stage 1
3,1% ≤ SD ≤ 5,0% of target, lolos tahap selanjutnya melalui Dosage Units Stage 2
SD > 5,0% of target, dilakukan Variance Component Analysis (VCA)
 Dapus:
- Garcia, T., dkk. 2014. Recommendation for the Assessment of Blend and Content
Uniformity: Modifications to Withdrawn FDA Draft Stratified Sampling
Guidance. Journal of Pharmaceutical Innovation.10: 76-85

d. Distribusi Ukuran
 Alat: pan penampung, pengayak, mesin penggetar
 Metode: ayakan
 Prosedur:
1. Menggunakan satu seri ayakan.
2. Menimbang granul dan memasukkan kedalam ayakan dengan nomor mesh
disesuaikan oleh ukuran granul yang dihasilkan.
3. Menggoyangkan secara mekanik selama 25 menit.
4. Menimbang bobot granul yang tertinggal pada masing – masing ayakan.
 Kriteria Penerimaan: Persentase fines yang dikehendaki adalah 10%-20%
 Dapus:
- Depkes, RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementerian kesehatan
RI. Hal 1514
- Elfiyani, R., Radjab, N.S., & Harfiyyah, L.S. (2014). Perbandingan Penggunaan
Asam Sitrat dan Tartrat Terhadap Sfat Fisik Granul Effrvescent Ekstrak Kering
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Media Farmasi,111(1),1-12
- Karisma Sari, K. L., Prasetia, I. J. A., Arisanti, S., & Istri, C. (2012). Pengaruh
Rasio Amilum: Air dan Suhu Pemanasan terhadap Sifat Fisik Amilum Singkong
Pregelatin yang Ditujukan Sebagai Eksipien Tablet. Jurnal Farmasi
Udayana, 1(1), 279795.
- Elisabeth, V. (2018). Formulasi Sediaan Granul Dengan Bahan Pengikat Pati
Kulit Pisang Goroho (Musa acuminafe L.) dan pengaruhnya pada sifar fisik
granul. PHARMACON, 7(4)
e. % Moisture Content
 Metode:
wet weight ( g )−dry weight (g)
Percent moisture = ×100
wet weight (g)
 Prosedur:
a) Prosedur menghitung % moisture content menggunakan oven pengering:
1. Ditimbang 5 gram granul
2. Dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 ͦ C selama 15 menit
3. Lalu berat granul tersebut diukur dan dihitung kandungan lembabnya
b) Prosedur menghitung % moisture content menggunakan moisture analyzer:
1. Tara wadah kosong sampel uji
2. Mulai aplikasi
3. Tambahkan sampel ke dalam wadah
4. Mulai pengukuran
5. Apabila bobot sudah konstan, maka pemanasan akan berhenti dan timbangan
menunjukkan angka yang tidak berubah
6. Dalam beberapa menit akan muncul nilai% moisture content
 Kriteria Penerimaan:
Persyaratan kelembaban pada granul sebesar 2 – 4% (Lachman, 1994: 655)
 Dapus:
- Mettler Toledo. Moisture Content Determination

Anda mungkin juga menyukai