OLEH :
KELOMPOK V
KELAS B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.
Kami menyadari walaupun tugas ini telah dibuat makasimal, namun
mungkin masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan. Kami menerima
kritik dan saran serta petunjuk dari semua pihak bagi penyempurnaan penyusunan
makalah ini. Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pihak-
pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
A. KESIMPULAN ...........................................................................
Selain fasa diam, dalam KLT juga diperlukan fasa gerak/eluent yang
berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa
diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan
terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen secara
kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan. Eluent dapat
digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran
pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah
jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat
larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan
alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka
senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan
prinsip like dissolved like .
Pada KLT, fasa diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel.
Sebuah garis pensil digambar dekat bagian bawah fasa diam dan setetes larutan
sampel ditempatkan di atasnya. Sampel ditotol dengan bantuan pipa kapiler. Garis
pada fasa diam berguna untuk menunjukkan posisi asli sampel. Pembuatan garis
harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan dengan tinta, pewarna
dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram berkembang. Ketika titik
campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup yang telah
berisi fasa gerak dengan posisi fasa gerak di bawah garis. Digunakan gelas
tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.
Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik. Komponen-komponen
yang berbeda dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda dan campuran
dipisahkan memiliki warna yang berbeda.
Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis lebih
baik dikerjakan dengan pereaksi kimia dan reaksi-reaksi warna. Untuk identifikasi
menggunakan harga Rf meskipun harga-harga Rf dalam lapisan tipis kurang tepat
bila dibandingkan pada kertas.
Harga-harga Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan
harga-harga standard. Perlu diperhatikan bahwa harga-harga Rf yang diperoleh
berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan,
meskipun daftar dari harga-harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan
penyerap dapat diperoleh.
Senyawa standard biasanya memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dengan
senyawa yang dipisahkan pada kromatogram. Misal perbandingan suatu hidrolisa
protein dengan glisin atau alanin.
F. Deteksi Bercak
Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna,
yaitu:
1. Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi
yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika
diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika sinar UV disinarkan, maka sampel
akan berpendar.
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram
berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan
mata. Itu berarti bahwa jika disinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul
pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak
sebagai bidang kecil yang gelap.
Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan,, kita harus menandai
posisi-posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pensil dan melingkari
daerah bercak-bercak itu. Karena jika kita mematikan sinar UV tersebut, bercak-
bercaknya tidak tampak kembali.
2. Penunjukkan bercak secara kimia
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak
menjadi tampak dengan cara mereaksikannya dengan zat kimia sehingga
menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah
kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino. Kromatogram dapat
dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi
dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat
atau ungu.
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian
ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji)
bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan
bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada
lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.
A. Kesimpulan
1. KLT merupakan bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya berupa
lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng datar yang didukung oleh
lempeng kaca, plat aluminium, atau plat plastik.
2. Keuntungan KLT yaitu ketepatan penentuan kadar baik karena komponen
yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak. Kerugiannya
memerlukan waktu untuk menentuan sistem eluen yang cocok.
3. Prinsip KLT yaitu pemisahan komponen-komponen berdasarkan perbedaan
adsorpsi atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang.
4. Fase diam yang sering digunakan pada KLT yaitu silika gel sedangkan fase
gerak (eluen) merupakan campuran dari dua pelarut atau lebih.
5. Kerja dengan KLT dimulai dari (1) penyiapan plat, eluen dan sampel, (2)
penotolan, (3) elusi, (4) deteksi bercak/noda.
6. Cara mendeteksi bercak ada 2 yaitu menggunakan UV dan campuran zat
kimia tertentu.
7. KLT bisa digunakan untuk analisis obat seperti Asetaminofen, Albendazol,
Amoksisilin, Ampisilin, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gritter RJ, Bobbit JM, Arthur SE. 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB.
Bandung
Kealey D dan Haines PJ. 2002. Instant Notes: Analytical Chemistry. BIOS
Scientific Publishers Limited. New York.