Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Isolasi Senyawa Sinamaldehid Dari Batang Kayu Manis


(Cinnamomum burmanii) Dengan Metode
Kromatografi Kolom

Dosen Pembimbing : Bapak Sandry Kesuma

Nama : MELDA PURWIYANA PUTRI


NIM : P17120194088

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


D III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
2020
BAB III
KROMATOGRAFI KOLOM
2.1. LANDASAN TEORI

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk


memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang
dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair,
ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan.

Indonesia merupakan negara yang potensial akan sumber bahan baku obat karena
memiliki kekayaan keanekaragaman hayati. Salah satunya adalah tanaman kayu manis
(Cinnamomum burmanii) yang banyak digunakan sebagai bumbu masak, dan obat herbal. Kayu
manis mengandung minyak atsiri, eugenol, safrole, sinamaldehid, tannin, dan kalsium oksalat.
Konstituen yang lebih aktif dalam kayu manis adalah sinamaldehid, senyawa mayor yang
dikandung oleh kayu manis. Kandungan sinamaldehid dalam minyak kayu manis bisa mencapai
51-76%.

Sinamaldehid merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan alkena
terkonjugasi cincin benzene, berlandasakan hal tersebut senyawa ini bisa di transformasi
membentuk senyawa baru yang dapat bermanfaat. Untuk membuat agar senyawa sinamaldehid
dapat memberikan manfaat yang lebih maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan senyawa
tersebut. Isolasi merupakan proses pemisahan suatu komponen kimia yang diinginkan dari
komponen-komponen lainnya yang bersifat sebagai kontaminan di dalam suatu bahan. Isolasi
senyawa bahan alam bertujuan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang bermanfaat, baik
untuk kepentingan industri farmasi, kosmetik, dan pangan.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah mengenai cara
mengisolasi senyawa bahan alam khususnya sinamaldehid yang berguna untuk pengembangan
ilmu kimia bahan alam dan memberikan peluang untuk dilakukannya penelitian lanjutan untuk
mengetahui bioaktivitas dari senyawa tersebut.

2.2. TUJUAN
Bertujuan untuk mengisolasi senyawa sinamaldehid dengan menggunakan kromatografi
kolom.

2.2. METODOLOGI
2.2.1. Alat dan Bahan
Alat :
1. lampu UV λ254 dan λ366 7. pipet tetes
2. corong pisah 8. spatula
3. erlenmeyer 9. bejana pengembang (chamber)
4. gelas kimia 10. neraca analitik
5. gelas ukur 11. dan botol kaca 15 mL, peralatan
6. pipa kapiler rotary evaporator
Bahan :
- Serbuk kayu manis - plat KLT silika gel 60 F254
- DCM pro-analisis (diklometana) berlapis alumunium
- n-hexane teknis - silika gel 60 G
- dan silika gel impreknasi
2.2.2. Ekstraksi Sampel

Batang kayu manis

- Perendaman batang kayu manis kering sebanyak 500 gram pelarut DCM
sebanyak 1000 ml selama 2 x 24 jam dengan sekali-kali pengocokan
- maserat maserat A dipisahkan dari ampas setelah 24 jam maserasi dan
ditampung dalam bejana lain
- Remaserasi dilakukan dengan memasukan pelarut sebanyak 800 ml ke
dalam bejana yang berisi residu (ampas), dan dilakukan pengocokan, lalu
dibiarkan 24 jam
- Maserat B dipisahkan setelah 24 jam, kemudian mencampur maserat A
dan B dan melakukan evaporasi dengan menggunakan alat rotary
evaporator hingga diperoleh ekstrak minyak kayu manis

minyak kayu manis

2.2.3. Packing/persiapan kolom kromatografi

Packing kolom kromatografi

- Memastikan bahwa padatan tidak mengalir melalui kolom dengan cara


memasukan sedikit wol kaca ke buret untuk menutup pintu masuk
dengan bantuan alat gantungan baju yang bengkok dengan mendorong
wol kaca ke dasar
- pasangkan buret ke penyangga siapkan beaker glass di bawahnya
- tambahkan sedikit kromatografi pasir untuk memberikan permukaan
yang rata diatas wol kaca sampai batas lancip buret saja putar buret ke
posisi terbuka pastikan tidak ada yang keluar, lalu tutup kembali
- Menambahkan sedikit diklorometana dengan bantuan corong glass
sekitar sepertiga kolom lalu ketuk bagian kaca buret perlahan
memastikan kromatografi pasir aman dan tidak ada gelembung
- Tambahkan sedikit diklorometana ke silika sampai homogen
- Tuangkan campuran silika ke buret secara perlahan lalu amati
pemisahan yang terjadi fase diam akan mengendap

Kolom kromatografi
2.2.4. Isolasi sinamaldehida dengan kolom kromatografi

Kolom kromatografi

- Buka buret membiarkannya mengalir perlahan sampai meniskus pasir


lalu menutup buret kembali
- Memasukan sampel minyak kayu manis dengan pipet tetes kedalam
buret dengan hati hati agar tidak menyentuh tepi, letakan diatas pasir
- Membuka buret sampai meniskus atas pasir,dan mengamati sampel
berjalan perlahan kepasir dan silika gel kemudian tutup kembali
buretnya
- Menambahkan pelarut yang akan digunakan elusi kolom dengan
membilas bagian tepi secara hati hati tanpa mengganggu pasir
tambahkan sedikit keatasnya
- Amati akan terjadi sedikit perubahan warna dan terjadi dorongan ke
kolom dan ulangi proses ini sampai semua sampel yang ada di kolom
dan tidak ada yang menempel di samping, pita akan terpisah rapi dan
tidak ada senyawa yang tercampur pelarut
- Jika sudah siap untuk mengisi kolom dan mulai menjalankan
kromatografi kolom
kromatografi kolom

2.2.5 Analisis Kualitatif /Identifikasi dengan KLT

kromatografi kolom

- chamber kromatografi diisi dengan eluen DCM : n-heksan (1:1)


- ditotolkan ekstrak dan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom pada
bagian plat KLT yang telah diberi tanda sebelumnya
- dimasukkan plat KLT ke dalam chamber yang berisi eluen
- diangkat plat KLT jika eluen telah mencapai batas yang telah
ditentukan
- Spot-spot yang muncul pada plat KLT diamati dengan
menggunakan lampu UV254

Hasil
2.3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.3.1 Hasil

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menghasilkan maserat sebanyak 1,8 L


diuapkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 42°C - 45°C menghasilkan 7,61 gram
minyak kayu manis. Fraksinasi 3,57 gram minyak kayu manis menghasilkan 20 fraksi utama
dimana fraksi dengan spot yang mirip disatukan. Terdapat 8 fraksi dan kedelapan fraksi ini
dipisah berdasarkan spot area yang sama. Hasil fraksinasi dengan kromatografi kolom
dikelompokkan menjadi kelompok fraksi A, B,C dari 8 fraksinya (Gbr 1). Fraksi-fraksi ini
diuji dengan KLT dan dihitung nila Rf. Rf yang mendekati sinamaldehid di analisis lebih
lanjut dengan GC-MS. Berikut adalah gambar hasil ekstraksi dan hasil isolasi minyak kayu
manis.

Gambar 1. Hasil KLT dari Fraksi-fraksi Minyak Kayu Manis.

Tabel 1. Nilai Rf Hasil Isolasi Sinamaldehid

Rf Sinamaldehid Rf Sinamaldehid
standart
Fraksi A 0,7 0,62
Fraksi B 0,60
Fraksi C 0,53

Gambar 2. Hasil Analisis KLT Minyak Atsiri


Gambar 3. Hasil GC-MS Sinamaldehid

Gambar 4. Fragmentasi Senyawa Sinamaldehid

2.3.1 Pembahasan

Nilai Rf sinamaldehid standar adalah 0,62 dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat dari
hasil KLT bahwa senyawa A dan B memiliki nilai Rf berturut-turut 0,70 dan 0,60, sedangkan
senyawa C 0,53 sehingga yang mendekati nilai Rf sinamaldehid adalah senyawa A dan B,
sedangkan senyawa C mendekati Rf sinamaldehid tetapi jika kita melihat dari warna fraksinya
itu kehijauan sedangkan ciri sinamaldehid secara fisik berwarna kuning. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ngadiwiyana[5] yang melakukan isolasi terhadap
ektrak minyak kayu manis dengan besar nilai Rf yaitu 0,62. Hasil GC-MS untuk fraksi
gabungan A dan B diperoleh terdapat senyawa sinamaldehid dengan persentase 71,36%
seperti yang terlihat pada Gambar 3. Senyawa ini muncul pada peak ke-4 dengan waktu
retensi sebesar 9,289.

Ini menandakan bahwa sinamaldehid berhasil diisolasi dari batang kayu manis dengan
kadar yang cukup tinggi 71,36 % dan memiliki berat molekul 132 dengan rumus kimia
C9H8O (dapat dilihat pada Gambar 3). Pola fragmentasi untuk senyawa sinamaldehid sendiri
bisa kita lihat pada Gambar 4. Berdasarkan hasil analisis spektrum massa sinamaldehid,
dapat dilihat fragmentasi dominan pada sinamaldehid yaitu pada 132, 131, 103, 77, dan 51
m/z. Puncak pada 132 m/z menandakan adanya sinamaldehid. Puncak pada 131 m/z
menandakan lepasnya H radikal dan puncak pada 103 menandakan lepasnya gugus karbonil
pada sinamaldehid. Dilanjutkan dengan puncak pada 77 m/z menandakan lepasnya substituen
alkena pada sinamaldehid dan puncak pada 51 m/z menandakan pecahnya cincin benzena
sinamaldehid.
2.4. KESIMPULAN

Kayu manis jenis Cinnamomum burmanii berhasil diisolasi menggunakan kromatografi


kolom. Hasil analisis dengan menggunakan spektrometer GC-MS menujukkan senyawa
sinamaldehid yang berhasil diisolasi menggunakan kromatografi kolom teridentifikasi
memiliki persentase sebesar 71,36% dengan berat molekul 132 g/mol.

TEST
1. Apa jenis fase gerak yang digunakan dalam kromatografi kolom pada jurnal
tersebut?
2. Apa jenis fase gerak yang digunakan dalam KLT pada jurnal tersebut?
3. Jelaskan bagaimana prinsip pemisahan senyawa yang terjadi pada sistem
kromatografi kolom dan KLT dengan menggunakan fase diam silika gel 60?
4. Hitung berapakah Indeks polaritas campuran fase gerak yang digunakan dalam
analisis KLT?
Jawaban :
1. DCM pro-analisis (diklometana)
2. DCM : n-heksan
3. Fase diam berupa silika dan sampel ini berada di dalam kolom yang biasanya dibuat dari
gelas, logam ataupun plastik. Selama elusi fase gerak dialirkan dari atas, mengalir karena
gaya gravitasi atau ditekan dan juga disedot dari arah bawa. Komponen sampel akan terpisah
selama bergerak dibawa fase gerak didalam kolom (fase diam). Komponen yang paling tidak
tertahan oleh fase diam akan keluar lebih dahulu dan diikuti oleh komponen lain. Semuanya
ditampung sebagai fraksi, volume tiap fraksi tergantung besarnya sampel (kolom).
4. Diketahui :
-Indeks polaritas n – heksan = 0,1
-Indeks polaritas DCM = 3,1
-Perbandingan n heksan =1: 1 jadi 50 : 50 %

Ditanya :
Indeks polaritas campuran fase gerak yang digunakan dalam analisis KLT

Dijawab :

50 50
Indeks Polaritas = x 1+ x1
100 100

= 0.5 + 0,5

=1

Anda mungkin juga menyukai