Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MUTU BAHAN BAKU HERBAL

Nama Mahasiswa : Annida Adha Nurhaniefah


Jurusan : Farmasi
Universitas : Universitas Padjadjaran

A. Uji Makroskopis dan Mikroskopis


1) Alat dan Bahan
a) Alat
1) Batang pengaduk
2) Cover lass
3) Imaging system
4) Mikroskop cahaya
5) Object glass
6) Pipet tetes
b) Bahan
1) Aquadest
2) Herba pegagan (Centella asiatica) dalam bentuk segar dan simplisia
3) Herba puser bumi (Hydrocotyle verticillata) dalam simplisia
4) Larutan kloralhidrat
5) Rimpang kunyit (Curcuma longa/ Curcuma domestica) dalam bentuk segar, simplisia
dan serbuk simplisia
6) Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dalam bentuk segar, simplisia dan serbuk
simplisia
2) Cara Kerja
a) Makroskopik
1) Amati organoleptis bahan segar, simplisia kering dan serbuk simplisia rimpang
temulawak serta rimpang kunyit, kemudian catat hasil pengamatan.
2) Amati organoleptis bahan segar dan simplisia kering herba pegagan dan herba puser
bumi, kemudian catat hasil pengamatan.
b) Mikroskopik dengan kloralhidrat (Rimpang kunyit dan rimpang temulawak)
1) Ambil simplisia serbuk secukupnya
2) Letakkan di ata sobject glass
3) Teteskan larutan kloralhidrat secukupnya
4) Panaskan diatas bunsen, jaga jangan sampai mendidih
5) Tutup burner
6) Diamkan sesaat, lalu tutup sampel dengan cover glass dengan hati-hati agar tidak
terbentuk gelembung udara
7) Amati sampel diatas mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, bila diperlukan amati pada
10 x 40.
8) Amati fragmen-fragmen pengenal pada masing-masing ampel
c) Mikroskopik dengan aquadest (Rimpang kunyit dan rimpan temulawak)
1) Ambil simplisia serbuk secukupnya
2) Letakkan diatas kaca benda
3) Teteskan aquadets secukupnya
4) Tutup dengan cover glass dengan hati-hati agar tidak terbentuk gelembung udara
5) Amati sampel diatas mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, bila diperlukan amati pada
10 x 40.
6) Amati fragmen-fragmen pengenal pada masing-masing ampel
d) Mikroskopik dengan Kloralhidrat (Herba pegagan dan Herba puser bumi)
1) Ambil simplisia serbuk secukupnya
2) Letakkan diatas kaca benda
3) Teteskan kloralhidrat secukupnya
4) Panaskan diatas bunsen, jaga jangan sampai mendidih
5) Tutup burner
6) Diamkan sesaat, lalu tutup sampel dengan cover glass dengan hati-hati agar tidak
terbentuk gelembung udara
7) Amati sampel diatas mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, bila diperlukan amati
pada 10 x 40.
8) Amati fragmen-fragmen pengenal pada masing-masing sampel
3) Hasil
a) Uji Makroskopis
- Rimpang temulawak dan rimpang kunyit

Sampel Gambar Pemerian


Rimpang temulawak Ukuran lebih besar,
(Bahan segar) bercabang kuat, bagian
dalam rimpang kunyit
pucat, rasa lebih pahit

Rimpang kunyit (Bahan Ukuran lebih kecil,


segar) bercabang-cabang,
membentuk rimbun bagian
dalam rimpang berwarna
oranye atau kuning
kemerahan.

Rimpang temulawak Berupa irisan rimpang,


(simplisia kering) kering tipis, bentuk bundar
atau agak jorong, ringan,
keras, rapuh, garis tengah
atau diameter 6 cm, tebal 2-
5 mm, permukaan luar
berkerut,warna coklat
kuning hingga coklat,
bidang irisan berwarna
coklat kuning buram
melengkung tidak beraturan
serta tidak rata, berkas
patahan berdebu, warna
kuning jingga hingga coklat
jingga terang, bau khas
aromatik, rasa tajam dan
pahit

Rimpang kunyit (simplisia Kepingan ringan, rapuh,


kering) warna kuning jingga atau
kuning jingga kemerahan
hingga kuning jingga
kecoklatan, berbentuk
hampir bundar atau bulat
memanjang, kadang
bercabang-cabang, lebar
simplisia antara ½ - 3cm,
panjang 2 - 6 cm, tebal 1-5
mm, umumnya melengkung
dan tidak beraturan, kadang
terdapat pangkal ubi daun
dan akar, batas korteks dan
silinder pusat kadang jelas,
bekas patahan agak rata,
berdebu, berwarna kuning
jingga sampai coklat
kemerahan, berbau khas,
rasa agak pahit, agak pedas.

Rimpang temulawak Warna kuning kecoklatan


(serbuk simplisia)

Rimpang kunyit (serbuk Warna kuning hingga


simplisia) kuning jingga

- Herba pegagan dan herba puser bumi

Sampel Gambar Pemerian

Herba pegagan (bahan Habitus herba tahunan,


segar) tanpa batang, rimpang
pendek dan stolon, panjang
10-80 cm, berdaun tunggal,
terussund alam roset terdiri
2-10 daun, tangkai daun
mencapai 5 cm, helaian
daun berbentuk ginjal, lebar
dan bundar, dengan garis
tengah 1-7 cm, pinggir daun
beringgit hingga bergigi
terutama ke arah pangkal
daun.

Herba pegagan (Simplisia Lembaran daun


kering) menggulung dan berkeriput
disertai stolond an tangkai
duan terlepas, warna hijau
kelabu, bebrau aromatik
lemah, helaian daun
berbentuk ginjal atau semi
bundar, tulang daun
menjari, pangkal helaian
duan berkeluk ujng daun
membundar, te daun
beringgit hingg abergigi,
tepi pangkal daun bergigi,
permukaan duan umunya
licin sedikit ebrtekstur,
tulang daun permukaan
bawha agak bermabut,
stolon dan tangkai duan
coklat kelabu dan berambut
halus

Herba puser bumi (bahan - -


segar)

Herba puser bumi (simplisia Lembaran daun


kering) menggulung, seidkt
berkerut, disertai stolon dan
tangkai daun kadang
terlepas, berwarna
kehijauan, tidak berbau,
helaian daun berbentuk
bundar tangkai daun yang
panjang dan berada di
tengah helaian daun,
permukaan simplisia halus
tepi daun beringgit.

b) Uji Mikroskopis
- Rimpang temulawak dan rimpang kunyit

Fragmen pengenal Rimpang Temulawak Rimpang kunyit

Butir amilum

Rambut penutup

Berkas Pengangkut

Parenkim korteks -

Parenkim berisi amilum -


Sel parenkim berisi bahan -
berwarna kuning

Jaringan gabus

Serabut sklerenkim

- Herba pegagan dan herba puser bumi

Fragmen pengenal Herba pegagan Herba puser bumi

Epidermis atas dengan -


berkas pengangkut dan
kalsium oksalat

Epidermis atas -

Epidermis atas dengan -


mesofil
Epidermis bawah dengan -
stomata tipe anomositik

Epidermis bawah dengan -


stomata tipe parasitik

Mesofil daun -

Berkas pengangkut

Rambut penutup -

4) Kesimpulan
Rimpang temulawak berbeda dengan rimpang kunyit, dari segi mikroskopis bahan
segar berukuran lebih kuat dengan rasa lebih pahit dan warna bagian dalam kuning
pucat sedangkan rimpang kunyit berukuran lebih kecil dengan bagian dalam berwarna
kuning jingga, serbuk temulawak berwarna kuning kecoklatan sedangkan serbuk kunyit
berwarna kuning hingga jingga. Dari segi mikroskopis temulawak memiliki fragmen
pengenal parenkim korteks namun tidak terdapat parenkim berisi bahan berwarna
kuning sedangkan temulawak memiliki parenkim dengan bahan berwarna kuning dan
tanpa fragmen pengenal parenkim korteks.
Herba pegagan dan herba puser bumi berbeda meskipun memiliki morfologi yang
mirip, diantara perbedaannya terletak pada fragmen pengenal dimana herba pegagan
memiliki stomata tipe anomositik dan epidermis atas dengan kalsium oksalat sedangkan
herba puser bumi tipe parasitik dan epidermis atas tanpa kalsium oksalat.

B. Uji Kandungan Kimia : Metode Thin Layer Chromatography


1) Alat dan Bahan
a) Alat
1) Bejana pengembang
2) Botol kaca
3) Botol peyemprot
4) Gelas ukur
5) Kuvet
6) Linomat 5
7) Mikropipet
8) Neraca analitik
9) Oven
10) Plat aluminium silika F 254
11) Sonikator
12) Spatula
13) Spektrofotometer UV Visible
14) Syringe
15) TLC Scanner
16) TLC Visualizer
b) Bahan
1) Aquabides
2) Asam asetat anhidrida
3) Asam sulfat
4) Etanol
5) Fase gerak kloroform: metanol:aquabidest (65:25:4)
6) Kloroform
7) Metanol
8) Serbuk herba pegagan (Centella asiatica)
9) Serbuk herba puser bumi (Hydrocotyle verticillata)
10) Serbuk simpang kunyit
11) Serbuk rimpang temulawak
2) Cara Kerja
a) Perbandingan rimpang temulawak dan rimpang kunyit
- Preparasi sampel
1) Siapkan neraca analitik
2) Timbang seksama masing-masing 100 mg sampel serbuk herba pegagan
menggunakan neraca analitik.
3) Siapkan sampel sebanyak tiga kali ulangan, lalu catat masing-masing hasil
penimbangan.
4) Larutkan masing-masing sampel dalam 10 mL etanol, pastikan campuran tersebut
homogen.
5) Siapkan alat sonikator dan pastikan alat sonikator telah berisi media air
6) Masukkan sampel ke alat sonikator dan pastikan larutan sampel dalam botol telah
terendam, lakukan sonikasi selama 15 menit.
7) Setelah proses sonikasi selesai, angkat sampel dari alat sonikator.
8) Matikan alat lalu diamkan sampel selama 12 jam di suhu ruang.
9) Setelah 12 jam, ambil masing-masing 5 ml sampel lalu masukkan ke dalam botol
sampel baru.
10) Siapkan oven, lalu atur suhu pada 60oC lalu uapkan larutan etanol hingga sampel
mengering.
11) Setelah larutan etanol teruapkan sempurna dan sampel dalam kondisi kering,
angkat sampel dari oven lalu masing-masing sampel ditambahkan 5 ml larutan
metanol.
12) Masukkan sampel ke dalam alat sonikator dan pastikan larutan sampel terendam
air.
13) Lakukan proses sonikasi selama 15 menit, setelah selesai angkat.
- Uji Spektrofotometer UV Visible
1) Siapkn sampel, tabung reaksi, kuvet dan instrumen spektrofotometer uv visible
untuk mengukur kadar senyawa flavonoid total.
2) Siapkan larutan uji dengan mencampurkan 1 ml larutan sampel dan 1 ml reagen
AlC3 ditambahkan 3 ml larutan aquades.
3) Siapkan larutan blanko dengan mencampur 1 ml larutan sampel dan 3 ml larutan
aquades
4) Inkubasi kedua larutan pada suhu ruang selama 30 menit.
5) Setelah inkubasi, tuang masing-masing larutan uji dan larutan blanko ke dalam
kuvet.
6) Bersihkan bagian jernih kuvet sebelum dimasukkan ke spektrofotometer uv
visible.
7) Masukkan larutan uji dan larutan blanko ke dalam spektrofotometer uv visible
dalam posisi yang sesuai. Posisi disesuaikan tipe instrumen.
8) Lakukan pembacaan nilai absorbansi masing masing sampel pada panjang
gelombang 428 nm yang didapat dari hasil penetapan panjang gelombang
maksimum larutan standar kuersetin.
9) Hitung kadar senyawa flavonoid total dalam sampel dengan menghubungkan
nilai absorbansi sampel dengan persamaan regresi linear larutan standar
kuersetin.
10) Bandingkan nilai flavonoid total rimpang temulawak dan rimpang kunyit.

b) Perbandingan Herba pegagan dan herba puser bumi


- Preparasi sampel
1) Timbang seksama masing-masing 100 mg sampel serbuk menggunakan neraca
analitik.
2) Siapkan sampel sebanyak tiga kali ulangan, lalu catat masing-masing hasil
penimbangan.
3) Larutkan masing-masing sampel dalam 10 mL etanol.
4) Siapkan alat sonikator dan pastikan alat sonikator telah berisi media air
5) Masukkan sampel ke alat sonikator dan pastikan larutan sampel telah terendam,
lakukan sonikasi selama 15 menit.
6) Setelah proses sonikasi selesai, angkat sampel dari alat sonikator.
7) Matikan alat lalu diamkan sampel selama semalam di suhu ruang.
- Uji KLT
1) Campurkan fase gerak metanol:kloroform:aquabidest (65:25:4)
2) Pastikan campuran fase gerak telah homogen dengan mengaduk seksama
campuran fase gerak.
3) Siapkan bejana pengembang untuk elusi.
4) Tuang campuran fase gerak ke bejana pengembang dengan hati-hati, pastikan
volume fase gerak dalam bejana pengembang tidak merendam spot sampel
5) Tutup rapat bejana pengembang lalu jenuhkan campuran fase gerak
6) Siapkan fase diam plat aluminium silika F 254 yang akan digunakan untuk
pemisahan dengan ukuran sesuai kebutuhan.
7) Potong plat secara seksama dan hati-hati, pastikan plat bebas dari noda dan jamur.
8) Siapkan instrument Linomat 5 untuk penotol sampel.
9) Letakkan plat aluminium silika pada posisi tepat di alat.
10) Siapkan sampel dan buat worksheet pada aplikasi penotol Linomat 5, sesuaikan
dengan jenis penetapan akdar yang diinginkan
11) Nyalakan alat Linomat 5, lalu aktifkan program pentolan sampel
12) Siapkan sampel yang akan ditotolkan menggunakan syringe, pastikan tidak ada
gelembung udara
13) Posisikan syringe pada alat linomat 5
14) Tekan enter pada instrumen linomat 5 untuk memulai proses penotolan
15) Setelah penotolan selesai, letakkan plat menggunakan pinset pada bejana
pengembang dalam posisi tegak lurus
16) Tutup rapat bejana pengembang
17) Tunggu proses elusi hingga jarak rambat eluen 1 cm dari batas atas
18) Ambil plat elusi secara hati-hati lalu keirnganginkan
19) Dokumentasi gambar spot menggunakan instrumen TLC visualizer
20) Lakukan visualisasi gambar dengan lampu uv visible dengan panjang gelombang
254 nm, 366 nm dan white
21) Simpan dokumentasi gambar sebagai kromatogram hasil pengembangan.
- Pengamatan senyawa penanda asiatikosida
1) Campurkan larutan asam asetat anhidrida dan larutan asam sulfat (3:1)
2) Tuang reagen lieberman burchard ke botol sprayer sesuai volume yang dibutuhkan
3) Siapkan plat hasil elusi
4) Semprotkan reagen secara hati hati, menyeluruh dan merata di dalam lemari asam
5) Masukkan plat hasil sprayer ke oven dengan suhu 100 oC dan tunggu selama 20
menit
6) Setelah pemanasan lakukan dokumentasi gambar menggunakan TLC Visualizer
dibawah lampu UV visible 254 nm, 366 nm dan white
7) Simpan dokumentasi gambar sebagai kromatogram hasil derivatisasi
8) Setelah proses dokumentasi gambar selesai, siapkan instrumen TLC Scanner 3
9) Lakukan scanner pada panjang gelombang 510 nm
10) Tunggu hingga proses scanner selesai hingga muncul tampilan spektra
kromatogram dengan peak-peak penanda asiatikosida, data luas area serta data Rf
untuk perhitungan kadar senyawa asiatikosida pada sampel.
11) Lakukan penetapan regresi dari persamaan linear dari standar asiatikosida, lalu
nilai dihubungkan dengan data luas area sampel agar didapat kadar data masing
masing sampel.
12) Bandingkan nilai Rf herba pegagan dan herba puser bumi.
3) Hasil
a) Uji Flavonoid Total Rimpang temulawak dan rimpang kunyit
- Hasil = 1,11%

No Kode Berat (mg) Absorbansi ppm mg Kadar (%) Ratra-rata (%)

1 CD1 100,0 0,359 25,87 0,517 0,517 0,511

CD2 99,9 0,364 26,16 0,523 0,524

CD3 100,0 0,337 24,55 0,491 0,491

2 CX1 100,0 0,872 56,40 1,129 1,129 1,112

CX2 100,1 0,806 52,50 1,050 1,049

CX3 100,1 0,899 58,04 1,161 1,160

b) Uji KLT Herba pegagan dan herba puser bumi


● Kromatogram hasil pengembangan (white)

● Kromatogram hasil pengembangan (245 nm)


● Kromatogram hasil pengembangan (366 nm)

● Nilai Rf
Herba pegagan = 0,39
Standar asiatikosida = 0,39
c) Uji kadar asiatikosida herba pegagan dan herba puser bumi
- Standar kadar asiatikosida herba pegagan = tidak kurang dari 0,07% (Kemenkes RI,
2017)
- Hasil = 0,08% (Memenuhi standar)

Sampel Berat Luas area Asiatikosida Keterangan


(mg) Spot (ug) Kadar (%) Rata2

1 100 582, 75 0,455 0,09 0,08 Centella

2 100 596,32 0,405 0,08 asiatica

3 100 510,22 0,410 0,08

1 100 -0,005 -0,01 NO Hydrocotyle

2 100 0,005 0,01 verticillata

3 100 -0,0025 -0,02

4) Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji kadar flavonoid total menggunakan spektrofotometer uv diperoleh
kadar flavonoid total simplisia serbuk rimpang temulawak sebesar 1,112% dan simplisia serbuk
rimpang kunyit sebesar 0,511%.
Berdasarkan hasil Uji KLT, nilai Rf yang didapatkan simplisia herba pegagan sebesar
0,39 yang sesuai dengan Rf senyawa standar asiatikosida yang digunakan. Sementara
berdasarkan uji kadar asiatikosida diperoleh hasil kadar asiatikosida simplisia herba pegagan
sebesar 0,08% memenuhi standar kadar asiatikosida pegagan (0,07%), sedangkan herba puser
bumi tidak mengandung senyawa asiatikosida.
C. Uji Mikrobiologi
1) Alat dan Bahan
a) Alat
1) Batang pengaduk
2) Blue tip
3) Bunsen
4) Cawan petri
5) Corong kaca
6) Erlenmeyer
7) Inkubator
8) Kapas
9) Kertas aluminium foil
10) Kertas saring
11) Koloni counter
12) Label
13) Laminar air glow
14) Mikropipet
15) Rak tabung reaksi
16) Tabung reaksi
17) Vortex
b) Bahan
1) Etanol 70%
2) Media PCA cair
3) Media PDA cair
4) NaCl fisiologis 0,9%
5) Serbuk simplisia Herba pegagan (Centella asiatica)
6) Serbuk simplisia Herba puser bumi (Hyrocortyle verticillata)
7) Serbuk simplisia rimpang kunyit (Curcume longa L.)
8) Serbuk simplisia Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhixa Roxb.)
2) Cara Kerja
- Persiapan bahan
1) Buat media agar dalam aquades steril, media plate count agar untuk angka lempeng
total dan potato dextrose agar untuk angka jamur
2) Buat larutan fisiologis NaCl 0,9% lalu pipet sebanyak 9 ml ke tabung reaksi
3) Sterilkan Media agar, larutan NaCl 0,9%, cawan petri yang telah dibungkus kertas, tip,
dan corong kaca di dalam autoklaf pada suhu 121 0C dengan tekanan 1 atm selama 15
menit.
4) Pindahkan semua bahan dan alat ke Laminar Air Flow yang telah disemprot alkohol
70% dan keringkan searah dengan kain lap atau tissue
5) Sterilisasi LAF dengan lampu UV selama 30 menit.
- Pengenceran
1) Semprot tangan dengan alkohol 70%
2) Timbang masing-masing bahan sebanyak 1 gram kemudian masukan ke dalam tabung.
3) Siapkan media agar PCA dan PDA serta larutan NaCl 0,9% di dalam tabung reaksi
4) Siapkan cawan petri, mikropipet skala 100-1000 mikroliter, blue tip, bunsen, corong
kaca, kertas saring, dan vortex
5) Beri label pada cawan petri sesuai jenis pengujian dan tingkat pengenceran dan tabung
reaksi berisi NaCl 0,9% sesuai tingkat pengenceran
- Uji Angka Lempeng Total rimpang temulawak, rimpang kunyit, herba pegagan dan herba
puser bumi
1) Nyalakan bunsen untuk menjaga kondisi aseptis LAF
2) Masukkan 1 gram simplisia uji ke dalam tabung reaksi 9 ml NaCl 0,9% steril, lalu
homogenkan dengan vortex
3) Saring larutan menggunakan corong kaca yang sudah diberi kertas saring.
4) Ambil 1000 mikroliter/1 ml filtrat yang terbentuk pada pengenceran 10 -1, lalu
masukkan ke dalam 9 mL NaCl 0,9% steril pada tabung reaksi sehingga terbentuk
larutan pengenceran 10-2 lalu homogenkan dengan vortex setiap kali pengenceran.
5) Lakukan pengenceran hingga terbentuk larutan bahan uji hingga pengenceran 10 -6.
6) Panaskan tiap ujung tabung dengan api lalu tutup dengan kapas setiap setelah
pengenceran..
7) Ambil sebanyak 1 mL larutan uji dari masing-masing pengenceran lalu masukkan ke
tiap cawan petri sesuai identitas pada label, dilakukan secara aseptis.
8) Tuangkan 15-20 mL media agar cair PCA dengan suhu 45 土 1 oC ke dalam cawan
petri yang sebelum telah berisi larutan uji.
9) Homogenkan dengan cara memutar cawan petri sebanyak 5 kali searah dan berlawanan
jarum jam.
10) Lakukan satu per satu untuk seluruh pengenceran (dari 10 -1 hingga 10-6)
11) Buat kontrol positif bersisi 10 mL larutan NaCl 0,9% dan media agar
12) Buat kontrol negatif yang berisi media agar
13) Setelah semua media agar memadat, bungkus cawan petri dengna kertas bekas
14) Inkubasi cawan petri pada suhu 35 0C selama 24-48 jam dalam inkubator pada posisi
terbalik.
15) Tata semua cawan petri dan pastikan suhu tercapai.
16) Amati hasil pertumbuhan koloni pada cawan petri.
17) Hitung koloni bakteri yang tumbuh pada setiap pengenceran dengan koloni counter.
Koloni akan terhitung otomatis oleh sistem, koloni yang kecil dan berhimpitan dihitung
secara manual.
18) Tetapkan angka lempeng total dengan memilih cawan petri dengan jumlah koloni
antara 25-250 pada dua cawan petri dengan tingkat pengenceran yang sama, jumlah
koloni adalah rata-rata jumlah koloni dikali nilai mutlak tingkat pengenceran dengan
satuan gram/ml.
- Uji Angka Jamur (AKK)l rimpang temulawak, rimpang kunyit, herba pegagan dan herba
puser bumi
1) Nyalakan bunsen untuk menjaga kondisi aseptis LAF
2) Masukkan 1 gram simplisia uji ke dalam tabung reaksi 9 ml NaCl 0,9% steril, lalu
homogenkan dengan vortex
3) Saring larutan menggunakan corong kaca yang sudah diberi kertas saring.
4) Ambil 1000 mikroliter/1 ml filtrat yang terbentuk pada pengenceran 10 -1, lalu
masukkan ke dalam 9 mL NaCl 0,9% steril pada tabung reaksi sehingga terbentuk
larutan pengenceran 10-2 lalu homogenkan dengan vortex setiap kali pengenceran.
5) Lakukan pengenceran hingga terbentuk larutan bahan uji hingga pengenceran 10 -4.
6) Panaskan tiap ujung tabung dengan api lalu tutup dengan kapas setiap setelah
pengenceran..
7) Ambil sebanyak 1 mL larutan uji dari masing-masing pengenceran lalu masukkan ke
tiap cawan petri sesuai identitas pada label, dilakukan secara aseptis.
8) Tuangkan 15-20 mL media agar cair PCA dengan suhu 45 土 1oC ke dalam cawan
petri yang sebelum telah berisi larutan uji.
9) Homogenkan dengan cara memutar cawan petri sebanyak 5 kali searah dan
berlawanan jarum jam.
10) Lakukan satu per satu untuk seluruh pengenceran (dari 10 -1 hingga 10-6)
11) Buat kontrol positif bersisi 10 mL larutan NaCl 0,9% dan media agar
12) Buat kontrol negatif yang berisi media agar
13) Setelah semua media agar memadat, bungkus cawan petri dengna kertas bekas
14) Inkubasi cawan petri pada suhu ruang antara 20-25 0C selama 5-7 hari dalam inkubator
pada posisi terbalik.
15) Setelah selesai, angkat semua cawan petri
16) Amati hasil pertumbuhan koloni pada cawan petri.
17) Hitung koloni bakteri yang tumbuh pada setiap pengenceran dengan koloni counter.
Koloni akan terhitung otomatis oleh sistem, koloni yang kecil dan berhimpitan
dihitung secara manual.
18) Tetapkan angka lempeng total dengan memilih cawan petri dengan jumlah koloni
antara 40-80 pada dua cawan petri dengan tingkat pengenceran yang sama, jumlah
koloni adalah rata-rata jumlah koloni dikali nilai mutlak tingkat pengenceran dengan
satuan gram/ml.
3) Hasil
- Syarat: Kategori rajangan yang direbus sebelum diseduh
ALT ≤ 107 koloni per gram
AKK ≤ 104 koloni per gram
- Hasil Pengamatan Angka lempeng total

Gambar 1. Kontrol positif dan kontrol negatif tidak ada pertumbuhan koloni bakteri
Gambar 2. Cawan petri larutan uji
Tabel 1.

No Sampel Bagian Jumlah Koloni Bakteri Tiap Pengenceran (Koloni/Gram)

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

1 Temulawak Rimpang 211 512 142 248 45 22 11 3 0 0 0 0

2 Kunyit 425 472 308 269 741 600 319 288 238 143 80 4

3 Pegagan Herba 995 260 368 292 471 216 220 224 25 37 30 0

4 Puser bumi 59 78 19 24 5 13 2 0 0 1 0 0

*Yang dihitung hanya nilai berwarna hijau


Rumus Perhitungan

- Hasil Perhitungan Angka lempeng total


Tabel 2.

No Sampel Bagian Nilai ALT (koloni/gram) Rata-rata nilai


ALT
(koloni/gram)

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

1 Temulawak Rimpang 3,66x103 1,95x104 3,35x104 7x104 0 0 2,1x104

2 Kunyit 4,485x103 2,885x104 6,705x105 3,035x106 1,955x107 4,2x107 3,8x107

3 Pegagan Herba 6,275x103 3,3x104 3,435x105 2,22x106 3,1x106 1,5x107 3,45x106

4 Puser bumi 6,85x102 2,15x103 9x103 1x104 0,5x105 0 1,19x104

*Yang digunakan hanya nilai berwarna hijau


- Hasil Angka Jamur/Kapang Khamir
Gambar 1. Kontrol positif dan kontrol negatif tidak ada pertumbuhan kapang dan khamir

Gambar 4. Cawan petri larutan uji


Tabel 3.

No Sampel Bagian Jumlah Koloni Bakteri Tiap Pengenceran (Koloni/Gram)

10-1 10-2 10-3 10-4

1 Temulawak Rimpang 49 45 41 34 8 5 0 0

2 Kunyit 196 163 57 51 8 14 0 0

3 Pegagan Herba 92 125 41 46 2 5 0 3

4 Puser bumi 30 31 28 10 0 1 1 0

*Yang dihitung hanya nilai berwarna hijau


Rumus perhitungan

- Hasil Perhitungan Angka Jamur/Kapang Khamir


Tabel 4.

No Sampel Bagian Nilai AJ (Koloni/gram) Rata-rata AJ


(koloni/gra
m)

10-1 10-2 10-3 10-4

1 Temulawak Rimpang 4,7x102 3,75x103 6,5x103 0 2,68x103

2 Kunyit 1,795x103 5,4x103 1,1x104 0 7,29x103


3 Pegagan Herba 1,085x103 4,35x103 3,5x103 1,5x104 5,98x103

4 Puser bumi 3,05x102 1,9x103 5x102 5x103 1,92x103

*Yang digunakan hanya nilai berwarna hijau


4) Kesimpulan
Angka lempeng total rimpang kunyit pada pengenceran 10 -5 sebesar 1,955x107 tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan BPOM untuk angka lempeng total yakni <10 7. Sementara itu,
angka kapang khamir rimpang kunyit memenuhi syarat yang ditetapkan BPOM untuk angka
kapang khamir yakni <104.

Anda mungkin juga menyukai