Anda di halaman 1dari 15

ANALISA KUALITATIF

SIMPLISIA KULIT (CORTEX)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan identifikasi macam – macam simplisia
kulit (cortex) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.

II. TEORI DASAR


Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakanlain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
1. Organoleptik : meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau,
dan rasa dari simplisia tersebut.
2. Makroskopik : merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang
atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ
tanaman yang digunakan untuk simplisia
3. Mikroskopik : pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahanatau serbuk
dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.

Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat
tinggi yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi
kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Bagian – bagian
yang dapat dilihat pada penampang melintang cortex yaitu :

1. Sel gabus : Sel gabus pada cortex berguna untuk mempertahankan


diri dari lingkungan luar.
2. Floem : Floem berguna untuk mengangkut makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.
3. Sel parenkim : Pada sel parenkim terdapat sel batu, kristal oksalat
berbentuk prisma atau durst dan amylum.
4. Jari – jari empulur : Pada jari – jari empulur terdapat kristal oksalat dan
amylum

Dalam analisa kualitatif cortex diamati 3 jenis kulit yaitu cortex kayu manis
(Cinnamomi Cortex), kulit batang cempaka (Champacae Cortex), dan kulit batang
delima (Granati Cortex).
1. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)
Klasifikasi : Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum zeylanicum
Organolepis : Warna coklat tua, bau khas aromatis, rasa khas
kayu manis yang hangat.
Makroskopik : Kulit kayu berwarna coklat kemerahan dan
biasanya menggulung
Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu sel batu,
serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium
oksalat
Kandungan zat aktif : Kandungan kimia dalam kulit kayu manis
adalah sinamaldehide 60-75%, eugenol 66-80%,
minyak asiri 0.5-1%, tanin, kalsium oksalat,
damar, dan zat penyamak. Komponen lainnya
dari minyak asiri betakarofilen, etil sinamat,,
metil kavikol, dan linalool. Kayu manis juga
mengandung cinnzelanol, kumarin, felandren,
dan benzil benzoat.
2. Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)
Klasifikasi : Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub divisi : Magnoliosida
Ordo : Magnoliales
Family : Magnoliaseae
Genus : Magnolia
Spesies : Michelia champaca L.
Organoleptis : Berwarna coklat tua dan berbau aromatis
Makroskopik : Berbentuk potongan-potongan atau kepingan,
bagian dalam berserat, keras.
Mikroskopik : terdapat serabut, sel batu, sel parenkim dengan
idioblas, jaringan gabus tampak tangensial, butir
pati, serabut dengan jari – jari.
Kandungan zat aktif : Kandungan kimia dalam kulit batang cempaka
adalah alkaloida, zat samak, damar, resin, tanin.
Khasiatnya untuk demam, pusing (vertigo),
badan terasa lemah, radang tenggorokan,
gangguan pencernaan, menambah nafsu makan,
rematik, keputihan, haid tidak teratur, cacingan.

3. Kulit Batang Delima (Granati Cortex)


Klasifikasi : Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Punicaceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum L.
Organoleptis : Berwarna coklat, berbau khas demila
Makroskopik : Berbentuk panjang, dengan warna coklat muda
atau kuning kotor.
Mikroskopik : Jaringan gabus dengan penebalan bentuk U,
dinding bernoktah, sel sekresi berisi zat
berwarna kuning dan zat samak, parenkim
dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset,
berderetderet, tampak pula hablur dan butir pati.
Kandungan zat aktif : Kandungan kimia dalam kulit batang delima
adalah alkaloid dan flavonoid yang mempunyai
aktivitas antimikroba. Khasiatnya untuk
cacingan terutama cacing pita, untuk batuk, dan
untuk diare.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang digunakan :
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Tabung reaksi
6. Alat tulis
7. Tissue

b. Bahan yang digunakan :


1. Kulit kayu manis (Cinnamomi cortex)
2. Kulit batang cempaka (Champacae cortex)
3. Kulit batang delima (Granati cortex)
4. Kloralhidrat
5. Asam sulfat P
6. Asam sulfat 10 N
7. HCL pekat P
8. NaOH p 5%
9. Ammonia P 25%
10. Larutan besi (III) klorida LP
IV. CARA KERJA
A. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Makroskopik
1. Simplisia alat dan bahan yang digunakan
2. Ambil Kulit kayu manis (Cinnamomi cortex)
3. Amati bentuk, warna dan bau
4. Catat hasil pengamatan
5. Ulangi percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4 ) untuk Kulit batang cempaka
(Champacae cortex), Kulit batang delima (Granati cortex)

B. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Mikroskopik


1. Siapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil sedikit serbuk Kulit kayu manis (Cinnamomi cortex), amati bentuk,
warna dan bau
3. Tambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera tutup dengan cover glas
4. Amati fragmen pengenal dari serbuk Kulit kayu manis (Cinnamomi cortex),
dibawah mikroskop
5. Catat dan gambar hasil pengamatan
6. Ulangi percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4,5) untuk Kulit batang cempaka
(Champacae cortex), Kulit batang delima (Granati cortex).

C. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Kimia


Simplisia Perlakuan Reaksi positif
1. 2 mg serbuk kulit + 5 1. Terbentuk warna
tetes asam sulfat P coklat tua
2. 2 mg serbuk kulit + 5 2. Terbentuk warna
tetes asam sulfat 10N coklat kemerahan
3. 2 mg serbuk kulit + 5 3. Terbentuk warna
tetes HCl Pekat P coklat kemerahan
Serbuk Kulit Kayu
4. 2 mg serbuk kulit + 4. Terbentuk warna
Manis
5 tetes NaOH P 5% coklat kehitaman
(Cinnamomi Cortex)
b/v
5. 2 mg serbuk kulit + 5 5. Terbentuk warna
tetes amonia P 25% coklat muda
6. 2 mg serbuk kulit + 5 6. Terbentuk warna
tetes FeCl3 P 5% b/v coklat kehijauan

1. 2 mg serbuk kulit + 5 1. Terbentuk warna


tetes asam sulfat P coklat tau
2. 2 mg serbuk kulit + 5 2. Terbentuk warna
tetes asam sulfat 10N hijau kecoklatan
Serbuk Kulit Batang 3. 2 mg serbuk kulit + 5 3. Terbentuk warna
Cempaka tetes NaOH P 5% b/v hijau kecoklatan
(Champacae Cortex) 4. 2 mg serbuk kulit + 5 4. Terbentuk warna
tetes amonia P 25% coklat
5. 2 mg serbuk kulit + 5. Terbentuk warna
5 tetes FeCl3 P 5% coklat kehijauan
b/v

1. 2 mg serbuk kulit 1. Terbentuk warna


+ 5 tetes asam coklat kekuningan
sulfat P
2. 2 mg serbuk 2. Terbentuk warna
rimpang + 5 tetes kuning kehijauan
Serbuk Kulit Batang asam sulfat 10N
Delima 3. 2 mg serbuk akar 3. Terbentuk warna
(Granati Cortex) + 5 tetes NaOH P kuning
5% b/v
4. 2 mg serbuk akar 4. Terbentuk warna
+ 5 tetes amonia P coklat kemerahan
25%

V. HASIL PENGAMATAN
A. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Makroskopik
Simplisia Hasil Pengamatan Gambar

Kulit Kayu Manis


Warna : Coklat kemerahan
(Cinnamomi Cortex)
Bau : Bau khas kayu manis
Nama latin tanaman asal
Bentuk : Bulat dan
Cinnamomum
melengkung
zeylanicum

Kulit Batang Cempaka Warna : Coklat


(Champacae Cortex) Bau : Bau khas cempaka
Nama latin tanaman asal Bentuk : Pipih
Michelia champaca L.

Kulit Batang Delima Warna : Coklat


(Granati cortex) Bau : Berbau khas delima
Bentuk : Pipih dan panjang
Nama latin tanaman asal
Punica granatum L.

B. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Mikroskopik


Simplisia Hasil Pengamatan

Serbuk Kulit Kayu Manis Warna serbuk : Coklat tua


(Cinnamomi Cortex) Fragmen pengenal
1. Amylum

2. Sel batu

3. Serat sklerenkim

4. Parenkim dengan sel secret

Serbuk Kulit Batang Cempaka Warna serbuk : Coklat muda


(Champacae Cortex) Fragmen pengenal
1. Parenkim dengan idioblas
2. Serabut

3. Serabut dengan hablur Ca-


Oksalat

4. Amylum

5. Gabus tangensial

Serbuk Kulit Batang Delima Warna serbuk : Kuning kotor


(Granati cortex) Fragmen pengenal
1. Hablur Ca-oksalat

2. Sel gabus poligonal


3. Parenkim floem dengan hablur
bederet

4. Parenkim dengan zat samak

5. Parenkim

C. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Kimia

Simplisia Perlakuan Reaksi positif Gambar

1. 2 mg serbuk kulit 1. Terbentuk


+ 5 tetes asam warna coklat
sulfat P tua

2. 2 mg serbuk kulit 2. Terbentuk


+ 5 tetes asam warna coklat
sulfat 10N kemerahan
Serbuk Kulit
3. 2 mg serbuk kulit 3. Terbentuk
Kayu Manis
+ 5 tetes HCl warna coklat
(Cinnamomi
Pekat P kemerahan
Cortex)
4. 2 mg serbuk kulit 4. Terbentuk
+ 5 tetes NaOH P warna coklat
5% b/v kehitaman

5. 2 mg serbuk kulit 5. Terbentuk


+ 5 tetes amonia P warna coklat
25% muda
6. 2 mg serbuk kulit 6. Terbentuk
+ 5 tetes FeCl3 P warna coklat
5% b/v kehijauan

1. 2 mg serbuk kulit 1. Terbentuk


+ 5 tetes asam warna coklat
sulfat P tua

2. 2 mg serbuk kulit 2. Terbentuk


+ 5 tetes asam warna hijau
sulfat 10N kecoklatan

3. 2 mg serbuk kulit 3. Terbentuk


+ 5 tetes NaOH P warna hijau
Serbuk Kulit
5% b/v kecoklatan
Batang Cempaka
(Champacae
4. 2 mg serbuk kulit 4. Terbentuk
Cortex)
+ 5 tetes amonia P warna coklat
25%

5. 2 mg serbuk kulit 5. Terbentuk


+ 5 tetes FeCl3 P warna coklat
5% b/v kehijauan

1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk
kulit + 5 tetes warna coklat
asam sulfat P kekuningan

2. 2 mg serbuk
rimpang + 5 2. Terbentuk
tetes asam warna kuning
Serbuk Kulit sulfat 10N kehijauan
Batang Delima
(Granati Cortex) 3. 2 mg serbuk 3. Terbentuk
akar + 5 tetes warna kuning
NaOH P 5%
b/v

4. 2 mg serbuk 4. Terbentuk
akar + 5 tetes warna coklat
amonia P 25% kemerahan
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan maupun percobaan identifikasi
simplisia Kulit Batang (Cortex) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi. Kulit
batang (Cortex) yang kami amati diantaranya, Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomi
Cortex) adalah kulit batang dari Cinnamomum zeylanicum, dan diketahui mempunyai
kandungan kimia yaitu sinamaldehid, eugenol, tannin, kalsium oksalat, damar dan zat
penyamak. Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex) yang berasal dari kulit batang
Michelia champaca L, mempunyai kandungan kimia alkaloida, zat samak, damar
resin dan tannin, dan Kulit Batang Delima (Granati Cortex) adalah kulit batang dari
Punica granatum L, memiliki kandungan kimia alkaloid, dan flavonoid.
Pada pengamatan secara makroskopik hasil yang kami dapatkan adalah kulit
batang kayu manis (Cinnamomi Cortex) memiliki warna coklat kemerahan, berbau
khas aromatik kayu manis dan berbentuk bulat sedangkan pada kulit batang cempaka
(Champacae Cortex) memiliki warna coklat tua, berbau aromatik khas cempaka dan
perbukaannya pipih dan halus. Pada kulit batang delima (Granati Cortex) memiliki
warna coklat, dengan bau khas delima dan berbentuk panjang dan pipih.
Identifikasi simplisia kulit (Cortex) secara mikroskopik, merupakan pengamatan
fragmen pengenal yang diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil identifikasi
secara mikroskopik pada simplisia kulit batang kayu manis (Cinnamomi Cortex) yang
memiliki serbuk berwarna coklat tua, ketika serbuk ditambahkan satu sampai dua
tetes kloralhidrat dan diamati dibawah mikroskop ditemukan fragmen pengenal
berupa amilum, serat sklerenkim, sel batu dinding mengalami penebalan, dan
parenkim dengan hablur jarum dan sel sekret. Hasil identifikasi secara mikroskopik
pada simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex) yang memiliki serbuk
berwarna coklat muda, ketika serbuk ditambahkan satu sampai dua tetes kloralhidrat
dan diamati dibawah mikroskop ditemukan fragmen pengenal berupa amilum,
serabut, serabut dengan hablur kalsium oksalat, parenkim dengan idioblast dan
jaringan gabus tangensial. Hasil identifikasi secara mikroskopik pada simplisia kulit
batang delima (Granati Cortex) yang memiliki serbuk berwarna kuning kotor, ketika
serbuk ditambahkan satu sampai dua tetes kloralhidrat dan diamati dibawah
mikroskop ditemukan fragmen pengenal berupa jaringan gabus poligonal, parenkim
floem dengan hablur berderet-deret, hablur kalsium oksalat dan parenkim dengan zat
samak.
Pada cortex yang sudah tua atau cukup umur, biasanya mengalami penebalan
dinding sel. Amylum atau pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Parenkim disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi
jaringan-jaringan yang lain. jaringan parenkim berfungsi sebagai jaringan penghasil
dan penyimpan cadangan makanan. Pada parenkim ditemukan kelenjar secret yang
merupakan kelenjar pada tumbuhan untuk mengeluarkan cairan lengket yang disebut
dengan getah. Pada simplisia cortex terdapat sel gabus, fungsi jaringan gabus adalah
untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel
gabus yang bersifat kedap air. Sel batu dapat ditemui terutama pada bagian pembuluh
tapis, sel kayu, buah dan juga biji. Sel batu berkembang dari sel parenkim yang
dindingnya telah mengalami penebalan skunder. Serat sklerenkim adalah sel yang
sudah mati dengan ujung yang meruncing. Dinding sel serat mengalami penebalan
dari zat kayu dan mengandung selulosa.
Identifikasi simplisia kulit batang (Cortex) secara kimiawi adalah percobaan
yang dilakukan dengan menambahkan beberapa zat-zat atau senyawa-senyawa
tertentu untuk melihat hasil positif atau negatif. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui berbagai macam kandungan zat yang terdapat dalam jaringan tanaman,
dimana dengan pereaksi spesifik zat-zat tersebut akan memberikan warna yang khas
sehingga mudah dideteksi. Reagen-reagen yang digunakan pada pengamatan secara
kimiawi yaitu, asam sulfat P dimana reagen ini merupakan reagen yang digunakan
untuk mengientifikasi adanya triterpenoid dan steroid. Asam sulfat 10 N dan NaOH P
5% b/v dalam etanol P merupakan reagen kimia yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya triterpenoid, steroid dan minyak atsiri. Ammonia (25%) P
adalam reagen kimia yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa
flavonoid, FeCl3 P 5% b/v adalah reagen kimia yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya tanin. HCl digunakan untuk mengidentifikasi adanya lignin,
dan FeCl3 digunakan untuk mengidentifikasi alkaloid.
Kulit batang kayu manis (Cinnamomi Cortex) ketika ditambahkan Asam
Sulfat P diperoleh hasil berwarna coklat pekat, dengan Asam Sulfat 10 N diperoleh
hasil berwarna coklat kemerahan, dengan HCl pekat P juga dihasilkan warna coklat
kemerahan, dengan NaOH P 5% b/v dihasilkan warna coklat kehitaman, dengan
ammonia P 25% dihasilkan warna coklat muda, dan dengan FeCl3 LP dihasilkan
warna coklat kehijauan. Kulit batang cempaka (Champacae Cortex) ketika
ditambahkan Asam Sulfat P diperoleh hasil berwarna coklat tua (positif), dengan
Asam Sulfat 10 N terbentuk warna hijau kecoklatan (positif), dengan NaOH P 5% b/v
dalam etanol juga dihasilkan warna hijau kecoklatan (positif), dengan ammonia P
25% dihasilkan warna coklat (positif), dan dengan FeCl3 LP dihasilkan warna coklat
kehijauan (positif). Kulit batang delima (Granati Cortex) ketika ditambahkan Asam
Sulfat P diperoleh hasil berwarna coklat kekuningan (positif), dengan Asam Sulfat 10
N terbentuk warna kuning kecoklatan (negatif), dengan NaOH P 5% b/v dalam etanol
dihasilkan warna kuning (positif), dan dengan ammonia P 25% dihasilkan warna
coklat kemerahan (positif).

VII. KESIMPULAN
1. Identifikasi simplisia rimpang secara makroskopik
Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex), simplisia kulit batang cempaka
(Champacae Cortex) dan simplisia kulit batang delima (Granati Cortex)
mempunyai warna yang berbeda namun serupa, mempunyai bau khas yang
berbeda – beda.
2. Identifikasi simplisia rimpang secara mikroskopik
 Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex) mempunyai fragmen
amilum, serat sklerenkim, sel batu dinding mengalami penebalan, dan
parenkim dengan hablur jarum dan sel sekret
 Simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex) mempunyai fragmen
pengenal berupa amilum, serabut, serabut dengan hablur kalsium oksalat,
parenkim dengan idioblast dan jaringan gabus tangensial.
 Simplisia kulit batang delima (Granati Cortex) mempunyai fragmen
pengenal berupa jaringan gabus poligonal, parenkim floem dengan hablur
berderet-deret, hablur kalsium oksalat dan parenkim dengan zat samak.
3. Identifikasi simplisia rimpang secara kimiawi
Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex), simplisia kulit batang cempaka
(Champacae Cortex) dan simplisia kulit batang delima (Granati Cortex)
menunjukan hasil positif terhadap semua reagen yang digunakan.
 Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex) mengandung triterpenoid,
steroid dan minyak atsiri, flavonoid, lignin, dan alkaloid.
 Simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex) mengandung minyak
atsiri : triterpenoid dan steroid, flavonoid, dan alkaloid.
 Simplisia kulit batang delima (Granati Cortex) mengandung minyak atsiri
: triterpenoid dan steroid dan senyawa flavonoid.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Penuntun Praktikum Farmakognosi D-3 Farmasi. Fakultas Farmasi Universitas


Mahasaraswati. Denpasar. 2019

Karin. 2019. Laporan Praktikum Farmakognosi Endah. Diakses dari :


https://id.scribd.com/document/401274414/Laporan-Praktikum-Farmakognosi-
Endah. Pada tanggal : 9 November 2019

Anonim. Ciri Makroskopik dan Mikroskopik Simplisia (I). Diakses dari https://ilmu-
kefarmasian.blogspot.com/2012/05/makroskopik-dan-mikroskopik-simplisia-
i.html?m=0. Pada tanggal 4 Desember 2019

Puji, Rizky. 2014. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Diakses dari
https://www.softilmu.com/2014/08/struktur-dan-fungsi-jaringan tumbuhan.html.
Diakses pada tanggal 4 Desember 2019.

Haddar, S.2017.SIMPLISIA FARMAKOGNOSI. Diambil dari


http://suniahaddar.blogspot.com/2017/01/simplisia-farmakognosi.html?m=1
Diakses pada 12 Desember 2019

Rahmina, E.Farmakognosi Mikroskopi. Diambil dari


https://www.academia.edu/23262882/Farmakognosi_Mikroskopi . Diakses pada
12 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai