I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan identifikasi macam – macam simplisia
kulit (cortex) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.
Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat
tinggi yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi
kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Bagian – bagian
yang dapat dilihat pada penampang melintang cortex yaitu :
Dalam analisa kualitatif cortex diamati 3 jenis kulit yaitu cortex kayu manis
(Cinnamomi Cortex), kulit batang cempaka (Champacae Cortex), dan kulit batang
delima (Granati Cortex).
1. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)
Klasifikasi : Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum zeylanicum
Organolepis : Warna coklat tua, bau khas aromatis, rasa khas
kayu manis yang hangat.
Makroskopik : Kulit kayu berwarna coklat kemerahan dan
biasanya menggulung
Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu sel batu,
serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium
oksalat
Kandungan zat aktif : Kandungan kimia dalam kulit kayu manis
adalah sinamaldehide 60-75%, eugenol 66-80%,
minyak asiri 0.5-1%, tanin, kalsium oksalat,
damar, dan zat penyamak. Komponen lainnya
dari minyak asiri betakarofilen, etil sinamat,,
metil kavikol, dan linalool. Kayu manis juga
mengandung cinnzelanol, kumarin, felandren,
dan benzil benzoat.
2. Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)
Klasifikasi : Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub divisi : Magnoliosida
Ordo : Magnoliales
Family : Magnoliaseae
Genus : Magnolia
Spesies : Michelia champaca L.
Organoleptis : Berwarna coklat tua dan berbau aromatis
Makroskopik : Berbentuk potongan-potongan atau kepingan,
bagian dalam berserat, keras.
Mikroskopik : terdapat serabut, sel batu, sel parenkim dengan
idioblas, jaringan gabus tampak tangensial, butir
pati, serabut dengan jari – jari.
Kandungan zat aktif : Kandungan kimia dalam kulit batang cempaka
adalah alkaloida, zat samak, damar, resin, tanin.
Khasiatnya untuk demam, pusing (vertigo),
badan terasa lemah, radang tenggorokan,
gangguan pencernaan, menambah nafsu makan,
rematik, keputihan, haid tidak teratur, cacingan.
V. HASIL PENGAMATAN
A. Identifikasi Simplisia kulit (Cortex) secara Makroskopik
Simplisia Hasil Pengamatan Gambar
2. Sel batu
3. Serat sklerenkim
4. Amylum
5. Gabus tangensial
5. Parenkim
1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk
kulit + 5 tetes warna coklat
asam sulfat P kekuningan
2. 2 mg serbuk
rimpang + 5 2. Terbentuk
tetes asam warna kuning
Serbuk Kulit sulfat 10N kehijauan
Batang Delima
(Granati Cortex) 3. 2 mg serbuk 3. Terbentuk
akar + 5 tetes warna kuning
NaOH P 5%
b/v
4. 2 mg serbuk 4. Terbentuk
akar + 5 tetes warna coklat
amonia P 25% kemerahan
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan maupun percobaan identifikasi
simplisia Kulit Batang (Cortex) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi. Kulit
batang (Cortex) yang kami amati diantaranya, Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomi
Cortex) adalah kulit batang dari Cinnamomum zeylanicum, dan diketahui mempunyai
kandungan kimia yaitu sinamaldehid, eugenol, tannin, kalsium oksalat, damar dan zat
penyamak. Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex) yang berasal dari kulit batang
Michelia champaca L, mempunyai kandungan kimia alkaloida, zat samak, damar
resin dan tannin, dan Kulit Batang Delima (Granati Cortex) adalah kulit batang dari
Punica granatum L, memiliki kandungan kimia alkaloid, dan flavonoid.
Pada pengamatan secara makroskopik hasil yang kami dapatkan adalah kulit
batang kayu manis (Cinnamomi Cortex) memiliki warna coklat kemerahan, berbau
khas aromatik kayu manis dan berbentuk bulat sedangkan pada kulit batang cempaka
(Champacae Cortex) memiliki warna coklat tua, berbau aromatik khas cempaka dan
perbukaannya pipih dan halus. Pada kulit batang delima (Granati Cortex) memiliki
warna coklat, dengan bau khas delima dan berbentuk panjang dan pipih.
Identifikasi simplisia kulit (Cortex) secara mikroskopik, merupakan pengamatan
fragmen pengenal yang diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil identifikasi
secara mikroskopik pada simplisia kulit batang kayu manis (Cinnamomi Cortex) yang
memiliki serbuk berwarna coklat tua, ketika serbuk ditambahkan satu sampai dua
tetes kloralhidrat dan diamati dibawah mikroskop ditemukan fragmen pengenal
berupa amilum, serat sklerenkim, sel batu dinding mengalami penebalan, dan
parenkim dengan hablur jarum dan sel sekret. Hasil identifikasi secara mikroskopik
pada simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex) yang memiliki serbuk
berwarna coklat muda, ketika serbuk ditambahkan satu sampai dua tetes kloralhidrat
dan diamati dibawah mikroskop ditemukan fragmen pengenal berupa amilum,
serabut, serabut dengan hablur kalsium oksalat, parenkim dengan idioblast dan
jaringan gabus tangensial. Hasil identifikasi secara mikroskopik pada simplisia kulit
batang delima (Granati Cortex) yang memiliki serbuk berwarna kuning kotor, ketika
serbuk ditambahkan satu sampai dua tetes kloralhidrat dan diamati dibawah
mikroskop ditemukan fragmen pengenal berupa jaringan gabus poligonal, parenkim
floem dengan hablur berderet-deret, hablur kalsium oksalat dan parenkim dengan zat
samak.
Pada cortex yang sudah tua atau cukup umur, biasanya mengalami penebalan
dinding sel. Amylum atau pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Parenkim disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi
jaringan-jaringan yang lain. jaringan parenkim berfungsi sebagai jaringan penghasil
dan penyimpan cadangan makanan. Pada parenkim ditemukan kelenjar secret yang
merupakan kelenjar pada tumbuhan untuk mengeluarkan cairan lengket yang disebut
dengan getah. Pada simplisia cortex terdapat sel gabus, fungsi jaringan gabus adalah
untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel
gabus yang bersifat kedap air. Sel batu dapat ditemui terutama pada bagian pembuluh
tapis, sel kayu, buah dan juga biji. Sel batu berkembang dari sel parenkim yang
dindingnya telah mengalami penebalan skunder. Serat sklerenkim adalah sel yang
sudah mati dengan ujung yang meruncing. Dinding sel serat mengalami penebalan
dari zat kayu dan mengandung selulosa.
Identifikasi simplisia kulit batang (Cortex) secara kimiawi adalah percobaan
yang dilakukan dengan menambahkan beberapa zat-zat atau senyawa-senyawa
tertentu untuk melihat hasil positif atau negatif. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui berbagai macam kandungan zat yang terdapat dalam jaringan tanaman,
dimana dengan pereaksi spesifik zat-zat tersebut akan memberikan warna yang khas
sehingga mudah dideteksi. Reagen-reagen yang digunakan pada pengamatan secara
kimiawi yaitu, asam sulfat P dimana reagen ini merupakan reagen yang digunakan
untuk mengientifikasi adanya triterpenoid dan steroid. Asam sulfat 10 N dan NaOH P
5% b/v dalam etanol P merupakan reagen kimia yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya triterpenoid, steroid dan minyak atsiri. Ammonia (25%) P
adalam reagen kimia yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa
flavonoid, FeCl3 P 5% b/v adalah reagen kimia yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya tanin. HCl digunakan untuk mengidentifikasi adanya lignin,
dan FeCl3 digunakan untuk mengidentifikasi alkaloid.
Kulit batang kayu manis (Cinnamomi Cortex) ketika ditambahkan Asam
Sulfat P diperoleh hasil berwarna coklat pekat, dengan Asam Sulfat 10 N diperoleh
hasil berwarna coklat kemerahan, dengan HCl pekat P juga dihasilkan warna coklat
kemerahan, dengan NaOH P 5% b/v dihasilkan warna coklat kehitaman, dengan
ammonia P 25% dihasilkan warna coklat muda, dan dengan FeCl3 LP dihasilkan
warna coklat kehijauan. Kulit batang cempaka (Champacae Cortex) ketika
ditambahkan Asam Sulfat P diperoleh hasil berwarna coklat tua (positif), dengan
Asam Sulfat 10 N terbentuk warna hijau kecoklatan (positif), dengan NaOH P 5% b/v
dalam etanol juga dihasilkan warna hijau kecoklatan (positif), dengan ammonia P
25% dihasilkan warna coklat (positif), dan dengan FeCl3 LP dihasilkan warna coklat
kehijauan (positif). Kulit batang delima (Granati Cortex) ketika ditambahkan Asam
Sulfat P diperoleh hasil berwarna coklat kekuningan (positif), dengan Asam Sulfat 10
N terbentuk warna kuning kecoklatan (negatif), dengan NaOH P 5% b/v dalam etanol
dihasilkan warna kuning (positif), dan dengan ammonia P 25% dihasilkan warna
coklat kemerahan (positif).
VII. KESIMPULAN
1. Identifikasi simplisia rimpang secara makroskopik
Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex), simplisia kulit batang cempaka
(Champacae Cortex) dan simplisia kulit batang delima (Granati Cortex)
mempunyai warna yang berbeda namun serupa, mempunyai bau khas yang
berbeda – beda.
2. Identifikasi simplisia rimpang secara mikroskopik
Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex) mempunyai fragmen
amilum, serat sklerenkim, sel batu dinding mengalami penebalan, dan
parenkim dengan hablur jarum dan sel sekret
Simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex) mempunyai fragmen
pengenal berupa amilum, serabut, serabut dengan hablur kalsium oksalat,
parenkim dengan idioblast dan jaringan gabus tangensial.
Simplisia kulit batang delima (Granati Cortex) mempunyai fragmen
pengenal berupa jaringan gabus poligonal, parenkim floem dengan hablur
berderet-deret, hablur kalsium oksalat dan parenkim dengan zat samak.
3. Identifikasi simplisia rimpang secara kimiawi
Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex), simplisia kulit batang cempaka
(Champacae Cortex) dan simplisia kulit batang delima (Granati Cortex)
menunjukan hasil positif terhadap semua reagen yang digunakan.
Simplisia kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex) mengandung triterpenoid,
steroid dan minyak atsiri, flavonoid, lignin, dan alkaloid.
Simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex) mengandung minyak
atsiri : triterpenoid dan steroid, flavonoid, dan alkaloid.
Simplisia kulit batang delima (Granati Cortex) mengandung minyak atsiri
: triterpenoid dan steroid dan senyawa flavonoid.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Ciri Makroskopik dan Mikroskopik Simplisia (I). Diakses dari https://ilmu-
kefarmasian.blogspot.com/2012/05/makroskopik-dan-mikroskopik-simplisia-
i.html?m=0. Pada tanggal 4 Desember 2019
Puji, Rizky. 2014. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Diakses dari
https://www.softilmu.com/2014/08/struktur-dan-fungsi-jaringan tumbuhan.html.
Diakses pada tanggal 4 Desember 2019.