HERBA
KELOMPOK II (DUA)
KELAS 04
ANGKATAN 2021
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hayati yang sangat besar, salah satu tumbuhan yang dikenal yaitu tumbuhan herba.
Tumbuhan Herba dibahas dalam bidang Farmakognosi yang dikenal sebagai suatu
ilmu yang mempelajari tentang obat atau bahan obat yang berasal dari alam baik
bahasa Yunani yang artinya Pharmacon adalah obat atau gnosis adalah ilmu
pengetahuan. Dalam Farmakognosi, yang menjadi objek atau bahan yang diamati
adalah bahan alam berupa tumbuhan, tumbuhan yang memiliki banyak kandungan
Tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah herba atau dikenal
sebagai sebutan tumbuhan herba. Tumbuhan herba ini sangat berperan penting
sebagai sumber pakan satwa, obat obatan dan sumber kelestarian untuk mengatasi
penyebutan yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan semangat atau
dan di tempat-tempat yang basah yang memungkinkan tumbuhan itu bisa hidup,
tanpa ada gangguan dari predator. Keberadaan naungan pohon, kualitas tanah, dan
penting untuk dilakukan. Berdasarkan hal itu, sebagai seorang Farmasis dituntut
untuk dapat mengenali bentuk morfologi atau anatomi serta kandungan kimia dari
simplisia, sehingga dapat dianalisis kandungan zat dan diketahui kemampuan efek
terapi dari kandungan simplisia Herba. Oleh karena itu, dari latar belakang yang
simplisia herba.
B. Maksud Percobaan
makroskopik.
C. Tujuan Percobaan
secara histokimia.
D. Manfaat Percobaan
herba.
E. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu menganalisis serbuk herba secara
organoleptik yang diamati berupa rasa, bau, dan warna. Selain itu uji mikroskopik
A. Teori Umum
Herba adalah tumbuhan pendek (0,3-2 meter) tidak mempunyai kayu dan
tidak berkayu yang tersebar dalam bentuk kelompok individu atau soliter pada
berbagai kondisi habitat seperti tanah yang lembab atau berair, tanah yang kering,
dan tumbuh hampir di semua tempat atau habitat sehingga mempunyai jumlah
yang sangat besar di alam, juga merupakan sebagai salah satu tumbuhan penyusun
hutan. Herba memiliki daya saing yang kuat dan adapatasi yang tinggi terhadap
seperti daun, buah, bunga, akar, timpang, batang kulit dan getah dimanfaatkan
tempat yang menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tubuh tumbuhan. Faktor-
tumbuhan herba dapat dikelompokkan atas faktor cahaya, suhu, pH tanah dan
2. Suhu tanah
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan sekalah
pada kisaran suhu minimum 45°C hingga suhu maksimum 36°C (Seri, 2018).
3. pH tanah
4. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah terdapat dalam bentuk air hujan atau irigasi pada permukaan
ada di bumi ini secara teratur. Klasifikasi ini tidak lain adalah pembentukan
kelompok makhluk hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di
berbunga dan berbuah, lalu akan tumbuh kembali menyemai benih. Misalnya
jagung.
2. Tumbuhan Biennial
dan lobak.
3. Tumbuhan Parennial
bawah tanah sehingga tunggu abadi. Contohnya bunga bangkai dan keladi
Struktur umum tumbuhan herba terbagi menjadi lima menurut (Enisa, 2018)
yaitu :
1. Akar
berfungsi menyerap air, zat hara, dan garam mineral. Pada tumbuhan herba
selain memiliki akar utama juga memiliki akar yang berbentuk ombak, gasing,
berbentuk umbi yang berfungsi sebagai alat untuk menempel pada tumbuhan
lain.
2. Batang
Berfungsi mengangkut air dan zat hara ke seluruh organ tumbuhan (xylem)
dan mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ tumbuhan (floem). Ada dua
jenis batang pada tumbuhan herba yaitu batang basah dan rumput. Batang
basah memiliki batang yang lunak dan berair, batang yang tidak keras dan
3. Daun
berukuran besar, ada juga yang memiliki daun sangat kecil serta ada pula yang
Pada tumbuhan herba terdapat berbagai macam bentuk bunga, ada bunga
lengkap (memiliki dua alat kelamin) dan ada juga berkelamin tunggal.
5. Buah/ biji
Buah pada tumbuhan herba terdiri dari buah tunggal, buah ganda dan buah
majemuk. Adapun biji pada tumbuhan herba terbagi atas dua kelompok:
(Syafriana, 2020) :
1. Phylanthi herba
2. Centella aciatica
Perhatikan : urat daun dengan kristal kalsium oksalat, berkas pembuluh kayu
4. Thymi herba
dengan rambut kelenjar dan stomata tipe diasitik, fragmen batang epidermis
atas dengan penebalan kecil pada dinding samping, pembuluh kayu dan serabut
sklerenkim.
B. Uraian Bahan
RM / BM : NH3 / 17,03
Rumus struktur :
RM / BM : H2SO4 / 98,07
Rumus struktur :
RM / BM : FeCl3 / 162,2
Rumus struktur :
RM / BM : KOH / 56,105
Rumus struktur :
RM / BM : NaOH / 40
Rumus struktur :
1. Bayam merah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
b. Morfologi
mencapai kurang lebh satu setengah meter. Bayam merah memiliki ciri-
ciri berdaun tunggal, ujung runcing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan
mungil dari ketiak daun dan ujung batang pada rangkaian tandan. Buahnya
tidak berdaging, tetapi biji nya banyak, sangat kecil, bulat, dan mudah
pecah. Tanaman ini memiliki akar Tunggang dan berakar samping. Akar
Alat reproduksi Bayam yaitu secara generatif (biji), dan dari setiap
tandan bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Bayam merah,
dipanen pada saat tanaman berumur muda, sekitar 40 hari setelah sebar,
dengan tinggi sekitar 20 cm. Bayan ini dicabut bersama akarnya yang
c. Kandungan
1. Air 88,5 g
3. Protein 2,2 g
4. Lemak 0,8 g
5. Karbohidrat 6,3 g
6. Serat 2,2 g
7. Abu 2,2 g
8. Kalsium 520 mg
9. Fosfor 80 mg
10. Besi 7 mg
11. Natrium 20 mg
12. Kalium 60 mg
d. Manfaat
osteoporosis, sakit karena sengatan lipan atau kena gigitan ulat bulu.
luka bakar, memelihara kesehatan kulit dan mengobati kepala pusing. Akar
Bayam merah bermanfaat sebagai obat Disentri. Infusa darurat Bayam 30%
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, batang pengaduk,
cawan porselin, deck glass, laptop, mikroskop digital, objek glass, pipet tetes, rak
tabung, sendok tanduk, spiritus, tabung reaksi (Iwaki®), dan timbangan analitik.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, Amonia (NH 3)
25%, asam sulfat P (H2SO4), batang Bayan merah (Amaranthus tricolor L.), Feri
klorida (FeCl3) 5%, Kalium hidroksida (KOH) 5%, dan Natrium hidroksida
(NaOH) 5%.
B. Cara Kerja
1. Pengamatan Organoleptik
serbuk batang secukupnya. Diamati warna, bau, dan rasa. Kemudian dicatat
hasilnya.
2. Pengamatan makroskopik
Dengan kloralhidrat
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian diambil serbuk
atas spiritus hingga kering, ditutup dengan deck glass lalu diamati di bawah
antara lain Amonia (NH3) 25%, asam sulfat P (H 2SO4), Feri klorida (FeCl3)
5%, Kalium hidroksida (KOH) 5%, dan Natrium hidroksida (NaOH) 5%, dan
A. Tabel Pengamatan
1. Pengamatan Organoleptik
Sampel Keterangan
2. Pengamatan Mikroskopik
a. Dengan Klorallhidrat
(Caulis Amaranthust
tricolor L)
2 1 2 1
Keterangan : Keterangan :
1. Endodermis 1. Endodermis
2. Xylem 2. Xylem
Batang Bayam Merah
(Caulis Amaranthust
tricolor L)
1 1
Keterangan : Keterangan :
1. korteks 1. korteks
(Caulis Amaranthust
tricolor L)
1 1
Keterangan : Keterangan :
1. Sklerenkim 1. Sklerenkim
3. Uji histokimia
(Caulis Amaranthust
tricolor L) + Amonia
(NH3) 25 %
Keterangan : Keterangan :
kecoklatan kemerahan
(Caulis Amaranthust
tricolor L) + Asam
sulfat p (H2SO4)
Keterangan : Keterangan :
kecoklatan kehitaman
(Caulis Amaranthust
tricolor L) + Feri
Klorida (FeCl3) 5 %
Keterangan : Keterangan :
kecoklatan muda
(Caulis Amaranthust
tricolor L) + Kalium
Hidroksida (KOH) 5%
Keterangan :
kecoklatan
(Caulis Amaranthust
tricolor L) + Natrium
Hidroksida (NaOH)
5% Keterangan : Keterangan :
kecoklatan
B. Pembahasan
Herba adalah tumbuhan kecil yang tidak menjalar, batang tidak berkayu dan
tinggi kurang 1,5 m. Herba sebagai tumbuhan bawah yang berfungsi dalam
peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara langsung. Selain fungsi
ekologi, herba juga bermanfaat sebagai bahan pangan, sumber energi dan sumber
yaitu herba dengan tujuan untuk mengidentfikasi ciri-ciri spesifik serbuk herba
batang pangaduk, cawan porselin, deck glass, leptop, mikroskop digital, objek
glass, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, spiritus, tabung reaksi dan
timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digurala yah Amonia (NH 3) 25%,
Asam sulfat P (H2SO4), Batang bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.),
(NaOH) 5%.
Adapun cara kerja dari praktikum "Herba" ini diantaranya, untuk pengamatan
organoleptik yaitu disiapkan alat dan bahan akan digunakan kemudian, diambil
serbuk batang Bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) selanjutnya, diamati
warna, bau dan rasa, Kemudian dicatat hasilnya. Selanjutnya, adapun hasil yang
didapatkan diantaranya pada serbuk batang Bayam merah (Caulis Amaranthus
tricolor L.) memiki warna hijau kecoklatan, bau Khas (aromatik) dan rasa khas
(Amaranthus tricolor L.) memiliki makroskopik yaitu serbuk kasar, bau khas, rasa
khas (pahit) dan wama hijau tua kehitaman dan coklat kehitaman, sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk hasil yang didapatkan pada pegamatan makroskopik ini
mengguanakan kloralidrat yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian drambil serbuk batang Bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.)
1-2 tetes, lalu dipanaskan di atas spiritus hingga kering. Ditutup dengan deck glass
lalu diamati dibawah mikroskop dan dicatat hasil yang diperoleh. Selanjutnya
hasil yang diperoleh diantaranya pada batang Bayam merah (Caulis Amaranthus
Berdasarken teori menurut (Noor Rasmana, 2019), adapun hasil mikroskopik dari
batang Bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) yaitu terdapat epidermis,
floem, xylem, endodermis, korteks dan sklerenkim. Sehingga untuk itu dapat
Dan pada pengamaton histokima, adapun cara kerjanya yaitu disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, lalu ditimbang serbuk sebanyak kurang lebih 2
yaitu antara lain Amonia (NH3) 25%, Asam sulfat p (H2SO4), Feri Klorida (FeCl3)
5%, kalium hidroksida (KOH) 5%, Natrium hidrokside, (NaOH) 5% dan diamati
yaitu pertama, pada penambahan reagen amonia (NH3) 25%, Kalium hidroksida
coklat kemerahan. Kedua pada penambahan reagen asam sulfat p (H 2SO4) terjadi
Ketiga pada penambahan reagen Feri Florida (FeCl 3) 5% terjadi perubahan warna
dari serbuk berwarna hijau kecoklatan ke coklat muda. Dan Keempat pada
penamb ahan Natrium hidroksida (NaOH)5% terjadi Perubahan warna dari serbuk
Rumoras, 2018) pada uji alkaloid ektrak akan menghasilkan warna coklat atau
jingga. Pada uji fenolik ekstrak akan mengjasilkan warna coklat atau kuning
kecoklatan. Pada uji tanin ekstrak akan menghasilkan warna hitam kebiruan atau
hijau sehingga untuk itu dapat disimpulkan bahwa pada uji histokimia untuk
A. Kesimpulan
bayam merah (Caulis Amanranthus tricolor L.) memiliki bau yang khas aromatik,
rasa pahit dan warna hijau kecoklatan, pada uji mikrokopik dengan penambahan
larutan kloralhidrat Serbuk batang hayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.)
memiliKI endodermis, xylem, Korteks dan jaringan sklerenkim dan pada uji
histokimia serbuk batang bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) yang
telah ditambahkan reagen kimia (Amonia (NH3), asam sulfat (H2SO4), feri klorida
B. Saran
1. Laboratorium
2. Asisten
Desy Savith My Tyar, Elfen heranto dan xlong for this 209. Tumbuhan herba
berpotensi Obat dikawasan RPH sumberjati. Universites Muhammadyah
Jember : Jawa timur.
Efendi Kurana dan Duryanti. 2020. Pengaruh pemberian ekstrak etanol 70%
Daun bayan merah (Amaranthus tricolor L) dalam meghambat kecacatan
fetus muncit bunting yang terpapar asap rokok. universitas
Muhammadiyah prof. Dr. Hmida : Jakarta.
Enisa Fitri. 2018. Kekayaan Jenis tumbuhan herba dikawasan sumber air panas
IG Jne Gunung seilawahiagam sebagai penunjang matakuliah ekologi
tumbuhan. Universitas Negeri Islam Ar-raini : Aceh.
Luchman Hakim. 2015. Buku Rempah dan Herba kebun Pekarangan rumah
masyarakat. Diandra Pustaka : Yogyakarta.
Maryani, Seri, Yusra, Eva, Maliki dan Muhlish hidayat. 2018. Keanekaragaman
Tumbuhan Herba di daerah Aliran sungai Tapak moge sebagai referensi
perdukung pembelajaran Keanekaragaman Hayati di SMAN 16 takenyon.
UIN Ranny : Banda Aceh.
Noor Rasuane, Nisa Yulis fika dan putri Agustian. 2019. Preparat Jaringan
Tumbuhan dengan Menggunakan Pewarna Alami sebagai Meda Belajar
Jaringan Tumbuhan praktikum biologi sel. Jurnal sains vol. No. 2.
Rita Dinna, Yusfitri, Hurim Merar dan Norhidayat. 2021. Ekologi Tumbuhan
Herba dan liamna. Pustaka learning center : Samarinda.
Setiawan, Shifaf, Mukaromah, Ana H.Sulityaningsih, Ayu R. 2017. Analisis
Kadar Asam Oksalat Pada Air Rebusan Bayam Merah (Amaranthus
Tricolor L) Awal Dan Yang Didiaman Pada Suhu Ruangan. Universitas
Muhammadyah Semarang : Semarang.
1. Skema Kerja
a. Pengamata Organoleptik
sampel
Diambil serbuk batang
b. Pengamatan mikroskopik
sampel
c. Pengamatan Histokimia
sampel
V 1 X %1 = V2 X %2
V1 = 1000/25
V1 = 110 ml
Diket : BJ = 1,84 BE = ½ X Mr
% = 96 = ½ x 98
Mr = 98 Valensi 2 = 49 g/mol
Penyelesaian :
N H2SO4 = % X BJ X 1000/BE
= 36, 42 N
V1 X N 1 = V2 X N2
V1 X 36 = 1000 X 1 ml
V1 = 1000/36