Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PERCOBAAN III

ANALISIS MIKROSKOPIK, MAKROSKOPIK, DAN HISTOKIMIA

HERBA

KELOMPOK II (DUA)

KELAS 04

ANGKATAN 2021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan keanekaragaman

hayati yang sangat besar, salah satu tumbuhan yang dikenal yaitu tumbuhan herba.

Tumbuhan Herba dibahas dalam bidang Farmakognosi yang dikenal sebagai suatu

ilmu yang mempelajari tentang obat atau bahan obat yang berasal dari alam baik

dari tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun mineral. Farmakognosi berasal dari

bahasa Yunani yang artinya Pharmacon adalah obat atau gnosis adalah ilmu

pengetahuan. Dalam Farmakognosi, yang menjadi objek atau bahan yang diamati

adalah bahan alam berupa tumbuhan, tumbuhan yang memiliki banyak kandungan

yang bisa dimanfaatkan menjadi obat (Mukhriani, 2014).

Tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah herba atau dikenal

sebagai sebutan tumbuhan herba. Tumbuhan herba ini sangat berperan penting

sebagai sumber pakan satwa, obat obatan dan sumber kelestarian untuk mengatasi

kerusakan lingkungan. Tumbuhan Herba merupakan salah satu jenis tumbuhan

penyebutan yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan semangat atau

pohon (Maryani dkk., 2018).

Tumbuhan herba habitatnya bisa hidup di bawah vegetasi tumbuhan tertentu

dan di tempat-tempat yang basah yang memungkinkan tumbuhan itu bisa hidup,

tanpa ada gangguan dari predator. Keberadaan naungan pohon, kualitas tanah, dan

kondisi lingkungan yang terbentuk direspon oleh kehadiran berbagai spesies

tumbuhan baik herbal maupun rumput. Kondisi tersebut membentuk suatu


komunitas vegetasi yang spesifik dan unik, sehingga menarik untuk diteliti,

kehadiran tumbuhan juga dapat digunakan sebagai indicator kesuburan serta

kestabilan tanah (Yusra dkk., 2017).

Diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis pada simplisia herba

penting untuk dilakukan. Berdasarkan hal itu, sebagai seorang Farmasis dituntut

untuk dapat mengenali bentuk morfologi atau anatomi serta kandungan kimia dari

simplisia, sehingga dapat dianalisis kandungan zat dan diketahui kemampuan efek

terapi dari kandungan simplisia Herba. Oleh karena itu, dari latar belakang yang

ada maka perlu dilakukan percobaan analisis makroskopik dan mikroskopik

simplisia herba.

B. Maksud Percobaan

1. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik dari serbuk herba

Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) secara organoleptik atau

makroskopik.

2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik dari

serbuk herba Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) secara mikroskopik.

3. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi serbuk herba Bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) secara histokimia.

C. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengidentifikasi ciri-ciri spesifik dari serbuk herba Bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) secara organoleptik atau makroskopik.

2. Untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik dari serbuk herba Bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) secara mikroskopik.


3. Untuk mengidentifikasi serbuk herba Bayam merah (Amaranthus tricolor L.)

secara histokimia.

D. Manfaat Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan memahami dan

menambah pengetahuan mengenai analisis makroskopik dan mikroskopik serbuk

herba.

E. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu menganalisis serbuk herba secara

organoleptik yang diamati berupa rasa, bau, dan warna. Selain itu uji mikroskopik

menggunakan alat mikroskop dan juga uji histokimia dengan penambahan

beberapa reagen kimia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Herba adalah tumbuhan pendek (0,3-2 meter) tidak mempunyai kayu dan

berbatang basah karena banyak mengandung air. Herba merupakan tumbuhan

tidak berkayu yang tersebar dalam bentuk kelompok individu atau soliter pada

berbagai kondisi habitat seperti tanah yang lembab atau berair, tanah yang kering,

batu-batuan dan habitat dengan naungan yang rapat (Meifa, 2018).

Tumbuhan herba bersifat kosmopolit di alam karena sangat mudah menyebar

dan tumbuh hampir di semua tempat atau habitat sehingga mempunyai jumlah

yang sangat besar di alam, juga merupakan sebagai salah satu tumbuhan penyusun

hutan. Herba memiliki daya saing yang kuat dan adapatasi yang tinggi terhadap

tumbuhan disekitarnya (seperti semak, perdu, bahkan pohon) sehingga mampu

tumbuh di tempat yang kosong. Tanaman Herba sering dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-hari, salah satunya sebagai tumbuhan obat. Bagian tumbuhan

seperti daun, buah, bunga, akar, timpang, batang kulit dan getah dimanfaatkan

sebagai obat. Bagian-bagian tumbuhan tersebut dimanfaatkan secara langsung

maupun melalui proses pengolahan terlebih dahulu (Desy, 2019).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhan herba merupakan tanah sebagai

tempat yang menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tubuh tumbuhan. Faktor-

faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan herba dapat dikelompokkan atas faktor cahaya, suhu, pH tanah dan

kelembaban tanah (Seri, 2018).


1. Cahaya

Cahaya matahari adalah sumber energi bagi kehidupan seluruh makhluk

hidup di dunia. Khususnya tumbuhan yang berklorofil, cahaya matahari sangat

menentukan proses fotosintesis. Cahaya matahari dapat dicerna ketika air

tersedia di dalam tumbuhan agar proses metabolisme dalam tumbuhan berjalan

lancar (Seri, 2018).

2. Suhu tanah

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan sekalah

tertentu dengan menggunakan thermometer. Tumbuhan Herba dapat hidup

pada kisaran suhu minimum 45°C hingga suhu maksimum 36°C (Seri, 2018).

3. pH tanah

Level optimum pH tanah untuk penggunaan lahan berkisar antara 5-7,5.

Tanah dengan pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa) membatasi pertumbuhan

tanaman (Seri, 2018).

4. Kelembaban tanah

Level optimum untuk kelembaban tanah berkisar antara 50-80.

Kelembaban mempengaruhi tahap awal dalam perkembangan suatu tumbuhan.

Kelembaban tanah terdapat dalam bentuk air hujan atau irigasi pada permukaan

tanah atau di sekitar perakaran tumbuhan (Seri, 2018).

Ciri-ciri tumbuhan herba ada sembilan menurut (Luchaman, 2019) yaitu :

1. Sistem perakaran serabut dan rimpang

2. Batang tumbuhan herba umumnya berwarna hijau dengan sedikit jaringan

kayu atau tidak ada


3. Daun berjejal pada pangkal batang

4. Pelepah daun ada atau tidak ada

5. Tenda bunga tidak ada

6. Berkembang biak dengan biji atau tunas

7. Bunga keluar dari ketiak daun

8. Batang tumbuhan herba berbentuk bulat dan kebanyakan segitiga

9. Umurnya relatif pendek.

Klasifikasi tumbuhan herba menurut (Rita, 2021) yaitu :

Klasifikasi tumbuhan adalah penyusun kelompok kelompok tumbuhan yang

ada di bumi ini secara teratur. Klasifikasi ini tidak lain adalah pembentukan

kelompok makhluk hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di

dalam keanekaragaman pada tumbuhan herba.

Berdasarkan waktu tumbuhnya, tumbuhan herba dibagi menjadi tiga macam

menurut (Rita, 2021) yaitu :

1. Tumbuhan Annual (tahunan)

Tumbuhan ini akan menggugurkan semua bagian tubuhnya setelah

berbunga dan berbuah, lalu akan tumbuh kembali menyemai benih. Misalnya

jagung.

2. Tumbuhan Biennial

Merupakan tumbuhan yang hidupnya dua tahun sekali, akan

menggugurkan semua bagian bunga, daun dan batangnya di akhir musim

tumbuhnya, sebagian tubuhnya di permukaan atau bawah tanah. Misalnya sawi

dan lobak.
3. Tumbuhan Parennial

Tumbuhan abadi yang memisahkan bagian tubuhnya di permukaan atau

bawah tanah sehingga tunggu abadi. Contohnya bunga bangkai dan keladi

Struktur umum tumbuhan herba terbagi menjadi lima menurut (Enisa, 2018)

yaitu :

1. Akar

Akar berfungsi sebagai penyokong berdirinya batang. Selain itu juga

berfungsi menyerap air, zat hara, dan garam mineral. Pada tumbuhan herba

selain memiliki akar utama juga memiliki akar yang berbentuk ombak, gasing,

berbentuk umbi yang berfungsi sebagai alat untuk menempel pada tumbuhan

lain.

2. Batang

Berfungsi mengangkut air dan zat hara ke seluruh organ tumbuhan (xylem)

dan mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ tumbuhan (floem). Ada dua

jenis batang pada tumbuhan herba yaitu batang basah dan rumput. Batang

basah memiliki batang yang lunak dan berair, batang yang tidak keras dan

mudah dipotong. Sedangkan batang rumput, batangnya tidak berkayu memiliki

ruas ruas yang nyata, berongga dan pendek. dan rumput.

3. Daun

Daun pada tumbuhan herba bentuknya bermacam-macam, ada yang

berukuran besar, ada juga yang memiliki daun sangat kecil serta ada pula yang

tidak memiliki daun sejati misalnya tumbuhan kaktus.


4. Bunga

Pada tumbuhan herba terdapat berbagai macam bentuk bunga, ada bunga

lengkap (memiliki dua alat kelamin) dan ada juga berkelamin tunggal.

5. Buah/ biji

Buah pada tumbuhan herba terdiri dari buah tunggal, buah ganda dan buah

majemuk. Adapun biji pada tumbuhan herba terbagi atas dua kelompok:

berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).

Cara identifikasi fragmen-fragmen spesifik pada serbuk herba menurut

(Syafriana, 2020) :

1. Phylanthi herba

Perhatikan : fragmen kulit buah dan kulit buah bangensial.

2. Centella aciatica

Perhatikan : urat daun dengan kristal kalsium oksalat, berkas pembuluh kayu

dengan penebalan spiral.

3. Andrographidis paniculate herba

Perhatikan : epidermis atas dengan sistolik, rambut penutup dan berkas

pengangkut, Kelopak bunga dengan tonjolan papilla.

4. Thymi herba

Perhatikan : rambut penutup multi sel, bentuk bengkok, epidermis bawah

dengan rambut kelenjar dan stomata tipe diasitik, fragmen batang epidermis

atas dengan penebalan kecil pada dinding samping, pembuluh kayu dan serabut

sklerenkim.
B. Uraian Bahan

1. Amonia (Dirjen POM, Edisi VI, 2020 : Hal. 136)

Nama resmi : AMONIA

Nama lain : Ammonia

RM / BM : NH3 / 17,03

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas,


menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak


lebih dari 250
Kegunaan : Sebagai reagen

2. Asam sulfat (Dirjen POM, Edisi III, 1978 : Hal.58)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

RM / BM : H2SO4 / 98,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak


berwarna
Kelarutan : Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan
panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai reagen

3. Feri Klorida (Dirjen POM, Edisi III, 1979 : Hal.659)

Nama resmi : FERII CHLORIDUM

Nama lain : Besi (III) klorida

RM / BM : FeCl3 / 162,2

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,


bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruh oleh kelembapan.
Kelarutan : Larut dalam air,larutan beropalesensi jingga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai reagen

4. Kalium Hidroksida (Dirjen POM, Edisi III, 1979 : Hal.150)

Nama resmi : KALII HYDROXYDUM

Nama lain : Kalium hidroksida

RM / BM : KOH / 56,105

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,


bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruh oleh kelembapan.
Kelarutan : Larut dalam air,larutan beropalesensi jingga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai reagen


5. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, Edisi III, 1979 : Hal.42)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama lain : Natrium hikdroksida

RM / BM : NaOH / 40

Rumus struktur :

Pemerian : Bentuk batang, massa hablur air, keping-keping,


keras dan rapuh, menunjukkan susunan hablur
putih, mudah meleleh, basah sangat katalis dan
korosif, sangat menyerap karbon dioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai reagen


C. Uraian Sampel

1. Bayam merah

a. Klasifikasi (Setiawan dkk., 2017)

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Hamamelidae

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor L.

b. Morfologi

Bayam merupakan tanaman yang berbentuk perdu dan tingginya dapat

mencapai kurang lebh satu setengah meter. Bayam merah memiliki ciri-

ciri berdaun tunggal, ujung runcing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan

berwarna putih kemerah-merahan. Bunga Bayam merah ukurannya kecil

mungil dari ketiak daun dan ujung batang pada rangkaian tandan. Buahnya
tidak berdaging, tetapi biji nya banyak, sangat kecil, bulat, dan mudah

pecah. Tanaman ini memiliki akar Tunggang dan berakar samping. Akar

sampingnya kuat da nagak dalam (Setiawan dkk., 2017).

Alat reproduksi Bayam yaitu secara generatif (biji), dan dari setiap

tandan bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Bayam merah,

dipanen pada saat tanaman berumur muda, sekitar 40 hari setelah sebar,

dengan tinggi sekitar 20 cm. Bayan ini dicabut bersama akarnya yang

kemudian dijual dalam bentuk ikatan (Setiawan dkk., 2017).

c. Kandungan

Dengan mengkonsumsi sayur Bayam makan nutrisi dalam tubuh kita

akan memberikan banyak perlindungan. Berikut kandungan nutrisi yang

lengkap dalam sayuran Bayam menurut (Setiawan dkk., 2017).

No Komponen Nilai Gizi Satuan

1. Air 88,5 g

2. Energi 41,2 Kkal

3. Protein 2,2 g

4. Lemak 0,8 g

5. Karbohidrat 6,3 g

6. Serat 2,2 g

7. Abu 2,2 g

8. Kalsium 520 mg

9. Fosfor 80 mg

10. Besi 7 mg
11. Natrium 20 mg

12. Kalium 60 mg

13. Seng 0,8 mg

14. Beta karoten 7.325 mg

15. Tiamin 0,2 mg

16. Riboflavin 0,1 mg

17. Niasin 0,1 mg

18. Vitamin C 6,2 mg

d. Manfaat

Bayam merah dapat menurunkan resiko terserang kanker, mengurangi

kolesterol, memperlancar sistem pencernaan, dan anti diabetes. Selain itu,

Bayam merah dapat mencegah penyakit kuning, alergi terhadap cat,

osteoporosis, sakit karena sengatan lipan atau kena gigitan ulat bulu.

Batang dan daun Bayam merah dapat digunakan untuk menyembuhkan

luka bakar, memelihara kesehatan kulit dan mengobati kepala pusing. Akar

Bayam merah bermanfaat sebagai obat Disentri. Infusa darurat Bayam 30%

peroral dapat meningkatkan kadar besi serum, hemoglobin dan hematocrit

pada penderita anemia (Setiawan dkk.. 2017).


BAB III
METODOLOGI KERJA

A. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, batang pengaduk,

cawan porselin, deck glass, laptop, mikroskop digital, objek glass, pipet tetes, rak

tabung, sendok tanduk, spiritus, tabung reaksi (Iwaki®), dan timbangan analitik.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, Amonia (NH 3)

25%, asam sulfat P (H2SO4), batang Bayan merah (Amaranthus tricolor L.), Feri

klorida (FeCl3) 5%, Kalium hidroksida (KOH) 5%, dan Natrium hidroksida

(NaOH) 5%.

B. Cara Kerja

1. Pengamatan Organoleptik

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian diambil

serbuk batang secukupnya. Diamati warna, bau, dan rasa. Kemudian dicatat

hasilnya.

2. Pengamatan makroskopik

Dengan kloralhidrat

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian diambil serbuk

batang Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) secukupnya, diletakkan di atas

obyek gelas, ditetesi dengan kloralhidrat sebanyak 1-2 tetes, dipanaskan di

atas spiritus hingga kering, ditutup dengan deck glass lalu diamati di bawah

mikroskop dan dicatat hasil yang diperoleh.


3. Pengamatan Histokimia

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian ditimbang

serbuk batang Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) sebanyak 2 mg,

masukan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes reagen atau pereaksi

antara lain Amonia (NH3) 25%, asam sulfat P (H 2SO4), Feri klorida (FeCl3)

5%, Kalium hidroksida (KOH) 5%, dan Natrium hidroksida (NaOH) 5%, dan

diamati perubahan warna dan endapan yang terjadi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

1. Pengamatan Organoleptik

Sampel Keterangan

Batang Bayam Merah Bau : Khas (aromatik)

(Caulis Amaranthust tricolor L) Rasa : Khas (pahit)

Warna : Hijau Kecoklatan

2. Pengamatan Mikroskopik
a. Dengan Klorallhidrat

Sampel Gambar Mikroskop Gambar Literatur

Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L)

2 1 2 1

Keterangan : Keterangan :

1. Endodermis 1. Endodermis

2. Xylem 2. Xylem
Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L)

1 1
Keterangan : Keterangan :

1. korteks 1. korteks

Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L)

1 1

Keterangan : Keterangan :

1. Sklerenkim 1. Sklerenkim

3. Uji histokimia

No Sampel Sebelum Sesudah

1. Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L) + Amonia

(NH3) 25 %
Keterangan : Keterangan :

Berwarna hijau Berwarna cklat

kecoklatan kemerahan

2. Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L) + Asam

sulfat p (H2SO4)
Keterangan : Keterangan :

Berwarna hijau Berwarna kecoklatan

kecoklatan kehitaman

3. Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L) + Feri

Klorida (FeCl3) 5 %
Keterangan : Keterangan :

Berwarna hijau Berwarna coklat

kecoklatan muda

4. Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L) + Kalium

Hidroksida (KOH) 5%
Keterangan :

Keterangan : Berwarna coklat

Berwarna hijau kehitaman

kecoklatan

5. Batang Bayam Merah

(Caulis Amaranthust

tricolor L) + Natrium

Hidroksida (NaOH)

5% Keterangan : Keterangan :

Berwarna hijau Berwarna hijau tua

kecoklatan
B. Pembahasan

Herba adalah tumbuhan kecil yang tidak menjalar, batang tidak berkayu dan

tinggi kurang 1,5 m. Herba sebagai tumbuhan bawah yang berfungsi dalam

peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara langsung. Selain fungsi

ekologi, herba juga bermanfaat sebagai bahan pangan, sumber energi dan sumber

obat-obatan (Yuskianti, 2019).

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka dilakukanlah praktikum ini

yaitu herba dengan tujuan untuk mengidentfikasi ciri-ciri spesifik serbuk herba

Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) secara makroskopik, untuk megientifikasi

fragmen-fragmen spesifik serbuk herba Bayam merah (Amaranthus tricolor L.)

secara mikroskopik, dan utuk mengidentifikasi sebuk herba Bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) secara histokimia.

Selanjutnya, sebelum praktikum dimulai adapun alat yang digunakan aitu

batang pangaduk, cawan porselin, deck glass, leptop, mikroskop digital, objek

glass, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, spiritus, tabung reaksi dan

timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digurala yah Amonia (NH 3) 25%,

Asam sulfat P (H2SO4), Batang bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.),

Feri Klorida (FeCl3) 5% Kalium Hidroksida (KOH) 5% dan Natrium Hidroksida

(NaOH) 5%.

Adapun cara kerja dari praktikum "Herba" ini diantaranya, untuk pengamatan

organoleptik yaitu disiapkan alat dan bahan akan digunakan kemudian, diambil

serbuk batang Bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) selanjutnya, diamati

warna, bau dan rasa, Kemudian dicatat hasilnya. Selanjutnya, adapun hasil yang
didapatkan diantaranya pada serbuk batang Bayam merah (Caulis Amaranthus

tricolor L.) memiki warna hijau kecoklatan, bau Khas (aromatik) dan rasa khas

(pahit). Berdasarkan tori menurut (Efendi kirana, 2020). Bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) memiliki makroskopik yaitu serbuk kasar, bau khas, rasa

khas (pahit) dan wama hijau tua kehitaman dan coklat kehitaman, sehingga dapat

disimpulkan bahwa untuk hasil yang didapatkan pada pegamatan makroskopik ini

sudah sesuai dengan teori.

Pada pengamatan mikroskopik, adapun cara kerjanya untuk yang

mengguanakan kloralidrat yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

kemudian drambil serbuk batang Bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.)

Selanjutnya diletakkan diatas objek glass, diteteskan dengan kloralhidrat sebayak

1-2 tetes, lalu dipanaskan di atas spiritus hingga kering. Ditutup dengan deck glass

lalu diamati dibawah mikroskop dan dicatat hasil yang diperoleh. Selanjutnya

hasil yang diperoleh diantaranya pada batang Bayam merah (Caulis Amaranthus

tricolor L.) terdapat endodermis, korteks, xylem dan jaringan sklerenkim.

Berdasarken teori menurut (Noor Rasmana, 2019), adapun hasil mikroskopik dari

batang Bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) yaitu terdapat epidermis,

floem, xylem, endodermis, korteks dan sklerenkim. Sehingga untuk itu dapat

disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan teori.

Dan pada pengamaton histokima, adapun cara kerjanya yaitu disiapkan alat

dan bahan yang akan digunakan, lalu ditimbang serbuk sebanyak kurang lebih 2

mg dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes reagen atau pereaksi

yaitu antara lain Amonia (NH3) 25%, Asam sulfat p (H2SO4), Feri Klorida (FeCl3)
5%, kalium hidroksida (KOH) 5%, Natrium hidrokside, (NaOH) 5% dan diamati

perubahan warna yang terjadi. Selanjutnya hasil yang didapatkan diantaranya

yaitu pertama, pada penambahan reagen amonia (NH3) 25%, Kalium hidroksida

(KOH)5%, terjadi perubahan warna dari serbuk berwarna hijau kecoklatan ke

coklat kemerahan. Kedua pada penambahan reagen asam sulfat p (H 2SO4) terjadi

perubahan warna dari serbuk berwarna hijau kecoklatan ke coklat kehitaman.

Ketiga pada penambahan reagen Feri Florida (FeCl 3) 5% terjadi perubahan warna

dari serbuk berwarna hijau kecoklatan ke coklat muda. Dan Keempat pada

penamb ahan Natrium hidroksida (NaOH)5% terjadi Perubahan warna dari serbuk

berwarna hijau kecoklatan ke hijau tua. Berdasarken teori menurut (Djamin's

Rumoras, 2018) pada uji alkaloid ektrak akan menghasilkan warna coklat atau

jingga. Pada uji fenolik ekstrak akan mengjasilkan warna coklat atau kuning

kecoklatan. Pada uji tanin ekstrak akan menghasilkan warna hitam kebiruan atau

hijau sehingga untuk itu dapat disimpulkan bahwa pada uji histokimia untuk

batang bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) mengandung senyawa

berupa alkaloid, flavonoid (fenol) dan tanin.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dan percobaan mi adalah pada uji Organoleptik Serbuk batang

bayam merah (Caulis Amanranthus tricolor L.) memiliki bau yang khas aromatik,

rasa pahit dan warna hijau kecoklatan, pada uji mikrokopik dengan penambahan

larutan kloralhidrat Serbuk batang hayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.)

memiliKI endodermis, xylem, Korteks dan jaringan sklerenkim dan pada uji

histokimia serbuk batang bayam merah (Caulis Amaranthus tricolor L.) yang

telah ditambahkan reagen kimia (Amonia (NH3), asam sulfat (H2SO4), feri klorida

(FeCl3), Kalium hidroksidam (KOH) dan Natrium hidroksida (NaOH)) positif

mengandung senyawa alkaloid, flavonoid (fenol) dan tannin.

B. Saran

1. Laboratorium

Dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat

laboratorium agar dapat melaksanakan praktikum dengan maksimal.

2. Asisten

Tetap mendampingi praktikan agar mengurangi terjadinya kesalahan

pada saat praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Desy Savith My Tyar, Elfen heranto dan xlong for this 209. Tumbuhan herba
berpotensi Obat dikawasan RPH sumberjati. Universites Muhammadyah
Jember : Jawa timur.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta.

Dirjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta.

Djamme Rumoun. 2016. Identifikasi dan analisis kandungan fitokimia Tumbuhan


Alam berkasiat obat yang Dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan
hutan lindung sahadariman. Jurnal LPPM Bidang Sains dam Teknologi.
Vol. 4 No. 2.

Efendi Kurana dan Duryanti. 2020. Pengaruh pemberian ekstrak etanol 70%
Daun bayan merah (Amaranthus tricolor L) dalam meghambat kecacatan
fetus muncit bunting yang terpapar asap rokok. universitas
Muhammadiyah prof. Dr. Hmida : Jakarta.

Enisa Fitri. 2018. Kekayaan Jenis tumbuhan herba dikawasan sumber air panas
IG Jne Gunung seilawahiagam sebagai penunjang matakuliah ekologi
tumbuhan. Universitas Negeri Islam Ar-raini : Aceh.

Luchman Hakim. 2015. Buku Rempah dan Herba kebun Pekarangan rumah
masyarakat. Diandra Pustaka : Yogyakarta.

Maryani, Seri, Yusra, Eva, Maliki dan Muhlish hidayat. 2018. Keanekaragaman
Tumbuhan Herba di daerah Aliran sungai Tapak moge sebagai referensi
perdukung pembelajaran Keanekaragaman Hayati di SMAN 16 takenyon.
UIN Ranny : Banda Aceh.

Mukhnaini. 2019. Farmakognosi Analisis. Alauddin University press : Makassar.

Melfa Aisyah H. 2018. Keanekaragaman tumbuhan Herba di Cagar Alam


sibelangit. UIN Sumatera Utara : Medan.

Noor Rasuane, Nisa Yulis fika dan putri Agustian. 2019. Preparat Jaringan
Tumbuhan dengan Menggunakan Pewarna Alami sebagai Meda Belajar
Jaringan Tumbuhan praktikum biologi sel. Jurnal sains vol. No. 2.

Rita Dinna, Yusfitri, Hurim Merar dan Norhidayat. 2021. Ekologi Tumbuhan
Herba dan liamna. Pustaka learning center : Samarinda.
Setiawan, Shifaf, Mukaromah, Ana H.Sulityaningsih, Ayu R. 2017. Analisis
Kadar Asam Oksalat Pada Air Rebusan Bayam Merah (Amaranthus
Tricolor L) Awal Dan Yang Didiaman Pada Suhu Ruangan. Universitas
Muhammadyah Semarang : Semarang.

Syafriana, Vitya. 2020. Petunjuk dan Paket Makri Praktikum Farmakognosi.


Institute Sanat Dan Teknologi Nasional : Semarang.

Yusra Mulisch Hidayat Dan Erawati.2017. Struktur Komunitas Tumbuhan Herba


Dibawah Tegakan Pinus (Pianus Merksu) Di Tahura Pecut Meurah Latu :
Jakarta.

Yus Kuanti vivi.2019. Keanekaragaman Dari Potensi Vegetasi Herba Dikawasan


Hutan Dengan Tujuan Khusus Kaljauang Yogyakarta Sebagai Obat-
Obatan. Jurnal Vol. 6 No. 1
LAMPIRAN

1. Skema Kerja
a. Pengamata Organoleptik

sampel
Diambil serbuk batang

Diamati warna, bau dan rasa

Dicatat hasil yang diperoleh

b. Pengamatan mikroskopik

sampel

Diambil serbuk batang


Diletakkan diatas objek glss
Ditetesi dengan kloralhidrat
1-2 tetes
Dipaaskan diatas spiritus
hingga kering
Ditutup dengan deck glass
Diamati dibawah mikroskop

Dicatat hasil yang diperoleh

c. Pengamatan Histokimia

sampel

Ditimbang sebuk batang -/+ 2 mg


Dimasukkan kedalam tabung
reaksi
Ditambahkan 5 tetes reagen atau
pereaksi yaitu antara lain Amonia
(NH3) 25%, Asam Sulfat P
(H2SO4), Feri Klorida (FeCl3) 5%,
kalium hidroksida (KOH) 5%,
Ntrium Hidroksida (NaOH) 5%
Diamati perubahan warna yang
tejadi

Dicatat hasil yang diperoleh


3. Perhitungan Bahan

a. Ammonia 25%  10%

V 1 X %1 = V2 X %2

V1 X 25% = 100 ml x 10%

V1 = 1000/25

V1 = 110 ml

b. Asam sulfat P (H2SO4)

Diket : BJ = 1,84 BE = ½ X Mr

% = 96 = ½ x 98

Mr = 98 Valensi 2 = 49 g/mol

Dit : Berapa Berat Asam Sulfat dalam 100 ml ?

Penyelesaian :

N H2SO4 = % X BJ X 1000/BE

= 96% X 1,84 X 1000 ml / 49

= 36, 42 N

Untuk H2SO4 1 N dalam 1000 ml

V1 X N 1 = V2 X N2

V1 X 36 = 1000 X 1 ml

V1 = 1000/36

V1 = 27,8 (27,8 ml @ 1000 ml)

c. Feri Klorida (FeCl3) 5% = 5/100 x 100% = 5 gram

d. Kalium Hidroksida (KOH) 5% = 5/100 x 100% = 5 gram

e. Natrium Hidroksida (NaOH) 5% = 5/100 x 100% = 5 gram

Anda mungkin juga menyukai