Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KOLEKSI SPESIMEN TUMBUHAN DAN PEMBUATAN


HERBARIUM

OLEH :

PUTRI WULANDARI RESKY ANANDA

N011 19 1066

KELOMPOK III

GOLONGAN SENIN PAGI

SEMESTER AKHIR 2019/2020

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Farmakognosi berasal dari kata pharmakon yang berarti obat dan

gignosco yang berarti pengetahuan dimana merupakan ilmu biogenik atau

obat dan racun yang berasal dari alam. Hal ini berhubungan dengan semua

tumbuhan obat, termasuk tumbuhan yang menghasilkan campuran

kompleks, yang digunakan dalam bentuk herba kasar atau ekstrak

(fitoterapi), senyawa senyawa murni seperti morfin, dan makanan yang

mempunyai manfaat tambahan bagi kesehatan (1).

Penggunaan obat berbasis tumbuhan merupakan pendekatan populer

untuk perawatan kesehatan di negara negara maju dan juga suatu cara

pengobatan yang penting di berbagai Negara berkembang, yang merupakan

bagian dari berbagai sistem medis lokal. Banyak senyawa murni yang

berasal dari tumbuhan (bahan alam) yang digunakan dalam obat

konvensional maupun modern, senyawa senyawa lain yang kemungkinan

besar berguna atau memiliki relevansi toksikologis pada manusia (1).

Herbarium mempunyai peranan yang cukup penting dalam ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang botani karena dapat memberikan

informasi mengenai jenis tanaman dan cara penyimpanannya. Informasi yang


dapat diperoleh dari data tumbuhan yaitu fungsi, nama, dan karakteristik dari

suatu tanaman yang sedang diamati (1).

Spesimen merupakan bagian dari suatu tumbuhan yang akan

dijadikan sebagai bahan percobaan atau untuk penelitian. Spesimen yang

digunakan merupakan spesimen yang cocok sebagai bahan baku atau bahan

utama dari herbarium yang akan dibuat (2).

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui

bagaimana proses pembuatan herbarium kering dan juga memberikan

informasi mengenai bagaimana fungsi dari pembuatan herbarium yaitu

pengenalan dan identifikasi jenis jenis tumbuhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Rosidae


Gambar 1. Pucuk Merah
(Syzygium oleana)
Ordo : Mytales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium oleana (3).

Pucuk merah (Syzygium oleana) adalah tanaman hias yang mampu

tumbuh dengan cepat, dan menjadi tanaman yang populer dari family

Myrtaceae dengan distribusi asli di Timur Laut India, Myanmar, Thailand,

Semenanjung Malaysia, Singapura, Sumatera, Kalimantan, dan juga Filipina.

Memiliki ukuran pohon yang sedang atau berukuran perdu dan sering

dijadikan sebagai tanaman pagar dan memiliki warna khas pada pucuknya

yaitu berwarna merah (3).

Tanaman pucuk merah memiliki kandungan senyawa kimia yang

bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung


dalam ekstrak daun pucuk merah adalah golongan alkaloid, triterpenoid,

steroid, saponin, dan flavanoid. Daun pucuk merah memiliki warna daun yang

berbeda sehingga terdapat perbedaan kandungan senyawa pada daun

tersebut (4).

Daun pada tanaman pucuk merah memiliki kandungan senyawa

berupa fenolat, antioksidan flavanoid, dan asam batulinic, yang dapat

digunakan sebagai antiangiogenic dan antitumor kandidat, serta sumber baru

asam batulinic. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap genus Syzygium

menunjukkan adanya aktivitas yang menyerupai kandungan pada daun

salam dan ternyata mampu menurunkan kadar asam urat (4).

Khasiat lain dari tanaman pucuk merah yaitu memiliki kandungan

antosianin yang terdapat pada buahnya yang berkhasiat bagi kesehatan.

Antosianin yang terkandung dalam buah dari tanaman pucuk merah

bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh sehingga dapat mencegah

terjadinya berbagai jenis penyakit (4).

II.2 Koleksi spesimen

Koleksi spesimen merupakan aset ilmiah yang penting sebagai bahan

penelitian keanekaragaman. Koleksi spesimen biasanya digunakan sebagai

bahan untuk mengidentifikasi suatu tanaman, misalnya untuk

mengidentifikasi morfologi dari tanaman tertentu.Koleksi spesimen juga dapat

disebut sebagai proses pengawetan spesimen. Koleksi spesimen dapat

dilakukan terhadap tanaman ataupun hewan dan biasanya dapat dilakukan


dengan cara diawetkan secara kering ataupun basah. Saat ini spesimen

sudah banyak yang digunakan untuk media pembelajaran (5).

Jenis spesimen spesimen terdiri atas bebarapa tipe seperti holotype

merupakan suatu spesimen organisme yang digunakan saat spesies resmi

dideskripsikan. Lectotype merupakan spesimen yang menjadi dasar dari

deskripsi aslinya dimana pemilihan spesimen ini dilakukan setelah deskripsi

asli. Topotype merupakan spesimen yang diambil dari lokasi yang sama

dengan tujuan menggantikan deskripsi dari spesimen yang asli (6).

Proses pengambilan sampel yang baik memiliki beberapa cara seperti

pada saat pengambilan akar dari tanaman yaitu diambil bagian yang berada

di bawah tanah. Pengambilan batang dari tanaman bagian yang diambil yaitu

mulai dari cabang pertama sampai leher akar, dipotong dengan panjang dan

diameter tertentu. Untuk bagian daun, diambil daun tua atau daun kelima dari

daun pucuk dan dipetik satu persatu secara manual (7).

II.3 Herbarium

Herbarium merupakan koleksi spesimen yang telah dikeringkan atau

disebut juga sebagai koleksi spesimen yang telah dikeringkan biasanya

disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Herbarium terbagi atas dua jenis yaitu

herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium kering biasanya

digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang,

bunga dan akar. Sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen

yang berair dan lembek, misalnya buah (8).


Herbarium memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai spesimen yang

nantinya dapat dijadikan sebagai acuan publikasi spesimen baru, sebagai

bahan untuk mendapatkan variasi morfologi dari beberapa jenis tumbuhan

dan sebagai media yang dapat digunakan untuk bahan penelitian (9).

Herbarium tidak hanya memberikan keuntungan dalam proses

penelitian suatu tumbuhan, tetapi herbarium juga memiliki beberapa

kekurangan diantaranya pada proses pembuatannya yang cukup memakan

waktu yang lama karena proses pengeringan. Tanaman yang dapat

digunakan sebagai herbarium juga memiliki beberapa syarat seperti memiliki

organ yang penting untuk diterminasi misalnya bunga, buah, biji, daun,

batang dan akar. Kemudian tumbuhan yang ingin digunakan sebagai

spesimen sebaiknya tidak rusak oleh serangga atau hama. Cara

pengambilan sampel dari setiap tanaman yaitu dengan mengambil bagian

bagian yang penting. Tumbuhan yang akan dijadikan sebagai spesimen

harus memiliki batang, memiliki akar yang dapat dibedakan dengan

batangnya, dan memiliki daun beberapa helai (10).

Berdasarkan penggunaanya, herbarium dibagi menjadi beberapa tipe

utama, yaitu umum (internasional), nasional 9 (regional), lokal dan khusus.

Tipe tipe ini satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Herbarium

internasional berskala besar mampu memproduksi monografi generic flora

dunia meliputi beberapa negara dengan daftar yang lengkap. Herbarium


internasional memiliki fungsi jasa, termasuk pinjaman spesimen terutama

tentang taksa yang baru (11).

Herbarium nasional memiliki kontribusi flora utama yang meliputi

beberapa negara, produksi flora nasional atau lokal termasuk daftar

lengkapnya, memiliki jasa termasuk peminjaman yang dilengkapi fasilitas

temu ahli botani untuk penelitian, selain itu pengiriman daftar spesimen dan

pendistribusian duplikat untuk keperluan penelitian (11).

Herbarium lokal memiliki fungsi kontribusi flora utama yang meliputi

beberapa negara, produksi flora lokal dan daftar spesimen, memiliki jasa

termasuk pengidentifikasian yang terdapat di wilayahnya dan penghimpunan

daftar determinasinya. Sedangkan herbarium khusus berupa herbarium

historis yang mempunyai bidang terbatas sebagai herbarium pendidikan atau

program riset tertentu (11).


BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cutter, gunting,

penggaris, pinset, sasak

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu spesimen bunga

pucuk merah (Syzygium oleana), alkohol 75%, kertas koran, kertas karton,

kapas, sak obat, selotip, tissue.

III.2 Cara Kerja

Cara pembuatan herbarium kering pada tumbuhan pucuk merah

dimulai dengan membersihkan seluruh bagian pada spesimen dengan air.

Setelah itu, spesimen yang sudah bersih kemudian diberikan alkohol 75%

pada setiap bagian spesimen secara merata menggunakan kapas. Kemudian

spesimen diletakkan di atas kertas koran dan direkatkan menggunakan

selotip sebagai perekat. Spesimen kemudian dibungkus dengan kertas karton

dan direkatkan menggunakan selotip di bagian luar. Kemudian, dimasukkan

ke dalam sasak untuk dikeringkan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan
Nama dan Inisial Kolektor Putri Wulandari Resky Ananda

Nomor Koleksi 01

Tanggal Koleksi 17 Februari 2020

Nama Lokal Pucuk Merah

Nama Jenis Syzygium oleana

Nama Suku Tumbuhan Myrtaceae

Sinonim atau Varietas Eugenia

Nama Marga Syzygium

Perawakan Semak

Status Konservasi Tidak pasti

Karakter Morfologi dan Organoleptik - Daun : berwarna merah, hijau


dan coklat
- Batang : memiliki batang yang
keras dan kecil
- Bunga : -
- Buah : -
- Biji : -
- Akar : Serabut
- Getah : -
Lingkungan/Habitat

Ketinggian: Bujur : Lintang 5°755,06°8°S dan 119°29°10,22°E

Ketinggian : -

Topografi (Fisiografi) Landai

Vegetasi (Ekosistem) Hutan hujan tropis

Jenis tumbuhan disekitarnya Semak

Lokasi (Habitat) Pekarangan

Tekstur tanah Tanah liat / Tanah biasa

Status asal spesimen Varitas lokal


IV.2 Pembahasan

Tanaman pucuk merah yang diambil sebagai spesimen berdasarkan

pengamatan memiliki perawakan seperti semak, dan menurut pengamatan

status konservasi dari tanaman pucuk merah masih belum bisa dipastikan.

Karakter morfologi dari tanaman pucuk merah berdasarkan pengamatan

memiliki daun yang berwarna hijau, merah dan coklat, batang yang berwarna

hijau kecoklatan, memiliki tipe akar yang tunggang dan berwarna coklat.

Habitat hidup dari tanaman pucuk merah berdasarkan dengan pengamatan

yaitu dapat tumbuh dipekarangan sekitar rumah. Selain itu tekstur tanah yang

dapat dijadikan sebagai tempat tumbuh dari tanaman pucuk merah yaitu

tanah biasa dan juga menurut pengamatan status asal spesimen merupakan

varitas lokal.

Herbarium yang dibuat telah disasak dan dikeringkan selama 1

minggu. Hasil dari pembuatan herbarium pada tanaman pucuk merah

(Syzigium oleana) menunjukkan hasil yang positif dimana herbarium yang

telah dibuat tidak ditumbuhi jamur dan masih dalam keadaan yang baik.

Setelah dilakukan pengeringan dan didapatkan hasil yang sesuai herbarium

yang telah dibuat disimpan atau disatukan dengan album yang nantinya

dapat digunakan sebagai bahan penelitian.

Berdasarkan pustaka, tanaman pucuk merah merpakan tanaman

perdu, daun dari tanaman pucuk merah berupa daun tunggal berbentuk
lanset, bertangkai sangat pendek, tumbuh berhadapan, pertulangan daunnya

menyirip, permukaan daun bagian atas mengkilat dan tekstur daunnya halus.

Warna daun mengalami perubahan yaitu ketika baru tumbuh berwarna merah

menyala kemudian berubah menjadi coklat, lalu berubah lagi menjadi warna

hijau. Tanaman pucuk bunga juga memiliki bunga. Bunga dari tanaman

pucuk merah merupakan bunga majemuk. Tanaman pucuk merah memiliki

buah yang berbentuk bulat agak pipih dan memiliki batang yang kecil. Akar

dari tanaman pucuk merah merupakan akar tunggang dengan rambut rambut

akar. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai katinggian 5 meter (3).

Kesesuaian antara hasil pengamatan dengan pustaka diantaranya

pada pengamatan pada mengenai morfologi dari daun merah dan juga

kesesuaian mengenai tempat tumbuh dari tanaman pucuk merah. Adanya

ketidaksesuaian antara hasil pengamatan dengan pustaka dikarenakan

adanya faktor kesalahan pada saat melakukan pengamatan. Seperti,

kurangnya ketelitian saat mengamati spesimen yang diambil dan masih

kurang cermat dalam menentukan karakteristik dari spesimen.


BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil

mengenai karakteristik dari tanaman pucuk merah (Syzygium oleana).

Pembuatan herbarium memakan waktu 1 minggu untuk mendapatkan hasil

yang maksimal. Syarat untuk mendapatkan hasil pengamatan mengenai

herbarium adalah dengan memerhatikan kebersihan sampel dari mikroba

sesaat sebelum dikeringkan.

V.2 Saran

Diharapkan kepada praktikan untuk mengikuti prosedur kerja


praktikum dengan baik, sehingga hasil dari praktikum dapat diperoleh secara
maksimal, serta praktikan harus senantiasa mematuhi aturan lab yang telah
disepakati.
Skema Kerja

Pembuatan Spesimen dan

Herbarium

Spesimen Herbarium

- Ambil tanaman Pucuk merah - Diberikan alkohol pada


- Catat data sampel (Lokasi, seluruh bagian dari
bujur lintang, waktu) spesimen

Sampel Syzygium oleana Penyiapan spesimen


herbarium yang akan
dikeringkan
- Bersihkan sampel dengan air
sampai benar benar bersih
- Dibiarkan beberapa menit - Bagian dari spesimen
hingga kering diletakkan di atas kertas
koran menggunakan kapas
yang diberikan alkohol
Spesimen Syzygium - Ditutup dan disimpan pada
kertas karton

Spesimen siap untuk


dikeringkan dalam waktu 1
minggu
LAMPIRAN

I.1 Lampiran Foto Praktikum

LABORATORIUM LABORATORIUM
FARMAKOGNOSI- FARMAKOGNOSI-
FITOKIMIA UNIVERSITAS FITOKIMIA UNIVERSITAS
HASANUDDIN HASANUDDIN

Gambar4. Bujur lintang tempat


Gambar3. Foto Kelompok 7 dengan pengambilan tanaman pucuk
koleksi tumbuhan pucuk merah merah (Syzygium oleana)
(Syzygium oleana) 5°755,06°8°S dan 119°29°10,22°E

LABORATORIUM LABORATORIUM
FARMAKOGNOSI- FARMAKOGNOSI-
FITOKIMIA UNIVERSITAS FITOKIMIA UNIVERSITAS
HASANUDDIN LABORATORIUM LABORATORIUM
HASANUDDIN
FARMAKOGNOSI - FARMAKOGNOSI -
FITOKIMIA UNIVERSITAS
LABORATORIUM FITOKIMIA UNIVERSITAS
LABORATORIUM
LABORATORIUM HASANUDDIN
FARMAKOGNOSI -FARMAKOGNOSI -
HASANUDDIN
FARMAKOGNOSI- FITOKIMIA UNIVERSITAS
FITOKIMIA UNIVERSITAS
FITOKIMIA UNIVERSITAS HASANUDDIN HASANUDDIN
HASANUDDIN

Gambar5. Pengukuran tinggi dan Gambar6. Pencucian sampel pucuk


lebar tanaman pucuk merah merah (Syzygium oleana)
(Syzygium oleana) menggunakan menggunakan air mengalir
mistar
Gambar8. Tanaman direkatkan
Gambar7. Pembersihan sampel
pada koran menggunakan kapas
Gambar10. Pengepakan menggunakan
spesimen alcohol 70%
Gambar9. Pemberian label spesimen
dan selotip
menggunakan kertas karton
Gambar11. Pemasangan sasak pada koleksi tumbuhan
spesimen yang telah dikepak
LABORATORIUM LABORATORIUM
FARMAKOGNOSI - FARMAKOGNOSI -
FITOKIMIA UNIVERSITAS FITOKIMIA UNIVERSITAS
HASANUDDIN HASANUDDIN

Gambar12. Hasil Herbarium yang Gambar13. Herbarium dimasukkan


telah dikeringkan ke dalam album

DAFTAR PUSTAKA

(1) Michael Heinrich. Farmakognosi dan Fitoterapi. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta. 2014

(2) Asari, A. Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di

Desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara.

Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 6 No. 1. 2018


(3) Nurasyikin. Teknologi Tepat Guna Sirup Buah Pucuk Merah Mudah

dan Aman. Jurnal Penelitian Sosial dan Keagamaan. Vol 9 Edisi 1.

2019

(4) Nur Aini. Uji Toksisitas dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak daun Merah

Tanaman Pucuk Merah terhadap bakteri Staphilococcus aureus dan

Escherichia coli. Jurnal Kimia Mulawarman. Vol. 13 No.1 2015

(5) Abdalrahim. Syzygium campanulatum korth Methanolic Extract Inhibits

Angiogenesis and Tumor Growth in Nude Mice. BMC Complementary

and Alternative Medicine : Malaysia. 2013

(6) Yuni Kilawati. Iktiologi Modern. UB Press : Yogjakarta. 2017

(7) Ahmad Najib. Pedoman Pengambilan dan Pengolahan Sampel. Jurnal

Fitofarmaka Indonesia. Vol. 1 No.1 2014

(8) Artasari Yuni. Pengembangan Media Pembelajaran Spesimen

Moluska pada Materi Animalia kelas X di SMA Negeri 1 Rambah

Samo. Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Pasir Pangairan : Riau. 2016

(9) Rizki. Teknik Pengumpulan Data Sampel Tumbuhan untuk Pembuatan

Spesimen Herbarium. Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang :

Padang. 2017

(10) Setyawan. A. Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan

Biologi FMIPA. Universitas Sebelas Maret : Surakarta. 2014


(11) Murni Pinta. Lokakarya Pembuatan Herbarium untuk Pengembangan

Media Pembelajaran Biologi Di Man Cendikia Muara Jambi. Jurnal

Pengabdian Masyarakat. Vol. 30 No. 2 2015

(12) Abdul Kadir Djaelani. Modul Pembuatan Herbarium Basah dan

Herbarium Kering. Department of Dryland Agriculture Management.

Kupang. 2014

Anda mungkin juga menyukai