Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KOLEKSI SPESIMEN TANAMAN DALAM PEMBUATAN


SIMPLISIA

OLEH

NAMA : Samuel Pata’dungan


NIM : N011 20 1038
KELOMPOK : lll (TIGA)
GOLONGAN : RABU SIANG
ASISTEN : A. Elga Permatasari dan Asmaria

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan tumbuh-

tumbuhan yang dimana dapat digunakan sebagai obat. Hingga saat ini

pemanfaatan obat tradisional masih dilakukan disamping adanya obat-

obatan modern. Hal ini dapat dilihat secara langsung di daerah

pedesaan, terkhususnya daerah terpencil yang jauh dari fasilitas

kesehatan modern (1).

Tumbuhan Mangga (Mangifera indica) merupakan tanaman yang

memiliki potensi sebagai obat herbal dikarenakan mengandung senyawa

metabolit sekunder. Penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap

tanaman Mangga, yaitu daun manga sebagai antioksidan, antimikroba,

dan antitumor. Tanaman manga juga memiliki kandungan saponin, tanin

galat, tannin katekat, kuinon, dan steroid atau tripenoid . (2)

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan untuk koleksi spesimen dalam pembuatan

simplisia adalah memberikan pengetahuan kepada para praktikan

tantang cara pembuatan spesimen tanaman dari suatu tanaman dengan

baik dan benar dan juga memberikan suatu penjelasan mengenai tata

cara atau langkah-langkah pembuatan, mulai dari spesimen hingga

pembuatan herbarium dari tanaman yang telah ditentukan


I.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan koleksi specimen yang

dilakukan pada tanaman dalam pembuaatan simplisia yaitu

para praktikan dapat mengoleksi ampu mengoleksi

berbagai jenis tanaman dengan benar dan juga praktikan

mampu mengetahui cara pembuatan hebarium dari

spesimen suatu tanaman.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tanaman

II.1.1 Klasifikasi Tanaman Sampel

Mangga (Mangifera indica)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotiledoneae

Famili : Anarcadiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica (3).

II.1.2 Morfologi Tanaman

Tumbuhan mangga tumbuh dengan bentuk pohon dengan

tipe berbatang tegak, memiliki banyak cabang, serta bertajuk

rindang dan hijau sepanjang tahun. Tanaman mangga memiliki

tinggi dewasa bisa mencapai 10-40 meter dengan umur bisa

mencapai lebih dari 100 tahun.

Pada morfologi mangga, akar pada mangga memiliki jenis

akar tunggang, akar cabang paling banyak terdapat pada

kedalaman 30-60 cm di bawah permukaan tanah. Pada batang

mangga, permukaan batang memiliki kulit yang tebal dan kasar,


warna batang yang sudah tua biasanya cokelat keabu-abuan.

Tanaman mangga memiliki daun tunggal tanpa memiliki daun

penumpu, letak daun bergantian mengelilingi ranting, bentuk

daun ada yang seperti mata tombak, lonjong dengan ujung

mata seperti mata tombak dan berujung runcing. (3)

II.1.3 Habitat Tanaman

Menurut para ahli tumbuhan, mangga berasal dari

kawasan Indo-Burma. Di India, mangga mulai dibudidayakan

ribuan tahun lalu. Di Asia Tenggara, jenis mangga mulai

menyebar 1.500 tahun lalu. Seperti buah-buah tropis

lainnya, mangga sekarang dapat dijumpai diseluruh

kawasan (4).

II.1.4 Kandungan Senyawa Tanaman

Kandungan dari buah mangga yaitu buah mangga

mengandung air dan karbohidrat. Mangga juga mengandung

protein, lemak, berbagai macam asam, vitamin, dan mineral.


(3)

Komponen lain terdiri dari berbagai macam asam, protein

mineral, zat warna, tannin, dan zat-zat volatile (ester) yang

memberikan harum yang khas.(5)

II.1. Manfaat Tanaman

Manfaat ari tanaman mangga sendiri yaituu mulai dari

karbohidrat pada mangga memberikan manfaat sebagai

pemulihan tanaga pada tubuh manusia, selulosa dan pectin


pada mangga dipercaya melancarkan saluran pencernaan

sehingga memudahkan dalam proses buang ar besar ( 3)

II.2 Koleksi Spesimen dan Hibarium

II.2.1 Pengertian Koleksi Spesimen dan Hibarium

Koleksi spesimen merupakan koleksi berbagai macam jenis

tumbuhan yang dibutuhkan untuk pengawetan yang bertujuan

untuk pengujian dikemudian hari. Koleksi spesimen digunakan

sebagai bahan acuan untuk identifikasi jenis-jenis objek penelitian

Biosistematika atau Taksonomi, bahan untuk belajar dan

mengajar dalam bidang biologi dan praktik Sistematika, sumber

data fauna Indonesia, mengetahui hubungan kekerabatan, dan

mengetahui persebaran hewan. Sedangkan Herbarium

merupakan koleksi spesimen yang telah dikeringkan ataupun

diawetkan, biasanya herbarium ini terdiri atas berdasarkan sistem

klasifikasinya(6).

II.2.2 Tujuan Pembuatan Koleksi Spesimen dan Herbarium

Tujuan koleksi spesimen ialah untuk memperoleh

suatu bentuk tanaman dalam wujud awetan kering sebagai

herbarium. Sedangkan. Tujuan koleksi herbarium yaitu

untuk memperkenalkan etnobotani terhadap anak-anak dan

sebagai penelitian tindak lanjut oleh para ahli (7).

II.2.3 Jenis-Jenis Herbarium

Herbarium terbagi menjadi dua jenis yaitu herbarium


kering yang merupakan specimen atau material tumbuhan

yang telah diawetkan dengan cara dikeringkan dan

herbarium basah yang merupakan pengawetan contoh

tumbuhan yang disimpan dalam larutan pengawet (8).

II.3 Simplisia

II.3.1 Pengertian Simplisia

Simplisia menurut departemen kesehatan RI

merupakan suatu bahan alami yang digunakan untuk obat

dan belum mengalami perubahan proses apapun, kecuali

dinyatakan lain umumna berupa bahan yang telah di

keringkan (9).

II.3.2 Jenis-jenis Simplisia

Jenis- jenis simplisia:

1. Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan

utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan.

Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan

keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara

tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum

berupa senyawa kimia murni.

2. Simplisia hewani: simplisia berupa hewan utuh

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan

belum berupa bahan kimia murni.


3. Simplisia pelikan (mineral): simplisia berua bahan

pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah

diolah dengan cara sederhana dan belum berupa

bahan kimia murni (9).

II.3.3 Tahapan Pembuatan Simplisia

Dalam membuat simplisia, hal yang paling pertama

dilakukan adalah mengumpulkan sampel. Pada tumbuhan

memiliki senyawa aktif yang berbeda-beda. Tergantung

dengan bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman

atau bagian tanaman saat panen, waktu panen, dan

lingkungan tempat tumbuh.

Setelah melakukan pengumpulan sampel, dilakukan

sortasi basah. Sortasi basah ini berguna untuk membuang

bahan lainnya yang berbahaya atau tidak berguna yang

terdapat pada sampel. Misalnya rumput, kotoran binatang,

bahan-bahan yang busuk, dan benda lain yang akan

mempengaruhi kualitas dari simplisia.

Selanjutnya dilakukan penyucian, untuk

membersihkan bahan baku dari tanah atau kotoran yang

melekat. Sehingga dilakukan pencucian menggunakan air

yang bersih atau air yang mengalir. Bahan simplisia yang

mengandung zat yang mudah larut dalam air, sebaiknya

dicuci dengan waktu yang singkat.


Tahap selanjutnya dilakukan perajangan. Beberapa

dari bahan simplisia membutuhkan perajangan. Perajangan

ini digunakan untuk mempermudah pengeringan,

pengepakan, dan penggilingan dari simplisia. Perajangan

dapat dilakukan dengan pisau atau mesin perajangan

khusus, sehingga diperoleh irisan yang tipis atau potongan

yang seragam sesuai ukuran yang dikehendaki .

Tahap selanjutnya yaitu dilakukan pengeringan.

Pengeringan dilakukan untuk mendapatkan simplisia yang

tidak mudah rusak, sehingga dapat dikoleksi dalam waktu

yang lama. Pengeringan ini juga berfungsi untuk

mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik

sehingga bisa mencegah penurunan mutu atau kerusakan

simplisia. Pengeringan simplisia dilakukan menggunakan

sinar matahari atau menggunakan alat pengering. Hal-hal

yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah

suhu pengeringan, luas permukaan bahan, kelembapan

udara, aliran udara, waktu pengeringan. Mengeringkan

bahan simplisia tidak dianjurkan menggunakan alat atau

bahan plastic karena kurang menyerap air.

Setelah melakukan pengeringan, kemudian

dilakukan sortasi kering. Tujuan darisortasi ini adalah untuk

memisahkan benda-benda asing, seperti bagian-bagian


tanaman yang tidak diinginkan. Proses ini dilakukan

sebelum simplisia dibungkus atau dikemas.

Tahap terakhir yang dilakukan dalam menyiapkan

simplisia adalah pengepakan atau penyimpanan. Tujuan

dilakukan penyimpanan agar melindungi simplisia supaya

tidak rusak atau mutunya berubah. Beberapa faktor yang

menyebabkan mutu dari simplisia berubah yaitu cahaya,

oksigen, penyerapan air, kotoran atau serangga. Jika

penyimpanan perlu dilakukan sebaiknya diletakkan di

tempat yang kering, tidak lembap, dan terhindar dari sinar

matahari langsung (10).


BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam koleksi specimen dalam


pembuatan simplisia adalah gunting, kertas, wadah untuk sampel,
dan sak obat, handscoon
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan koleksi
specimen dalam pembuatan simplisia adalah daun sampel mangga
dan air.
III.2 Cara Kerja
Ada enam tahap yang digunakan pada praktikum

pengoleksiaan sampel untuk pembuatan simplisia.

1. Pertama, Pengambilan Sampel. Dimana pada tahap ini,

pengambilan sampel daun Mangga (Mangifera indica L.)

dilakukan saat jam 10.00-12.00 karena pada saat itu juga

suatu tumbuhan mengalami proses fotosintesis. Ditambah

lagi, pengambilan sampel daun Mangga (Mangifera indica L.)

diambil pada daun kelima dari pucuk suatu tanaman

dikarenakan pada daun kelima merupakan daun yang tidak

terlalu muda dan terlalu tua sehingga kandungan senyawa


kimia di dalam daun tersebut lebih efektif digunakan dibanding

daun yang lainnya.

2. Kedua, tahapan sortasi basah. Tujuan dilakukannya sortasi

basah ialah untuk memisahkan sampel daun dari berbagai

macam kotoran atau bahan asing sehingga tidak terjadi

kontaminasi yang memungkinkan mengganggu tahapan

selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan pemisahan daun dari

batang.

3. Ketiga, tahapan pencucian. Pada tahap ini sampel daun dicuci

menggunakan air yang mengalir. Hal ini dilakukan agar

kotoran yang masih menempel di permukaan daun langsung

jatuh sehingga dapat dikatakan lebih mudah.

4. Keempat, tahap pengeringan. Pada tahap ini sampel

dikeringkan menggunakan cahaya matahari tak langsung

seperti dibungkus kain. Tidak menggunakan matahari

langsung dikarenakan suhu matahari tidak bisa diatur

layaknya oven dan panjang gelombang cahaya matahari

dapat merusak zat kimia didalamnya.

5. Kelima, tahap sortasi kering. Pada proses ini benda-benda

asing dipisahkan yang melekat pada simplisia kering seperti

debu.

6. Keenam, tahap pengepakan dan pengemasan sampel. Pada

Proses ini simplisia dilindungi dari kerusakan sehingga tidak


terjadi perubahan pada warna, bau, rasa, dan fungsi dari

simplisia itu sendiri

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Berikut klasifikasi tanaman mangga (Mangifera Indica L.) :

Kingdom : Plantae

Divis : Tracheophyta

Kelas : Magnolyopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera L

Spesies : Mangifera indica L. (3)


Gambar 1. Hasil Pengoleksian simplisia

IV.2 Pembahasan

Sampel yang digunakan dalam praktikumm kali ini adalah

daun. Mangga(Mangifera indica). Saat tanaman mulai panen,

dilakukan sortasi basa, pencucian dengan air yang mengalir,

pengeringan, lalu dilakukan sortasi kering, dan terakhir

penyimpanan.
BAB V

KESIMPULAN

DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan tahapan pembuatan simplisia

antara lain pengambilan sampel, sortasi basah,

pencucian, pengeringan, sortasi kering serta

pengepakan dan pengemasan sampel. Dan juga

disarankan untuk menggunakan cahaya tidak langsung.


V.2 Saran

Sara dari saya sebaiknya memberikan pemahaman

terlebih dahulu kepada praktikan agar mempermudah

pembuatan video. Saat pembuatan video pengoleksian

sepsimen tanaman obat untuk pembuatan

simplisiamengalami beberapa perubahan terkait

informasi yang didapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hjgh Hariana, A., Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta :


Penebar Swadaya. 2013.

2. Ningsih, D.R., Zusfahair dan Mantari, D. Ekstrak Daun Mangga


(Mangifera Indica L.) Sebagai Antijamur Terhadap Jamur Candida
Albicans Dan Identifikasi Golongan Senyawanya. Jurnal Kimia
Riset, Volume 2 No. 1. 2017

3. Pracaya. Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar Swadaya. 2011.

4. Sastrapradja, Setijati D. Perjalanan Panjang Tanaman Indonesia.


DKI Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2012. Hal 87-89.
5. Safitri.. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. UGM. 2012.

6. Putri, V., Ahmad, A. & Ani, W., Perancangan Komunikasi Visual


Untuk Meningkatkan Konsumsi Ikan Laut Pada Anak Muda Di
Surabaya, Jurnal DKV Adiwarna, 3(2),2015 pp. 1-1

7. Greve, M., Lykke, A. M., Fagg, C. W., Gereau, R. E., Lewis, G. P.,
Marchant, R., Svenning, J.-C. Realising the potential of herbarium
records for conservation biology. South African Journal of Botany,
(2016). 105, 317–323.
8. Mertha,I. Gde, Al Idrus, A., Ilhamdi, M. L., & Zulkifli, L Pelatihan
Teknik Pembuatan Herbarium Kering dan Identifikasi tumbuhan
berbasis lingkungan sekolah di SMA 4 Maratam. Jurnal Pendidikn
dan Pengabdian Masyarakat, 2018, 1.1

9. Marjoni, Mhd. Riza. Farmakognosi (Teori Ringkas Dan Praktik).


Jakarta: Trans Info Media. 2017

10. Suharmiati, dan Herti, M. Khasiat dan Manfaat Daun Dewa dan
Sambung Nyawa. Agromedia Pustaka: Jakarta. 2003.

11. Van Steenis, C.G.C. Flora. Jakarta : PT Pradnya Pramita. 2005.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja

Sampel Daun Mangga (Mangifera indica)

Dikumpulkan dan lalu sortasi basah

Mencuci sampel dengan air yang mengalir lalu


dikeringkan dengan matahari tidak langsung

Selanjutnya disortasi kering dan diserbukkan


Lampiran 2. Gambar Hasil Praktikum

Lampiran 3. Kunci
Determinasi

Kunci determinasi daun Mangga(Mangifera indica L) adalah

1a……,2b......., 3b…. , 4b(8)

Anda mungkin juga menyukai