Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

PERCOBAAN III & IV


PEMBUATAN SIMPLISIA DAN SERBUK SIMPLISIA

Disusun oleh :

Rossy Muliani (22010316140017)

Tanggal praktikum :

Senin, 11 September 2017

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
I. TUJUAN
1.1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan simplisia
1.2. Mahasiswa mampu melakukan permbuatan serbuk dari simplisia.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Ciri-ciri Simplisia yang Baik
Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. Sedangkan yang dimaksud
dengan simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman.
Simplisia dinyatakan bermutu apabila simplisia yang bersangkutan
memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam bukubuku seperti Farmakope
Indonesia, Farmakope Herbal Indonesia, atau Materia Medika (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1985).
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak
mengandung bahaya kimia, mikrobiologis, dan bahaya fisik, serta mengandung
zat aktif yang berkhasiat. Ciri simplisia yang baik adalah dalam kondisi kering
(kadar air < 10%), untuk simplisia daun, bila diremas bergemerisik dan berubah
menjadi serpihan, simplisia bunga bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi
serpihan atau mudah dipatahkan, dan simplisia buah dan rimpang (irisan) bila
diremas mudah dipatahkan. Ciri lain simplisia yang baik adalah tidak berjamur,
dan berbau khas menyerupai bahan segarnya (Herawati, Nuraida, dan Sumarto,
2012).
2.2. Pembuatan Simplisia
Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan baku: kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi
beberapa faktor, seperti : umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu
panen, bagian tumbuhan, waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh.
2. Sortasi basah: Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran
atau bahan asing lainnya setelah dilakukan pencucian dan perajangan.
3. Pencucian: dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya
yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih.
4. Perajangan
5. Pengeringan: mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan
simplisia.
6. Sortasi kering: tujuannya untuk memisahkan benda-benda asing seperti
bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain
yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan
8. Penyimpanan dan pemeriksaan mutu (Depkes, 1985)
2.3.Pembuatan Serbuk Simplisia
Serbuk Simplisia adalah sediaan Obat Tradisional berupa butiran homogen
dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran dengan
Ekstrak yang cara penggunaannya diseduh dengan air panas (BPOM, 2014).
Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan
deraiat halus yang cocok; bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau
campurannya (DepKes RI, 1994).
Dalam beberapa hal, digunakan juga istilah umum untuk menyatakan
kehalusan serbuk yang disesuaikan dengan nomor ayak berikut.
1. Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
2. Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)
3. Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)
4. Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)
5. Serbuk halus adalah serbuk (85)
6. Serbuk sangat halus adalah serbuk (120/200[300]) (Syamsuni, 2005).
2.4.Pengamatan Simplisia Serbuk
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk kering simplisia
dengan melakukan pemeriksaan terhadap fragmen pengenal antara lain stomata,
sel batu, kristal Ca oksalat, lapisan gabus, kelenjar minyak, kelenjar rambut, dan
berkas pengangkut (Sulianti, 2006).
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat
1. Gunting/Cutter/Pisau
2. Mixer
3. Mikroskop
4. Object Glass
5. Cover Glass
6. Pipet tetes
7. Ayakan dengan berbagai macam mesh
8. Wadah
3.2.Bahan
1. Berbagai macam simplisia
2. Aquades
3.3.Cara Kerja Pembuatan Simplisia
1. Dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran dari pada simplisia
2. Pencucian
3. Penirisan
4. Perajangan dilakukan untuk simplisia yang berukuran tebal. Untuk
rimpang diiris dengan ketebalan 1-3 mm, sedangkan untuk daun diiris
melintang dengan lebar 1 cm.
5. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain
hitam.
3.4.Cara Kerja Pembuatan Serbuk Simplisia
1. Simplisia yang telah dikering, dibuat menjadi serbuk menggunakan
mixer.
2. Serbuk yang telah jadi, diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan
serbuk yang homogen.
3. Serbuk yang telah diayak dimasukkan kedalam wadah bening. Wadah
diberi nama.
4. Diambil sedikit serbuk yang ada untuk diperhatikan dibawah
mikroskop. Object glass diambil, ditetesi aquades sedikit, lalu serbuk
ditaruh pada object glass.
5. Object glass ditutup dengan cover glass. Preparat sudah jadi.
6. Preparat yang sudah jadi diperhatikan menggunakan Mikroskop.
7. Diamati dan digambar apa yang terlihat dilogbook.
IV. HASIL PENGAMATAN

No. Simplisia Gambar Keterangan

1. Daun 1. Trikoma
Ketapang 2. Epidermis

(Gambar 1. Simplisia Daun Ketapang)

(Gambar 2. Serbuk Simplisia Daun Ketapang)


1
.

(Gambar 3. Pengamatan Mikroskopis Serbuk


Simplisia dengan perbesaran 100x0

(Dokumentasi Pribadi,2017)

2. Bunga 1. Parenkim
Cengkeh

(Gambar 1. Simplisia Bunga Cengkeh)


(Gambar 2. Serbuk Simplisia Bunga Cengkeh)

Gambar 3. Pengamatan Mikroskopis Serbuk Bunga


Cengkeh dengan Perbesaran 100x)

(Dokumentasi Pribadi,2017)
3. Daun 1. Parenkim
Saga 2. Trikoma

(Gambar 1. Simplisia Daun Saga)

(Gambar 2. Serbuk Simplisia Daun Saga)

2
1

(Gambar 3. Pengamatan Mikroskopis Serbuk Daun


Saga dengan perbesaran 100x)

(Dokumentasi Pribadi,2017)
V. PEMBAHASAN
Praktikum Farmakognosi dan Fitokimia dengan judul Pembuatan Simplisia dan
Pembuatan Serbuk Simplisiadilaksanakan pada hari Senin, 11 September 2017
bertempat di Laboratorium Kering Gedung Lab Skill Fakultas Kedokteran. Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan simplisia dan cara pembuatan serbuk
simplisia.
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Daun Ketapang
(Terminalia cattapa), Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Daun Saga
(Adhenantera pavonina). Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan langsung,
yakni pembuatan simplisia dan pembuatan serbuk simplisia.
5.1. Serbuk Simplisia Daun Ketapang (Terminalia cattapa)
Langkah awal untuk membuat serbuk simplisia ialah membuat
simplisianya dahulu. Pertama, dipilih daun ketapang yang sekiranya kondisi
fisiknya masih bagus, tidak ada bekas gigitan ulat dan bersih. Dikumpulkan daun
ketapang secukupnya. Setelah itu, daun yang telah dikumpulkan dicuci terlebih
dahulu dengan tujuan untuk membersihkan daun dari kotoran kotoran, tiriskan
dedauanan yang telah dicuci. Langkah selanjutnya adalah daun diiris secara
melintang dengan lebar 1 cm.Terakhir ialah proses pengeringan. Daun yang telah
diiris dijemur dibawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitam.
Setelah simplisia jadi, simplisia dikatakan baik apabila diremas
bergemerisik dan berubah menjadi serpihan (Herawati,Nuraida, dan Sumarto
2012). Simplisia yang sudah jadi dibuat menjadi serbuk dengan cara diblender
menggunakan mixer, serbuk hasil blender selanjutnya diayak dengan mesh nomor
60. Gelas benda disiapkan dan ditetesi aquades. Serbuk simplisia diambil sedikit
dan dioleskan pada tetesan aquades
Berdasarkan pengamatan serbuk simplisia daun ketapang yang diamati
dibawah Mikroskop dengan perbesaran 100x, terlihat bagian anatomi dari serbuk
daun ketapang. Bagian yang dapat diamati dengan jelas yaitu trikoma dan sel
epidermis.
Menurut Sharma (2014), daun ketapang memiliki epidermis tunggal yang
dittutupi kutikula tebal. Sel epidermis sisi ventral dan sisi dorsal berbentuk segi
empat. Beberapa dari sel epidermis pada sisi ventral memanjang membentuk
penutup. Trikoma terlihat runcing. Sel parenkim mengandung zat coklat
kemerahan gelap. Terdapat roset kristal kalsium oksalat. Di samping lapisan
parenkim terdapat sel sklerenkim berdinding tebal sebanyak 1-2 lapis. Berkas
pembuluh berbentuk busur dimana xylem dikelilingi oleh floem pada bagian atas
dan bawahnya.
5.2.Serbuk Simplisia Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Simplisia cengkeh kering diperoleh dari pasar tradisional yang ada di
kawasan Bogor, karena sudah didapatkan simplisia dalam bentuk kering, maka
langsung dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu pembuatan serbuk simplisia
bunga cengkeh. Simplisia yang sudah jadi kemudian diblender menggunakan
mixer, serbuk yang didapat diayak menggunakan ayakan dengan mesh nomor 80
agar diperoleh serbuk simplisia bunga cengkeh yang homogen. Simplisia bunga
yang baik ialah bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi serpihan atau
mudah dipatahkan. Simplisia yang lolos disimpan di wadah dan diberi label,
simplisia yang tidak lolos disimpan dalam wadah yang berbeda.
Pada pengamatan yang telah dilakukan menggunakan mikroskop, pada
serbuk simplisia bunga cengkeh terlihat parenkim. jaringan parenkim merupakan
jaringan dasar yang terdapat di seluruh bagian tumbuhan. Parenkim umumnya
merujuk pada suatu jaringan yang kekhusussannya relatif kecil dan mempunyai
fungsi yang sangat beragam dalam tumbuhan. Sel parenkim masih mampu
membelah bahkan pada sel dewasa. (Mulyani,2006)

5.3.Serbuk Simplisia Daun Saga (Adenanthera pavonina)


Langkah awal untuk membuat serbuk simplisia ialah membuat
simplisianya dahulu. Pertama, dipilih daun ketapang yang sekiranya kondisi
fisiknya masih bagus, tidak ada bekas gigitan ulat dan bersih. Dikumpulkan daun
ketapang secukupnya. Setelah itu, daun yang telah dikumpulkan dicuci terlebih
dahulu dengan tujuan untuk membersihkan daun dari kotoran kotoran, tiriskan
dedauanan yang telah dicuci. Langkah selanjutnya adalah daun diiris secara
melintang dengan lebar 1 cm.Terakhir ialah proses pengeringan. Daun yang telah
diiris dijemur dibawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitam.
Setelah simplisia jadi, simplisia dikatakan baik apabila diremas
bergemerisik dan berubah menjadi serpihan (Herawati,Nuraida, dan Sumarto
2012). Simplisia yang sudah jadi dibuat menjadi serbuk dengan cara diblender
menggunakan mixer, serbuk hasil blender selanjutnya diayak menggunakan
ayakan mesh 80 sehingga diperoleh serbuk yang homogen. Serbuk yang lolos
dimasukkan wadah sedangkan yang tida lolos disimpan pada wadah lain.
Berdasarkan pengamatan serbuk simplisia daun ketapang yang diamati
dibawah Mikroskop dengan perbesaran 100x terlihat ada trikoma, yakni rambut
halus dan juga parenkim. Trikoma berasal dari sel-sel epidermis yang bentuk,
susunan serta fungsinya bervariasi. Jaringan parenkim adalah jaringan tumbuhan
yang terdapat di hampir semua bagian tumbuhan di bawah jaringan epidermis
sehingga jaringan ini juga disebut jaringan dasar. Akar, batang, daun, dan buah
tersusun sebagian besar atas jaringan parenkim. 3 Sel penyusunnya bersifat hidup,
ukuran relatif besar, berdindng tipis, lentur, bentuknya bervariasi umumnya
berbentuk segi enam, memiliki banyak vakuola, memiliki ruang antar sel, masih
mampu berdiferensiasi menjadi meristem untuk membelah diri dan membentuk
sel/jaringan khusus lainnya. Berasal dari meristem (protoderm, dan meristem
dasar, periblem dan plerom serta kambium). Fungsi jaringan parenkim bermacam-
macam sesuai pengelompokannya seperti penyusun tubuh, melakukan
fotosintesis, menyumpan cadangan makanan, menyimpan air, sebagai alat
transportasi, penyimpan udara (aerenkim), dan menutup luka pada tumbuhan.
(Fahn, 1991).
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Pada pengamatan kali ini, dapat disimpulkan bahwa sebelum membuat
serbuk simplisia, harus dibuat simplisianya terlebih dahulu. Simplisa yang baik
memiliki kriteria yaitu apabila diremas maka ada ada suara gemericik dan
menjadi serbuk. Proses pembuatan simplisia juga harus melewati beberapa hal
mulai dari pengumpulan simplisia hingga proses pengeringan. Pembuatan serbuk
simplisia juga mengalami beberapa proses sebelumnya seperti penggilingan
hingga menjadi serbuk hingga diayak agar menjadi simplisia yang homogen.
6.2. Saran
Praktikan disarankan untuk menggunakan masker agar serbuk simplisia
tidak terhirup. Ada baiknya bunga cengkeh ditumbuk kasar terlebih dahulu untuk
mempermudah proses pembuatan serbuk menggunakan mixer.
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI, 2010. Acuan Sediaan Herbal, Volume V, Edisi I, 112-11.Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Depkes, RI. 1985. Farmakope Indonesia. Jakarta: Ditjen POM.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Herawati, D, Nuraida, L. , Sumarto. 2012. Cara Produksi Simplisia yang Baik. Bogor: Seafast
Center IPB,
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
Sharma, Ambikadevi D., dan Usha Mukundan. 2014. Pharmacognostic Evaluation and Metal
Analysis of Terminalia catappa Linn. Leaves. Mumbai : Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry. Vol. 2 No. 6 : 01-06
Sulianti, Sri Budi., Emma Sri Kuncari., Sofnie M. Chairul. 2006. Pemeriksaan Farmakognosi
dan Penapisan Fitokimia dari Daun dan Kulit Batang Calophyllum inophyllum dan
Calophyllum soultari. Surakarta : Jurnal Biodiversitas. Vol. 7 No. 1 : 25-29
Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai