Anda di halaman 1dari 6

Penentuan Kadar Golongan Sulfonamida Berdasarkan Reaksi Diazotasi Dan

Kopling Secara Kolorimetri/ Spektrofotometer Visibel

Determination of Sulfonamide Levels Based on Colorimetric and Coupling


Reaction Diazotation / Visible Spectrophotometer

Nuzul Aulia Fajarwati1*, Muhammad Muflih Kasim, Sri Devi Febrianti, Desi Ratna Sari4, Eka Pebriana5,
Hidayatul Ulya6 dan Rezky Wahyuni Pappung7
1Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : desyratna023@gmail.com
2Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : muflikasim11@gmail.com
3Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : nuzulaulia92@gmail.com
4Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : sridevifeb@gmail.com
5Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : Ulyah123@uho.ac.id
6Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : ekapebriana@gmail.com
7Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo Kendari 93232

Sulawesi Tenggara, Indonesia


Email : @yahoo.com

ABSTRAK
Umumnya golongan sulfonamide mengandung gugus amin aromatis primer (Ar-
NH2), apabila direaksikan dengan asam nitrit dengan pemberian pereaksi pengkopling
dari senyawa N-(1- Naftol) etilendiamin, sehingga menghasilkan derivate garam
diazonium yag berwarna. Tujuan Percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
menentukan kadar obat golongan sulfanilamide berdasarka reaksi diazotasi secara
kolorimetri atau sepektroforometri UV-Vis. Pengujian sampel obat golongan
sulfonamide yaitu obat sulfadiazine silver dilakukan dengan analisis kalorimetri yang
khas pada suatu senyawa yang tidak berwarna sehingga dapat mengabsorbsi cahaya
pada daerah sinar tampak (visible). Pengukuran kurva kalibrasi diukur pada seri
konsentrasi 2,4,6,8,10 mg/ml dengan panjang gelombang 450 Nm-600 Nm. Dari kurva
kalibrasi didapatkan persamaan regresi (Tabel 1) y = -0,002x + 0,120, dengan nilai r
(korelasi ) = 0,487 yang menunjukkan linearitas kurang baik

ABSTRACT
Generally the sulfonamide group contains a primary aromatic amine group (Ar-NH2),
when reacted with nitric acid by providing a coupling reagent of the compound N- (1-
Naphthol) ethylenediamine, resulting in a colored diazonium salt derivate. The purpose
of this experiment is to find out how to determine the level of sulfanilamide drug based
on the colorimetric reaction of diazotation or UV-Vis sepektroforometry. Testing of
sulfonamide drug samples, namely silver sulfadiazine drugs, is carried out by a typical
calorimetric analysis of a colorless compound so that it can absorb light in the visible
area. Calibration curve measurements are measured at a concentration series 2,4,6,8,10
mg / ml with a wavelength of 450 Nm-600 Nm. From the calibration curve obtained the
regression equation (Table 1) y = -0.002x + 0.120, with the value of r (correlation) =
0.487 which shows the linearity is not good
PENDAHULUAN
Diazotasi adalah reaksi antara Amina campuran sederhana maupun kompleks
primer dengan asam nitrit. Asam nitrit diperoleh (Bhawani, 2015).
dari hasil reaksi natrium nitrit dan asam klorida.
Reaksi Amina primer dengan asam nitrat pada Tujuan yang akan diperoleh dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
suhu dingin membentuk garam diazonium
menentukan kadar obat golongan sulfonamide
(Azizah, 2015).
berdasarkan reaksi diazotasi secara kolorimetri
Obat adalah molekul kecil organik yang atau spektrofotometri UV-Vis.
mengaktivasi atau menghambat fungsi dari
reseptor sehingga menimbulkan efek terapeutik
pada pasien. Secara mendasar rancangan obat
baru melibatkan rancangan molekul kecil yang
komplementer dalam bentuk dan muatan
terhadap target reseptor tempat obat tersebut
berinteraksi dan terikat (Suhud, 2015).

Sulfonamid adalah golongan antibiotik


farmasi. Oksidasi langsung yang signifikan dari
sulfonamida terjadi sulfapyridine yang terikat
lebih kuat oleh katalisis kopling silang kovalen
dengan adanya 0-fenol dan 2,6-dimethoxyfenol
(Schwarz, 2015).

Penggunaan klinis sulfonamid digunakan


untuk infeksi saluran kemih, saluran pernapasan
dan konjungtivitas inklusi. Dapat juga digunakan
untuk kombinasi dengan inhibitor reduktasi yang
memberikan peningkatan aktivitas antibakteri (
Hyde,1992).

Metode spektrofotometri derivatif


merupakan metode manipulatif terhadap Spectra
pada spektrofotometri UltraViolet dan cahaya
tampak (Uv-Vis) ( Nurhidayah, 2015).

Prinsip dasar dari spektrofotometer


meliputi wilayah Uv cahaya interval tertentu
mengubah energi radiasi menjadi energi listrik.
Yang diamati secara spektroskopi adalah
absorbansi energi cahaya atau radiasi
elektromagnetik ( Shah, 2015). Teknik ini
digunakan apabila senyawa yang ingin diketahui
keberadaannya cenderung sulit menguap dan
tidak stabil pada suhu tinggi (Darmapatni, 2015).

Pengukuran spektrofotometri telah


menjadi analisis yang banyak digunakan. Karena
dapat menganalisis berbagai senyawa dalam
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan labu ukur. Warna yang berbentuk stabil
selama beberapa jam. Buat larutan
Praktikum Analisis Farmasi
blanko tanpa berwarna dari pelarut
dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober
yang digunakan tanpa obat.Ulangi
2019 pukul 13.00 WITA, bertempat di
prosedur ini untuk sulfadiazine.
Laboratorium Farmasi, Fakultas
Farmasi, Universitas Halu Oleo. Alat-alat 2. Pengukuran spektrum Absorpsi
yang digunakan pada percobaan ini
Pipet larutan standar masukkan
yaitu Spektrofotometer visible atau
kedalam kuvet dan ukur absorbansi
kolorimeter, Labu ukur 500 mL, 100 mL,
larutan relative terhadap larutan blanko
50 mL, Pipet Volume5 mL, 10 mL, 20
pada rentang panjang gelombang 450
mL, Gelas Kimia, Gelas Ukur,
Nm sampai 600 Nm dengan mencatat
Erlenmeyer, Timbangan analitik dan
pembacaan setiap interval 10 Nm. Pada
Oven. Dan bahan yang digunakan yaitu
sekitar absorbansi optimal lakukan
bahan obat murni (sulfadiazine,
pengukuran pada interval 5 Nm dan
sulfamerazina), Pereaksi kopling (0,1%).
pada puncak maksimum dan minimum
(100 mg N-(1-Naftil) etilendiamin dalam
lakukan pengukuran pada interval 2
100 ml air, Larutan HCl 0,02 N dan 0,5
Nm.
N, Larutan NaOH 0,5 N, Pereaksi Na NO2
0,1 %, Ammonium sulfamat 0,5 % dan Buatlah plot dari absorbansi yang
salep silver sulzadiazine. terkoreksi sebagai ordinat dan panjang
gelombang sebagai absis. Tentukan λ
Prosedur Kerja
max nya. Ulangi prosedur ini untuk
1. Pembuatan larutan stok/ standar sulfadiazine.
Timbang seksama 1000 mg 3. Pembuatan Kurva Kalibrasi
sulfamerazina yang telah dikeringkan
Siapkan lima macam larutan
pada suhu 100oC selama 1 jam.
sulfamerasina dengan konsentrasi 2, 4,
Larutkan dalam 25 ml HCl 0,02 N dan
6, 8, 10 mg /ml, tentukan absorbansi
encerkan sampai 100 ml dalam labu
larutan pada λ maksimum. Ulangi
ukur.
prosedur ini untuk sulfadiazine. Buatlah
Pipet 5 ml larutan stok dan tetesi sedikit plot hukum Beer dari absorbansi
demi sedikit dengan larutan NaOH 0,5 N sebagai ordinat dan konsentrasi sebagai
dalam larutan NaNO2 0,1% dalam labu absis. Hitunglah keempat absorbtivitas
ukur 50 ml, kocok dan diamkan selama jenis dari kedua larutan standar.
3 menit, lalu tambahkan ammonium
4. Penentuan Kadar Sampel
sulfamat 0,5%. Setelah itu tambahkan 5
ml larutan N-(1-Naftil) etilendiamin a. Suatu larutan sampel yang
sebagai pereasi kopling, kocok, lalu mengandung satu komponen senyawa
encerkan dengan akuades sampai batas sulfonamide yang tidak diketahui
kadarnya.
Tentukan kadar sampel tersebut secara
kolorimetri menggunakan persamaan
berikut ini serta bandingkan hasil yang
diperoleh.

b. Suatu larutan sampel mengandung


multi komponen dari senyawa
sulfamerazina. Tentukan kadar masing-
masing senyawa menggunakan
persamaan dua komponen, seperti
berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian sampel obat golongan Persamaan kurva kalibrasi (linearitas)
sulfonamide yaitu obat sulfadiazine menunjukan hubungan antara
silver dilakukan dengan analisis konsentrasi larutan standar dengan
kalorimetri yang khas pada suatu absorbansi. Pengukuran absorbansi
senyawa yang tidak berwarna sehingga dilakukan pada rentan panjang
dapat mengabsorbsi cahaya pada gelombang 450 Nm-600 Nm.
daerah sinar tampak (visible). Pengukuran kurva kalibrasi diukur pada
Umumnya golongan sulfonamide seri konsentrasi 2,4,6,8,10 mg/ml. Dari
mengandung gugus amin aromatis kurva kalibrasi didapatkan persamaan
primer, pada reaksi diazotasi dari suatu regresi (Tabel 1) y = -0,002x + 0,120,
amina aromatik dengan nitrit dalam dengan nilai r (korelasi ) = 0,487 yang
suasana asam, yang diikuti dengan menunjukkan linearitas kurang baik.
reaksi kopling sehingga menghasilkan
Prinsip dari percobaan ini adalah
senyawa azo yang berwarna merah.
menghitung kadar garam diazonium
Senyawa azo tersebut diukur
yang terbentuk dari reaksi diazonium
absorbansinya pada rentang panjang
antara obat golongan sulfonamid
gelombang 500-600 nm, sehingga kadar
(suladiazin dan sulfamerazine) yang
nitrit dapat ditentukan. Penentuan
mengandung amin aromatik primer
panjang gelombang maksimum
dengan pereaksi kopling sebagai donor
didapatkan pada 460 Nm dengan
nitrit (N2)
menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Tabel 1. Gambar kurva kalibrasi

0,15

0,1

0,05

0
0 2 4 6 8 10 12

Tabel 2. Nilai absorbansi Seri Konsentrasi Larutan Baku Sukfadiazine Siver


No Konsentrasi Absorban
1 2 ppm 0,011
2 4 ppm 0,032
3 6 ppm 0,051
4 8 ppm 0,075
5 10 ppm 0,102

SIMPULAN

Sulfonamide mengandung gugus amin aromatis primer, pada reaksi diazotasi


dari suatu amina aromatik dengan nitrit dalam suasana asam, yang diikuti dengan
reaksi kopling sehingga menghasilkan senyawa azo yang berwarna merahPersamaan
kurva kalibrasi (linearitas) menunjukan hubungan antara konsentrasi larutan standar
dengan absorbansi. Namun untuk hasil dari kurva kalibrasi didapatkan persamaan
regresi (Tabel 1) y = -0,002x + 0,120, dengan nilai r (korelasi ) = 0,487 yang
menunjukkan linearitas kurang baik
DAFTAR PUSTAKA

Azizah F.F., Maria M.S.B dan Ganden S., 2015, Optimasi Proses Reduksi Kloramfenikol
Menggunakan Reduktor Zn dengan Spektrofotometri Uv-Vis, Unesa Journal Of
Chemistry, Vol.4(2).
Bhawani S.A., Sim S.F dan Mohamad N.M.I., 2015, Spectrophotometric Analysis Of
Caffein, International Journal Of Analytical Chemistry, Vol.2015.
Darmapatni K.A.G., Ahmad B dan Ni Made S., 2016, Pengembangan Metode GC-MS
Untuk Penetapan Kadar Acetaminophen Pada Spesimen Rambut Manusia, Jurnal
Biosains Pascasarjana, Vol.18.
Hyde R.M., 1992, Microbyology and Immunology Third Edition, Springer : USA
Nurhidayati L., 2017, Spektrofotometri Derivatif dan Aplikasinya dalamBidang Farmasi,
Jurnal Farmaka, Vol.2.
Schwarz J., Knicker H., 2015, Enzymatic Transformation and Bonding Of Sulfonamide
Antibiotics to Model Humic Subtances, Journal Of Chemistry, Vol. 2015.
Shah R.S., Rutuja R.S., Rajashri B.P dan Pranit P.G., 2015, Uv-Visible Spectroscopy A
Review, International Journal Of Instutional Pharmacy and Life Sciences, Vol.5(5).
Suhud F., 2015, Uji Aktivitas In-Silico Senyawa Baru 1-Benzil-3-Benzoilurea Induk dan
Tersubstitusi Sebagai Agen Antiproliferatif, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol.7(4).

Anda mungkin juga menyukai