Sesudah reaksi :
VII. Tugas
Hitung harga Rf tiap bercak yang terbentuk pada tiap percobaan
VIII. Rangkuman
Alkaloida merupakan senyawa yang banyak tersebar di alam.
Jumlahnya sangat sedikit dikandung pada tumbuhan. Alkaloida memberikan
efek farmakologis yang kuat terhadap tubuh dengan jumlah yang sangat kecil.
Identifikasi terhadap alkaloida dilakukan untuk mendeteksi
keberadaannya pada sampel. Identifikasi dapat dilakukan dengan cara
mereaksikan dengan pereaksi tertentu maupun dengan uji KLT.
Toluen = 70% X 5 ml
= 3,5 ml
Perhitungan :
• Pada UV 254 µn
Diketahui : Jarak spot 1 = 4,1 cm
Jarak yang di tempuh pelarut = 8 cm
Ditanya : Rf = …..?
4,1 cm
Rf spot 1 =
8 cm
= 0,5125
• Pada UV 366 µn
Diketahui : Jarak spot 1 = 4,1 cm
Jarak spot 2 = 6,7 cm
Jarak spot 3 = 7,3 cm
Jarak yang di tempuh pelarut = 8 cm
Ditanya : Rf masing- masing spot = …..?
Jawab :
4,1 cm
Rf spot 1 =
8 cm
= 0,5125
6,7 cm
Rf spot 2 =
8 cm
= 0,8375
7,3 cm
Rf spot 3 =
8 cm
= 0,9125
Kesimpulan :
Nilai Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada
permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase
gerak. Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis.
Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasi senyawa. Bila identifikasi nilai
Rf memiliki nilai yang sama dengan nilai Rf standart dari senyawa tersebut maka
senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karateristik yang sama atau mirip.
Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan
senyawa yang berbeda. Namun perbedaan perlakuan dalam percobaan kromatografi
lapis tipis juga akan mempengaruhi nilai Rf sampel yang diidentifikasi.Nilai Rf
standart dari piperin adalan 0,42 ±0,03 (Vyas et all, 2011).
Kesalahan yang terjadi pada praktikum ini bisa saja karena beberapa hal, perlakuan
sampel yang tidak sesuai prosedur, perhitungan dan pengukuran toluene dan etil asetat
yang digunakan sebagai eluen sehingga mempengaruhi polaritas. Saat memasukkan
campuran eluen, kemungkinan pelarut kurang homogen, serta saat memasukkan
pelarut ke dalam chamber kurang hati-hati sehingga sebelum chamber ditutup pelarut
ada yang menguap terlebih dahulu. Kontaminasi dapat pula terjadi akibat pembilasan
pipa kapiler dengan etanol yang kurang sempurna sehingga mengkontaminasi. Di
samping itu, saat mentotolkan tidak dalam kondisi yang benar-benar tegak sehingga
terjadilah hasil noda yang tidak bulat. Hal tersebut dapat mempengaruhi nilai Rf yang
didapat.