PENDAHULUAN
Singkong yang mengandung pati di parenkim akar ini menjadi sumber penting
karbohidrat. Akar juga mengandung kadar vitamin C, riboflin, thiamin dan niasin
yang signifikan. Saat ini tanaman ini memberi makan lebih dari 800 juta orang di
seluruh dunia.
I.2 TUJUAN
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi senyawa flavonoid dari
Manihot escullenta Crantz
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa flavonoid hasil isolasi
I.3 MANFAAT
1. Mampu mempraktekkan cara mengisolasi senyawa flavonoid dari Manihot
escullenta Crantz
2. Mampu mengidentifikasi senyawa golongan flavonoid hasil isolasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
Pohl : Manihot esculenta (Soelistijono, 2006)
2.2 MORFOLOGI
Berdasarkan sifat fisik dan kimia, singkong merupakan umbi atau akar
pohon yang panjang dengan rata-rata bergaris tengah 2-3cm dan panjang 50-80cm,
tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Sifat fisik dan kimia singkong sangat
penting artinya untuk pengembangan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning kuningan. Karakterisasi sifat
fisik dan kimia singkong ditentukan olah sifat pati sebagai komponen utama dari
singkong (Susilawati et al., 2008).
Tinggi Mannihot esculenta Crantz bisa mencapai 7 meter dengan cabang agak
jarang, akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar
menjadi umbi akar yang dapat dimakan.Daun ubi kayu tumbuh di sepanjang batang
dengan tangkai yang panjang.Bunganya berumah satu dan kematangan bunga jantan
dan bunga betina berbeda waktunya sehingga penyerbukan berlangsung dengan
persilangan (Lingga, 1986).
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat
miskin akan protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong
karena mengandung asam amino metionin.Selain umbi akar singkong banyak
mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah.Rasanya sedikit manis, ada pula
yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam
sianida (Sadjad, 2000).
Singkong digelari sebagai makanan super oleh Center for Science in the Public
Interest berkat kandungan nutrisinya. Sebutir singkong ukuran sedang menyediakan
lebih dari 200 persen kebutuhan harian akan vitamin A. Vitamin ini muncul dalam
bentuk beta karoten, yang memberikan warna kuning oranye pada ubi. Vitamin A
sendiri member manfaat untuk penglihatan, kulit, dan tulang (Widowati, dan
Damardjati, 2001).
Glikosida Sianoge
Linamarin Lotaustralin
Flavonoid
Hidrokumarin
Scopoletin Esculetin
Scopolin Esculin
Monoterpen
Linalool (E)--ocimene
Fenil propanoid
Metil salisilat
Homoterpen
Minyak atsiri
(Z)-3-hexen-1-ol (E)-2-hexen-1-ol
Untuk mendapatkan informasi dasar tentang metabolisme rutin pada biji soba,
flavonol 3-glukosidase (f3g) dimurnikan dari biji soba tartary (Fagopyrum tataricum).
F3g terdiri dari dua isozim, dan karakteristiknya sangat mirip dengan enzim degradasi
rutin (RDE), walaupun berat molekul dan konstanta kinetik sangat berbeda. Selain
itu, konsentrasi rutin dan isoquercitrin dan aktivitas f3g yang sesuai diukur selama
pematangan biji sariawan dan soba umum. Rutin dan isoquercitrin meningkat saat
pematangan, dan konsentrasi rutin tetap tinggi pada biji yang matang. Aktivitas rutin
3-glukosidase dan aktivitas isoquercitrin 3-glukosidase juga meningkat selama
pematangan dan tetap tinggi dengan sedikit pengurangan pada benih matang. Dalam
benih seperti itu, bagian utama rutin ditemukan di embrio, dan hampir semua
aktivitas f3g terdeteksi di testa. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa aktivitas f3g
bukanlah faktor pembatas utama konsentrasi rutin pada benih matang sepenuhnya.
(Suzuki, 2002)
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
4.1 HASIL
Organoleptis
Bentuk : Amorf
Warna : Kekuningan
Bau : Bau khas
Rasa : -
Berat sampel daun singkong
Jumlah daun singkong yang diisolasi adalah 20 kg
Profil KLT
2,2
cm
Rf = 4 = 0,55
Hasil uji KLT flavonoid
Metode ekstraksi yang digunakan dalam isolasi daun singkong ini adalah
maserasi panas, dengan cara perebusan dengan air panas yang bertujuan agar
flavanoid yang ingin diisolasi dapat bercampur dengan air, karena rutin merupakan
metabolit sekunder yang bersifat polar maka akan larut dalam pelarut polar yaitu air.
Selain itu, air yang digunakan untuk melarutkan senyawa rutin dalam daun singkong
adalah air panas karena rutin lebih cepat larut dalam air panas. Dengan penggunaan
air yang kemudian dipanaskan membuat semua senyawa polar dalam daun singkong
tertarik bersama filtrate. Namun, karena senyawa polar yang terkandung di dalam
daun singkong tidak hanya senyawa rutin, maka akan bayak komponen-komponen
pengotor yang ikut larut dalam air.
Saat keadaan larutan masih panas, dilakukan penyaringan dengan kertas saring.
Hal ini dilakukan agar senyawa yang didapat adalah murni dan senyawa yang tidak
dikehendakai dapat tertinggal di kertas saring.
Amorf yang didapat dapat dikatakan belum murni karena nilai Rf yang
didapatkan berbeda. Tapi dari analisa tersebut belum bisa dikatakan bahwa kristal
yang didapatkan bukan rutin karena untuk uji yang lebih pasti sebaiknya
menggunakan perbandingan noda dalam satu plat silica.
Sehingga dapat dilihat noda yang didapatkan apakah sama dengan standar atau
tidak. Selain itu untuk kepastian pengujian kualitatif kemferol ini, bisa dilanjutkan
dengan uji dengan instrument seperti spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer
massa atau NMR.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. NilaiRf yang diperoleh yaitu 0.428 dengan eluen etil asetat : asam asetat :
air (4:1:5)
2. Berat rendemen yang diperoleh adalah 0,1603 g
3. % rendemen yang diperoleh adalah 0,005844 %
4. Nilai Rf adalah 0,5
5. Terjadi peristiwa tailing
5.2 SARAN
1. Praktikan harus memahami cara kerja dari objek praktikum
2. Praktikan harus teliti dan cekatan dalam melaksanakan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Amri; Arbain, Dayar; Putra, Dedi Prima; Allen, Yohannes; Syafni,
Nova.2016.Diktat Praktikum Kimia Bahan Alam II. Padang: Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Cuppett, S., M. Schrepf dan C. Hall III. 1954. Natural Antioxidant Are They
Reality. Illinois : AOCS PressHarbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia penuntun cara
modern menganalisis tumbuhan terbitan kedua. Bandung: ITB
White, P.J. dan Y. Xing. 1954. Antioxidants from Cereals and Legumes dalam
Foreidoon Shahidi: Natural Antioxidants, Chemistry, Health Effect and Applications.
Illinois : AOCS Press Champaign
Widowati, S dan D.S. Damardjati. 2001. Manfaat dan Khasiat Tanaman Singkong.
Jakarta : UI Press