PENDAHULUAN
Tanaman obat telah menjadi sumber yang berguna untuk penelitian senyawa
biologis aktif baru. Pendekatan yang berbeda digunakan untuk memilih tanaman
untuk penelitian, khususnya pendekatan data etnomedis. Terlepas dari efek obat dari
ramuan tradisional, penelitian eksplorasi telah dilakukan dan beragam aktivitas
biologis baru dari tanaman obat tradisional. (Anand, 2010)
Centella asiatica telah dilaporkan berguna dalam pengobatan lesi kulit dan
penyakit seperti kusta, lupus, psoriasis dan keloid. Selain itu, banyak laporan klinis
memverifikasi efek penenang ulcer-preventif dan antidepresif. (Anand, 2010)
I.2 TUJUAN
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi triterpenoid dari Centella
asiatica.
2. Mengetahui cara mengidentifikasi triterpenoid hasil isolasi.
I.3 MANFAAT
1. Dapat mengisolasi senyawa triterpenoid yang terkandung dalam Centella
asiatica.
2. Dapat mengidentifikasi senyawa triterpenoid hasil isolasi.
3. Dapat mengetahui macam-macam senyawa yang terkandung dalam Centella
asiatica.
4. Dapat mengetahui kegunaan seyawa yang terkandung dalam Centella asiatica
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Centella asiatica
2.1 KLASIFIKASI
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
2.2 MORFOLOGI
Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di
perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawah ataupun di ladang agak basah.
Pegagan memiliki daun satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan terdiri dari 2-
10 helai daun.
Daun bewarna hijau dan berbentuk seperti kipas, buah berbentuk pinggang atau
ginjal. Tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang berukuran 5-15cm.
Buah pegagan berbentuk lonjong atau pipih, berbau harum dan rasanya pahit,
berdinding agak tebal, kulitnya keras, berlekuk dua dan bwarna kuning. (Winarto,
2003).
Centella asiatica (nama lokal : pegagan) adalah tanaman herba yang mungkin
juga memiliki nilai obat. Tanaman ini digunakan sebagai Ayurvedic dan persiapan
pengobatan tradisional dalam meningkatkan pembelajaran dan daya ingat. Ekstrak
tanaman ini memiliki efek nootropik, melindungi otak dari kerusakan oksidatif
agerelated, dan mendorong pertumbuhan saraf dan arborisasi dendritik neuronal.
Temuan sebelumnya mengatakan bahwa Centella asiatica memiliki efek
antiinflamasi pada sel neuronal yang diobati dengan lipopolisakarida. (Khotimah,
2015)
Pada Centella asiatica, gen yang terlibat dalam jalur utama pembentukan
triterpenoid telah ditemukan. Ini termasuk farnesyl diphosphate synthase (CaFPS),
squalene synthase (CaSQS), oxidosqualene synthase (CaOSQs) dan putative -
amyrin synthase (CabAs), siklososferal siklikase, yang kemudian diidentifikasi
sebagai sintesis dammarenediol ( CaDDs). (Costa, 2017)
Biosintesa asiatikosida dan madekassosida
1. Tipe baru ursane triterpenoid glikosida 6. 2a,3b,6b-trihydroxyolean-12-en-28-oic
acid 28-O-[a-Lrhamnopyranosyl-(1-4)-
2. Asiatikosida bD-glucopyranosyl-(1-6)-b-D-
3. Asiatikosida F glucopyranosyl]
ester
4. Asam asiatat
5. Qadranosida IV
7. Kaempferol
8. Kuersetin
9. Astragalin
10. Isokuersetin
Daun sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, pembersih darah,
disentri, sakit perut, radang usus, batuk, sariawan, sebagai kompres luka, lepra,
sipilis. Getah: digunakan pada upaya pengobatan borok, nyeri perut, cacing. Herba:
digunakan pada upaya pengobatan luka pada penderita lepra dan gangguan pembuluh
darah vena; di samping itu semua bagian tumbuhan digunakan sebagai obat batuk,
masuk angin, mimisan, radang cabang paru-paru, disentri. Di Brasilia tumbuhan ini
digunakan untuk penyembuhan kanker uterus. Biji untuk pengobatan disentri, sakit
kepala dan penurun panas. Pegagan pada penelitian di RSU Dr. Soetomo Surabaya
dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah, penurunan tidak drastis, jadi cocok
untuk penderita usia lanjut. Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan,
tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk dibuat
kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body lotion
(Rudiyanto, 2015).
PROSEDUR PERCOBAAN
Alat : Wadah untuk maserasi, kolom kromatografi, corong, botol 100 ml,
vial, pipet tetes, seperangkat alat rotary evaporator, chamber, penotol.
Bahan : Daun pegagan kering (Centella asiatica) 100 gram, methanol, etil
asetat, plat KLT, kapas norit, penampak noda untuk triterpenoid.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Pemeriksaan Organoleptis
Bentuk : Serbuk
Rasa :-
Berat Sampel
100 gram
= 5,136%
Rf = Jarak noda
Jarak pengembangan
= 2,9 cm
4 cm
= 0,725
Amorf isolat Centella asiatica
Isolasi senyawa triterpenoid asiatikosida, asam asiatat dan asam madekasat dari
pegagan (Centella asiatica) menggunakan bagian daun dari tanaman. Digunakan
daun pegagan yang telah kering, karena kandungan triterpenoid dalam daun pegagan
yang telah kering lebih banyak daripada daun pegagan basah. Sedangkan pada daun
pegagan basah banyak mengandung pengotor seperti klorofil dan pada daun pegagan
basah lebih mudah untuk ditumbuhi jamur. Sebelum digunakan daun pegagan kering
dirajang terlebih dahulu agar luas permukaan sampel bertambah besar dan kontak
antara pelarut dengan permukaan sampel semakin besar dalam proses pelarutan
senyawa-senyawa yang terkandung di dalam sampel.
Guna maserasi yaitu untuk memecah sel dari tumbuhan tersebut, sehingga
metabolit sekundernya keluar. Setelah didiamkan tiga hari, dilakukan penyaringan
yang berguna untuk mendapatkan maserat yang terpisah dari ampas daun pegagan.
Penyaringan dengan menggunakan norit ini bertujuan untuk menarik klorofil dimana
klorofil ini merupakan senyawa kompleks yang dapat mengabsorpsi senyawa dengan
bobot molekul yang lebih besar dari senyawa lain. Setelah penyaringan dengan norit
didapatkan filtrat bening.
Filtrat daun pegagan kering dikentalkan dengan rotary evaporator secara in vacuo,
karena dalam keadaan vakum tekanan uap pelarut akan turun dan pelarut akan
mendidih pada suhu lebih rendah dari titik didihnya. Temperatur saat pengerjaan
rotari harus selalu dijaga serendah mungkin yaitu di bawah 40C yang bertujuan agar
dapat mencegah rusaknya senyawa-senyawa yang tidak tahan panas. Metoda rotary
evaporator dipilih karena metoda ini dapat memisahkan senyawa dengan pelarut
secara cepat tanpa merusak senyawa.
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini yaitu berat amorf dari daun pegagan
adalah 0,0978 gram. Rendemen yang didapatkan yaitu 5,136%. Dari rendemen yang
didapatkan dapat diketahui dari 100 gram sampel pegagan mengandung triterpenoid
sebanyak 5,136% nya yaitu 5,136 gram.
Dari hasil praktikum yang didapatkan belum dapat dipastikan senyawa terpenoid
yang didapatkan. Karena hanya didapatkan satu noda dan eluen yang digunakan
untuk KLT berbeda dengan literature. Penggunaan eluen dalam KLT akan
mempengaruhi Rf yang didapatkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Pegagan (Centella asiatica) mengandung senyawa triterpenoid dalam kadar
yang cukup tinggi, yaitu asiatikosid, asam asiatat, dan asam madekasat.
2. Rendemen yang diperoleh adalah 5,136%.
3. Nilai Rf yang kami didapatkan yaitu 0,725.
5.2 SARAN
1. Pahami terlebih dahulu prosedur kerja sebelum melaksanakan praktikum.
2. Menjaga ketenangan selama praktikum.
3. Hati hati dalam menggunakan alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmasari, Santoso, M., Y., Novia, N.F., Qomariyah, T., Dwiningsih, R.,Febriana,
A.2007. Sintesis dan Bioaktivitas Enam Turunan 3,3-Bis(indol-3-
il)oksindola. Seminar Nasional Technological and Professional Skills
Development Sector Project Research Grant VII. Denpasar. 25-27 Maret.
Hussin M., Hamid A.A., Mohamad S., Saari N., Ismail M., Bejo M.H. 2007.
Protective effect of Centellaasiatica extract and powder on oxidative stress in
rats [abstract].Science direct. 100(2):535-541.
Ramasamy, I. 2005. AgriInfoTech, Inc. 166 Lawrence Road, Salem NH-US03079. Ph:
603894-7346, 603-781-9097. New York : British Press
Soumyanath A., Zhong Y.P., Gold S.A., Yu X., Koop D.R., Bourdette D., et al. 2005.
Centella asiatica accelerates nerve regeneration upon oral administration and
contains multiple active fractions increasing neurite elongation in-vitro.
Journal of Pharmacy and Pharmacology.