Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM II

OBJEK III
ISOLASI TRITERPENOID DARI PEGAGAN
(Centella asiatica L.)

OLEH

TIARA YULINDA PUTRI

1411012008

Kelompok : 2

Shift : Kamis Siang

LABORATORIUM KIMIA BAHAN ALAM


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengadaan bahan baku obat di Indonesia masih merupakan masalah yang
harus dipecahkan. Jumlah obat yang beredar saat ini 95 % bahan bakunya diimpor
dari negara lain. Oleh sebab itu pemerintah berupaya agar pengadaan bahan baku
obat tersebut dapat diatasi sendiri. Salah satunya dengan cara mengali sumber
daya alam yang ada dan meningkatkan penguasaan teknologi pengolahannya.

Centella asiatica (L.) Urban merupakan tanaman yang banyak ditemukan


di Indonesia. Di Indonesia tanaman ini lebih dikenal dengan nama pegagan.
Centella asiatica (L.) Urban telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai bahan
pengobatan secara tradisional. Di Indonesia tumbuhan ini lebih dikenal sebagai
obat untuk menyembuhkan sariawan, diuretik, menambah nafsu makan, obat
wasir, antelmintik, antitoksik, antiinfeksi, antipiretik dan radang pada kulit. Selain
itu, pegagan dipercaya bisa meningkatkan ketahanan tubuh, menyembuhkan lepra,
TBC, sirosis hati, skleroderma, keloid, gangguan pembuluh vena, penyakit
traumatis, lupus, sebagai tonik untuk memperkuat dan meningkatkan daya tahan
otak dan saraf, serta menurunkan gejala stress dan depresi. Selain itu pegagan
juga digunakan sebagai bahan kosmetika untuk mengatasi selulit, antikerut dan
pengencang kulit, serta dalam perawatan kulit kering dan bersisik. Hal yang
sangat menarik, pegagan dapat pula digunakan sebagai pengganti Ginkgo biloba
terutama untuk mengatasi kepikunan dini dan meningkatkan kecerdasan otak.
Untuk pengobatan sakit kulit seperti borok, eksim dan luka, peluruh air seni
(diuretik) dan pembersih darah dengan menggunakan air rebusan daun atau
seluruh bagian tanaman yang di atas tanah.

Melihat banyaknya kegunaan dan banyaknya ditemukan di Indonesia


maka perlu diketahui kandungan senyawa yang terdapat dalam tanaman Centella
asiatica (L.)Urban. Salah satu dari senyawa yang banyak terkandung di dalamnya
adalah golongan triterpenoid. Tumbuhan pegagan ini mengandung campuran
triterpenoid dalam kadar yang cukup tinggi, yaitu asiatikosid, asam asiatat, dan
asam madekasat. Campuran ini mempunyai khasiat untuk merangsang biosintesa
kolagen yang digunakan dalam pengobatan lepra, luka bekas operasi, luka bakar,
dan jaringan perut.

Dengan alasan-alasan yang demikian maka dibutuhkan seorang farmasis


untuk menformulasinya. Salah satu yang menarik di sini adalah senyawa
triterpenoid yang terkandung dalam daun pegagan tersebut, yang setelah diteliti
ternyata banyak sekali manfaat dan kegunaannya dalam bidang pengobatan.

1.2Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi triterpenoid
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi triterpenoid

1.3 Manfaat
1. Mengetahui cara mengisolasi triterpenoid dan didapatkan isolatnya
2. Dapat mengidentifikasi senyawa triterpenoid yang terdapat didalam
Centella asiatica
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Klasifikasi

Gambar 1. Pegagan Centella asiatica L (Fatmasari, 2007).

Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Umbellales
Famili : Apiaceae/Umbelliferae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica(Winarto,2005)

2.2 Sinonim (Nama lain)

Tumbuhan ini dijumpai di berbagai daerah di Indonesia dengan nama:


Melayu : Daun kaki kuda, Daun penggaga
Minangkabau : Pugago
Jakarta : Pegagan
Sunda : Antanan, Antanan bener, Cowet gompeng
Jawa : Gagan-gagan, Gangganan, Kerok batok, Pacul
gowang, Rendeng, Calingan rambat
Madura : Kos-tekosan
Makasar : Pagaga
Bugis : Tungke-tungke
Halmahera : Kori-kori
Ternate : Koliditi manora
Irian : Dagauke, Santanan (Winarto,2005)

2.3 Morfologi
Merupakan tumbuhan herba,berbatangsemu, akarmerayapnyapanjang,
yakni 0,1-0,8 m. Daunberupadauntunggal yang tersusunrosseteberjumlah 2-10,
berbentukginjaldenganpangkalmelekukkedalam, beringgitbergigi, lebar,
panjangsampai 9 cm sedanglebarnyamencapai 7 cm, berwarnahijau,
umumnyadengantulangdaunmenjari, ujungdaunmembundar,
permukaandaunumumnyalicin.. Bunga umumnya 3, yang ditengah duduk, yang
disamping bergagang pendek; daun pelindung 2, panjang 3 mm sampai 4 mm,
bentuk bundar telur; tajuk berwarna merah lembayung, panjang 1 mm sampai 1,5
mm, lebar sampai 0,75 mm. Buah pipih, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih
kurang 3 mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna kuning kecoklatan, dan
berdinding agak tebal (Winarto,2005).

2.4 Kandungan Kimia

Kandungan kimia pegagan adalah glikosida triterpenoid, triterpenoid,


alkaloida, asam amino, dan asam lemak. Komponen minyak atsiri pegagan
adalah sitronelal, linalool, neral, mentol, linalil asetat, dan sitronelil asetat.
Pengagan mengandung tiga masam triterpenoid yaitu asiatikosida, asam asiatat,
dan asam madekasat(Rafamantanana,2009).
COOH
OH

OH
HOH3C

Gambar 2. Struktur Asam asiatat


(Rafamantanana,2009).

COOH
OH

OH
CH3OH
HO

Gambar 3. Struktur Asam Madekasat


(Rafamantanana,2009).

OH H
OH H H H
H OH
H OH OH H H
H OH O O OH
H
H OH CH3
O O H H
C CH3 O O H
HO
O CH2OH

HO
HOH3C

Gambar 4. Struktur Asiatikosida


(Rafamantanana,2009).

2.5 Manfaat
1. MempunyaiefekAntioksidan
2. Antitumor
3. Antihipertensi
4. Anti rheumatoid (Rafamantana, 2009)

Khasiat Pegagan (Centella asiatica)antara lain meningkatkan biosintesis


neurotransmitter yang terlibat langsung pada proses belajar dan mengingat
(asetilkolin, noradrenalin, 5-HT atau 5 hidrotriptamin, dan dopamine),
meningkatkan modifikasi dendrit, mempercepat perbaikan akson
(Soumyanath,2005), serta mencegah kerusakan sel syaraf dari kerusakan akibat
respon stresoksidatif (Saowalak, 2003). Dalam penelitian Soumyanath (2005) juga
didapatkan kesimpulan bahwa Ekstrak Ethanol Pegagan(Centella asiatica)dapat
digunakan untuk mengatasi gangguan belajar dan memori, serta meningkatkan
perbaikan akson.Diperkirakan peningkatan memori disebabkan oleh
menurunnyapengubahan monoamine sentral, melibatkan norepineprin, dan system
5-HT (5 hydrotetraamine) pada proses memori dan pembelajaran
(Ramasamy,2005).Selain itu Pegagan(Centella asiatica)juga sebagai proteksi
terhadap stresantioksidan(Hussin, 2007).

Penggunaan Pegagan(Centella asiatica)di MasyarakatDaun Pegagan


(Centella asiatica)dapat digunakan sebagai penambah nafsu makan, peluruh air
seni, pembersih darah, pengobatan pada disentri, lepra, sipilis, sakit perut, radang
usus, batuk, sariawan, dan dapat pula digunakan sebagai kompres luka.
Sedangkan getahnya digunakan pada upaya pengobatan borok, nyeri,
perut,dancacingan. Ekstraknya digunakan pada upaya pengobatan luka pada
penderita lepra dan gangguan pembuluh darah vena, disamping itu semua bagian
tumbuhan dapat digunakan sebagai obat batuk, masuk angin, mimisan, radang
pada cabang paru-paru maupun disentri(Sudarsono,2002).
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

3.1.1 Alat

a. Wadah untuk maserasi


b. Kolom kromatografi
c. Corong
d. Botol 100 ml
e. Vial
f. Pipet Tetes
g. Seperangkat alat rotary evaporator
h. Chamber
i. Penotol

3.1.2 Bahan

a. Daun Pegagan kering 100 g


b. Metanol
c. Etil Asetat
d. Plat KLT
e. Kapas
f. Norit
g. Penampak noda untuk triterpenoid

3.2 CARA KERJA

1. Sebanyak 100 g daun pegagan kering digrinder


2. Dimaserasi dengan 500 ml metanol selama 1 x 3 hari, disaring

3. Maserat diuapkan hingga volume 200 ml

4. 100 g norit dimasukkan ke dalam kolom kemudian maserat dilewatkan ke


dalam kolom, ditampung

5. Eluat diuapkan dengan rotary evaporator

6. Senyawa hasil isolasi dicek KLT menggunakan fase diam silika gel 60 F254 ,
fase gerak etil asetat : metanol : aquadest (4:1:0,5).

Langkah Kerja Praktikum

Grinder Pegagan
sebanyak 100 gram

Maserasi Pegagan

Filtrat Jernih

Rotary

Ekstrak

KLT
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

1. Organoleptis
a. Bentuk : serbuk
b. Warma : putih
c. Bau :-
d. Rasa :-

2. Rendemen = Berat Isolat


X 100%
Berat sampel awal

= 5,5045 gram
X 100%

100 gram

= 5,5045 %

3. Profil KLT

jarak yang ditempuh noda


Rf =
jarak yang ditempuh eluen
4,3 cm
Rf = = 0,93
4,6 cm
4,6cm
4,3cm

Gambar 5. Plat KLT

Eluen Etil asetat : metanol : aquadest ( 4:1:0,5)

Gambar 6. Isolat Pegagan


4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini objeknya adalah isolasi triterpenoid dari daun pegagan
( Centella AsiaticaL Urban). Dimana tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui komponen kimia yang terkandung dalam pegagan dan bagaimana cara
mengisolasi komponen kimianya.
Awalnya daun pegagan disortir terlebih dahulu. Pegagan dihaluskan
dengan grinder terlebih dahulu baru setelah itu ditimbang agar jumlahnya tepat
100 gram. Tidak diperbolehkan ditimbang terlebih dahulu baru dihaluskan grinder
karena pasti akan berkurang beratnya karena banyak yang tertinggal pada grinder.

Untuk pemeriksaan triterpenoid ini kami menggunakan metode maserasi.


Dipilihnya metode ini karena metode ini lebih sederhana, hanya dengan
perendaman beberapa hari. Selain itu sampel yang digunakan dalam jumlah yang
banyak. Pelarut yang digunakan adalah metanol, karena metanol ini merupakan
pelarut yang universal yang bisa melarutkan semua senyawa yang terkandung
dalam simplisia. Selain itu harganya juga relatif lebih murah dibandingkan
dengan pelarut-pelarut lainnya.

Guna maserasi yaitu untuk memecah sel dari tumbuhan tersebut, sehingga
metabolit sekundernya keluar. Setelah tiga hari, dilakukan penyaringan
menggunakan kertas saring dan norit. Hasil dari penyaringan ini dinamakan
maserat. Guna dilakukan penyaringan yaitu untuk mendapatkan maserat yang
terpisah dari ampas daun pegagan. Maserat selanjutnya akan dimasukkan ke
dalam kolom yang dimana di dalamnya telah diberi kapas dan norit. Akan
dilakukan penyaringan kembali dengan menggunakan norit. Penyaringan dengan
menggunakan norit ini bertujuan untuk menarik klorofil dimana klorofil ini
merupakan senyawa kompleks yang dapat mengabsorpsi senyawa dengan bobot
molekul yang lebih besar dari senyawa lain. Hasil dari penyaringan ini
didapatkan filtrat bening.

Filtrat yang telah berubah menjadi bening tersebut divakum secara in


vacuo sampai menjadi kental dengan menggunakan rotary evaporator.
Temperatur saat pengerjaan rotari harus selalu dijaga serendah mungkin yaitu di
bawah 40C yang bertujuan agar dapat mencegah rusaknya senyawa-senyawa
yang tidak tahan panas.

Rekristalisasi dilakukan melalui proses pendesakan dengan menggunakan


n-Heksana dan etil asetat yang secara berkelanjutan dilarutkan dan dipanaskan
didalam water bath, yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang ada
didalam larutan isolat. Setelahh larutan tidak lagi mengandung endapan ketika
dilarutkan dengan kedua pelarut diatas maka dapat diyakini isolat tidak lagi
mengandung pengotor.

Untuk pengerjaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), digunakan eluennya


etil asetat : metanol : aquadest (4:1:0,5) sebagai fase gerak dan plat silica sebagai
fase diam. Setelah KLT selesai, maka plat KLT dioleskan dengan penampak noda
vanillin : asam sulfat (1:2). Penggunaan penampak noda ini bertujuan agar noda
yang dihasilkan lebih jelas terlihat dan lebih mudah ditandai. Dari hasil KLT ini
terlihat pada plat KLT ada satu buah noda. Apabila kita melakukan isolasi
terhadap senyawa triterpen maka jumlah noda terbaik yang dihasilkan adalah satu
buah noda karena ini berarti bahwa senyawa yang kita isolasi telah murni. Tetapi
apabila pada percobaan kita hanya ingin mendapatkan senyawa triterpen maka
noda yang baik adalah tiga atau lebih.

Untuk menghitung randemen, awalnya dilakukan penimbangan berat vial


kosong.Selanjutnya ditimbang pula vial yang telah berisi dengan serbuk pegagan
yang telah di rotary evaporator. Hasilnya dikurangi dan dibagi dengan berat
sampel awal dan dikali dengan 100 %.

Pada percobaan kali ini, kami hanya mendapatkan sedikit sebuk pegagan dan
tidak mendapatkan serbuk pegagan yang berwarna putih, tetapi kami
mendapatkan serbuk pegagan yang berwarna sedikit kehijauan. Hal ini mungkin
disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat pengerjaan seperti pada saat
proses maserasi dan proses yang menggunaan arang aktif atau norit yang kurang
aktif sehingga tidak efektif lagi dalam menarik klorofil dan zat-zat pengotor
lainnya. Selain itu ketika penyaringan pertama hasil filtrat yang diperoleh terlalu
sedikit sehingga harus dimaserasi kembali. Hasil saringan dari maserasi kedua
mencukupi, akan tetapi terjadi kesalahan ketika rotari sehingga air dalam
waterbath memercik kedalam labu tempat sampel.
Oleh karena itu, rendemen yang kami dapatkan pada percobaan kali ini
adalah 5,5045 % dan nilai Rf yang kami dapatkan dari serbuk pegagan ini hanya
satu yaitu Rf = 0,93 dari proses isolasi senyawa triterpenoid dari daun tumbuhan
Centella asiatica (L.) Urban dan karakterisasi dengan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT). Nilai Rf yang kami peroleh melebihi rentang, menurut kami kesalahan ini
disebabkan karena kesalahan ketika rotari sehingga maserat terkontaminasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pegagan (Centella asiatica L Urban) mengandung senyawa triterpenoid


dalam kadar yang cukup tinggi, yaitu asiatikosid, asam asiatat, dan asam
madekasat.
2. Rendemen yang diperoleh adalah 5,5045 %
3. Nilai Rf yang kami didapatkan yaitu 0,93.

4.2 Saran

1. Pahami terlebih dahulu prosedur kerja sebelum melaksanakan praktikum


2. Menjaga ketenangan selama praktikum
3. Hati hati dalam menggunakan alat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Fatmasari, Santoso, M., Y., Novia, N.F., Qomariyah, T., Dwiningsih, R.,Febriana,
A.2007. Sintesis dan Bioaktivitas Enam Turunan 3,3-Bis(indol-3-
il)oksindola. Seminar Nasional Technological and Professional Skills
Development Sector Project Research Grant VII. Denpasar. 25-27 Maret.

Hussin M., Hamid A.A., Mohamad S., Saari N., Ismail M., Bejo M.H. 2007.
Protective effect of Centellaasiatica extract and powder on oxidative stress
in rats [abstract].Science direct. 100(2):535-541.

Rafamantanana, M.H.2009. An Improved HPLC-UV mrthod for the simultaneous


quantification of triterpenic glycoside and aglycone in leaves of
Centella asiatica.

Ramasamy, I. 2005. AgriInfoTech, Inc. 166 Lawrence Road, Salem NH-US03079.


Ph: 603894-7346, 603-781-9097. New York : British Press

Saowalak. 2003. Efffect of Asiatic pennyworth (Centella asiatica) Ethanol ekstrak


on impairment of learnig and memory induced by cerebral ischemia and
induced by scopolamine in mice. Chulalong korn University.

Soumyanath A., Zhong Y.P., Gold S.A., Yu X., Koop D.R., Bourdette D., et al.
2005. Centella asiatica accelerates nerve regeneration upon oral
administration and contains multiple active fractions increasing neurite
elongation in-vitro. Journal of Pharmacy and Pharmacology.
Sudarsono P., Gunawa, D. Wahyono. 2002. Hasil Penelitian Sifat-Sifat
Penggunaan. Yogyakarta: Penerbit Pusat Studi Obat
TradisionalUniversitas Gadjah Mada.

Wijaya Kusuma, H.1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid I. Jakarta:


PustakaKartini
Winarto, W. P dan M.2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan, TanamanPenambah
Daya Ingat. Jakarta: agromedia

Anda mungkin juga menyukai