Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

“Uji Stabilitas Antibiotik”

Disusun oleh

Kelompok 6

1. Fahira Alvida P17335117004


2. Sarah Fauziah S. P17335117016
3. Rahmania Azzahra P17335117019
4. Iffat Nursaliha P17335117044
5. Asri Fauziyyah P17335117051

Tingkat 1 A

Dosen Pembimbing :

Nany Djuhriah, S.Pd., MT

Septiani Puji Rahayu, S.Farm

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

PROGRAM STUDI FARMASI

2018
I. JUDUL PRAKTIKUM (Fahira Alvida/P17335117004)
Uji Kerentanan Bakteri Terhadap Suatu Antibiotik

II. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM (Fahira Alvida/P17335117004)


Rabu, 23 Mei 2018

III. TUJUAN PRAKTIKUM (Fahira Alvida/P17335117004)


a. Untuk mengetahui kerentanan suatu bakteri terhadap antibiotik
b. Untuk mengetahui kerentanan antibiotik terhadap berbagai sediaan antibiotik

II. DASAR TEORI (Iffat Nursaliha/P17335117044)

Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan ataumenghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-
sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat
antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).

Sensitivitas adalah keadaan atau sifat sensitif, sering digunakan untuk sifat
responsif abnormal terhadap rangsangan atau memberi respons secara cepat dan
akut. Sensitif adalah dapat menerima atau memberi respons terhadap rangsangan;
sering digunakan untuk sifast responsif abnormal terhadap rangsangan, atau
memberi respons secara cepat dan akut

Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk menguji


kepekaan suatu bakteri terhadap antibiotik. Uji kepekaan/sensitivitas bertujuan untuk
mengetahui daya kerja/efektifitas dari suatu antibiotik. dalam membunuh bakteri
(Akbar,2009). Metode Kirby Bauer adalah uji sensitivitas dengan metode difusi agar
menggunakan teknik disc diffusion, dalam uji sensitivitas metode Kirby Bauer
menggunakan media selektif, yaitu media Mueller Hinton Agar (Pudjarwoto, 2008).

Mekanisme kerja metode Kirby Bauer cukup sederhana, pertama transfer koloni
bakteri uji pada media BHI cair, inkubasi 37 0C selama 18 jam. Pada umur 18 jam
bakteri uji mengalami fase eksponensial atau logaritma (dimana bakteri dalam fase
aktif, metabolisme dan enzim yang terbentuk maksimal serta berada pada fase
pathogenitas). Pisahkan beberapa tetes suspensi ke dalam tabung reaksi yang
berbeda, tambahkan NaCl Fisiologis. Masukkan lidi kapas steril ke dalam suspensi
tersebut dan tekan lidi kapas pada dinding tabung, ratakan lidi kapas yang diolesi
suspensi ke seluruh permukaan media MHA dengan ketebalan standar 0,6 cm.
Diamkan 5 menit. Tempatkan disc antibiotik, inkubasi 370C selama 18 jam, amati
zona pertumbuhan bakteri di sekitar disc dan ukur diameter zona hambatannya,
tentukan bakteri uji sensitive atau resisten terhadap antibiotik dengan menggunakan
tabel interpretative standar (Akbar, 2009).

Bakteri uji resisten apabila pada zona hambatan yang terbentuk tabel
interpretative standar (bakteri uji tahan terhadap daya kerja antibiotik), Bakteri uji
sensitive apabila pada zona hambatan yang terbentuk tabel interpretative standar.
(bakteri uji peka terhadap daya kerja antibiotik) (Lady A,2008)

III. ALAT dan BAHAN (Fahira Alvida/P17335117004)

Alat Bahan

1. Cawan petri 1. Media Mueller Hilton Agar (MHA)


2. Cotton buds 2. Standar McFarland skala 0,5 N; 1N;
3. Pinset steril dan 2 N
4. Bunsen 3. NaCl fisiologis
5. Ose 4. Bakteri Staphylococcus aureus
6. Tabung reaksi 5. Cakram antibiotik
7. Pipet ukur 10 ml
8. Inkubator
9. Spektrofotometer
IV. PROSEDUR KERJA ( Fahira Alvida/P17335117004)
a. Pembuatan Suspensi Bakteri
1. Dimasukkan 10 mL NaCl ke dalam tabung reaksi steril.
2. Dimasukkan bakteri ke dalam tabung reaksi tersebut.
3. Disamakan kekeruhan antara suspensi bakteri dengan McFarland, dilakukan
pengujian menggunakan spektrofotometer.
b. Pengujian Kerentanan Bakteri
1. Dimasukkan media MHA pada cawan petri steril, ditunggu hingga
membeku.
2. Digoreskan suspensi bakteri yang telah dibuat pada media MHA
menggunakan cotton buds, dibiarkan meresap.
3. Ditempelkan berbagai cakram antibiotik menggunakan pinset steril.
4. Diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu 37ºC.
5. Diamati hasil yang diperoleh.

V. DATA HASIL PENGAMATAN (Asri Fauziyyah/P17335117051)


No. Antibiotik Sampel Bakteri Diameter Zona Keterangan
Uji Hambat
1. Streptomisin Staphylococcus 2,3 mm Sensitif (S)
aureus
2. Klindamisin Staphylococcus - Resisten (R)
aureus
3. Penisilin Staphylococcus - Resisten (R)
aureus

VI. PEMBAHASAN (Sarah Fauziah S/P17335117016, Rahmania


Azzahra/P17335117019)
Pada praktikum ini dilakukan uji resistensi pada Bakteri menggunakan metode
Kirby-Bauer. Uji resistensi pada bakteri ini dilakukan agar dapat mengetahui
kerentanan suatu bakteri terhadap Antibiotika. Uji sentivitas bakteri merupakan
suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat
antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas
antibakteri. Prinsip dari percobaan ini adalah penghambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah
jernih di sekitar daerah yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona
hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat
antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan
yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitive (Whitman and MacNair, 2004).
Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan praktikum adalah
pensterilan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat dan bahan yang steril
merupakan hal utama yang dapat menudukung kesuksesan dalam praktikum ini.
Selanjutnya pembuatan Agar Media standar untuk bakteri, Standard McFarland
merupakan suatu bentuk skala yang memiliki ukuran dari nomor satu hingga
sepuluh, skala ini menunjukkan konsentrasi bakteri per mili liter. Standard ini
dibuat untuk memperkirakan konsentrasi bakteri Gram negatif Standard
McFarland adalah penyetaraan konsentrasi mikroba dengan menggunakan larutan
BaCl21% dan H2SO4 1% (Whitman and MacNair, 2004).
Standar kekeruhan McFarland ini dimaksudkan untuk menggantikan
perhitungan bakteri satu per satu dan untuk memperkirakan kepadatan sel yang
akan digunakan pada prosedur pengujian antimikroba (Haris dkk, 2013).
Disiapkan suspensi bakteri yang kemudian akan dibandingkan absorbansinya
dengan Mc Farland yang telah dibuat dengan konsentrasi yang berbeda.
Praktikum ini menggunakan media MHA (Mueller Hinton Agar) karena
mempunyai komposisi tertentu yang cocok digunakan untuk uji sensitivitas
mikroba. Kemudian MHA dimasukkan ke dalam cawan petri yang pada bagian
luar cawan telah dibuat suatu garis sebagai sekat antara daerah setiap antibiotik
yang akan diuji. Dibuat 3 buah garis untuk 3 daerah antibiotik. Pada praktikum ini
digunakan antibiotik Streptomycin, Penisilin, dan Clindamycin. Kemudian
suspensi bakteri di goreskan dengan metode zig-zag dengan menggunakan
cuttonbud, setelah itu antibiotik diletakkan pada masing – masing daerah yang
telah ditentukan.
Cawan petri di inkubator selama 3 x 24 jam pada suhu 37˚C, karena umumnya
bakteri akan tumbuh maksimal selama 3 hari. berdasarkan hasil pengamatan,
Antibiotik Streptomycin menghasilkan zona hambat sebesar 2,3 cm, hal ini
karena Streptomycin bekerja merusak dinding sel suatu bakteri sehingga kerja dari
antibiotik ini berspektrum luas. Streptomycin adalah obat yang termasuk
kelompok aminoglycosyde. Streptomycin ini bekerja dengan cara mematikan
bakteri sensitif dengan menghentikan pemproduksian protein esensial yang
dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Hal ini membuktikan bahwa efektivitas
antibiotik bekerja secara optimal. Adanya zona hambat yang terbentuk pada
antibiotik Streptomycin menunujukan bahwa bakteri Staphylococcus aureus
sensitivitas terhadap antibiotik tersebut.
Dari hasil pengamatan diperoleh kerja Streptomycin membentuk zona hambat
pada waktu kurang dari 2 hari dan lebih dari 1 hari. pada antibiotik Penisilin dan
Clindamycin, pengamatan pada hari kedua belum terbentuknya zona hambat
akibat antibiotik yang diujikan. Dengan menguji sensitivitas antibiotika pada
bakteri yang sama akan diperoleh diameter zona hambatan yang berbeda-beda, hal
ini disebabkan karena sensitivitas bakteri terhadap setiap antibiotika berbeda.
Selain itu juga dipengaruhi oleh kerentanan dari bakteri yang diuji terhadap
masing-masing antibiotika.

VII. KESIMPULAN (Rahmania Azzahra/P17335117019)


Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Bakteri yang digunakan sangat rentan dan sensitif terhadap antibiotik
khususnya terhadap streptomycin.
2. Zona hambat yang terbentuk pada streptomycin sebesar 2,3 Mm
3. Faktor yang dapat menyebabkan ketidak akuratan hasil yaitu kondisi
lingkungan yang tidak steril dan kesalahan dalam mengukur diameter zona
hambat.

DAFTAR PUSTAKA
(Iffat Nursaliha/P17335117044)
Akbar, G. T.2009. Pola Bakteri dari Resistensi Antibiotik pada Ulkus Diabetik Grade Dua di
RSUD Arifin Achmad.

Lady, A.2008. Analisa Mikroba di Laboratorium, Jakarta: PT Raja Grafindo Persana.

Tjay. H.T dan Rahardja, Kirana. 2007.Obat-Obat Penting .Jakarta:Elex Media Komputindo.

Triatmodjo, Pudjarwoto. 2008. Infeksi bakteri enteropatogen pada balita penderita bakteri di
Jawa Barat dan pola resistensinya terhadap beberapa antibiotik. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.

Whitman, K. A. and MacNair, N. G., 2004, Finfish and Shellfish Bacteriology. wiley.
LAMPIRAN
(Fahira Alvida/P17335117004)

Gambar 1. Pengukuran zona hambat

Gambar 2. Zona Hambat yang Terbentuk

di Sekitar Cakram Antibiotik streptomycin

Anda mungkin juga menyukai