I. Dasar Teori
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora
dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran
Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan
pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna
kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering
dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam
teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin.
Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu
menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase,
protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat
menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus
adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin,
enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan
makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit
sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang
kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.
Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba tertentu yang
diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat
dilakukan identifikasi dan konfirmasi. Setiap mikroba memiliki kebutuhan akan zat
pertumbuhan yang spesifik sehingga hal ini dapat dijadikan acuan dalam pemilihan media
untuk isolasi, identifikasi dan konfirmasi.
Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteriuntuk mengenal
nama bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan
morfologi bakteri ini perlu,. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya
bahkan yang merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri.
Sedangkan konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan koloninya.
Amati koloni yang tumbuh pada media NAP dan BAP secara makroskopis,
koloni dengan ciri-ciri pada media NAP dengan koloni: elevasi cembung,
warnna outih, teoian rata, bentuk bulat, ukuran koloni kecil, permukaan halus,
dan konsistensi lunak, dan BAP dengan koloni: elevasi sedikit cembung,
warna koloni putih keabu-abuan, bentuk koloni bulat, tepiannya rata, ukuran
koloni kecil, permukaan halus, konsistensi lunak, dan hemolisanya adalah
gama, kemudian dilakukan pengecatan gram
Apabila ditemukan bakteri gram positif berbentuk coccus dilanjutkan dengan
penanaman pada media MSA
Inkubasi kurang lebih 18 jam pada suhu 370C
Uji Koagulase
B. Uji Biokimia
VIII. Pembahasan
Terjadi kekeruhan pada media NB yang menandakan adanya pertumbuhan
bakteri pada media tersebut. Hasil pemeriksaan pada mikroskop ditemukan
bakteri gram positif berbentuk coccus. Bakteri berwarna ungu karena mampu
mengikat zat warna Gentian violet.
Pengamatan pada media NAP, BAP dan MSA.
BAP: warna koloni putih keabu-abuan, bentuknya bulat, ukuran koloninya
kecil, elevasi sedikit cembung, permukaan halus, tepian rata,
konsistensi lunak dan hemolisanya termasuk Gama hemolisa.
NAP: warna koloni putih, bentuknya bulat, ukuran koloni kecil, elevasi
cembung, permukaan halus, tepian rata, konsistensi luak.
MSA: terjadi perubahan pada media yang warna pertamanya berwarna merah
muda berubah menjadi kuning jernih dan warna koloni berubah
menjadi warna kuning. Manitol Salt Agar (MSA) merupakan media
pertumbuhan khusus bakteri halophilik dan dapat membedakan
Staphylococcus patogen dan nonpathogenic.
Manitol Salt merupakan media selektif karena memiliki konsentrasi
yang sangat tinggi NaCl (7,5%). . Kebanyakan bakteri tidak dapat
- Uji koagulase
Uji koagulase dilakukan dengann meneteska plasma darah pada gelas
objek yang bersih. Biakan diolekan pada gelas objek yang sudah
ditetesi hydrogen peroxide denga nose. Susspensi dicampur secaara
perlahan menggunakan ose, hasil positif ditandai dengan terbentuknya
gumpalan.
IX. Kesimpulan
X. Dokumentasi
Sample isolate