Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA III

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

I. Dasar Teori
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora
dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran
Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan
pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna
kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering
dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam
teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin.

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu
menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase,
protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat
menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus
adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin,
enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan
makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit
sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang
kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.

Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba tertentu yang
diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat
dilakukan identifikasi dan konfirmasi. Setiap mikroba memiliki kebutuhan akan zat
pertumbuhan yang spesifik sehingga hal ini dapat dijadikan acuan dalam pemilihan media
untuk isolasi, identifikasi dan konfirmasi.
Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteriuntuk mengenal
nama bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan
morfologi bakteri ini perlu,. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya
bahkan yang merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri.
Sedangkan konfirmasi  mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan koloninya.

Poltekkes Kemenkes Mataram 1


Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi ensimatis atau reaksi
biokimia, terutama jika identifikasi menggunakan media masih meragukan/belum
memuaskan.
Pada umumnya media yang digunakan untuk membiakkan mikroba mengandung air,
sumber energi (protein dan karbohidrat), zat hara (sumber karbon,  nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen dan hidrogen), serta faktor penunjang pertumbuhan (seperti asam amino, vitamin).

II. Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukan praktikum identifikasi E.coli adalah:
- Untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Staphylococcus Aureus
- Untuk mengetahui morfologi ciri-ciri koloni dan sifat biokimia staphylococcus aureus.

III. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Senin – Kamis, 19 – 22Desember 2016

Waktu : 08.00 – 12.00 WITA

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Mataram

IV. Alat adan Bahan


 Alat :

1. Autoclave 7. Kertas 14. Pipet ukur


2. Cawan timbang 15. Rak tabung
petridish 8. Korek api 16. Tabung
( besar dan 9. Lampu reaksi
kecil ) spiritus 17. Tissue
3. Erlenmeyer 10. Neraca 18. Batang
4. Gelas beaker O’hauss Pengaduk
5. Inkubator 11. Ose bulat 19. Bak
6. Kapas dan 12. Oven pewarnaan
kasa 13. Pipet tetes 20. Mikroskop

Poltekkes Kemenkes Mataram 2


 Bahan
1. Isolat
2. Aquadest
3. Medis BAP
4. Media NAP
5. Media MSA
6. Media NB
V. Skema Isolasi dan Identifikasi

VI. Cara Kerja


 Pembuatan Media
A. Media NAP
1. Ditimbang NA sebanyak 11,2 gram dalam 400 ml aquadest
2. Dihomogenkan dalam erlenmeyer dan didihkan
3. Media di sterilisasi dalam autoclave

Poltekkes Kemenkes Mataram 3


4. Lalu dituangkan kedalam petridish atau cawan petri sekitar ¼ tinggi
cawan
B. Media NB 1.2 g/l
1. Ditimbang NB sebanyak 1.2 gram dalam 150 ml aquadest
2. Dimasukkan ke dalam tabungnsebanyak 5 ml
3. Dihomogenkan dan disterilisasi dalam autoclave.
C. Media MSA 27 g/l
1. Ditimbang MSA sebanyak 27 gram dalam 250 ml aquadest.
2. Dihomogenkan dalam erlenmeyer dan didihkan
3. Media di sterilisasi dalam autoclave
4. Lalu dituangkan kedalam petridish atau cawan petri sekitar ¼ tinggi
cawan
D. Media BAP
1. Ditimbang sebanyak 11,2 gram dalam 400 ml aquadest.
2. Dihomogenkan dalam erlenmeyer dan didihkan, ditambahkan darah (5-
10%) pada suhu 45-50 0C
3. Media di sterilisasi dalam autoclave
4. Lalu dituangkan kedalam petridish atau cawan petri sekitar ¼ tinggi
cawan
 Identifikasi S. Aureus
 Hari pertama (I)
 Penanaman sampel pada media NB
 Kemudian inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC secara aerob
Hari Kedua (II)
 Amati perubahan yang terjadi secara makroskopis (kekeruhan, endapan atau
perubahan warna)
 Kemudian dengan menggunakan ose bulat steril, ambil suspense bakteri pada
NB untuk membuat preparat
 Lakukan pewarnaan gram
 Periksa di bawah mikroskop 100x lensa objektif.

Poltekkes Kemenkes Mataram 4


 Apabila ditemukan bakteri coccus gram positif dilanjutkan dengan
penanaman pada media NAP dan BAP
 Inkubasi 18-24 jam pada suhu 37oC.

Hari Ketiga (III)

 Amati koloni yang tumbuh pada media NAP dan BAP secara makroskopis,
koloni dengan ciri-ciri pada media NAP dengan koloni: elevasi cembung,
warnna outih, teoian rata, bentuk bulat, ukuran koloni kecil, permukaan halus,
dan konsistensi lunak, dan BAP dengan koloni: elevasi sedikit cembung,
warna koloni putih keabu-abuan, bentuk koloni bulat, tepiannya rata, ukuran
koloni kecil, permukaan halus, konsistensi lunak, dan hemolisanya adalah
gama, kemudian dilakukan pengecatan gram
 Apabila ditemukan bakteri gram positif berbentuk coccus dilanjutkan dengan
penanaman pada media MSA
 Inkubasi kurang lebih 18 jam pada suhu 370C

Hari Keempat (IV)

 Amati Koloni yang tumbuh pada media MSA secara makroskopis


 Kemudian lakukan uji katalase dan koagulase
Uji katalase
1. Teteskan H2O2 3% pada kaca preparat
2. Kemudian ambil suspensi bakteri lalu campurkan ke kaca preparat
3. Amati ada tidaknya gelembung pada kaca preparat

Uji Koagulase

1. Teteskan plasma pada kaca preparat


2. kemudian ambil suspense bakteri lalu campurkan ke kaca preparat
3. amati adda tidaknya terbentuk gumpalan
VII. Hasil Pemeriksaan
A. Makroskopis
Isolat S. Aureus

Poltekkes Kemenkes Mataram 5


Makroskopis NB BAP NAP MSA
Warna koloni Terdapatnya Putih Keabu- Putih kuning
kekeruhan abuan
Bentuk Bulat Bulat Terjadi
pada media
Ukuran Kecil Kecil
perubahan
Elevasi NB Sedikit Cembung
pada media
Cembung
Permukaan halus Halus menjadi
Tepian Rata Rata kuning jernih
Konsistensi Lunak Lunak
Hemolisa Gama -
hemolisa

B. Uji Biokimia

Sample Katalasse Koagulase


Isolat + +

VIII. Pembahasan
 Terjadi kekeruhan pada media NB yang menandakan adanya pertumbuhan
bakteri pada media tersebut. Hasil pemeriksaan pada mikroskop ditemukan
bakteri gram positif berbentuk coccus. Bakteri berwarna ungu karena mampu
mengikat zat warna Gentian violet.
 Pengamatan pada media NAP, BAP dan MSA.
BAP: warna koloni putih keabu-abuan, bentuknya bulat, ukuran koloninya
kecil, elevasi sedikit cembung, permukaan halus, tepian rata,
konsistensi lunak dan hemolisanya termasuk Gama hemolisa.
NAP: warna koloni putih, bentuknya bulat, ukuran koloni kecil, elevasi
cembung, permukaan halus, tepian rata, konsistensi luak.

MSA: terjadi perubahan pada media yang warna pertamanya berwarna merah
muda berubah menjadi kuning jernih dan warna koloni berubah
menjadi warna kuning.  Manitol Salt Agar (MSA) merupakan media
pertumbuhan khusus bakteri halophilik   dan dapat membedakan
Staphylococcus patogen dan nonpathogenic.
 Manitol Salt merupakan media selektif karena memiliki konsentrasi
yang sangat tinggi NaCl (7,5%).  . Kebanyakan bakteri tidak dapat

Poltekkes Kemenkes Mataram 6


bertahan hidup di lingkungan kadar garam sangat tinggi ( hipertonik).
Tapi genus Staphylococcus  mungkin sudah beradaptasi  dengan
lingkungan tinggi kadar garam   dan tumbuh baik di media ini. Produk 
yang dihasilkan bakteri adalah asam organik, mengubah indicator fenol
red pH di MSA dari merah ke kuning cerah. Staph patogen, seperti
Staphylococcus aureus, adalah fermentor manitol, dan ketika tumbuh
pada Manitol Salt Agar, dapat merubah warna merah media  MSA
menjadi kuning cerah.
Media MSA juga tergolong media diferensial karena mengandung
indikator yang mengidentifikasi jenis Staphylococcus yang
menghasilkan asam organik dari fermentasi manitol (metabolisme
manitol, sejenis alkohol). Sebaliknya, Staphylococcus nonpathogenic
seperti Staphylococcus epidermidis(Staphylococcus  epidermidis) flora
normal yang tumbuh pada kulit manusia, tidak fermentasi manitol,.dan
apabila Staphylococcus  epidermids  tumbuh di MSA maka warna
alami dari agar-agar tidak berubah (tetap oranye-pink)  karena
Staphylococcusepidermidistidak makan manitol sehingga tidak
memproduksi asam  organik.

 Uji koagulase dan katalase


- Uji katalase
Uji Katalase dilakukan dengan meneteskan hidrogen peroksida
(H2O2) 3% pada gelas obyek yang bersih. Biakan dioleskan padagelas
obyek yang sudah ditetesi hidrogen peroksida dengan ose. Suspensi
dicampur secara perlahan menggunakan ose, hasil yang positif
ditandai oleh terbentuknya gelembung-gelembung udara. Prinsip
kerjanya
Enzyme katalase + H2O2 H2O + O2

- Uji koagulase
Uji koagulase dilakukan dengann meneteska plasma darah pada gelas
objek yang bersih. Biakan diolekan pada gelas objek yang sudah
ditetesi hydrogen peroxide denga nose. Susspensi dicampur secaara
perlahan menggunakan ose, hasil positif ditandai dengan terbentuknya
gumpalan.

IX. Kesimpulan

Poltekkes Kemenkes Mataram 7


Berddasarkan hasil praktikum yang dilakukan,, didapatkan hasil berupa ciri-ciri
koloni pada media NAP dengan koloni: elevasi cembung, warnna outih, teoian rata,
bentuk bulat, ukuran koloni kecil, permukaan halus, dan konsistensi lunak, pada
media BAP dengan koloni: elevasi sedikit cembung, warna koloni putih keabu-abuan,
bentuk koloni bulat, tepiannya rata, ukuran koloni kecil, permukaan halus, konsistensi
lunak, dan hemolisanya adalah gama, dan pada media MSA terjadi perubahan pada
media menjadi berwarna kuning dan warna koloninya berwarna kuning, dan hasil uj
biokimianya untuk uji katalase terdapatnya gelembung udara dan uji koaglase
terbentuknya gumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bakteri pada sampel
adalah sstaphylococcus aureus.

X. Dokumentasi
Sample isolate

NAP sampel isolate

Poltekkes Kemenkes Mataram 8


BAP sampel isolate

MSA sampel isolate

Uji Katalase sampel isolate

Poltekkes Kemenkes Mataram 9


Uji Koagulase sampel isolate

Poltekkes Kemenkes Mataram 10

Anda mungkin juga menyukai