Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Nama : Kirana Putri Pramesti


NIM : 3191020

Materi : Hemiptera (Cimex dan Triatoma)

Tujuan : Untuk mengetahui anatomi dari filum Arthropoda ordo Hemiptera

Prinsip : Secara makroskopis diamati secara visual pada preparat yang sudah Disediakan secara
mikroskopis diamati dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x pada preparat
objek glass yang sudah disediakan
Hasil : (gambar + keterangan)

Gambar 1 : Cimex lectularius


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Gambar 2 : Triatoma

Materi Tambahan :
1. Cimex lectularius
Famili ini tidak bersayap, hanya tampak sisa sayap pada bagian depan. Bentuk
dewasa dari Cimex lectularius berbadan lonjong, pipih dorso ventral. Tubuh tertutup oleh
bulu halus pendek. Panjang badan sekitar 4-5,5 mm dengan betina yang berukuran lebih
besar dari pada yang jantan. Dua spesies dari family Cimicidae adalah Cimex lectularius
yang banyak dijumpai di daerah subtropis dan Cimex hemipterus yang terdapat di daerah
tropis (Kalangi et.al, 2017). Cimex sp. Yang umumnya menyerang manusia adalah Cimex
lectularius, secara alami juga terdapat pada ayam, kelinci dan kelelawar

a. Bagian Kepala : terdapat sepasang antenna bersegmen empat buah, sepasang


mata faset dan proboscis berbentuk penusuk dan penghisap, jika tidak di
gunakan bisa dilipat ke bagian ventral. Terdiri atas segmen-segmen, terdapat
alat-alat mandibula, maxilla, labial groove, labium, labrum epifaring, akar
mandible dan maxilla.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

b. Thorax : Pada bagian thorax terdiri dari prosternum, mesosternum,


metasternum, mesopleuron dan hemelktra. Terdapat tiga pasang kaki, terdiri
atas coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus, kuku. Thorax sagmen terahir terdapat
stink glands yang bermuara pada coxa kaki terakhir. Stink glands adalah cirri
khas bau kutu busuk.
c. Abdomen : bentuknya pipih dan melebar. Cimex jantan dan betina dibedakan
pada segmen paling ujung, pada cimex betina segmen nya berbentuk bilateral
simetris (ada organ berlase) pada segmen ke-8 terdapat gonopoida, sedangkan
pada jantan segmen abdomen terkhir (ke-9) asimetris, karena ada adeagus

Cimex ini pergerakan cepat yang aktif di malam hari. Mereka kebanyakan makan
di malam hari ketika hust mereka tertidur. Dengan menggunakan paruhnya yang tajam
untuk menembus kulit mangsa, mereka menyuntikkan cairan ludah yang mengandung
antikoagulan yang membantu mereka menghisap darah. Nimfa dapat membesar dengan
menghisap darah dalam waktu tiga menit, sedangkan bed bug dewasa dapat membesar
dengan waktu sepuluh sampai lima belas menit. Mereka kemudian merangkak pergi ke
tempat persembunyian untuk mencerna makanan Cimex bersembunyi pada siang hari
dalam gelap. Cimex ini lebih memilih permukaan kain, kayu, dan kertas. Awalnya dapat
ditemukan sekitar jahitan, dan lipatan kasur, kemudian menyebar ke celah-celah di
ranjang. .

Menurut Studi epidemiologi dan eksperimental hepatitis B dapat ditemukan


dengan serangga penghisap darah, seperti nyamuk, kutu busuk gigitan. Ditularkan melalui
gigitan serangga pengisap darah ataupun kutu busuk. Kutu busuk dapat menularkan
penyakit hepatitis B ketika mereka menggigit penderita dan menghisap darah pada host
yang sudah memiliki virus hepatitis / penderita penyakit hepatitis, kemudian kutu busuk
tersebut berpindah lagi pada objek lain dan langsung mengisap darah kembali. Pada saat
menghisap darah, mulut bekas menghisap darah penderita hepatitis B tadi akan masuk ke
dalam jaringan kulit manusia dan virus yang ada di dalamnya akan menyebar dan
bercampur dengan darah orang lain yang sehat. (Djaenudin, 2009)
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

2. Triatoma
Vector borne diseases atau penyakit tular vektor adalah penyakit pada manusia
yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit yang ditularkan oleh artropoda penghisap
darah, yang bertindak sebagai vektor. (Sutherst, 2004; Conlan et al., 2011). Salah satu
contor vektor adalah kutu Triatoma, yang dapat mengancam kesehatan masyarakat karena
berpotensi menyebarkan penyakit Chagas, reaksi alergi kulit akibat gigitan dan Lepra.
(Dujardin, Lam, et al., 2015)

Triatoma dapat hidup di daerah sub tropis dan tropis danmemiliki kemampuan
untukmenyebar. Kemampuan ini yang menyebabkan penyakit Chagas dapat menyebar ke
seluruh penjuru dunia, tidak hanya diAmerika Latin. (Dujardin, et al., 2015).

Triatoma dapat hidup dalam lingkungan yang memiliki kelembaban 30-80 % dan
temperatur 24-28ºC. Siklus hidup Triatoma berlangsung baik pada suhu rendah yaitu 16ºC
dibandingkan pada temperatur di atas 40ºC. Triatoma dapat hidup di tempat yang
berbedabeda tergantung dari suhu lingkungan, misalnya Tri. infestans dan Tri. sordida pada
dataran tinggi hidup di bebatuan,sedangkan pada dataran rendah dapat hidup di rongga-
rongga pohon. Tri. infestans banyak ditemukan di dalam rumah manusia.(Galvão and Justi,
2015; Dorn et al., 2018)
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Dujardin J, Pham K, et al. Epidemiological status of kissing-bugs in South East Asia:Apreliminary


assessment. Acta Tropica. Elsevier B.V. 2015: 1–8.

Djaenudin N. 2009. Dasar dasar Parasitologi Kedokteran Dalam. Djaenudin Natasdiasastra dan
Ridad Agoes. Parasitologi Kedokteran. Jakarta :EGC.

Galvão C, Justi SA. An overview on the ecology of Triatominae (Hemiptera:Reduviidae)’,


Elsevier B.V. Elsevier B.V. 2015.

Kalangi, G. 2017. Morphological characteristics od bedbugs (cimex sp) from Manado and Sitaro
north Sulawesi. Indonesia. International Journal of Entomology Research : Vol 2. 70-75

Novita, Risqa. 2019. Potensi triatoma sp dalam penyebaran penyakit tular Vektor emerging di
indonesia. Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Vektora : Volume 11
Nomor 2, Oktober 2019: 131 – 13

Sutherst RW.Global Change and Human Vulnerability to Vector-Borne Diseases Global


ChangeandHuman Vulnerability to Vector-Borne Diseases. Clinical Microbiology
Reviews.2004;17(1): 136–173.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Nama : Kirana Putri Pramesti

NIM : 3191020

Materi : Proses Pembuatan Preparat Whole Mount (Cimex Lectularius)

Tujuan : 1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan preparat whole mount dengan


sampel Cimex Lectularius secara baik dan benar.
2. Melakukan pembuatan preparat whole mount dengan sampel Cimex
Lectularius secara baik dan benar.
3. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount dengan sampel
Cimex Lectularius melalui pengamatan morfologi.

Prinsip : Dilakukan pengambilan sampel entomologi Cimex Lectularius dengan pinset


kemudian melewati tahapan penipisan eksoskeleton dengan KOH 10%, tahap
dehidrasi dengan alkohol, tahap clearing dengan xylol, dan tahap mounting
dengan bahan perekat seperti gliserol. Setelah pembuatan preparat selesai,
dilakukan pengamatan morfologi Cimex Lectularius dengan mikroskop.

Skema Kerja : (bagan + keterangan)

A. Skema
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Penipisan Eksoskeleton
Pengambilan sampel Direndam dengan larutan
Cimex lectularis KOH 1O% selama ±10
jam

Dehidrasi (Penarikan
Clearing (Penjernihan) molekul air)
Direndam dengan larutan Direndam dengan Alkohol
xylol atau toluol 30%, 50%, 70% dan 96%

Mounting (Perekatan
atau Penutupan) Dilakukan pengamatan
Ditutup dengan kaca dengan mikriskop
penutup dan zat perekat
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

B. Keterangan
1. Pengambilan Sampel

Dilakukan pengambilan sampel Cimex lectularius dengan


menggunakan alat bantu agar tidak merusak morfologi

2. Penipisan Eksoskeleton

Proses penipisan eksoskeleton adalah dengan memasukan sampel


kedalam KOH (kalium hidroksida) 10% selama 10 jam. Proses ini bertujuan
untuk menipiskan bagian lapisan eksoskeleton pada sampel Cimex
lectularius. KOH dapat digunakan dalam proses penipisan eksoskeleton
pada sampel, karena penyusun eksoskeleton Cimex lectularius adalah kitin
yang berikatan dengan protein. Proses deproteinisasi akan memecah ikatan
peptida oada molekul protein. Pecahnya ikatan peptida dalam protein ini
akan membuat eksoskeleton Cimex lectularius menipis.

3. Dehidrasi (Penarikan molekul air)

Proses dehidrasi merupakan proses dilakukannya penarikan molekul


air pada suatu sampel seperti serangga atau organisme yang akan digunakan
sebagai objek penelitian, salah satu tujuan dari proses dehidrasi adalah untuk
menghilangkan sisa-sisa cairan atau kadar air pada sampel Cimex
lectularius. Zat yang digunakan dalam proses dehidrasi adalah alkohol
bertingkat (30%, 50%, 75%, 96 %) dan alkohol absolute

4. Clearing (penjernihan)

Clearing merupakan proses penjernihan yang bertujuan menjadikan


struktrur dari morfologi sampel terihat lebih jelas, jernih, dan transparan
sehingga lebih mudah ketika akan diamati menggunakan mikroskop. Pada
proses ini dilakukan perendaman dengan larutan xylol maupun toluol.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

5. Mounting (Perekatan atau Penutupan)

Proses mounting (Perekatan atau Penutupan) merupakan proses


perekatan jaringan atau sampel pada kaca penutup (cover glass) dengan
menggunakan bahan perekat (adhesive). Pada proses mounting ini
menggunakan mounting media. Mounting media merupakan suatu zat yang
mengisi antara sediaan preparat dan dengan kaca penutup (cover glass). Ada
tiga macam zat yang biasanya digunakan dalam proses mounting
diantaranya ; gliserol, canada balsam, dan entellan, tetapi pada pembuatan
preparat permanen digunakan balsam canada sebagai zat mounting
(perekatan).
6. Pengamatan Morfologi
Pengamatan morfologi Cimex lectularius dilakukan dengan
menggunakan mikroskop

C. Materi tambahan :
Preparat (sediaan) merupakan upaya teknisi laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan secara mikroskopis baik itu mengidentifikasi, mengenali dan mengetahui
struktur tubuh dari morfologi Cimex lectularius secara jelas. Pembuatan preparat permanen
Cimex lectularius ini menggunakan metode penyiapan spesimen secara keseluruhan
(whole mount). Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan
diamati dengan menggunakan mikroskop, pada metode preparat yang diamati adalah
preparat yang menggunakan sampel utuh. (Lael, 2018)
Xylene merupakan bahan kimia yang memiliki rumus atom C6H4(CH3)2. Xylol
memiliki kelebihan antara lain : dapat diperoleh dengan mudah karena banyak dijual ditoko
bahan kimia, kekurangan xylol antara lain : harga lebih mahal dari pada toluol, sifatnya
mudah terbakar. Toluene adalah senyawa hidrokarbon aromatik yang tidak berwarna.
Karakteristik spesifik lainnya dari senyawa ini diantaranya adalah mudah terbakar,mudah
terurai, sedikit larut dalam air, beraroma manis dan tajam, memiliki tekanan uap 28.4 mm
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Hg pada suhu 25◦C, massa molar 92,14g/mol dan densitas 0,8669 g/mL, zat cair (Jayanti
et al, 2015).
Ketidaklayakan suatu preparat permanen, dikarenakan adanya kesalahan pada
proses pelaksanaan pembuatan preparat permanen. Pembuatan preparat tidak hanya
melalui satu proses saja, sehingga peluang kesalahan dalam pembuatan preparat permanen
ini bisa saja terjadi, kesalahan dalam pembuatan preparat yang membuat kerusakan
preparat salah satunya preparat menjadi buram tidak jelas, struktur tubuh menjadi tidak
utuh, serta preparat tidak bertahan dalam jangka waktu yang lama. (Lael, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Jayanti, S., Suwondo, A., & Habibie, R. D. S. 2015. Hubungan Paparan Kadar Toluene di
Udara dengan Fungsi Ginjal pada Pekerja Bagian Pengecatan Perusahaan Karoseri
X Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 3(1).

Lael, Beaty Fauziah., dkk. 2018. Perbedaan Penggunaan Xylol (Xylene) dan Toluol
(Toluene) pada Proses Clearing terhadap Kualitas Preparat Awetan Permanen Cimex
lectularius. Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Unimus, 1, hal. 232-237.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Anda mungkin juga menyukai