PRAKTIKUM PARASITOLOGI
Prinsip : Secara makroskopis diamati secara visual pada preparat yang sudah Disediakan secara
mikroskopis diamati dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x pada preparat
objek glass yang sudah disediakan
Hasil : (gambar + keterangan)
Gambar 2 : Triatoma
Materi Tambahan :
1. Cimex lectularius
Famili ini tidak bersayap, hanya tampak sisa sayap pada bagian depan. Bentuk
dewasa dari Cimex lectularius berbadan lonjong, pipih dorso ventral. Tubuh tertutup oleh
bulu halus pendek. Panjang badan sekitar 4-5,5 mm dengan betina yang berukuran lebih
besar dari pada yang jantan. Dua spesies dari family Cimicidae adalah Cimex lectularius
yang banyak dijumpai di daerah subtropis dan Cimex hemipterus yang terdapat di daerah
tropis (Kalangi et.al, 2017). Cimex sp. Yang umumnya menyerang manusia adalah Cimex
lectularius, secara alami juga terdapat pada ayam, kelinci dan kelelawar
Cimex ini pergerakan cepat yang aktif di malam hari. Mereka kebanyakan makan
di malam hari ketika hust mereka tertidur. Dengan menggunakan paruhnya yang tajam
untuk menembus kulit mangsa, mereka menyuntikkan cairan ludah yang mengandung
antikoagulan yang membantu mereka menghisap darah. Nimfa dapat membesar dengan
menghisap darah dalam waktu tiga menit, sedangkan bed bug dewasa dapat membesar
dengan waktu sepuluh sampai lima belas menit. Mereka kemudian merangkak pergi ke
tempat persembunyian untuk mencerna makanan Cimex bersembunyi pada siang hari
dalam gelap. Cimex ini lebih memilih permukaan kain, kayu, dan kertas. Awalnya dapat
ditemukan sekitar jahitan, dan lipatan kasur, kemudian menyebar ke celah-celah di
ranjang. .
2. Triatoma
Vector borne diseases atau penyakit tular vektor adalah penyakit pada manusia
yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit yang ditularkan oleh artropoda penghisap
darah, yang bertindak sebagai vektor. (Sutherst, 2004; Conlan et al., 2011). Salah satu
contor vektor adalah kutu Triatoma, yang dapat mengancam kesehatan masyarakat karena
berpotensi menyebarkan penyakit Chagas, reaksi alergi kulit akibat gigitan dan Lepra.
(Dujardin, Lam, et al., 2015)
Triatoma dapat hidup di daerah sub tropis dan tropis danmemiliki kemampuan
untukmenyebar. Kemampuan ini yang menyebabkan penyakit Chagas dapat menyebar ke
seluruh penjuru dunia, tidak hanya diAmerika Latin. (Dujardin, et al., 2015).
Triatoma dapat hidup dalam lingkungan yang memiliki kelembaban 30-80 % dan
temperatur 24-28ºC. Siklus hidup Triatoma berlangsung baik pada suhu rendah yaitu 16ºC
dibandingkan pada temperatur di atas 40ºC. Triatoma dapat hidup di tempat yang
berbedabeda tergantung dari suhu lingkungan, misalnya Tri. infestans dan Tri. sordida pada
dataran tinggi hidup di bebatuan,sedangkan pada dataran rendah dapat hidup di rongga-
rongga pohon. Tri. infestans banyak ditemukan di dalam rumah manusia.(Galvão and Justi,
2015; Dorn et al., 2018)
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
Djaenudin N. 2009. Dasar dasar Parasitologi Kedokteran Dalam. Djaenudin Natasdiasastra dan
Ridad Agoes. Parasitologi Kedokteran. Jakarta :EGC.
Kalangi, G. 2017. Morphological characteristics od bedbugs (cimex sp) from Manado and Sitaro
north Sulawesi. Indonesia. International Journal of Entomology Research : Vol 2. 70-75
Novita, Risqa. 2019. Potensi triatoma sp dalam penyebaran penyakit tular Vektor emerging di
indonesia. Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Vektora : Volume 11
Nomor 2, Oktober 2019: 131 – 13
NIM : 3191020
A. Skema
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI
Penipisan Eksoskeleton
Pengambilan sampel Direndam dengan larutan
Cimex lectularis KOH 1O% selama ±10
jam
Dehidrasi (Penarikan
Clearing (Penjernihan) molekul air)
Direndam dengan larutan Direndam dengan Alkohol
xylol atau toluol 30%, 50%, 70% dan 96%
Mounting (Perekatan
atau Penutupan) Dilakukan pengamatan
Ditutup dengan kaca dengan mikriskop
penutup dan zat perekat
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI
B. Keterangan
1. Pengambilan Sampel
2. Penipisan Eksoskeleton
4. Clearing (penjernihan)
C. Materi tambahan :
Preparat (sediaan) merupakan upaya teknisi laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan secara mikroskopis baik itu mengidentifikasi, mengenali dan mengetahui
struktur tubuh dari morfologi Cimex lectularius secara jelas. Pembuatan preparat permanen
Cimex lectularius ini menggunakan metode penyiapan spesimen secara keseluruhan
(whole mount). Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan
diamati dengan menggunakan mikroskop, pada metode preparat yang diamati adalah
preparat yang menggunakan sampel utuh. (Lael, 2018)
Xylene merupakan bahan kimia yang memiliki rumus atom C6H4(CH3)2. Xylol
memiliki kelebihan antara lain : dapat diperoleh dengan mudah karena banyak dijual ditoko
bahan kimia, kekurangan xylol antara lain : harga lebih mahal dari pada toluol, sifatnya
mudah terbakar. Toluene adalah senyawa hidrokarbon aromatik yang tidak berwarna.
Karakteristik spesifik lainnya dari senyawa ini diantaranya adalah mudah terbakar,mudah
terurai, sedikit larut dalam air, beraroma manis dan tajam, memiliki tekanan uap 28.4 mm
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI
Hg pada suhu 25◦C, massa molar 92,14g/mol dan densitas 0,8669 g/mL, zat cair (Jayanti
et al, 2015).
Ketidaklayakan suatu preparat permanen, dikarenakan adanya kesalahan pada
proses pelaksanaan pembuatan preparat permanen. Pembuatan preparat tidak hanya
melalui satu proses saja, sehingga peluang kesalahan dalam pembuatan preparat permanen
ini bisa saja terjadi, kesalahan dalam pembuatan preparat yang membuat kerusakan
preparat salah satunya preparat menjadi buram tidak jelas, struktur tubuh menjadi tidak
utuh, serta preparat tidak bertahan dalam jangka waktu yang lama. (Lael, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Jayanti, S., Suwondo, A., & Habibie, R. D. S. 2015. Hubungan Paparan Kadar Toluene di
Udara dengan Fungsi Ginjal pada Pekerja Bagian Pengecatan Perusahaan Karoseri
X Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 3(1).
Lael, Beaty Fauziah., dkk. 2018. Perbedaan Penggunaan Xylol (Xylene) dan Toluol
(Toluene) pada Proses Clearing terhadap Kualitas Preparat Awetan Permanen Cimex
lectularius. Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Unimus, 1, hal. 232-237.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI