Anda di halaman 1dari 2

Nama : Destiana Septianingrum

Nim : 3191008

Prodi : D-IV TLM


Pleura adalah membrane tipis, transparan yang menutupi paru dan terdiri dari 2 lapisan
yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis. Pleura parietalis melapisi toraks atau rongga dada
sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut
spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser secara bebas pada saat ventilasi. Cairan tersebut dinamakan
cairan pleura. Cairan ini terletak antara paru dan thoraks
Pemeriksaan Laboratorium Cairan Pleura
A. Pengambilan Spesimen
Bahan pemeriksaan berupa : cairan pleura, ronggaperut (ascites), pericardium, sendi, kista,
hydrocele, dan lainnya yang membentuk suatu cairan dalam rongga. Cairan tersebut didapat
melaui punksi. Spesimen dipisahkan menjadi 2 bagian tabung pertama steril (biakan) dan
tabung kedua untuk pemeriksaan rutin dengan antikoagulan Natrium Sitrat 20% atau heparin.
B. Alat dan Bahan
1. Stetoskop
2. Sarung tangan steril
3. Spuit 5 cc dan 50 cc
4. Kateter vena No. 14
5. Blood set
6. Lidocain 2%
7. Alkohol 70%
8. Plester
9. Three way stopcock
10. kasa steril
11. Betadin
C. Prosedur pengambilan specimen
1. Pasien dipersiapkan dengan posisi duduk atau setengah duduk, sisi yang sakit
menghadap dokter yang akan melakukan punksi.
2. Beri tanda (dengan spidol atau pulpen) daerah yang akan di punksi Pada linea aksilaris
anterior atau linea midaksilaris.
3. Desinfeksi ->pasang duk steril
4. Anestesi lidokain 2% dimulai dari subkutis, lalu tegak lurus ke arah pleura (lakukan
tepat di daerah sela iga), keluarkan lidokain perlahan hingga terasa jarum menembus
pleura.
5. Pastikan tidak ada perdarahan.
6. Jika jarum telah menembus ke rongga pleura, kemudian dilakukan aspirasi beberapa
cairan pleura.
7. Bila jumlah cairan yang dibutuhkan untuk diagnostik telah cukup, tarik jarum dengan
cepat dengan arah tegak lurus pada saat ekspirasi dan bekas luka tusukan segera
ditutup dengan kasa betadin, tetapi jika bertujuan terapeutik maka pada lokasi yang
sama dapat segera dilakukan pengeluaran cairan atau udara dengan teknik aspirasi
sebagai berikut :
Dengan menggunakan kateter vena No.14 Tusukkan kateter vena No. 14 pada tempat
yang telah disiapkan dan apabila telah menembus pleura, piston jarum di tarik lalu
disambung dengan bloodset. Dilakukan sampai dengan jumlah cairan didapatkan 1000
cc, indikasi lain untuk penghentian aspirasi adalah timbul batuk-batuk.
D. Penampungan sampel cairan pleura
Cairan yang diperoleh ditampung dalam 3 botol penampung :
Botol I : Steril untuk pemeriksaan bakteriologi
Botol II : Di tambah anticoagulant untuk pemeriksaan rutin
Botol III : Tanpa anticoagulant untuk pemeriksaan kimia.
Cairan pleura dibagi beberapa tabung :
5-7 ml tabung EDTA pemeriksaan makrokopis hitung jumlah sel, morfologi sel dan hitung
jenis.
7-10 ml tabung heparin pemeriksaan kimia protein, glukosa, lactate dehidrogenase (LDH)
7-10 ml tabung heparin steril untuk kultur, pengecatan gram, BTA.
25 ml atau lebih dalam wadah dengan antikoagulan heparin untuk pemeriksaan sitologi.

Yang harus diperhatikan pada waktu pungsi adalah Pengambilan cairan tidak boleh seluruhnya
karena :
 Untuk menghindari terjadinya shock
 Pada cairan ascites banyak mengandung protein
Guna pemeriksaan :
 Untuk menentukan jenis cairan yang diperiksa
 Mengusahakan mencari penyebabnya
Syarat pemeriksaan :
Harus dilakukan dengan cepat karena mudah terjadi desintegrasi, oleh karena itu pemeriksaan yang
pertama kali dilakukan adalah pemeriksaan cytology.

Anda mungkin juga menyukai