Anda di halaman 1dari 111

Harmonisasi & Efisiensi di

Laboratorium
(Phlebotomy)

Dr. Suherman Hidajat Sp.PK


Pengelolaan pasien
Anamnesis & Pemeriksaan fisik – D/ kerja
Pemeriksaan lab klinik & pemeriksaan lain
Lab/ Patologi Klinik
Cabang / Subsistem dalam ilmu kedokteran
(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
Menentukan status kesehatan individu dan
wujud penyakit (penyebab & perubahan dalam
tubuh)
Ikut dalam pengelolaan penderita
Dengan menggunakan pemeriksaan lab klinik,
pemilihan jenis pemeriksaan lab, pelaksanaan
lab, penafsiran hasil lab.
Hal 2 penting di lab klinik
Pemilihan jenis pemeriksaan lab :
memerlukan data klinis (anamnesis, pem.
Fisik, D/ kerja)
Persiapan penderita, pengambilan bahan
& pengiriman bahan
Pelaksanaan pem. Lab klinik
Penafsiran hasil lab ; memerlukan data
klinik (anamnesis, pem. Fisik, D/ kerja, th/
sementara, pem. lain)
Pengetahuan
lab. klinik
Jenis & indikasi pem. Laboratorium
Jenis bahan utk pem. Lab, cara
melakukan persiapan, pengambilan, &
pengiriman bahan, faktor yang
mempengaruhi mutu bahan pem. Lab
Cara pem. Lab klinik & limitasi teknik
Nilai rujukan, patogenesis, patofisiologi,
faktor yang berpengaruh pada hasil pem.
lab
Jenis Pemeriksaan Lab. Klinik
Berdasar peran : Pem. Penyaring, pelengkap,
khusus
Berdasar kedaruratan : lab. Cito, bukan Cito
Berdasar analisis : kualitatif ( + atau -),
semikuantitatif (-, +, ++, +++, +++), kuantitatif
(g/dL, g/l, mEq/L)
Berdasar komponen PK : Hematologi, urinalisa,
kimia klinik, mikrobiologi klinik, imunoserologi
Berdasar patofisiologi metabolisme :
karbohidrat, lipid, protein; faal hati, ginjal,
lambung, usus, pankreas, tiroid ; kelainan
kongenital
Pemeriksaan lab yang ideal
Teliti (presisi)
Tepat (akurat)
Sensitif
Spesifik
Pemantapan mutu (QC) internal & eksternal baik
Waktu singkat
Murah
Dapat membedakan yang tidak sakit dari yang
sakit
Membantu menegakkan diagnosis dini
Pertimbangan yang salah

Kebiasaan pada umumnya


Kelengkapan dokumentasi
Sekedar ingin tahu
Biaya tidak membebani penderita
Hematologi klinik
HEMATOLOGI RUTIN : Hb, eritrosit, Ht,
Leukosit, hitung jenis, trombosit, LED
Anemia : MCV, MCH, MCHC, Morfologi darah
tepi, Jumlah retikulosit, Tes Coomb,
elektroforesis Hb, SI, TIBC, Ferritin, Hb H, G 6
PD , sediaan apus darah tepi dll
Leukemia : SBB, PAS, POX, Pewarnaan besi,
NAP dll
Patologi molekuler: Analisa DNA, PCR
Sepsis : IT ratio
Hemostasis
Masa perdarahan (BT)
Masa pembekuan (CT)
Protrombin time
APTT
D dimer
Faktor pembekuan dll.
Lain-lain
Jumlah eosinofil
Malaria
Mikrofilaria
Ritz serum (BTA Lepra/MH)
Sel LE
Imunologi klinik
Konvensional : VDRL, TPHA, Widal, RA,
CRP, ASTO, Tes Coomb, Seramoeba
Petanda infeksi Virus : Torch, HIV,
Hepatitis dll.
Petanda tumor
Sistem kekebalan : limfosit subset dll
Infeksi bakteri : antibodi S. typhi IgM, anti
bodi Mycobacterium Tb Ig G
KIMIA KLINIK
Tes faal hati
Tes faal ginjal
Enzimologi
Karbohidrat / Glukosa
Lemak
Ion anorganik
Elektroforesa protein
Analisa Gas darah
Hormon
Protein Khusus
Toksikologi
Monitoring obat
Analisa Cairan Tubuh
Cairan otak
Cairan Tubuh : Transudat, eksudat
Cairan sendi
Sekret : Keputihan ( GO)
Sputum : BTA, pewarnaan Gram
Urinalisa & Mikrobiologi
pH, BJ, Protein, Glukosa, urobilinogen,
bilirubin, darah, keton, nitrit, sedimen, titer
HCG
Mikrobiologi : Kultur & Resistensi
(antibiogram)
Sarana & Prasarana
Haematology analyzer : sysmex KX 21 (3 diff) ,
XT 2000i, ABX Pentra 60 (5 diff)
Clinical chemistry analyzer (KSO) & Fotometer :
Biosystem A 15, 25, Microlab 300, Eppendorf ,
Sclavo’ Hb A1c (i-chroma)
Analisa gas darah : Nova
Elektrolit (ISE) : AVL 9180, Smartlyte
Urine analyzer : Arkray, Cobas U 411
Coagulometer : Sysmex Ca 50
Blood Coagulometer : BT, CT
Centrifuge, Vortex, Shaker dll.
Sumber daya manusia
Dr. Sp. PK : 1
Analis : 18 (10 PNS : D4, D3 & SMAK), TKK (8)
pekarya kes : - , Administrasi : 2(TKK, PNS), Keuangan : 1 (bantuan) ,
EDP : 4

 Seharusnya :

RS tipe C : Analis D3 : 6, SMAK : 4, Perawat : 2,


ATEM : - , Adm pekarya kes : 4 & pembantu lab : 4
RS tipe B (non pendidikan) : Analis D3 : 18, SMAK : 12, Perawat : 4, ATEM :
2 , Adm pekarya kes : 6, Pembantu lab : 6

Kutipan : Buku pedoman lab untuk RS Depkes


MASALAH
Pelayanan : Sampling , Proses, Output
Contoh : formulir isian tidak lengkap (takut
dicocok-cocokan), sampling lama/ kesulitan
phlebotomy, permintaan lab. beberapa formulir,
hasil tidak diambil, hambatan / ketidak mampuan
penyediaan reagen /kosong, Troubleshooting
alat (tegangan listrik tidak stabil), hasil ingin
cepat /instant, pem. lab ditambah – tambah, lab
rujukan belum ditunjuk / swasta (Pemantapan
Mutu int & eksternal ??),dll
DAMPAK PELAYANAN LAB
Pemecahan masalah :
Kelengkapan formulir (legalitas)
Sampling (pengambilan specimen)
Proses pemeriksaan
Output

E V A L U A S I ………………..
Mohon Masukan TS / Usulan
Phlebotomy
(phlebo = vena, tomo = insisi)

Tindakan / praktek untuk membuka vena


dengan insisi atau menusuk untuk
mengeluarkan darah sebagai tindakan
diagnostik atau pengobatan.
Disebut juga venesection / venipuncture

- Metode : syringe (spuit) & vacutainer


(tabung vakum/ hampa)
Persiapan alat –alat phlebotomy
- Sarung tangan pelindung (handgloves)
- Kacamata pelindung (eyewear)
- Vacutainer (tabung hampa), double pointed needle 2 2G ,
wing needle (23G)holder / adapter
- syringe (19 - 23 G)
- Karet pembendung (Tourniquet)
- Kapas povidone iodine , isopropyl alkohol 70%
- Kasa (gauze 2 X 2)
- Plester (hypoallergenic tape / bandage)
- Label (identitas) + stempel pengirim
- Spidol / pen penanda permanen
- Needle disposal box
Jenis phlebotomy
Tusukan vena (veni puncture)
Tusukan kapiler (capillary puncture)
Tusukan arteri (arterial puncture)
Prosedur pengambilan
Darah vena :
a. Posisi lengan pasien harus lurus, jangan
membengkokan siku. Pilih lengan yang banyak
melakukan aktivitas.
b. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
c. Pasang tourniquet ± 7-10 cm diatas lipat siku, lama
bendungan < 1 menit & tekanan < 60 mmHg
d. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic
e. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil
darahnya dengan alkohol 70% dan biarkan kering
untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa
terbakar. Kulit yang sudah bersih jangan dipegang lagi
Prosedur pengambilan darah vena
(sambungan)
f. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap
ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan kulit
15 derajat, (bila menggunakan tabung vakum, tekan
tabung vakum sehingga vakumnya bekerja dan darah
terisap kedalam tabung. Bila jarum berhasil masuk vena,
akan terlihat darah masuk dalam semprit.
Bila darah tidak keluar, ganti posisi penusukan (bila
terlalu dalam, tarik sedikit dan sebaliknya), usahakan
darah dapat keluar dengan satu kali tusuk.
g. Setelah volume darah dianggap cukup, lepaskan
tourniquet dan pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil ± 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Prosedur pengambilan
(sambungan)
h. Lepaskan / tarik jarum dan segera
letakkan kapas alkohol 70% di atas bekas
suntikan untuk menekan bagian tersebut
selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti
plester bagian ini selama ± 15 menit.
Jangan menarik jarum sebelum tourniquet
dibuka.
Pengambilan darah vena
Kesalahan dalam pengambilan
darah vena
Mengenakan tourniquet terlalu lama dan terlalu
keras sehingga mengakibatkan terjadinya
hemokonsentrasi.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol.
Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi
penuh, sehingga masuknya udara kedalam
tabung dan merusak sel darah merah.
Pada saat memindahkan darah ke tabung lain
(atau dari spuit ke tabung), memindahkannya
terlalu cepat atau spesimen dikocok (busa atau
gelembung darah dapat mengakibatkan
hemolisis).
Pengambilan darah kapiler
a. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan
biarkan sampai kering lagi.
b. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
c. Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusuklah
dengan arah tegak lurus pada garis2 sidik kulit jari, jangan sejajar
dengan itu. Pada daun telinga tusuklah pinggirnya , jangan
sisinya. Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah keluar,
jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk mendapatkan
cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah
bercampur dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan
menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan.
d. Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai
segumpal kapas kering, tetes darah berikutnya boleh dipakai
untuk pemeriksaan.
Pengambilan darah kapiler
Kesalahan pengambilan
darah kapiler
1. Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan
adanya gangguan peredaran darah seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,
trauma,dsb), kongesti atau cyanosis setempat.
2. Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus
diperas-peras keluar.
3. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan
saja darah itu diencerkan, tetapi darah juga melebar
diatas kulit sehingga sukar diiisap kedalam pipet.
4. Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan
5. Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat
bekerja
Lokasi pengambilan darah
Darah vena :
* Paling sering  (siku)
Vena mediana cubiti
Vena cephalic
Vena basilic
* Diterima  pergelangan tangan dan kaki
Darah arteri :
* Arteri radialis di pergelangan tangan
* Arteri femoralis di lipat paha
Darah kapiler :
Ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau
daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada
bayi
>>> Tidak boleh daerah “cyanosis atau pucat.
Spesimen untuk pemeriksaan
mikrobiologi & analisa gas darah
Tempat yang mengalami infeksi kecuali
darah dan cairan otak
Lokasi pengambilan darah untuk
pemeriksaan :
Mikrofilaria : sampel berupa darah lengkap yang
diambil dari kapiler (jari tangan)
Mycobacterium leprae : daun telinga (Ritz serum)
Malaria : Darah segar / Darah EDTA (3 tetes
kapiler (Tetes tebal & tetes tipis)
Analisa Gas darah : sampel berupa darah heparin
yang diambil dari pembuluh arteri dan kapiler
Anti koagulan / pengawet
* Hematologi : Garam ethylene diamine tetra acetate
Na2EDTA/ K2 EDTA (dry spray) /
K3EDTA (liquid) : 1- 1,5 mg/ml darah
LED : Na sitrat 0,109 M / EDTA
* Hemostasis : Na sitrat 3,8% dengan perbandingan 1
sitrat : 9 whole blood
* Kimia klinik : Biasanya serum (tanpa antikoagulan)
kecuali
Glukosa darah : Darah NaF – oksalat 4,5 mg/ml darah
(glikolitik inhibitor) stabil 20 -25 ˚C (3 hari) , serum
* Imunologi / Serologi : Serum
Urutan rekomendasi pengumpulan
spesimen bermacam-macam darah
Nama Bahan Warna
Kultur darah Darah Merah
Non additive tube Serum Merah
Citrate Plasma Biru
Heparin Darah Hijau
EDTA Darah/plasma Lavender
Glycolytic inhibitor Glukosa/laktat Abu-abu
Contoh beberapa jenis
tabung vakum (hampa)
Volume & Stabilitas
Volume spesimen yang diambil harus
mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau mewakili
obyek yang diperiksa.
Stabilitas : Hematologi : 2 jam (suhu kamar)
Hemostasis : Maks 4 jam (20-25˚C)
BT, CT : Segera diperiksa
Serum : glukosa (12 jam suhu 2-8˚C)
Cukupkah volume spesimen dan
memenuhi syarat pem. lab ?
Transport & Penyimpanan
sampel
Mencapai lab terakreditasi ?
Hal yang harus diperhatikan
1. Persiapan Pasien
2. Faktor –faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan : diet, obat, merokok,
alkohol, aktivitas fisik, ketinggian ,
demam, trauma, variasi circadian rytme,
umur, ras, jenis kelamin, kehamilan
3. Waktu pemeriksaan
Faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan
Diet (2 jam setelah makan 800 kalori) : volume
plasma meningkat (pemeriksaan hematologi <
sebenarnya)
Merokok : eritrositosis, leukositosis,
eosinopenia, Hb meningkat
Exercise berat : Hemoglobinemia, Jumlah
eritrosit menurun, Hb meningkat, Haptoglobin
menurun, limfositosis
Exercise lama : Neutrofilia
Exercise berat dan lama : leukositosis
+ neutrofilia, limfopenia, eosinopenia
Faktor pengaruh hasil lab
* Setelah Olah raga : Pem. Hematologi meningkat
• Hamil : hemodilusi
• Obat kortikosteroid : Eosinopenia, Neutrofilia,
Limfopenia
• Transfusi darah : merubah susunan darah
* Adrenalin : Leukosit & Trombosit meningkat
* Variasi diurnal : eosinofil pagi < sore, Serum iron
pagi > sore
Hal yang harus diperhatikan
pada pengambilan darah
Formulir permintaan lab lengkap : nama pasien,
no MR, ruang rawat, tgl/jam pengambilan, nama
dokter pengirim, jenis tes.
Posisi penderita
Bendungan
Letak vena
Penggunaan desinfektan
Ukuran jarum & semprit
Penampung & labeling
Hal yang harus diperhatikan
pada pengambilan darah
Posisi berdiri > berbaring : volume plasma
meningkat
Posisi berbaring > berdiri : volume plasma
menurun
Bendungan vena terlalu lama : hemokonsentrasi,
Bendungan >7 menit : protein plasma meningkat
20%
Kerusakan dinding vena/jaringan - hipoksia :
Kalium, LDH, CK meningkat, Tromboplastin
jaringan keluar.
Malaria
Virus
Bakteri
Pewarnaan Gram
Mycobacterium leprae
Toxoplasma gondii
Mikrofilaria (Elefantiasis / Kaki Gajah
W. bancrofti)
Golongan darah
VARIASI MORFOLOGI
ERITROSIT
Morfologi sel darah merah
Sediaan darah tepi normal
Leukemia
Hemoglobin H (Thalassemia alfa)
Pseudotrombositopenia

Satelitism
INFEKSI MALARIA
FILARIASIS
Infeksi Gonorrhoea
BAHAYA BIOLOGIS
Darimana Bahan spesimen
diambil .......
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai