Anda di halaman 1dari 122

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Meningkan kesejahteraan keluarga serta masyarakat
dan peaksanaan pembangunan nasional telah disusun sistem kesehatan
nasional yaitu suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa
indonesia,untukmeningkatkan kemampuan dalam mencapai derajat optimal.
Sebagai perwujudan kesejahteraan seperti yang dimaksud dalamundang-
undang dasar 1945 (Stikes, 2014).
Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dua
kunci untuk mengikuti arus persaingan yang semakin tajam,khususnya
persaingan dalam bidang kesehatan. Dimana kita dituntut untuk mrnguasai
IPTEK dengan maksud agar dapat mengimbangi tuntutan kerja, terutama
dalam hal ini penyajian pelayanan kesehatan yang melibatkan tenaga
kesehatan yang melibatkan tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang
tersebut (Widman, 1992).
Berkaitan dengan hal tersebut harus didukung oleh tenaga-tenaga
kesehatan yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dianggap
penting dan mendukung dibidang kesehatan dalam hal ini adanya sub bidang
Analis Kesehatan. Dengan demikian diharapkan adanya umpan balik yang
menguntungkan kedua belah pihak (Stikes, 2014).
Salah satu perguruan tinggi yang mencetak tenaga analis kesehatan
yang profesional adalah D-III Analais Kesehatan Stikes Wiyata Husada
Samarinda. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu kurikulum wajib
yang harus ditempuh oleh mahasiswa D-III Analais Kesehatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda, selain untuk memenuhi
kewajiban akademik, diharapkan juga kegiatan tersebut dapat menjadi
jembatan penghubung antara dunia kesehatan dan dunia pendidikan serta
dapat menambah pengetahuan mengenai dunia kesehatan, sehingga

RSUD Taman Husada Bontang 1


dimaksudkan untuk menerapkan secara nyata pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh selama mengikuti pendidikan serta melatih dan memberi bekal
kepada mahasiswa dalam pengembangan dan kerjasama dngan tenaga
kesehatan lainnya (Stikes,2014).
PKL atau Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu mata kuliah bagi
mahasiswa program studi analis kesehatan yang telah dicantumkan dalam
buku panduan prodi Analis Kesehatan Stikes Wiyata Husada Samarinda.
Deskripsi darimata kuliah ini adalah mahasiswa melakukan praktek langsung
di laboratorium tentang ilmu analis kesehatan. Tujuan mata kuliah ini adalah
peserta didik terampil dalam melakukan pemeriksaan laboratorium dan
penggunaan instrumensi. Kegiatan pada matakuliah ini dilakukan di
puskesmas,labiratorium klinik swasta dan laboratorium rumah sakit (Stikes,
2014).
Mahasiswa program studi Analis Kesehatan wajib mengikuti praktek
lapangan ini karena telah tercantum dalam KRS (Kartu Rencana studi) yang
tealah disusun dengan bobot sebanyak 3 SKS. Mahasiswa melakukan PKL ini
ditempat yang ditentukan oleh pihak institusi yaitu RSUD Taman Husada
Bontang dan PKL dilakukan selama 6 minggu aktif kerja. Dalam PKL
mahasiswa melakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang ada di laboratorium
RSUD Taman Husada Bontang secara aktif, terutama yang teah diajarkan
selama perkuliahan (Stikes, 2014).
Dengan Praktek Kerja Lapangan tertentu diharapkan mahasiswa dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman serta membuka wawasan yang
lebih luas yang mungkin tidak dapat saat perkuliahan. Praktek Kerja
Lapanganyang dilakukan dapat membantu mahasiswa agar lebih memahami
bidang studi yang ditekuninya dan mendapat gambaran nyata dalam
pengimplemasikan ilmunya didunia nyata. Mahasiswa akan belajar mengatasi
kesenjangan antara teori yang didapatkan dibangku kuliah dengan
permasalahan dilapangan sebenarnya yang diperlukan untuk mendapatkan
jalan keluarnya (Stikes, 2014).

RSUD Taman Husada Bontang 2


Selam PKL mahasiswa diawasi dan dibimbing oleh pegawai RSUD
Taman Husada Bontang maupun kepala ruangan tempat mahasiswa
melakukan PKLsepenuhnya dilakukan oleh pembimbing PKL,pihak institusi
tidak ikut campur tangan karena selam PKL yang mengawasi mahasiswa
dalam melakukan pekerjaan maupun mengawasi kedisiplinan adalah
pembimbing lapangan, bukan pihak institusi (Stikes, 2014).
Hal ini merupakan tantangan bagitenaga-tenaga kesehatan baik medis
maupun paramedis khusunya dalam bidang laboratorium, karena dalam hal
ini analis mempunyai peranan penting dalam menegakkan diagnosa suatu
penyakit demi meningkatkan pelayanan menik pada umumnya dan
laboratorium pada khususnya.
Oleh karena itu dalam mengambil suatu langkah pendekatan dan
pembaharuan calon tenaga analis kesehatan dengan masyarakat, Praktek
Laboraorium dibeberapa Rumah Sakit Umum dinilai penting sebagai suatu
usaha pendekatan yang sangat efisien.
Laporan ini disusun setelah mahasiswa menyelesaikan PKL dilapangan.
Dalam laporan ini akan dituliskan pemeriksaan-pemeriksaan yang telah
dilakukan selam PKL, bertempat di RsuD Taman Husada Bontang.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan telah
berjalan lancar dengan target pelaksanaan yang berlangsung di Rumah Sakit
Umum Daerah Taman Husada Bontang.

1.2 Dasar Hukum


1. Surat Keputusan Menkes RI No.0844/SJ/Diknakes/VII/1986 tanggal 18
juni 1986, tentang pelaksanaan Praktek Keraj Lapangan Pendidikan
Tenaga Kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan.
2. Surat Keputusan Menkes RI No.MK.00.06.1.1.A.582 tanggal 17 februari
1988, tentang Kurikulum Nasional pendidikan Diploma III Analis
Kesehatan.

RSUD Taman Husada Bontang 3


3. Surat Keputusan Menkes RI No. MK. 02.02.3.1.0467A tanggal 14
Februari 1997, tentang Pedoman Hukum penyelenggaraan Diploma II
Kesehatan dilingkungan Departemen Kesehatan RI.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan adanya praktek kerja lapangan maka mahasiswa akan
terbiasa dengan situasi yang ada di laboratoriumsebuah Rumah Sakit.
Sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan memperluas
pengalaman belajarklinik dan praktek lapangan serta keterampilan bagi
mahasiswa/i dan mendapat gambaran mengenai pelaksanaan berbagai
pemeriksaan yang tersedia di rumah sakit khususnya di RSUD Taman
Husada Bontang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan keterampilan serta kemampuan mahasiswa dalam
berbagai pemeriksaan laboratorium baik bidang hematologi, kimia
klinik, imunologi, bakteriologi, urinalisa. Serta,meningkatkan kerja
sama antara pihak kampus dan institusi terkait dalam hal ini RSUD
Taman Husada Bontang.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pihak Institusi Pendidikan
1. Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai
pengelolaan Laboratorium RSUD Taman Husada Bontang dan
penatalaksanaan pasien.
2. Membuka wawasan kepada mahasiswa tentang Rumah Sakit secara
keseluruhan sebagai bentuk tantangan yang harus dihadapi tenaga
kesehatan.
3. Dapat meningkatkan kerjasama antara pihak Akademik dengan
Institusi/Lembaga.

RSUD Taman Husada Bontang 4


1.4.2 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori yang didapat
darikuliah kedalam praktek yang nyata dalam menghadapi kasus-
kasus yangterjadi di Laboratorium RSUD Taman Husada Bontang.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
pada mata kuliah dan menambah wawasan serta pengalaman.
3. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang akan ditemuai
apabila telah menyelesaikan perkuliahan.
1.4.3 Bagi RSUD Taman Husada Bontang
1. Dapat memperingan dan membantu tenaga Rumah Sakit
baikpekerjaan didalam ruangan maupun diluar rungan.
2. Dapat mengadopsikan serta menambah wawasan atau pengetahuan
baru hasilpenilaian institusi pendidikan.

RSUD Taman Husada Bontang 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Gambaran Umum RSUD Taman Husada Bontang
RSUD Taman Husada Bontang sebagai salahsatu saran kesehatan,
diresmikan pada tanggal 12 Nopember 2002, dan sejak saat itu menjadi
pusat rujukan bagi puskesmas yang ada di kota Bontang. RSUD Taman
Husada Bontang sebagai Rumah Sakit Umum Type B pada tahun 2009
merupakan institusi yang terbentuk setelah terjadi perubahan dari Rumah
Sakit Umum Type C pada tahun 2002 berdasarkan surat Keputusan
Walikota Bontang Nomor 519 Tahun 2002. Namun secara legalitas
formal,RSUD Taman Husada Bontan baru tercantum dalam peraturan
Daerah Kota Bontang Nomor 16 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah tertanggal Agustus
2003 (RSUD Taman Husada Bontang,2013).
Untuk meningkatkan kapasitasnya,RSUD Taman Husada Bontang
telah menempati gedung baru dengan luasbangunan 12.600 m2, berlantai 5
(lima) dengan menempati lahan seluas 6,1 Ha yang berlokasi di jalan
S.Parman km 8 poros Samarinda-Bontang. Peresmiannya dilakukan oleh
Wakil Presiden Yusuf Kalla Pada tanggal 13 Desember 2006. Gedung
baru tersebut mulai di fungsikan sejak tanggal 22 januari 2007 untuk
kegiatan rawat jalan dan rawatdarurat, kemudian sejak tanggal 4 April
2007 difungsikan secara penuh dengan pelayanan yang tersedia di RSUD
Taman Husada Bontang (RSUD Taman Husada Bontang,2013)
Seiring dengan pertambahan usianya, RSUD Taman Husada
Bontang tumbuh dan makin berkembang, baik dipandang dari segi sarana
dan prasarana, sumber daya manuusia maupun dari segi manajemen
pelayanannya. Perkembangan signifikan terjadi pada bulan Maret 2009
ketika ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
berdasarkan SK Walikota Bontang No.59 Tahun 2009 dan Bulan

RSUD Taman Husada Bontang 6


Nopember2009 berubah menjadi type B berdasarkan SK Menkes RI
No.1140/Menkes/SK/XI/2009 (RSUD Taman Husada Bontang, 2013).
2.1.2 Visi dan Misi
2.1.2.1 Visi
Tahun 2012 menjadi rumah sakit terbaik di Kaltim, tahun 2017
menjadi rumah sakit Internasional.
2.1.2.2 Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggidan
terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan standart
pelayanan rumah sakit.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada keputusan
pasien
3) Meningkatkan profesionalisme SDM Rumah Sakit.
4) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit yang memadai.
5) Mengembangkan Trauma Centre sebagai program unggulan (RSUD
Taman Husada Bontang,2013).
2.1.3 Sarana dan Prasarana
2.1.3.1 Sarana
Dalam upaya menunjang operasionl pelayanan maka dilengkapi
oleh ; ambulance, mobil jenazah dan musholla.
2.1.3.2 Prasarana
1) Pelayanan Medik
a) Instalasi rawat jalan terdiri dari 11poliklinikyaitu: poli
penyakitdalam,poli anak ,poli umum,poli jantung, poli bedah,poli
saraf,poli paru, poli THT, poli mata,poli gigi, poli obsgyn.
b) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
c) Instalasi Rawat Inap
d) Instalasi Rawat Intensif (ICU)
e) Instalasi Bedah Sentral.
2) Pelayanan Penunjang Medik
a) Radiologi

RSUD Taman Husada Bontang 7


b) Laboratorium
c) Instalasi Farmasi
d) Fisioterapi.
3) Pelayanan Penunjang Non Medik.
a) Instalasi Gizi
b) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (RSUD Taman Husada
Bontang,2013).
2.1.4 Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang, dibagi dua
laboratorium yaitu laboratorium cyto yang melayani 24 jam, dan
laboratorium central. Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Taman
Husada Bontang, dipimpin oleh dokter spesialis patologi klinik.
Laboratorium terdiri dari beberapa ruangan yaitu: ruangan tunggu, ruangan
administrasi, ruangan pengambilan sampling,ruangan kimia klinik, ruangan
mikrobiologi, ruangan hematologi, ruangan urinalisis, bank darah, kamar
mandi dan water closed (RSUD Taman Husada Bontang,2013).
Fasilitas laboratorium dilengkapi dengan alat-alat yitu: cobas integra
400, Elecys 2010, sysmex XS-800i,SRT Analyzer, Mikroskop Listrik
(Binokuler), Centrifuge,Oven, Rotator,Quo Test, Urine Scan, ABL 80
FLEX,dan lain-lain (RSUD Taman Husada Bontang,2013).

2.2 Sampling
Sampling suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting membantu
diagnosa,membantu perjalanan penyakit serta menetukan diagnosa. Karena
itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
(Gandasoebrata,2006)
Prosedur tetap penanganan specimen adalah prosedur baku yang dibuat
oleh petugas pemimpin laboratorium yang memuat aspek tata cara melakukan
penerimaan, pemberian identitas,penyimpanan specimen rujukan yang telah
dibakukan dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium RSUD Taman Husada
Bontang (RSUD Taman Husada Bontang,2013).

RSUD Taman Husada Bontang 8


Petugas sampling meneliti jenis pemeriksaan yang diminta untuk
menetukan jenis sample maupun volume sample yang diperlukan, karena
kesalahan pada proses ini dapat berakibat fatal pada keseluruhan hasil
pemeriksaan. Setelah menyiapkan peralatan yang diperlukan,pasien di
panggil ke ruang sampling. Lalu petugas mencocokkan identitas pasien
dengan blanko pemeriksaan (RSUD Taman Husada Bontang,2013).
Sample yang ada lalu didistribusikan ke masing-masing bagian
laboratorium sesuai permintaan pemeriksaan beserta blanko permintaan
pemeriksaan. Pada bagian sampling ini pendistribusian bahan pemeriksaan
untuk masing-masing ruang disesuaikan dengan tabung darah (RSUD Taman
Husada Bontang,2013).
Begitu pula dengan tabung yang digunakan untuk masing-masing ruang
pemeriksaan, diruang hematologi biasanya menggunakan tabung dengan
EDTA sedangkan ruang kimia klinik dan imunologi/serologi menggunakan
tabung dengan tanpa EDTA (RSUD Taman Husada Bontang,2013).
2.2.1 Sampling Darah Vena
Darah vena dipakai untuk pemeriksaan hematologi, kimia klinik,
imunologi, dan mikrobiologi. Teknik pengambilan darah vena sebenarnya
tak sukar, tetapi bahaya yang dapat terjadi bila tidak dikerjakan dengan hati-
hati dan seksama jauh lebih besar dari pada pengambilan darah kapiler
(Pearce, 2008).
Pada umumnya vena yang cukup besardan letaknya superficial dapat
digumakan untuk pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering
digunakan ialah vena median cubiti. Pada anak-anak yang kecil atau pada
bayi bila perlu darah dapat diambil dari vena jugularis externa, vena
formalis bahkan dari sinus sagitalis superior (Pearce, 2008).
2.2.1.1 Pemberian Identitas
a. Pemberian identitas dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas
b. Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi dan blanko
pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan.

RSUD Taman Husada Bontang 9


c. Identitas pada kertas label adalah nomor urut lab, nama, umur,
jenis kelamin, jenis specimen, tanggal dan jam pengambilan,
kemudian ditempatkan pada wadah yang sudah berisi specimen
(tabung reaksi, botol atau slide). Bila tidak menggunakan kertas
label, bisa menggunakan spidol permanan dan menulis langsung
pada wadah yang berisi specimen.
d. Specimen yang sudah lengkap identitasnya dikirim ke masing-
masing runganpemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan
(Hematologi, Kimia Klinik, Imunologi, Cairan Tubuh) (Kee,
1997).
2.2.1.2 Pengambilan Spesimen
a. Pada Pasien Rawat Jalan
1) Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2) Memanggil pasien sesui nomor urut.
3) Memeriksa formulir pasien sesuai nomor urut.
4) Konfirmasi persiapan pasien sebelumnya sesuai permintaan
klinis (misalnya puasa).
5) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan tes (spuit, tournikuet, kapas alkohol 70%).
6) Menyiapkan label rekat dan mengisi nomor lab, nama,
tanggal, jam pengambilan hasil dan jenis spesimen yang akan
ditempelkan pada wadah yang telah disiapkan.
7) Mengatur posisi pasien duduk atau berbaring.
8) Memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya padapasien.
9) Melakukan pengambilan specimen secara benar.
10) Specimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah
yang sesui dengan tes yang diminta (Kee, 1998).

RSUD Taman Husada Bontang 10


2.2.2 Sampling Sputum (BTA)
Sputum dipakai untuk pemeriksaan bakteri Micobacterium
tuberculose yang bersifat tahan asam pada diagnosa penyakit Tuberkulosis.
Sampelsputum yang diterima ada dua macam yaitu sputum pagi dan sputum
sewaktu. Pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) ini dapat dilakukan 1-3x
tergantung permintaan pemeriksaan (Jawetz, 1996).
Untuksampelsputum, spesimen diberi tempat sampelsteril (ditulis
nama dan waktu pengambilan) dan diberitahu cara pengambilan sampel
yang harus dilakukan serta kapan waktunya. Untuk pemeriksaan BTA (basil
tahan asam) 3x maka sampel diambil pada waktu subuh untuk botol I dan
botol II pada pagi harinya. Sedangkan pada botol III sampeldiambil pada
waktu subuh keesokan harinya.masing-masing sampel harus diserahkan
pada petugas sampling dengan blankopermintaan pemeriksaan (Jawetz,
1996).
2.2.3 Sampling Urine Dan Feses
Sampel urine dan feses diambil oleh pasien sendiri. Petugas sampling
memberi tempat sampel yang telah diberi identitas pasien tersebut lalu
meminta kepada pasien untukkekamar mandi guna mengumpulkan sampel
urine/feses yang selanjutnya diserahkan kembali kepada petugas sampling.
Biasanya sampel urine ini digunakan untukpemeriksaan penunjang pada
pemeriksaan GDP 2 jam PP pada penyakit ginjal serta pemeriksaan untuk
persyaratan masuk suatu institusi pendidikan (RSUD Taman Husada
Bontang, 2013).
2.2.4 Sampling Sperma
Sampel sperma diambiloleh pasien sendiri. Petugas sampling memberi
tempat sampel yang telah diberi identitas pasien tersebut lalu meminta
kepada pasien untuk kekamar mandi guna mengumpulkan sampel sperma
yang selanjutnya diserahkan kembali kepada petugas sampling (RSUD
Taman Husada Bontang, 2013).

RSUD Taman Husada Bontang 11


2.2.5 Pemeriksaan Bleeding Time dan Cloting Time
Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk pasien yang ingin
melakukan operasi,dengan mengetahui masa pendarahan (BT) dam masa
pembekuan (CT). Pengambilan darah pada pemeriksaan iniharus dihitung
waktunya secara tepat karena jika terjadi kelalaian akan berakibat fatal bagi
pasien yang dioperasi (Gandasoebrata, 2006).
Untuk pemeriksaan Cloting Time (CT), pengambilan sampel dapat
sekaligus dilakukan pada waktu sampling darah vena (Gandasoebrata,
2006).
2.2.6 Pemeriksaan Bleeding Time
Pemeriksaan Bleeding Timeadalah pemeriksaan pembuluh
darah,jumlah dan fungsi trombosit. Ada 2 cara BT antara lain :cara duke
(daun telinga) dan cara ivy (lengan). Di rumah sakit umum Taman Husada
Bontang pemeriksaan BT pada umumnya menggunakan cara duke
(Gandasoebrata, 2006).

2.3 Hematologi
Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang penting
dilakukan sebagai pemeriksaan penegas diagnosa dokter. Pemeriksaan
hematologi yang dilakukan di RSUD TamanHusada Bontang adalah:
2.3.1 Morfologi Darah Tepi
Tujuan pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT)
adalah untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi serta eritrosit,
leukosit, trombosit dan mencari adanya parasit seperti malaria,
microfilaria dan lain sebagainya. Bahan pemeriksaan yang
digunakan biasanya adalah darah kapiler tanpa antikoagulan atau
darah vena dengan antikoagulan EDTA dengan perbandingan 1
mg/cc darah (Gandasoebrata, 2006).
Ciri sedian apusan darah tepi yang baik adalah:
1. Sediaan tidakmelebar sampai tepi kaca objek, panjangnya
1/2 sampai 2/3 panjang kaca.

RSUD Taman Husada Bontang 12


2. Mempunyai bagian yang cukuptipis untuk diperiksa, pada
bagian itu eritrosit tersebut rata berdekatan dan tidak saling
bertumpukan.
3. Pinggir sediaan rata, tidak berlubang-lubang atau bergais-
garis.
4. Penyabaran leukosit yang baik tidak berkumpulpada
pinggir atau ujung sedimen (Gandasoebrata, 2006).
Teknik pemeriksaan apusan darah tepi adalah sebagai
berikut:

Gambar 2.3.3 Hapusan Darah Tepi

Sediaan apusan darah tepi terdiri atas bagian kepala dan bagian ekor.
Pada bagian kepala sel-sel bertumpu-tumpuk terutama eritrosit, sehingga
bagian ini tidak dapat dipakai untuk pemeriksaan morfologi sel. Eritrosit
sebaiknya diperiksa dibagian belakang ekor,karena disini eritrosit terpisah
satu sama lain (Gandasoebrata, 2006).
Tujuan pemeriksaan sediaan apusan darah tepi antara lain menilai
berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit,leukosit, dan trombosit dan
mencari adanya parasit seperti malaria, tripanasoma, micrifilaria dan lain
sebagainya. Sediaan apusan yang dibuat dan dipulas dengan baik
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang baik
(Gandasoebrata, 2006).

RSUD Taman Husada Bontang 13


2.3.2 Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Sistem penggolongan darah besaryang dikenal adalah sistem ABO
(golongan darah A, B, AB, dan O) serta sistem penggolongan darah Rhesus
(Rhesus positif dan Rhesus negatif).

Gambar 2.3.4 Interpretasi Hasil Golongan Darah


Golongan darah yaitu ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah. Golongan darah yang sering dipakai yaitu golongan darah
sistem ABO dan Rhesus (Sacher,2004)
Golongan darah ABO merupakan sistem golongan darah manusia
yang paling banyak ditemukan dan sampai saat ini merupakan
golongandarah yang penting dalam transfusi darah, karena terdapat pada
regular antibody,yaitu Anti-A dan Anti-B yang reaktif pada suhu 370C
(Sacher,2004).

RSUD Taman Husada Bontang 14


2.3.3 Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
a. Metode
Eektromekanik
b. Prinsip
Ion kalsium dalam darah diikat dengan antikoagulan untuk
mencegah pembekuan. Plasma sitrat yang mengandung semua faktor
koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit diinkubasi dengan
tromboplastin parsial dengan bahan pengkat. Setelah ditambah kalsium
maka akan terjadi bekuan fibrin. Waktu yang diperlukan untuk
terjadinya bekuan dicatat sebagai masa tromboplastin parsial teraktivasi
(APTT).
c. Alat
Alat Hemostasis
Tabung Vakutainer Natriun Citrat 3,8%
Mikropipet
Tip Kuning
Timer
Kuvet Reagen
Kuvet Sampel
d. Bahan
Reagen TEClot APTT-S
Calsium Chloride (0,025 M)
e. Sampel
Darah Vena dengan Antikoagulan Sitrat
f. Cara Kerja
1) Persiapan alat
Nyalakan alat hemostasis,tunggu hingga alat ready yang ditandai
lampu hijau menyala

RSUD Taman Husada Bontang 15


2) Persiapan Reagen
Keluarkan reagen APTT dan CaCl2 dari lemari es. Lakukan
homogenisasi secara perlahan. Pipet sejumlah reagen sesuai
banyaknya sampel (@25 uL) masukkan kedalam kuvet reagen
Stabilitas reagen : 2-8oC 30 hari
20-25oC 8 hari
37oC 8 jam
3) Pemeriksaan Sampel
Inkubasi reagen CaCl2 dalam alat selama 10 menit
Pipet sampel sebanyak 25 uL dan masukkan kedalam kuvet
sampel.inkubasi pada 37oC selama 1-2 menit
Tambahkan 25 uL reagen APTT-S dan inkubasi selama 37oC
tepat selama 3 menit
Tambahkan 25 uL CaCl2 dan perhitungan waktu pembekuan
dimulai
Catat waktu pemeriksaan APTT pada blanko hesil hematologi dan
buku register hemostasis (hasil dikeluarkan dengan satuan detik)
g. Nilai Normal
27-42 etik
2.3.4 Prothombin Time (PT)
a. Metode
Eektromekanik
b. Prinsip
Proses koagulasi terjadi disebabkan oleh pengeraman plasma
dengan kadar Tromboplastin yang optimum dan masa penghasilan
fibrin clot direkod.
c. Alat
- Hemostasis (control M1)
- Kuvet sampel
- Kuvet reagen
- Mikropipet

RSUD Taman Husada Bontang 16


- Yellow Tip
- Timer
d. Bahan
- Reagen TE clot PT-S
- Tissue
- Handscoon
e. Cara Kerja
- Inkubasi reagen PT-S dalam alat selama 10-15 menit.
- Pipet sampel sebanyak 100 dan masukkan ke dalam sampel.
Inkubasi pada 37oC selama 1-2 menit.
- Tambahkan 50 l reagen PT-S dan inkubasi dan perhitungan waktu
dimulai.
- Catat waktu yang ditunjukkan dalam blanko hasil pemeriksaan
hematologi dan buku register hemostasis (hasil dikeluarkan dengan
satuan detik).
- Untuk hasil INR PT, catat hasil yang tertera dimonitor alat
f. Nilai Normal
11-18 etik
2.3.5 Analisa Gas Darah
a. Prinsip
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap
sampel sel secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan
dengan gas standar melalui pemencaran system infra red dimana akan
menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi
receiver menjadi signal analog.
b. Alat
- BGA Irma true point/ITP
- Cartrdige BG/CC
c. Bahan
- Tissue
- Handscoon

RSUD Taman Husada Bontang 17


d. Sampel
- Darah arteri
e. Cara kerja
- Sentuh alat untuk menyalakan alat
- Lakukan kalibrasi suhu dengan cara memasukkan cartridge kalibrator.
Bila kalibrasi berhasil lanjut kan pemeriksaan.
- Siapkan cartridge BG/CC. Periksa tanggal kadaluarsa
- Masukkan Cartridge BG/CC. Ikuti petunjuk yang muncul pada layar
- Lakukan homogenisasi sampel sambil menunggu kalibrasi cartridge
- Tarik selang sampel sampai keluar
- Masukkan sampel pada lubang sampel
- Elap sisi luar selang sampel dengan tissue
- Tunggu hasil muncul pada layar
- Masukkan identitas pasien (Nama, No.RM dan Suhu)
- Print hasil
- Salin hasil pada blanko hasil BGA
f. Nilai Normal
- pH : 7.35 7.45
- PaCO2 : 35 45 mmHg
- PaO2 : 75 100 mmHg
- SaO2 : 95 99 %
- CO2 : 22 32 mEq/L
- AG : 13 17 mEq/L

2.4 Kimia Darah


Jenis pemeriksaan di laboratorium patologi klinik unit Kimia
Serologi Rumah Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang antara lain :
2.4.1 Tes Fungsi Hati
Tes fungsi hati (panel hati) adalah seperangkat tes darah
yang mengukur kadar enzim hati, protein, dan zat lainnya. Tes
fungsi hati digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit

RSUD Taman Husada Bontang 18


hati,menilai tingkat kerusakan hati dan menentukan seberapa baik
pengobatan bekerja. Jenis pemeriksaan Tes Fungsi Hati antara lain:
2.4.1.1 SGOT
Merupakan enzim mitokondria yang juga ditemukan
dalam jantung,ginjal, dan otak. Tes ini kurang spesifik
untukpenyakit hati. Enzim transaminase (AST/SGOT)
dijumpaimeninggi pada gangguan hati: Hepatitis, overdosis
alkohol, cedera otot dan serangan jantung (Gips,1989)
2.4.1.2 SGPT
Lebih spesifik untuk kerusakan hati, ALT (SGPT)
adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi
lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan
enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada
kerusakan pada selaput sel hati. Setiapjenis peradangan
pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus,beberapa
obat, penggunaan alkohol,dan penyakit pada saluran cairan
empedu (Gips,1989).
2.4.1.3 Alkali Fosfatase (ALP)
Meningkat pada berbagai jenis penyakit hati,
tetapi peningkatan ini juga dapat terjadi berhubungan
dengan penyakit tidakterkait dengan hati. Fosfatase alkali
sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim yang serupa,yang
dibuat dalam saluran cairanempedu dan selaput
dalamhati,tetapi juga ditemukan dalam banyak jaringan
lain. Peningkatan fosfatase alkalidapat terjadi bila saluran
cairan empedu dihambat karena alasan apa pun. Diantara
yang lain,peningkatan pada fosfatase dapat terjadi terkait
dengan sirosis dan kanker hati (Gips,1989).

RSUD Taman Husada Bontang 19


2.4.1.4 Bilirubin Total
Pemeriksaan bilirubin total merupakan
pengukuran jumlah total bilirubin dalam darah, meliputi
biliruubin tak terkonjugasi dan terkonjugasi. Bilirubin
dibentuk dari pemecahan haem pada sistem
retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat dengan albumin
dan bersirkulasi di dalam darah, kemudian dikonjugasi dan
di sekresi oleh hati. Bilirubin terkonjugasi bersifat larut
dalam air, sehingga dapat ditemukan di dalam urin.
Sementara, bilirubin tak terkonjugasi tidak dapat larut di
dalam air(Gips,1989).
Manfaat pemeriksaan untuk mendeteksi berbagai
kondisi seperti :
1.) Penyakit hepatobilier,hepatitis, sirosis, dan penyakit
hati lainnya ;
2.) Malnutrisi dan anoreksia;
3.) Anemia pernisiosa, anemia hemolitik,neonatal
jaundice,hematoma, dan fetal aritoblastosis;
4.) Pulmonary embolism;
5.) Congestive heart failure (CHF)(Gips,1989).
2.4.1.5 Bilirubin Direk
Pemeriksaan bilirubin direk merupakan
pengukuran kadar bilirubin terkonjugasi dalam darah.
Bilirubin dibentuk dari pemecahan haem pada sistem
retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat dengan albumin
dan bersirkulasi di dalam darah,kemudian dikonjugasi dan
disekresi oleh hati. Bilirubin terkonjugasi bersifat larut
dalam air,sehingga dapat ditemukan didalam urin.Manfaat
pemeriksaan untuk mendeteksi berbagai kondisi seperti
:lesi intrahepatik dan ekstrahepatik, sindrom Dubin-
Johnson dan sindrom Rotor,infeksi bakteri, sepsis, hepatitis

RSUD Taman Husada Bontang 20


B,sifilis,dan TORCH. Kelainan genetik dan metabolik
seperti galaktosemia, tirosinemia dan trisomy 18 (Gips,
1989)
2.4.2 Tes Fungsi Jantung
Uji fungsi jantung dapat dipakai pemeriksaan creatine
kinase (CK), isoenzim creatine kinase yaitu CKMB, N-terminalpro
brain natriuretic peptide (NT pro-BNP) dan Troponin-T.
Kerusakan dari otot jantung dapat diketahui dengan memeriksa
aktifitas CKMB, NT pro-BNP,Troponin-T dan hsCRP, jenis
pemeriksaan di laboratorium RSKD ialah:
2.4.2.1 CKMB
Isoenzim CK yang spesifik untuk sel otot jantung.
Kadar CK-MB seperti CK (total) mulai naik 6 jam setelah
mulainya MCI, mencapai kadar tertinggi lebih kurang 12
jam kemudian dan biasanya lebih cepat mencapai kadar
normal daripada CPK,yaitu 12-48 jam. Sensitivitas tes CK-
MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifitas
agakrendah.untuk meningkatkan ketelitian penentuan
diagnosis MCI dapat digunakan rasio antara CK-MB
terhadap CK total. Apabila kadar CK-MB dalamserum
melampaui 6-10% dari CK total, dan tes-tes tersebut
diperiksa selama 36 jam pertama setelah onset penyakit
maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir pasti
(Pearce,2008).
2.4.3 Pemeriksaan Protein
Pemeriksaan protein untuk mengetahui indeks kesehatan dan
gizi seseorang, pengaturan keseimbangan kadar asam basah dalam
sel, sintesis hormon, pembentukan enzimpem, pembentukan antibodi
(kekebalan tubuh), sistem koagulasi (pembekuan) darah. Jenis
pemeriksaan protein antara lain:
2.4.3.1 Protein Total

RSUD Taman Husada Bontang 21


Pemeriksaan protein total merupakan pengukuran
total jumlah protein dalam darah. Protein dalam darah
terdiri dari albumin dan globulin. Penurunan kadar
ditemukan pada malnutrisi,kelaparan, dll. Peningkatan
kadar dijumpai pada dehidrasi, muntah, diare, dll (Kosasih,
2008).
2.4.3.2 Albumin
Pemeriksaan albumin merupakan pengukuran kadar
albumin dalam darah. Albumin merupakan jenis protein
yang paling banyak didalam tubuh dan memiliki fungsi
penting bagi tubuh. albumin diproduksi oleh hati, dan
memiliki waktuparuh 20 hari. Manfaat pemeriksaan:
deteksi dan evaluasi beberapa kondisi seperti gangguan
fungsi hati dan ginjal, serta malnutrisi (Kodsasih, 2008).
2.4.3.3 Globulin
Globulin adalah kelompok protein yang digunakan
untuk produksi antibodi. Protein dibuat dari asam amino
dan menjadi bagian penting dari semua sel dan jaringan.
Penurunan kadarnya berarti terdapat gangguan kekebalan
tubuh. peningkatan kadar globulin terjadi pada infeksi,
penyakit hati dan beberapa jenis keganasan (Kosasih,
2008).
2.4.4 Pemeriksaan Lipid
Pemeriksaan lemakdarah meliiuti pemeriksaan kadar
kolestroltotal, trigliserida, HDL (High-Density Lipoprotein) dan
LDL (Low-Density Lipoprotein) kolestrol. Pemeriksaan tersebut
terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada
pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah
otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes
melitus (DM) dan hipertensi. Jenis pemeriksaan lemak antara lain:
2.4.4.1 Kolestrol Total

RSUD Taman Husada Bontang 22


Kolestrol totalmerupakan pemeriksaan yang
menentukan jumlah kolestrol yang terdapat didalam semua
partikel lipoprotein tubuh (semua jenis kolestrol dan
trigliserida). Pada kondisi penyakit jantung
koroner,kolestroltotal adalah suatu alat untuk menentukan
resiko,bukan sebagai uji diagnostik. Manfaat pemeriksaan:
Mendeteksi gangguan metabolisme lemak, dan menentukan
faktor resiko penyakit jantung koroner (Widman, 1992).
2.4.4.2 Trigliserida
Trigliserida adalah bentuk dari lemak yang
tersimpan dalam tubuh dan banyak ditemukan dijaringan
adiposa. Beberapa trigliserida yang bersikulasi didalam
darah digunakan sebagai energi bagi otot untuk bekerja.
Manfaat pemeriksaan trigliserida: menentuka faktor resiko
independent untuk penyakit jantung koroner dan
mendeteksi sindrom metabolik (Widman, 1992).
2.4.4.3 HDL
Kolestrol HDl (High-Density Lipoprotein)
merupakan lipoprotein yang berasaldari hati, memiliki
desitas tinggi tidakmudah menggumpal. Disebut juga
sebagai kolestrol baik karena membantu membersihkan
tumpukan kolestrol dari pembuluh darah dan
mengangkutnya ke dalam hati(prosese Reserve Cholestrol
Transport). Manfaat pemeriksaan untuk mendeteksi
terjadinya aterosklerosis dan resikopenyakit jantung
koroner (Widman, 1992).
2.4.4.4 LDL
Kolestrol LDL atau (Low-Density Lipoprotein)
merupakan lipoprotein yang berasal dari penyerapan
makanan di usus, memiliki densitas rendah, mudah
menggumpal dan lengkap pada dinding pembuluh darah.

RSUD Taman Husada Bontang 23


Disebut juga sebagai kolestrol jahat karena dapat
membentuk plak aterosklerosis yang mempersempit
pembuluh darah. Manfaat pemeriksaan untukmendeteksi
gangguan metabolisme lemak, menentukan faktor resiko
penyakit jantung koroner, dan memantau terapi penurunan
lipid (Widman, 1992).
2.4.5.4 Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dalam darah digunakan
untuk mendeteksi tingginya asam urat dalam darah.
Menunjang diagnosa gout. Pemeriksaan ini juga digunakan
untuk memantau pengobatan pasien asam urat, menunjang
diagnosa gout, masalah encok, arthritis, masalah ginjal dan
penggunaan beberapa diuretic (Widman, 1992).

2.4.5 Pemeriksaan Glukosa


Pemeriksaan kadar glukosa darah dipakai untuk mengetahui
adanya peningkatan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil
pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Peningkatan
kadar glukosa darah biasanya disebabkan oleh Diabetes Melitus atau
kelainan hormonaldi dalam tubuh. kadar gula yang tinggi akan
dikeluarkan lewat urin yang disebut glukosuria (Kee, 1997).
Terdapat beberapa macam pemeriksaan untuk menilai
kadar glukos darah yaitu:
1. Glukosa Darah Sewaktu
Glukosa darah sewaktu (random) adalah uji glikosa darah yang dapat
dilakukan sewaktu-waktu tanpa harus puasa terlebih dahulu.
2. Glukosa Puasa
Pemeriksaan glukosa puasa merupakan pengukuran kadar glukosa
dalam darah pada kondisi puasa selama 12 jam, pemeriksaan
inidapat menggambarkan kadar plukosa endogen. Manfaat

RSUD Taman Husada Bontang 24


pemeriksaan: skirining dan diagnosis siabetes, pemantauan terapi
DM dan Kontrol DM.
3. Glukosa 2jam PP
Pemeriksaan gluksa 2 jam postprandialmerupakan pengukuran kadar
glukosa dalam darah setelah 2 jam pembebanan glukosa yang setara
dengan 75g glukosa. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
evaluasiaktivitas insulin dalam tubuh. Manfaat pemeriksaan:
skrining dan dignosis DM, terapi dan kontrol DM, diagnosis dan
penanganan beberapa gtangguan metabolik seperti asidosis,ketosis,
dehidrasi dan koma diabetik (Kee, 1997).
2.4.6 Elektrolit
a. Metode
Elektrode selektif ion atau ISE (Ion Selective Electrode)
b. Prinsip
sampel akan ditarik oleh elektroda yang sensitif terhadap
ion-ion tersebut. Kemudian digunakan elektroda reference untuk
membandingkan naik turunnya potensial.
c. Alat
9180 Electrolyte Analyzer
d. Bahan
Tissue
e. Sampel
Serum
f. Cara Kerja
Hidupkan power on yang ada dibelakang alat
Proses inisialisasi alat dalam stand by
Lakukan proses CAL 2 alat dalam kondisi ready
Inser sampel serum (automatic sampeling) tarik tangkai jarum
Ada suara BIB
Elap tangkai jarum dengan menggunakan tissue bersih
Masukan kembali tangkai jarum

RSUD Taman Husada Bontang 25


Proses menginstrumen
Catat hasil yang keluar
g. Nilai Normal
Natrium (Na) : 135-145 mmol / l
Kalium (K) : 3,6-5,4 mmol / l
Klorida (Cl) : 98-108 mmol /l
2.4.7 Pemeriksaan HbA1c
a. Prinsip
Mengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang
diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilanya berarti kontrol gula
darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi.
b. Metode
Automatic
c. Alat
- Blood collegtor
- Quo Test
d. Bahan
- Darah EDTA
- Cartridge
e. Cara Kerja
- Alat Quo Teat dihidupkan , pemeriksaan dapat dilakukan
setelah Quo test dan tanggal muncul pada layar.
- Sebelum cartridge baru digunakan, terlbih dahulu dilakukan
scan terhadap barcode bada kotak cartridge.
- Cartridge dikeluarkan dan didiamkan selama 30 menit.
- Diambil sampel darah menggunakan blood collector sampai
batas yang ditentukan.
- Blood collector dimasukkan ke dalam lubang di bagian atas
cartridge. Dipastikan blood collector dalam posisi yang benar .

RSUD Taman Husada Bontang 26


- Dibuka pintu alat dan cartridge diletakan pada lubang
pemeriksaan lalu pintu alat ditutup kembali cek lah cartridge
dalam posisi yang baik.
- Alat akan melakukan proses pemeriksaan dan hasil akan
muncul pada layar.
f. Nilai Normal
Nilai Normal < 7 %
Low Result < 2 %
High Result > 14 %

2.5 Imunologi Serologi


Jenis pemeriksaan di Laboratorium unitserologi Rumah Sakit
Umum Daerah Taman Husada Bontang antara lain:
2.5.1 Widal Metode Aglutinasi
Tes widal adalah tes serologi anggapan untuk demam atau
demam anteric undulant. Dalam kasus infeksi Salmonella, ini
adalah demonstrasi agglutinating antibody melawan antigen O-
somatikdan H-Flageller dalam darah. Untuk brucellosis, hanya
antigen O-somatik yang digunakan (Hardjoeno,2003).
Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari
suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam
Laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum,maka kadar anti
dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan
reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum
(Hardjoeno,2003).
2.5.2 HBsAg Kualitatif Rapid Test
Hepaptitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan
hati yang memberikan lemah badan, mual, kencing seperti air
disusul dengan mata dan badan menjadi kuning. Tidak semua
penyakit hepatitis mempunyai bentuk yang klasik seperti ini. Ada
hepatitis yang tidak nyata (inapparent hepatitis), ada yang tanpa

RSUD Taman Husada Bontang 27


ikterik, ada bentuk yang jinak (bening) dan ada yang ganas
(fulminan). Hepatitis dapat disebabkan oleh virus (penyebab
terbanyak), bakteri (salmonella thypy),obat-obatan
racun(hepatoksik) dan alkohol (Hardjoeno,2003).
Virus hepatitis B (VHB) yang dikenal sebagai partikel
Dane (diameter 42 nm),termasuk dalam family Hepadana. Virus ini
hanya dapat menimbulkan infeksi pada manusia dan Champanse
saja, dalam darahh individu yang terinfeksi dengan VHB terhadap
partikel Dane dan dua buah partikel berbentuk lain, yang satu
berbentuk tubulardan yang lain berbentuk bulat dengan diameter
22 nmm (Hardjoeno,2003).
Partikel Dane terdiri beberapa bagian yang masing-masing
memiliki antigenitas tersendiri.bagianpaling luar yang merupakan
selubung dikenal sebagai Hepatitis B surfaceantigen (HBsAg).
Bagian sebelah dalamnya yang merupakan inti atau core dari virus
mengandung hepatitis core antigen (HbcAg), dan Hepatitis Be
antigen (HbeAg), partially double stranded DNA, DNApolimerase
(DNA-p) dan suatu aktifitas polymerase (Hardjoeno,2003).prinsip
imunokromatografi dengan prinsipserumyang diteteskan pada
bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi
dengan anti HBs (antibodi), campuran ini selanjutnya akan
bergerak sepanjang strip membran untuk berikatan dengan
antibody spesifik. Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan
garis warna (Hardjoeno,2003).
HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang
menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan untuk
mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane
yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test
selama proses pemeriksaan,sampel serum atau plasma bereaksi
dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi,
campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane

RSUD Taman Husada Bontang 28


kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membrane dan
menghasilkan suatu hasil positif pada daerah test, jika tidak
menghasilkan garis yang berwarna pada daerah test menunjukkan
hasil yang negative (Hardjoeno,2003).
2.5.3 Anti HBsAg
Serum yang diteteskan kedalam wadah danreaksi yang
terjadi akan memberikan hasil dengan tanda. Viral hepatitis adalah
penyakit infeksi yang umumnya sering disebabkan oleh virus
hepatitis B (VHB) yang menjangkit hampir 5% dari populasi dunia
dengan beberapa variasi setempat, penyakit ini dapat timbul tanpa
gejala,akut (dengan kasus berat dan kematian) atau hepatitis kronik
yang akan memburuk ke erisis dan atau hepatocalullar carcinoma
dan kematian. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui pertukaran
cairan tubuh antara seseorang yang sehat dengan orang yang sakit
(Hardjoeno,2003).
2.6 Sub Unit Urinalisa
Urinalisa merupakan pemeriksaan urin sederhana (urinalisa rutin)
atau urinalisa yang lebih lengkap (urinalisa lengkap). Urinalisa rutin terdiri
dari makroskopis,PH, berat jenis,protein, glukosa dan pemeriksaan
sediment. Urinalisa lengkap terdiri dari urinalisa rutin ditambah
urobilinogen, Urobilin, bilirubin,darah samar,leukosit estrase dan nitrit
(kosasih,2008).
2.7 Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan penting dalam tinja terhadap parasit dan telur cacing.
Sama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah tes terhadap darah samar.
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan ;
jika pemeriksaan sangat di perlukan,boleh juga sampeltinja diambil
dengan jari bersarung dari rectum.untukpemeriksaan biasa dipakai tinja
sewaktu,jarang diperlukan tinja 24 jam untuk pemeriksaan tertentu
(kosasih,2008).

RSUD Taman Husada Bontang 29


Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar,kalau dibiarkan
mungkin sekali unsur-unsur dalam tinja itu menjadi rusak. Bahan ini selalu
harus dianggap bahan yang mungkin mendatangkan infeksi, berhati-hatilah
bekerja (kosasih,2008).

RSUD Taman Husada Bontang 30


BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


3.1.1 Waktu
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 13
Desember 2016 dan selesai pada tanggal 21 Januari 2017. Praktek Kerja
Lapangan dilaksanakan dengan 4 waktu dinas (Sift). Untuk sitf pagi
dimulai pada jam 07.30 sampai dengan jam 14.30, untuk sift sore dimulai
pada jam 14.30 sampai dengan 21.30, dan untuk sift malam dimulai pada
jam 21.30 sampai dengan 07.30.
3.1.2 Tempat
Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Taman Husada Bontang, Kalimantan Timur.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Spuit
- Tourniquet
- Jarum Vakum
- Holder
- Jas Lab
- Tabung
- Rak Tabung
- Alat Sysmex 800-i
- Cobas Integra 400
- Elecsys 2010
- SRT Analyzer
- Quo Test
- ABL 80 FLEX
- Rak Westergreen
- Pipet Westergreen

RSUD Taman Husada Bontang 31


- Lanset steril
- Preparat
- Objek glass
- Rak Pewarnaan
- Pipet
- Mikroskop
- Stopwatch
- Centripuge
- Sampel cup
- Mikropipet
- Blue Tip
- Yellow Tip
- Rotator
- Test Strip Hbs Ag
- Api Bunsen
- Jarum Ose
- Pinset
- Inkubator
- Pot Feses
- Pot Urine
- Pot Dahak

3.2.2 Bahan
- Kapas Alkohol
- Lanset
- Kertas Saring
- Masker
- Handscoon
- Pulpen
- Tissue
- Slide

RSUD Taman Husada Bontang 32


3.2.3 Reagen
- Chase Buffer
- Pewarnaan Ziehl Neelsen
- Antisera
- Pewarnaan Gram
- Methylin Red
- KOH 40%
- Alfa Naphthol
- Oil Imershi
- FeCl3 3%
- Strip Test Urine
- Rapid Test HbS Ag
- Rapid Test Anti Dengue
- Rapid Test NSI
- Rapid Test HIV
- Rapid Test Narkoba
- Tes Pack
- Reagen Salmonella typhi O
- Reagen Salmonella typhi H
- Reagen Salmonella paratyphi AO
- Reagen Salmonella typhi AH
- Reagen Salmonella paratyphi BO
- Reagen Salmonella typhi BH
- Reagen Salmonella paratyphi CO
- Reagen Salmonella typhi CH
- NaCl 0,9%
- Agar Darah
- Agar Mac Conkey
- Agar Muller Hilton
- Trypticase Soy Agar
- Bact/Alert

RSUD Taman Husada Bontang 33


- Larutan Methanol
- Larutan Giemsa
- Larutan Eosin
- Larutan Methilen Blue
- Alkohol 70%
- R1 (15 liter) : Sodium Sulfate anhydrous 9,79/L, Sodium clorida 4,0
gr/L, Dimthylolurea 0,4 1,0 gr/L.
- R2 (300 ml) : Amonium salts 19 26 gr/L, Botollassin cyanide 0,15
1,09 gr/L, Solubility agent.
- R1 : Buffer larutan siap pakai terdiri dari : Citrat Buffer 95 mmol/L ph
4,1.
- R2 : Substrat larutan siap pakai terdiri dari : Citrat Buffer 95 mmol/L ph
4,1, Bromcresol green 0,66 mmol/L.
- R1 : reagen blanko : Na OH 0,1 dan K-Na-tartrate 16 mmoL.
- R2 : reagen biuret : Na OH 0,1 N, K-Na-tartrate 16 mmol/L, botolassin
iodide 15 mmol/L, CuSO4 6 mmol/L/
- R1 : deterjen 1 : 4 Aminobenzensulfonic acid 120 mmol/L.
- R2 : diazo reagen II : sodium nitrite 3,0 mmol/L.
- R1 : EDTA : 150 mmol/L.
- R2 : Sulfanilite Acid : 29 mmol/L, Hydrochloric Acid : 170 mmol/L.
- Sodium Nitrite : 25 mmol/L
- R1 (botol 1 dan 1a) : Fosfat Buffer : 104 mmol, ph : 7,4 : L aspartate :
260 mmol : NaOH : 0,23 ml.
- R2 : Ketogluturate : 75 mmol/L : Preservative.
- R1 (botol 1 dan 1a) : Fosfat Buffer : 104 mmol. Ph : 7,4 : L aspartate :
260 mmol : NaOH : 0,23 ml.
- R2 : ketogluturate : 75 mmol/L : Preservative.
- R1 (botol 1 dan 1a) : Fosfat Buffer : 104 mmol. Ph : 7,4 L aspartate :
260 mmol : Na OH : 0,23 ml.
- R2 : ketogluturate : 75 mmol/L : Preserpative.

RSUD Taman Husada Bontang 34


- R1 botol 1 Buffer Diethanolamine 1,02 mmol/ph 9,8 dan Magnesium
klorida 0,51 mmol/L.
- R1 : Capso Buffer : 5 mmol 1/1, ph 9,65 : NADH > 0,23 mmol :
preservative.
- R2 : 2-Hidroksetil Buffer : 1000 mmol/L, ph 7,6 : Urease > 7,2 U/L.
- Dextran-linked GLDH > 0,90 U/ml : -ketoglutarate > 8,3 mmol/L :
Preservative.
- Substrat : p-nitrofinilfisfat/L 10 mmol/L.
- R1 : Buffer larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95 mmol/L ph
4,1.
- R2 : Subtract larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95 mmol/L ph
4,1, Bromcresol green 0,66 mmol/L, Bahan Pengawet larutan standar,
Precinorm U atau Cfas Aquades.
- R1 : Buffer larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 9 mmol/L ph
4,1 bahan pengawet.
- R2 : Subtract larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95 mmol/L ph
4,1, Bromcresol green 0,66 mmol/L, Bahan Pengawet larutan standar,
Precinorm U atau Cfas Aquades.
- R1 PIPES (piperazene 1,4 bis (2 ethne sulfonic acid) buffer : 75
mmol/L ph 6,8 : Mg : 10 mmol/L.
- Sodium cholate : 0,2 mmol/L ; 4 aminophenazone > 0,15 mmol/L ;
phenol > 4,2 mmol/L ; fatty alcohol polyglycol eter ; 1 % : cholesterol
esterate > 0,5 U/ml ; cholesterol oxidase > 0,25 U/ml : stabilizer.
- R1 : MOPS buffer ; 19,1 mmol/L, ph 7,0 ; dextran sulfat 0,5 gr/L ;
Nagbesium sulfat Heptahyrate ; > 8,11 mmol/L ; HSDA ; 0,96 mmol/L
ascorbat oxidase > 3 kU/L ; stabilizer.
- R2 : PIPES Buffer 9,9 mmol/L, ph 7,0 ; PAG cholesterol esterase >
0,2 kU/L ; PAG Cholesterol oksida oksidase > 7,6 kU/L ; Peroksidase
> 20 kU/L ; 4-amino-antypyrine : 2,46 mmol/L : preservative.
- R1 : PIPES Buffer 100 mmol/L, ph 6,8 ; 50 mM ; 4-clorophenol.

RSUD Taman Husada Bontang 35


- R2 : Substract larutan siap pakai terdiri dari ; Citrat Buffer 95 mmol/L ;
bahan pengawet ; larutan standart ; precinorm U atau Cfas ; aquades.
- R1 : Buffer : Tri buffer ph 8,25 100 mmol/L dan Glycylcine 100
mmol/L.
- R2 : Substract ; L-y-glutamil-3 carboxy 4 nitroanilide 4 mmol.
- R1 : Buffer/ATP/NADP : TRIS hydroxymethyle buffer 100 mmol/L, ph
7,8 ; Mg 2+4 mmol/L ; ATP > 1,7 mmol/L.
- R2 : HK/G-6-PDH : HEPES buffer 30 mmol/L ph 7,0 ; Mg 2+mmol/L ;
HK > 8,3 U/ml (yeast) ; G-6-PDH > 15 U/ml (E.coli) ; preservative.

3.2.4 Sampel
Adapun sampel yang digunakan dalam pemeriksaan, antara lain :
1. Darah Vena
2. Darah Kapiler
3. Plasma Darah (Anti Koagulan K3EDTA)
4. Serum
5. Urine
6. Sputum
7. Feces
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Sampling
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting membantu
diagnosa, membantu perjalanan penyakit serta menentukan diagnosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Prosedur tetap penanganan specimen adalah prosedur baku yang
dibuat oleh petugas pemimpin laboratorium yang memuat aspek tata cara
melakukan penerimaan, pemberian identitas, penyimpanan specimen
rujukan yang telah dibakukan dan dilaksanakan di Instalasi Patologi Klinik
RSUD Taman Husada Bontang.

RSUD Taman Husada Bontang 36


a. Identitas spesimen
Pemberian Identitas:
a. Pemberian identitas dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.
b. Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi dan blanko
pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan.
c. Identitas pada kertas label adalah nomor urut lab, nama, umur, jenis
kelamin, jenis specimen, tanggal dan jam pengambilan, kemudian
ditempatkan pada wadah yang sudah berisi specimen (tabung reaksi, botol
atau slide). Bila tidak ada menggunakan kertas label, bisa menggunakan
spidol permanen dan menulis langsung pada wadah yang berisi specimen.
d. Specimen yang sudah lengkap identitasnya dikirim ke masing-masing
ruangan pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan (Hematologi, Kimia Klinik,
Imunologi, Cairan tubuh).
b. Pengambilan Spesimen
a. Pada Pasien Rawat Jalan
1) Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2) Memanggi pasien sesuai nomor urut.
3) Memeriksa formulir pasien sesuai nomor urut.
4) Konfirmasi persiapan pasien sebelumnya sesuai permintaan klinis
(misalnya puasa).
5) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
tes (spuit, tourniket, kapas alkohol 70%).
6) Menyiapkan label rekat dan mengisi nomer lab, nama, tanggal, jam
pengambilan hasil dan jenis spesimen yang akan ditempelkan pada wadah
yang telah disiapkan.
7) Mengatur posisi pasien duduk atau berbaring.
8) Memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya pada pasien.
9) Melakukan pengambilan spesimen secara benar.
10) Spesimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah yang sesuai
dan memenuhi syarat.

RSUD Taman Husada Bontang 37


11) Wadah yang telah diisi spesimen segera dikirim keruangan pemeriksaan
sesuai dengan tes yang diminta.
b. Pada Pasien Rawat Inap
1) Dilaksanakan perawat ruangan rawat inap.
2) Perawat menemui pasien yang akan diambil spesimennya dan
menanyakan identitas pasien sesuai format.
3) Perawat memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya.
4) Spesimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah yang sesuai dan
memenuhi syarat.
5) Wadah yang telah berisi spesimen segera dikirim keruangan pemeriksaan
sesuai tes yang diminta.
c. Cara Pengambilan Spesimen Darah
3.3.1.1 Pengambilan Spesimen Darah Vena
a. Prinsip
Darah vera diambil dengan cara melakukan penusukan pada
pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit,
dilanjutkan dengan menarik torak/piston sampai volume darah yang
dikehendaki.
b. Alat dan bahan
1) Jarum disposibel.
2) Plester.
3) Tourniquet dari karet.
4) Tabung reaksi.
5) Botol EDTA.
c. Cara kerja
1) Penderita dalam keadaan duduk atau berbaring.
2) Ikat lenganatas dengan tourniquet atau pengikat lain.
3) Cari vena cubiti, disinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan
mengusap keatas (kearah lengan atas), bila lokasi terlalu kotor
bersihkan dulu dengan kapas alkohol 70% dengan cara

RSUD Taman Husada Bontang 38


memutar lalu kapas dibuang dan diulangi dengan kapas alkohol
70% yang baru.
4) Setelah alkohol kering, tusuk vena yang akan diambil
darahnya, ambil darah sesuai kebutuhan sambil melepas ikatan,
setelah cukup bekas tusukan ditutup dengan kapas alkohol dan
ditekan, buang kapas tutup bekas tusukan dengan plester.
5) Lepaskan jarum pada spuit dan alirkan darah dari semprit ke
tabung-tabung yang telah disediakan.
3.3.1.2 Cara Pengambilan Spesimen Darah Kapiler.
a. Alat dan bahan
1) Kapas
2) alkohol 70%.
3) Lanset steril.
b. Cara kerja
1) Bersihkan dengan kapas alkohol 70%, tepat pada daerah yang
akan ditusuk, biarkan kering.
2) Tusuk dengan lanset steril tegak lurus pada permukaan kulit.
3) Buang tetesan pertama dengan menggunakan kapas steril
kering. Masukkan tetes berikutnya dengan memasukkan
kedalam penampungan sesuai kebutuhan.
4) Bersihkan dengan kapas steril tempat tusukan dan tutup
dengan plester.
5) Berikan label yang sesuai pada wadah spesimen.
3.3.1.3 Cara Pengambilan Spesimen Urine.
Petugas memberikan penjelasan tentang cara
mengumpulkan urine dalam botol yang disediakan sesuai dengan
jenis permintaan tes yang diminta :
a. Urine sewaktu (urine yang dikeluarkan pada suatu waktu yang
tidak ditentukan secara khusus).
b. Urine Pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur).

RSUD Taman Husada Bontang 39


c. Urine post prandial (urine yang pertama kali dikeluarkan setelah
2 jam setelah makan).
d. Urine 24 jam misalnya : urine yang dikeluarkan jam 7 pagi
dibuang, setelah itu semua urine yang dikeluarkan ditampung
termasuk urine jam 7 pagi esok harinya.
3.3.1.4 Cara Pengambilan Spesimen Sputum.
a. Sewaktu (S) yaitu sputum dikumpulkan pada saat pasien datang
pertama kali. Pada saat pulang, pasien membawa botol sputum
untuk mengumpulkan sputum hari kedua.
b. Pagi (P) yaitu sputum dirumah pada pagi hari kedua, segera
setelah bangun tidur. Botol dibawa dan diserahkan sendiri
kepada petugas di laboratorium.
c. Sewaktu (S) yaitu sputum dikumpulkan dilaboratorium pada
hari kedua, saat menyerahkan sputum pagi.
Cara mengeluarkan sputum :
1) Petugas laboratorium memberikan penjelasan mengenai
pemeriksaan dan cara mengeluarkan sputum, dan
menjelaskan perbedaan antara sputum dengan ludah.
2) Pasien berdiri lurus atau duduk tegak.
3) Pasien diminta untuk menarik napas dalam-dalam 2 sampai 3
kali kemudian keluarkan napas bersama dengan batuk yang
kuat dan berulang kali sampai sputum keluar.
4) Sputum yang dikeluarkan ditampung langsung dalam wadah
dengan cara meletakkan wadah ke bibir mulut. Amati
keadaan sputum, sputum yang berkualitas baik tampak kental
purulen dengan volume cukup 3-5 ml.
5) Spesimen dikirim keruang pemeriksaan di laboratorium.

RSUD Taman Husada Bontang 40


3.3.2 Hematologi
3.3.2.1 Tes Darah Rutin
a. Metode : Automatik
b. Tujuan : Untuk mengetahui kelainan kelainan yang dialami oleh
pasien secara hematologi.
c. Prinsip : Darah EDTA, diperiksa dengan alat automatis, hasil
akan terbaca pada printout.
d. Prosedur
Pra Analitik
1) Persiapan penderita : tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel : darah vena dengan antikoagulan EDTA.
3) Alat dan bahan :
a) Botol.
b) Alat sysmex 800-i.
c) Darah EDTA.
d) Reagen : R1 (15 liter) : Sodium sulfate anhydrous 9,79/L, Sodium clorida
4,0 gr/L, Dimthylolurea 0,4 1,0 gr/L.
e) Reagen : R2 (300 ml) : Amonium salts 19 26 gr/L, Botollassin cyanide
0,15 1,09 gr/L, Solubility agent
f) Ac. T Rince : Shutdown diluents.
Analitik
1) Persiapan reagen.
Reagen R1 dan R2 siap pakai.
2) Cara kerja :
a) Jalankan aplikasi pada monitor.
b) Klik explorer kemudian manual.
c) Masukkan nomer, nama, ruangan, dan jenis kelamin.
d) Kocok botol sampel hingga homogen.
e) Letakkan botol sampel pada jarum alat.
f) Tekan tombol start (dekat pipet pengisap).
g) Pindahkan botol sampel dari pipet pengisap setelah sampel terisap.

RSUD Taman Husada Bontang 41


h) Hasil akan keluar melalui print out.
3) Nilai Rujukan sesuai jenis test :
a) Kadar hemoglobin (hb) : Pria 14 16 gr/L, Perempuan 11 14 gr/L
b) WBC : 4,0 10,0 X 10/mm
c) RBC : 4,00 6,00 X 1 juta/mm
d) HCT : 37 38 %
e) MCV : 80 97 mm
f) MCH : 26,5 33,5pg
g) MCHC : 31,5 35,0 gr/L
h) RDW : 10,0 15,0 %
i) PLT : 150 400 X 10/mm
j) MPV : 6,5 11,0 mm
k) PCT : 0,150 0,500%
l) PDW : 10,0 18,0 %
m) Limposit : 20 40%
n) Monosit :28%
o) Netrofil : 52 75 %
p) Eosinofil : 0,0 3,0 %
q) Basofil : 0,0 1,0 %
Pasca Analitik
Registrasi hasil pada buku Registrasi hematologi dan blanko hasil
ditanda tangani oleh Dokter penanggung jawab laboratorium.
Interprestasi : Anemia apabila jumlah hemoglobin, eritrosit, dan hematokrit
kurang dari nilai normal.
3.3.2.2 Laju Endap Darah Westergreen (LED)
a. Pengertian
Laju endap darah adalah pengukura kecepatan pengendapan
eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan.
b. Metode
Westergreen

RSUD Taman Husada Bontang 42


c. Tujuan
Untuk menetapkan nilai koagulan.
d. Prinsip
Darah vena diberi antikoagulan, didiamkan selama 1 jam,
maka sel-sel darah merah akan mengendap.
e. Prosedur
Pra analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel : Darah vena dan antikoagulan EDTA.
3) Alat dan bahan
a) Botol.
b) NaCL 0,9 %.
c) Darah EDTA.
d) Rak Westergreen.
e) Pipet Westergreen.
Analitik
1) Cara Kerja :
a) Campur darah EDTA dengan NaCL 0,9% (2cc darah EDTA : 0,5 cc NaCL
0,9%).
b) Isap sampel dengan pipet westergreen sampai tanda 0.
c) Letakkan pipet pada rak dengan posisi lurus pada suhu kamar.
d) Hindari cahaya matahari langsung dan getaran.
e) Setelah tepat 1 jam, baca hasil dalam mm/jam.
2) Nilai Rujuk : Laki-laki < 10 mm/jam, Perempuan < 20 mm/jam.
Pasca Analitik
1) Catat hasil di buku arsip.
2) Catat hasil di formulir hasil kemudian ditanda tangani dokter penanggung
jawab laboratorium.

RSUD Taman Husada Bontang 43


3.3.2.3 Tes Apusan Darah Tepi (SADT)
a. Pengertian
Tes apusan darah tepi adalah pembuatan apusan darah pada
kaca objek, berdasarkan prinsip pewarnaan yang bersifat kimiawi
dalam sel.
b. Tujuan
Mencari kemungkinan penyakit (suspected disease) baik
yang primer akibat kelainan hematologi maupun yang sekunder
akibat penyakit sistemik.
c. Prosedur
1) Persiapan pasien: tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel.
a) Darah kapiler segar akan memberikan morfologi dan hasil
pewarnaan yang optimal pada sedian apus. Atau dapat juga
menggunakan darah EDTA.
b) Tes sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2 jam.
c) Prinsip Tes: Zat warna yang bersifat asam akan bereaksi
dengan komponen sel yang sifatnya alkali, demikian pula
sebaliknya. Pewarnaan sediaan apus menggunakan prinsip
Romanowsky yaitu menggunakan dua zat warna yang
berbeda yang terdiri dari Azure B (bersifat basa) dan Eosin
Y (bersifat asam).
3) Alat dan bahan
a) Kapas alkohol 70%.
b) Lanset steril.
c) Objek glass bersih.
d) Aquadest.
e) Rak Pewarnaan.
f) Pipet.
g) Larutan methanol, Larutan giemsa, Larutan Eosin, Larutan
methilen blue.

RSUD Taman Husada Bontang 44


h) Mikroskop.
i) Oil emersi.
Analitik
4) Cara membuat sediaan apusan darah.
Tipis
a) Bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%.
b) Tusuk dengan cepat dan cukup dalam, hapus tetesan pertama.
c) Sentuhkan objek glass pada darah tanpa menyentuh kulit.
d) Letakkan kaca pendorong lalu tarik sampai menyentuh darah dan
biarkan darah tersebut menyebar sampai ke sudut kaca pendorong.
e) Segera geser kaca pendorong itu ke depan dengan membentuk sudut
antara 30- 45.
f) Biarkan sediaan kering diudara.
Tebal
a) Bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%.
b) Tusuk kulit dengan cepat dan cukup dalam, lalu hapus tetesan
pertamanya.
5) Pewarnaan sediaan.
Tipis
a) Letakkan sediaan yang akan dipulas diatas rak pewarnaan dengan
lapisan darah keatas.
b) Fiksasi apusan dengan methanol selama 5 menit.
c) Buang methanol, tetesi dengan larutan giemsa yang telah diencerkan
dengan aquadest dan biarkan selama 20 menit.
d) Bilas dengan air mengalir.
e) Letakkan sediaan dalam sikap vertikal dan biarkan mengering di
udara.
f) Tetesi sediaan dengan larutan eosin selama 20 detik.
g) Buang, ganti dengan larutan methilen blie selama 30 detik.
h) Bilas dengan aquadest.
i) Keringkan pada suhu kamar.

RSUD Taman Husada Bontang 45


Pasca analitik
6) Evaluasi Eritrosit.
a) Morfologi eritrosit: Anemia mikrositik hipokrom, Anemia
normokromik normokrom, Anemia makrositik.
b) Bentuk eritrosit: Akantosit, Ekinosit, Sel Target, Sel tetes air mata,
Sickle cell, Steforosit,Ovalosit, Sistosit
c) Warna eritrosit.
d) Benda-benda ingklusi.
e) Ukuran eritrosit.
f) Evaluasi leukosit.
g) Evaluasi trombosit.
h) Hasil lain yang abnormal: Mikrofilaria, Malaria
3.3.2.4 Tes waktu Pendarahan (Bledding Time).
a. Pengertian
Tes yang digunakan untuk mengukur lama pendarahan
setelah membuat tusukan atau insisi kecil pada kulit cuping telinga
atau bagian volar lengan bawah.
b. Metode
Duke
c. Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor hemostasis ekstravaskuler.
d. Prinsip
Mencatat lamanya pendarahan pada luka yang mengenai kapiler.
e. Prosuder
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
a) Jelaskan bahwa tes waktu perdarahan digunakan untuk mengukur
waktu berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.
b) Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan dan minum sebelum tes.
c) Ditanyakan apakah pasien mengkomsumsi obat sebelum yang
dapat memperpanjang pendarahan.

RSUD Taman Husada Bontang 46


2) Alat dan bahan
a) Lanset.
b) Kapas alkohol 70%.
c) Kertas saring.
d) Stop watch
Analitik
3) Cara kerja :
a) Disinfeksi cuping telinga dengan antiseptic sebagai tempat tusukan.
b) Tusuk sedalam 2-4 mm dengan lanset dan jalankan stop watch.
c) Lap dengan kertas saring tiap 30 detik sampai pendarahan berhenti,
tanpa menyentuh permukaan kulit.
d) Catat waktunya antara waktutusukan sampai perdarahan berhenti.
e) Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3 tusukan tersebut.
4) Nilai rujukan : 1 3 menit.
Pasca Analitik
5) Tulis hasil pada buku hasil pemeriksaan.
6) Tulis hasil pada formulir hasil dan ditanda tangani oleh dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.2.5 Tes Waktu Pembekuan (Clotting Time).
a. Pengertian
Tes yang digunakan untuk melihat keseimbangan dalam
melihat sistem pembekuan darah dan fibrinolisis.
b. Metode
Lee white
c. Tujuan
Untuk melihat aktivasi faktor-faktor koagulasi darah,
terutama faktor pembekuan tromboplastin dan trombosit.
d. Prinsip
Mengukur waktu yang diperlukan darah untuk membeku.

RSUD Taman Husada Bontang 47


e. Prosuder
Pra Analitik
1) Persiapan pasien
Catat selang waktu saat pengambilan darah sampai membeku.
2) Nilai rujukan : 1 6 menit
Pasca Analitik
3) Tulis hasil pada buku hasil pemeriksaan.
4) Tulis hasil pada formulir hasil dan ditanda tangani oleh dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.2.1 Pemeriksaan Golongan Darah Sistem Rhesus
a. Pengertian
Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui antigen
permukaan eritrosit menurut sistem rhesus dengan menambahkan
zat antinya ke dlam darah individu.
b. Tujuan

Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan golongan darah


sistem rhesus pasien.
c. Alat
- Kaca objek
- Lidi
- Mikropipet (20l)
d. Bahan
- Reagen Anti D
- Tip Kuning
e. Cara kerja
1. Teteskan 1 tetes reagen anti D pada kaca objek yang kering
dan bersih
2. Tambahkan 1 tetes darah di samping reagen
3. Aduk dengan menggunakan lidi. Lidi pengaduk hanya boleh
digunakan satu kali untuk mencegah terjadinya kontaminasi

RSUD Taman Husada Bontang 48


4. Goyangkan kaca objek selama 1 menit
5. Perhatikan aglutinasi yang terjadi (Laboratorium RSUD Taman
Husada Bontang).
f. Interprestasi Hasil
Tabel 3.1 Interprestasi Hasil Golongan Darah Sistem Rhesus.
Anti-D Interprestasi
Darah Pasien Aglutinasi (+) Antigen D (+) = Rhesus Positif
Aglutinasi(-) Antigen D (-) = Rhrsus Negatif

3.3.2.2 Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO


a. Pengertian
Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui antigen
permukaan eritrosit menurut sistem ABO dengan
menambahkan zat antinya kedalam darah individu.
b. Tujuan

Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan golongan


darah sistem ABO.
c. Alat
- Kaca objek
- Lidi
- Mikropipet (20l)
d. Bahan
- Reagen anti-A, anti-B, dan anti-AB
- Tip kuning
e. Cara Kerja
1. Teteskan 1 tetes reagen anti-A, anti-B, anti-AB pada kaca
objek yang kering dan bersih.
2. Tambahkan 1 tetes darah disamping masing-masing reagen
3. Bila menggunakan sampel darah dari reagen vacutainer
K3EDTA, ujung tip pipet tidak boleh menyentuh reagen

RSUD Taman Husada Bontang 49


4. Aduk dengan lidi. Lidi pengaduk hanya boleh digunakan 1
kali untuk mencegah terjadi kontaminasi
5. Goyangkan kaca objek 1-2 menit
6. Perhatikan aglutinasi yang terjadi. Catat pada blanko hasil
hematologi dan buku register hematologi (Laboratorium
RSUD Taman Husada Bontang).
f. Interprestasi Hasil
Tabel 3.2 Interprestasi Hasil Golongan Darah Sistem ABO
Anti-A Anti-B Anti-AB Golongan
Darah
Darah Pasien Aglutinasi (+) Aglutinasi (-) Aglutinasi (-) A
Darah Pasien Aglutinasi (-) Aglutinasi (+) Aglutinasi (-) B
Darah Pasien Aglutinasi (+) Aglutinasi (+) Aglutinasi (+) AB
Darah Pasien Aglutinasi (-) Aglutinasi (-) Aglutinasi (-) O

3.3.3 Kimia Klinik


a. Pengertian
Protap pemeriksaan di sub bagian Kimia Klinik adalah
cara-cara pelaksanaan pemeeriksaan laboratorium di sub bagian
kimia klinik yang telah dibuat oleh kepala instalasi laboratorium di
RSUD Taman Husada Bontang.
b. Tujuan
Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada
pasien yang mengukur berbagai macam kadar analisa kimia darah
penderita untuk membantu perjalanan penyakit penderita.
c. Prinsip
Analizer ini mempunyai beberapa sistem untuk
menjalankan fungsinya yaitu : sistem kontrol, sistem sampling,
sistem reagen, sistem pemanas reaksi, sistem pencuci kuvet, sistem
pengukuran secara photometric.

RSUD Taman Husada Bontang 50


d. Metode
Automatik.
3.3.3.1 Tes Albumin.
Pra Analitik
1) Persiapan pasien.
a) Tidak ada persiapan khusus.
Obat-obatan yang dapat mengurangi kadar albumin.
b) Persiapan sampel.
Hindari sampel hemolisis.
2) Alat
a) Cobas Integra 400
b) Klinipet
c) Sentripuge
d) Sampel Cup
e) Tips blue atau yellow
3) Bahan
a) Sampel : serum
b) Reagensia:
R1 : Buffer larutan siap pakai terdiri dari: Citrat Buffer 95
mmol/L ph 4,1
R2 : Substrat larutan siap pakai terdiri dari: Citrate buffer 95
mmol/L ph 4,1, Bromcresol green 0,66 mmol/L
Larutan standat : Precinorm U atau C fas
Analitik
4) Persiapan Reagen :
Reagen R1 siap pakai.
Reagen R2 siap pakai.
5) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan cobas integra 400.

RSUD Taman Husada Bontang 51


d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order.
h) Klik sampel.
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin,asal
sampel).
j) Klik parameter ALB yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan cyto beri checkmark
() pada kotak STAT.
l) Klik save.
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no. rak posisi pada rak, kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
6) Nilai rujukan :
Normal : 3,4 4,8 g/dl.
Pasca Analitik
7) Interprestasi
a) Albumin meningkat pada : dehidrasi, multiple, myeloma.
b) Albumin menurun pada : penyakit hati, ginjal, demam
berdarah, keganasan, malnutrisi, AIDS, penyakit kolagen,
implamasi gastro internal, hipertiroid, dan diare kronik.
c) Hasil yang dikeluarkan ditulis pada buku registrasi, dan
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab laboratorium.
8) Evaluasi :
Nilai harus disesuaikan dengan pemantapan mutu internal.

RSUD Taman Husada Bontang 52


3.3.3.2 Tes Protein Total
Pra Analitik
1) Persiapan Pasien :
a) Tidak ada persiapan khusus.
b) Obat-obatan yang dapat mengurangi kadar protein total.
2) Persiapan sampel :
Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips Blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum
b) Reagensia
R1: reagen blanko : Na OH 0,1 dan K-Na-tartrate 16 mmoL.
R 2: reagen biuret : Na OH 0,1 N, K-Na-tartrate 16 mmol/L,
botolassin iodide 15 mmol/L, CuSO4 6mmol/L.
Analitik
5) Persiapan Reagen: Reagen 1 dan reagen 2 siap pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan cobas integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkanreagen kerja diraknya.
g) Klik order.
h) Klik sampel.

RSUD Taman Husada Bontang 53


i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter total protein yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan cyto beri chekmark
() pada kotak STAT.
l) Klik save.
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak, kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai rujukan
Nilai normal : 6,4 8,3 g/dl.
Pasca Analitik
Hasil yang dikeluarkan dicatat pada buku registrasi kimia
klinik dan blanko hasil kemudian ditanda tangani oleh dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.3.3 Tes Bilirubin Total
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel :
Hindari sampel hemolisis dan cahaya matahari langsung. Tes
dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah pengambilan sampel.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips Blue atau Yellow.
4) Bahan
a) Sampel : serum

RSUD Taman Husada Bontang 54


b) R1 : deterjen I : 4 Aminobenzensulfonic acid 120 mmol/L.
c) R2 : diazo reagen II : sodium nitrite 3,0 mmol/L.
Analitik
5) Persiapan Reagen :
Reagen R1 siap pakai dan reagen R2 botol 2 + 30 ml destiled
water.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan cobas integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel)
j) Klik parameter BILT2 yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri check
() pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no.rak posisi pada rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara otomatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujukan : Bilirubin Total : 0,1 1,1 mg/dl
Bilirubin Direk : 0,05 0,3 mg/dl
Bilirubin Indirek = bilirubin total bilirubin direk

RSUD Taman Husada Bontang 55


Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan bilirubin direk dijumpai pada :
i) Gangguan transport bilirubin : sindrom dubin Johnson,
sindroma rotor kolestasis pasca bedah.
ii) Kerusakan hepatoseluler : hepatitis virus, obat-obatan,
alkohol, sirosis hepatis, neoplasma.
iii) Obstruksi bilier ekstrahepatik : batu kandung empedu,
pankreastitis, kolangitis sclerosis, striktur bilier, neoplasma.
iv) Obstruksi bilier intrahepatik : obat-obatan, alkohol, sirosis
hati, parasit.
b) Peningkatan bilirubin total dijumpai pada :
i) Peningkatan produksi bilirubin : hemolisis, eritropoesis yang
tidak efektif, primary shunt hiperbilirubinemia.
ii) Gangguan transportasi bilirubin : syndrome Gilbert,
syndrome Criglert Najjar.
iii) Campuran : hiperbilirubinemia Neonatus, obat-obatan.
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi kimia
klinik dan blanko hasil kemudian ditandatangani oleh Dokter
penanggungjawab laboratorium.
3.3.3.4 Tes Bilirubin Direk
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel :
Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.

RSUD Taman Husada Bontang 56


e) Tips blue atau yellow
4) Bahan :
a) Sampel : serum
b) R1 : EDTA : 150 mmol/L
c) R2 : Sulfanilite Acid : 29 mmol/L
Hydrochloric Acid : 170 mmol/L
d) 2a : Sodium Nitrite : 25 mmol/L
Analitik
5) Persiapan Reagen : Reagen R1 50 ml NaCl 0,9 + 0,5 ml botol 2a.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter BIL D yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan segera beri checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save.
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara otomatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk :
a) Bilirubin Total : 0,1 1,0 mg/dl
b) Bilirubin Direk : 0,05 0,3 mg/dl
c) Bilirubin Indirek = Bilirubin Total Bilirubin Direk

RSUD Taman Husada Bontang 57


3.3.3.5 Tes Glutamat Oksaminase Ttransaminase (GOT)
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
a) Tidak ada persiapan khusus.
b) Obat-obatan yang dapat mengurangi kadar GOT.
2) Persiapan Sampel :
Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue/yellow.
4) Bahan
a) Sampel : serum
b) Reagensia : R1 (botol 1 dan 1a) : Fosfat Buffer : 104 mmol, ph
: 7,4 : L aspartate : 260 mmol : NaOH : 0,23 ml. R2 : -
Ketogluturate : 75 mmol/L : Preservative.
Analitik
5) Persiapan Reagen :
a) Reagen R1 50 ml botol 1 + 2 tablet 1a.
b) R2 siap pakai.
6) Cara Kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .

RSUD Taman Husada Bontang 58


i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel.
j) Klik parameter ASTL .
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan cyto beri checkmark
() pada kotak STAT.
l) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no. rak posisi rak, kemudian klik ok .
m) Pengukuran dilakukan secara automatis.
n) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Normal:
a) Laki laki : < 42 U/L
b) Perempuan : < 37 U/L
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan tegak (5 kali atau lebih dari nilai normal):
i) Kerusakan sel hati akut : hepatitis.
ii) Hepatitis karena obat.
iii) Sirosis karena alkohol.
iv) Mononucleosis infeksiosa.
v) Pankreastis akut.
vi) Syok.
vii) Trauma otot.
b) Peningkatan sedang (3 5 kali rujukan) :
i) Obstruksi traktus biliaris.
ii) Aritmia jantung.
iii) Penyakit jantung kongitif.
iv) Hepatitis kronik.
v) Distrofi otot.
vi) Dermatomiosis.
c) Peningkatan ringan (2 3 kali nilai normal)
i) Perkarditis traktus biliaris.

RSUD Taman Husada Bontang 59


ii) Sirosis, perlemakan hati.
iii) Infark paru.
iv) Delirium tremens.
v) Celebrovaskular accident.
vi) Anemia hemolitik.
Hasil didapatkan dicatat pada buku registrasi kimia
klinik kemudian ditandatangani oleh Dokter
penanggungjawab laboratorium.
3.3.3.6 Tes Glutamat Piruvat Transaminase (GPT)
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
a) Tidak ada persiapan khusus.
b) Hindari obat yang dapat mempengaruhi kadar GPT misalnya
salisilat.
2) Persiapan sampel :
Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan
a) Sampel : serum.
b) Reagensia : R1 (botol 1 dan 1a) : Fosfat Buffer : 104 mmol. Ph
: 7,4 L aspartate : 260 mmol : Na OH : 0,23 ml.
R2 : - ketogluturate : 75 mmol/L : Preserpatuve.
Analitik
5) Persiapan reagen kerja :
Campur reagen R1 dan R2 siap pakai.
6) Cara kerja :

RSUD Taman Husada Bontang 60


a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setalah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter ALTL yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan no. rak posisi rak,
kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujukan :
a) Laki laki : < 42 U/L
b) Perempuan : < 37 U/L
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan tegak ( 5 kali atau lebih dari nilai rujukan).
i) Kerusakan sel hati akut : hepatitis.
ii) Hepatitis karena obat.
iii)Sirosis karena alkohol.
iv) Mononucleosis infeksiosa.
v) Pankreatis akut.
vi) Infark miokard akut.
vii) Syok.

RSUD Taman Husada Bontang 61


viii) Trauma otot.
b) Peningkatan sedang (3-5 kali rujukan)
i) Obstuksi traktus biliaris.
ii) Aritmia jantung.
iii)Penyakit jantung kongstif.
iv) Distropi otot.
v) Dermatomiosis.
c) Peningkatan ringan ( 2 3 kali nilai rujukan)
i) Perkarditis traktus biliaris.
ii) Sirosis, perlemakan hati.
iii)Infark paru.
iv) Delirium tremens.
v) Celebrovaskular accident.
vi) Anemia hemolitik.
Hasil yang didapat dicatat pada buku registrasi kimia
darah kemudian ditanda tangani oleh Dokter penanggung
jawab laboratorium.
3.3.3.7 Tes Alkali Phosphatase
Pra Analitik
1) Persiapan pasien
a) Puasa minimal 8 jam untuk menyingkirkan peningkatan kadar
ALP karena makanan.
b) Hindari obat yang dapat mempengaruhi kadar ALP misalnya
Allopurinol yang meningkatkan ALP.
2) Persiapan sampel : Hindari sampel hemolisis.
3) Alat
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.

RSUD Taman Husada Bontang 62


4) Bahan
a) Sampel : serum.
b) Reagensia : R1 botol 1 Buffer Diethanolamine 1,02 mol/ph 9,8
dan Magnesium klorida 0,51 mmol/L.
Analitik
5) Persiapan Reagen :
a) Reagen R1 siap pakai.
b) R2 9 ml botol 2 + 4 tablet botol 2a.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter ALP yang akan diperiksa.
k) Jika parameter merupakan pemeriksaan segera beri checkmark
() pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes dikeluarkan berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk : 74 211 U/L
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan tegak (5 kali atau lebih dari nilai rujukan)

RSUD Taman Husada Bontang 63


i) Kehamilan lanjut.
ii) Obstruksi traktus biliaris.
iii) Astresia biliaris.
iv) Sirosis.
b) Peningkatan sedang (3 5 kali nilai rujukan)
i) Penyakit hati atau infiltrative.
ii) Penyakit metabolik tulang.
iii) Metasis tumor ke tulang.
iv) Peningkatan ringan (2 3 kali nilai rujukan)
v) Hepatitis Virus.
vi) Hepatitis kronik aktif.
vii) Sirosis (alkoholik)
viii) Masa penyembuhan.
c) Penurunan ALP dapat terjadi pada :
i) Kreatinisme.
ii) Retardasi pertumbuhan sekuler.
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.3.8 Tes Ureum
Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel: Hindari sampel hemolisis, ikterik dan keruh.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum.

RSUD Taman Husada Bontang 64


b) R1 : Capso Buffer : 5 mmol 1/1, ph 9,65 : NADH > 0,23 mmol
: preservative.
c) R2 : 2-Hidroksetil Buffer : 1000 mmol/L, ph 7,6 : Urease > 7,2
U/L.
d) Dextran-linked GLDH > 0,90 U/ml : -ketoglutarate >8,3
mmol/L : Preservative.
e) Botol 2 a Substrat : p-nitrofinilfisfat/L 10 mmol/L.
Analitik
5) Persiapan Reagen :
a) Reagen R1 siap pakai.
b) Reagen R2 siap pakai.
6) Cara Kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untukrunning setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter UREL yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Niali Rujuk : 10 50 mg/dl.

RSUD Taman Husada Bontang 65


Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan Urea dalam darah :
i) Gangguan fungsi ginjal.
ii) Penyakit jantung kongestif.
iii)Shock.
iv) Dehidrasi.
v) Perdarahan di traktus gastrointestinalis.
vi) Infark miokerdial akut.
vii) Stress.
viii) Intake protein yang banyak atau peningkatan katabolisme
protein.
b) Penurunan Urea dalam darah :
i) Liver failure.
ii) Akromegali.
iii) Malnutrisi.
iv) Pemakaian anabolic steroid.
v) Kegagalan absorpsi.
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditandatangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.3.9 Tes Kreatinin
Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan Sampel : Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.

RSUD Taman Husada Bontang 66


4) Bahan :
a) Sampel : serum.
b) R1 : Buffer larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95
mmol/L ph 4,1
c) R2 : Subtract larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95
mmol/L ph 4,1, Bromcresol green 0,66 mmol/L, Bahan
pengawet larutan standart, Precinorm U atau Cfas Aquabides
Analitik
5) Persiapan Reagen :
a) Reagan R1 siap pakai.
b) Reagen R2 siap pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter CREP2 yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi rak, kemudian klik ok .
m) Pengukuran dilakukan secara automatis.
n) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujukan :
a) Laki laki : 0,6 1,2 mg/dl.

RSUD Taman Husada Bontang 67


b) Perempuan : 0,5 1,1 mg/dl
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan Urea dalam darah :
i) Gangguan fungsi ginjal.
ii) Nefritis kronik.
iii)Obstruksi pada tratus urinarius.
iv) Shock.
v) Dehidrasi.
vi) Penyakit jantung kongestif.
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia darah kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.3.10 Tes Asam Urat
Pra Analitik
1) Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel: Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips Blue atau Yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum.
b) Reagen :
i) R1 : Buffer larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95
mmol/L ph 4,1 Bahan pengawet.
ii) R2 : Subtract larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95
mmol/L ph 4,1 Bromcresol green 0,66 mmol/L Bahan
pengawet larutan standar Precinorm U atau C fas Aquadest

RSUD Taman Husada Bontang 68


Analitik
5) Persiapan Reagen : Reagen R1 siap pakai dan Reagen R2 siap
pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah selesai warming-up
selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel)
j) Klik UA2 yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk :
a) Laki laki : 3,4 7,0 mg/dl
b) Wanita : 3,4 5,6 mg/dl
Pasaca Analitik
8) Interpretasi :
a) Gout.
b) Penyakit ginjal dan gagal ginjal.
c) Alkoholisme.

RSUD Taman Husada Bontang 69


d) Dehidrasi.
e) Leukemia.
f) Limpoma.
g) Anemia hemolitik.
h) Menurun pada : Syndrom fanconi, Wilsos Diseas, SIADH,
keracunan logam berat, beberapa keganasan (Hodgin,
Multiple myeloma).
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.3.11 Tes Cholesterol Total
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
a) Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga, boleh minum air putih.
b) Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam
dua minggu terakhir.
c) Pasien tidak sedang mengalami strees oleh penyakit akut.
2) Persiapan sampel : Bila sampel terlihat ikterus, hemolisis
sebaiknya diulang karena dapat terjadi peningkatan palsu pada
hasil tes.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400
b) Klinipet.
c) Centipuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum
i) R1 PIPES (piperazene 1,4 bis (2 ethne sulfonic acid)
buffer : 75 mmol/L ph 6,8 : Mg : 10 mmol/L

RSUD Taman Husada Bontang 70


ii) Sodium cholate : 0,2 mmol/L ; 4-aminophenazone > 0,15
mmol/L ; phenol > 4,2 mmol/L ; fatty alcohol polyglycol
eter : 1 % ; cholesterol esterate > 0,5 U/ml ; cholesterol
oxidase > 0,25 U/ml ; stabilizer.
Analitik
5) Persiapan Reagen: Reagen R1 siap pakai.
6) Cara Kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order.
h) Klik sampel.
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter CHOL2 yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark ( ) pada kotak STAT.
l) Klik save.
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk : < 220 mg/dl.
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) 220 259 mg/dl diwaspadai terjadi PJK.
b) >260 mg/dl resiko terjadi PJK.

RSUD Taman Husada Bontang 71


Setiap 1 % peninggian cholesterol akan meningkatkan 2 %
terjadi PJK. Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditandatangani oleh Dokter
penanggungjawab laboratorium.
3.3.3.12 Tes HDL Cholesterol
Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
a) Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga, boleh minum air putih.
b) Pasien dalam keadaan stabil.
c) Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam
2 minggu terakhir.
d) Pasien tidak sedang mengalami stress oleh penyakit akut.
2) Persiapan sampel : Bila sampel terlihat ikterus, hemolisis
sebaiknya diulang karena dapat terjadi peningkatan palsu pada
hasil tes.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum
b) R1 : MOPS buffer : 19,1 mmol/L, ph 7,0 ; dextran sulfat 0,5
gr/L ; Magnesium Sulfat Heptahyrate : > 8,11 mmol/L ;
HSDA : 0,96 mmol/L ascorbat oxidase > 3 kU /L, perixidase
> 10 Ku/L ; stabilizer.
c) R2 : PIPES Buffer 9,9 mmol/L, ph 7,0 ; PAG cholesterol
Esterase > 0,2 kU/L ; PAG Cholesterol oksida oksidase >

RSUD Taman Husada Bontang 72


7,6 kU/L ; Peroksidase > 20 kU/L ; 4-amino-antypyrine :
2,46 mmol/L : preservative.
Analitik
5) Persiapan Reagen :
a) Reagen R1 siap pakai.
b) Reagen R2 siap pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order.
h) Klik sampel.
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter HDL C yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan segera beri checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk :
a) Laki laki : 35 55 mg/dl.
b) Perempuan : 45 65 mg//dl.

RSUD Taman Husada Bontang 73


Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) 36 44 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK.
b) < 35 mg/dl resiko terjadinya PJK.

3.3.3.13 Tes LDL Cholesterol

Pra Analitik
1) Persiapan Pasien :
a) Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga, boleh minum air putih.
b) Pasien dalam keadaan stabil.
c) Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2
minggu terakhir.
2) Persiapan Sampel: Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centrifige.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum.
b) R1 : Subtract larutan siap pakai terdiri dari : Citrat buffer 95
mmol/L 4,1 ; Bromcresol green 0,66 mmol/L ; Bahan pengawet
; Larutan standart ; Precinorm U atau C fas ; Aquadest.
Analitik
5) Persiapan Reagen : Campur reagen R1 dan R2 siap pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.

RSUD Taman Husada Bontang 74


d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter LDL C yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan segera beri checkmark () pada
kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk : < 190 mg/dl.
Pasca Analitik
8) Interpretasi : Rheumatoid factor menyebabkan peningkatan palsu
bila kadarnya lebih dari 200IU/ml.
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi kimia klinik
kemudian ditandatangani oleh Dokter penanggung jawab
laboratorium.

3.3.3.14 Tes Trigliserida

Pra Analitik
1) Persiapan Pasien :
a) Pasien sebaiknya puasa 12 16 jam sebelum tes.
b) Sebaiknya pasien dalam keadaan metabolisme stabil, tidak
ada pengaruh berat badan, pola makan, minum alcohol
dalam 2 minggu terakhir.

RSUD Taman Husada Bontang 75


c) Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam
2 minggu terakhir.
2) Persiapan sampel : Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum.
b) R1 : PIPES Buffer 100 mmol/L, ph 6,8 ;50 mM ; 4-
clorophenol.
c) R2 : Substract larutan siap pakai terdiri dari ; Citrat Buffer 95
mmol/L ; bahan pengawet ; Larutan standart ; Precinorm U
atau Cfas ; Aquabides.
Analitik
5) Persiapan Reagen : Reagen R1 siap pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap pakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik Sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik TRIGL yang akan diperiksa.

RSUD Taman Husada Bontang 76


k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai Rujuk : < 200 mg/dl.
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Kadar trigliserida dapat meningkat pada : Atherroschlerosis,
COPD, Diabetes mellitus, Hipertensi, Hibotolhyroidsim
(primer), Hipoparathroidsim, Infark miocard dan Nefrotik
syndrome.
b) Kadar Trigliserida : Akanthosis, Cirhrosis, Diet protein yang
inadekuat, Hiperparathroidsim dan Hypertiroidsim.
c) Pemakaian beberapa jenis obat tertentu, misal : elofibrate,
dextrothyrosine, heparin, menotropins, sulfoniurea,
norethidrone, androgen, anabolic steroid, vitamin c.
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kemudian ditandatangani oleh Dokter penanggung
jawablaboratorium.

3.3.3.15 Tes Gamma Glutamil Transferase (GGT)


Pra Analitik
1) Persiapan pasien :
a) Hindari obat atau zat yang dapat mempengaruhi kadar GGT.
b) Sebaiknya puasa minimal 8 jam untuk menyingkirkan
peningkatan kadar GGT pada makanan.
2) Persiapan sampel : Hindari sampel hemolisis.
3) Alat :
a) Cobas Integra 400.

RSUD Taman Husada Bontang 77


b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan :
a) Sampel : serum.
b) R1 : Buffer : Tri buffer ph 8,25 100 mmol/L dan Glycylcine
100 mmol/L
c) R2 : Substract : L-y-glutamil-3carboxy-4nitroanilide 4 mmol.
Analitik
5) Persiapan Reagen : Reagen R1 dan Reagen R2 siap pakai.
6) Cara kerja :
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik parameter GGT yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok .
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.

RSUD Taman Husada Bontang 78


7) Nilai Rujuk
a) Perempuan : 5 25 U/L
b) Laki laki : 8 38 U/L
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Peningkatan kadar GGT dapat terjadi pada :
i) Gangguan traktus hepatobier ; metastasis di hati,obstruksi
bilier.
ii) Karsinoma hepatoseluler.
iii) Degenerasi hepatoseluler misalnya serosis.
iv) Hepatitis.
v) Kerusakan atau keganasan pankreas dan ginjal.
vi) Metastasi prostase.
vii) Alkonholisme.
viii) Penyakit jantung kongesetif.
ix) Infark miokard akut (4 10 hari )
x) Hiperlipoproteinemia tipe IV.
xi) DM dengan hipertensi.
xii) Tumor otak.
xiii) Seizure disordes.
Hasil yang didapatkan dicatat dibuku registrasi
kimia klinik kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.

3.3.3.16 Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS)


Pra Analitik
1) Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan sampel :
a) Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari
karena adanya variasi diurnal.

RSUD Taman Husada Bontang 79


b) Sampel stabil pada suhu 15 - 25C selama 24 jam, pada suhu
4 C stabil selama 10 hari dengan tambahan glikosis inhibitor
(Natrium klorida 2,5 mg/ml darah).
c) Sampel serum stabil selama < 2 jam.
3) Alat
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan
a) Sampel : serum
b) R1: Buffer/ATP/NADP : TRIS hydroxymethyl buffer 100
mmol/L, ph 7,8 ; Mg 2+ 4 mmol/L; ATP > 1,7 mmol/L.
c) R2 : HK/G-6-PDH : HEPES buffer 30 mmol/L ph 7,0 ; Mg2+
mmol/L ; HK > 8,3 U/ml (yeast) ; G-6-PDH > 15 U/ml
(E.coli) ; presertative.
Analitik
5) Persiapan reagen : Reagen R1 dan Reagen R2 siap pakai.
6) Cara kerja
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel).
j) Klik GLUC yang akan diperiksa.

RSUD Taman Husada Bontang 80


k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai rujuk : GDS : <110 mg/dl.
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
a) Bukan DM : < 110 mg/dl
b) Bukan pasti DM : 110 199 mg/dl
c) DM : > 200 mg/dl
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.

3.3.3.17 Tes Glukosa 2 jam PP


Pra Analitik
1) Persiapan pasien : Dilakukan 2 jam setelah tes glukosa darah
puasa.
2) Persiapan sampel :
a) Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari
karena adanya variasi diurnal.
b) Sampel serum stabil selama < 2 jam.
c) Hindari sampel hemolisis.
3) Alat
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.

RSUD Taman Husada Bontang 81


4) Bahan
a) Sampel
Serum
b) R1: Buffer/ATP/NADP : TRIS hydroxymethyl buffer 100
mmol/L ph 7,8 ; Mg 2+ 4 mmol/l ; ATP > 1,7 mmol/L.
c) R2 : HKG/G-6-PDH : HEPES buffer 30 mmol/L ph 7,0 ; Mg
2+ mmol/L ; HK > 8,3 U/ml (yeast) ; G-6-PDH > 15 U/ml
(E.coli) ; preservative.
Analitik
5) Persiapan Reagen
Reagen R1 dan Reagen R2 siap pakai.
6) Cara kerja
a) Pastikan UPS hidup dan bekerja dengan baik.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen pada raknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel)
j) Klik GLUC yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi pada rak, kemudian klik ok.
n) Pengukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai rujuk : < 140 mg/dl

RSUD Taman Husada Bontang 82


Pasca Analitik
8) Interpretasi
a) Bukan DM : < 140 mg/dl
b) Belum pasti DM : 140 200 mg/dl
c) DM : > 200 mg/dl
Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.

3.3.3.18 Tes Glukosa Puasa (GDP)

Pra Analitik
1) Persiapan pasien
a) Pasien dipuasakan 8 12 jam sebelum pengambilan darah.
b) Semua obat dihentikan dahulu, bila ada obat yang harus
diberikan ditulis pada blanko permintaan tes.
2) Persiapan sampel
a) Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari arena
adanya variasi diurnal.
b) Sampel serum stabil selama < 2 jam.
3) Alat
a) Cobas Integra 400.
b) Klinipet.
c) Centripuge.
d) Sampel Cup.
e) Tips blue atau yellow.
4) Bahan
a) Sampel
Serum
b) R1: Buffer/ATP/NADP : TRIS hydroxymethyl buffer 100
mmol/L, ph 7,8 ; Mg2+ 4 mmol/L ; ATP > 1,7 mmol/L.

RSUD Taman Husada Bontang 83


c) R2 : HK/G-6-PDH : HEPES buffer 30 mmol/L ph 7,0 ; Mg2+
mmol/L ; HK > 8,3 U/ml (yeast) ; G-6-PDH > 15U/ml (E.coli)
; preservative.
Analitik
5) Persiapan Reagen : Reagen R1 dan Reagen R2 siap pakai.
6) Cara kerja
a) Pastikan UPS tetap hidup.
b) Hidupkan monitor komputer.
c) Hidupkan Cobas Integra 400.
d) Hidupkan printer.
e) Alat siap dipakai untuk running setelah warming-up selesai.
f) Tempatkan reagen kerja diraknya.
g) Klik order .
h) Klik sampel .
i) Lengkapi identitas pasien (nama, no rm, jenis kelamin, asal
sampel)
j) Klik parameter GLUC yang akan diperiksa.
k) Jika pemeriksaan merupakan pemeriksaan segera beri
checkmark () pada kotak STAT.
l) Klik save .
m) Pada jendela yang muncul, tentukan letak sampel dengan
memilih no rak posisi rak, kemudian klik ok.
n) Pegukuran dilakukan secara automatis.
o) Hasil tes keluar berupa lembar print out.
7) Nilai rujuk
60 115 mg/dl.
Pasca Analitik
8) Interpretasi :
- Bukan DM : < 140 mg/dl
- Belum pasti DM : 140 200 mg/dl
- DM : > 200 mg/dl

RSUD Taman Husada Bontang 84


Hasil yang didapatkan dicatat pada buku registrasi
kimia klinik kemudian ditanda tangani oleh Dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.4 Imunologi
3.3.4.1 Tes Widal
a. Pengertian
Pemeriksaan widal adalah merupakan tes untuk
menentukan antibody terhadap Salmonella.
b. Metode
Aglutinasi
c. Tujuan
Untuk membantu menunjang diagnosa tifus.
d. Prinsip
Adanya antibody Salmonella pada sampel penderita akan
bereaksi dengan antigen yang terdapat pada reagen widal
sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi.
e. Alat dan Bahan
1) Alat :
a) Slide
b) Klinipet
c) Tip kuning
d) Rotator
2) Bahan :
a) Sampel serum.
b) Reagen antigen :
i) Salmonella typhi O dan H
ii) Salmonella paratyphi AO dan AH
iii) Salmonella paratyphi BO dan BH
iv) Salmonella paratyphi CO dan CH

RSUD Taman Husada Bontang 85


f. Prosedur
1) Cara kerja
a) Keluarkan reagen dan biarkan pada suhu kamar.
b) Pipet serum sebanyak 20 ul pada masing daerah pada ring
slide.
c) Tambahkan satu tetes antigen.
d) Campur dengan batang pengaduk hingga homogen.
e) Putar dirotator 150 rpm selama 1 menit.
f) Baca hasil dibawah cahaya.
2) Penilaian
a) Aglutinasi (-) : tidak terjadi aglutinasi tes negative
b) Aglutinasi (+) : terjadi aglutinasi tes positif
c) Untuk hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran bertingkat
i) 20 ul serum + 1 tetes reagen : pengenceran 1/80
ii) 10 ul serum + 1 tetes reagen : pengenceran 1/160
iii) 5 ul serum + 1tetes reagen : pengenceran 1/320
d) Catat hasil pada buku register hematologi dan blanko
pemeriksaan widal.
3.3.4.2 Tes Hbs Ag
a. Pengertian
Hbs Ag adalah material permukaan atau kulit virus
Hepatitis B berisi protein yang dibuat oleh sitoplasma sel hati
yang terkena infeksi dan beredar dalam darah sebelum dan selama
infeksi akut, karier dan Hepatitis B kronik.
b. Metode
Immunocromatografi.
c. Tujuan
Mengetahui adanya antigen permukaan virus Hepatitis
B dari serum atau plasma.

RSUD Taman Husada Bontang 86


d. Prinsip
Adalah serum akan saling berikatan dengan anti Hbs
yang terdapat dalam strip dan akan membentuk konjungat Hbs
Ag. Hasil tes (+) atau positif Hepatitis B akan memberikan tanda
garis berwarna merah sebanyak 2 garis, sedangkan tes (-) atau
negative akan memberikan 1 garis pada strip.
e. Alat dan Bahan
Test Strip Hbs Ag (Tulips instant Hbs Ag) berisi : tes
membran, pipet desscant.
f. Prosedur
1) Cara kerja
a) Buka pembungkus strip, keluarkan tes membran dan pipet.
b) Beri identitas pasien pada tes membran.
c) Masukkan 2 tetes (100ul) serum atau plasma ke dalam kolom
S.
d) Baca hasil dalam waktu 15 menit.
g. Penilaian
1) Positip : bila terbentuk 2 tanda garis warna merah pada strip
yaitu garis control dan pada garis tes (T).
2) Negative : bila terbentuk 1 tanda garis warna merah pada strip
yaitu pada garis .
3) Invalid : bila tidak terbentuk garis merah pada strip atau test
(T), atau bila ada tanda garis merah pada garis (T), tapi pada
garis tidak tampak garis merah.

3.3.4.3 Tes Kehamilan / Plano


a. Pengertian
Bahan yang mengandung anti HCG untuk mendeteksi
kadar HCG dalam urine.
b. Metode
Immunocromatografi

RSUD Taman Husada Bontang 87


c. Tujuan
Untuk mengetahui adanya HCG dalam urine pasien.
d. Prinsip
Berdasarkan reaksi kromatografi yang menimbulkan
garis pada control dan test dengan merah muda jika terdapat HCG
di dalam sampel.
e. Prosedur : Reagen one med test
1) Siapkan 0,5 ml urin dalam botol urin.
2) Celupkan stik hinggan batas garis ditentukan (garis biru).
3) Biarkan 5 menit,baca garis yang muncul.
f. Penilaian
1) Nampak 1 garis = negatif
2) Nampak 2 garis = positif

3.3.4.4 Tes HIV


a. Metode
Imunocromatografi
b. Tujuan
Untuk mendeteksi antibody HIV-1 dan HIV-2 dalam serum.
c. Prinsip
Sampel yang ditambahkan pada kertas yang bermigrasi
pada kertas yang konjugat sampai pada fase terdapat kombinasi
antigen dan sintesis peptide antibody, HIV 1 dan 2 dalam sampel
mengikat antigen selenium colloid sehingga terbentuk garis merah
pada bagian tes dan control.
d. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi
b) Tip kuning
c) Rak Tabung
d) Klinipet

RSUD Taman Husada Bontang 88


2) Bahan
a) Reagen determinat HIV 1 dan 2
b) Serum
c) Reagen chase buffer
e. Prosedur
1) Diteteskan 40 ul serum pada kertas.
2) Kemudian ditetesi 4 tetes reagen chase buffer.
3) Tunggu 15 menit kemudian hasil di baca.
f. Interpretasi Hasil
1) Hasil reaktif apabila ada dua tanda garis.
2) Hasil non reaktif apabila ada satu garis merah yang terlihat.
3) Hasil invalid apabila control tidak tampak atau tidak ada dua
garis merah.

3.3.5 Mikrobiologi
3.3.5.1 Tes Identifikasi BTA Dengan Pewarnaan Zn
a. Pengertian
Merupakan pedoman bagi analis dalam mengerjakan
tes mikrobiologi dengan cara pewarnaan Ziehl-Neelsen.
b. Tujuan
Mengidentifikasi jenis bakteri basil tahan asam (BTA)
yang didapatkan dari sputum penderita.
c. Prinsip
Kuman akan bereaksi dengan zat warna carbol fuchsin
sehinggan kuman terlihat berbentuk batang warna merah dengan
latar belakang berwarna biru.
d. Prosedur
Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Bila seseorang sulit mengeluarkan sputum
maka malam hari sebelum tidur dapat diberi tablet gliseril
guayaklat 200 mg.

RSUD Taman Husada Bontang 89


2) Persiapan Sampel :
a) Spesimen sputum dikumpulkan dalam botol sputum yang
bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup
berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor.
b) Diperlukan 3 kali pengambilan sputum 2 kali
kunjungan,yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) sebagai
berikut :
i) Sewaktu (S) sputum dikumpulkan pada saat suspek
TBC datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang,
suspek membawa botol sputum untuk mengumpulkan
sputum hari kedua.
ii) Pagi (P), dahak dirumah pada pagi hari kedua, segera
setelah bangun tidur. Botol dibawa dan diserahkan
sendiri kepada petugas di laboratorium.
iii) Sewaktu (S) sputum dikumpulkan di laboratorium pada
hari kedua, saat menyerahkan sputum pagi.
c) Botol sputum diberi label yang manual : tanggal
pengambilan spesimen, identitas pasien.
3) Alat dan Bahan
a) Lampu spritus
b) Oase atau lidi
c) Kaca sediaan atau objek glass
d) Rak pengecatan
e) Pinset
f) Pewarnaan Ziehl Neelsen
i) Botol 1 berisi larutan Carbol fuchsin 0,3 %
ii) Botol 2 berisi larutan asam alkohol (HCL-Alkohol 3 %)
iii) Botol 3 berisi larutan Methylen blue 0,3%

RSUD Taman Husada Bontang 90


Analitik
e. Pembuatan Sediaan Sputum
a) Ambil botol sputum dan kaca sediaan yang beridentitas sama.
b) Buku tutup botol dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya
percikan sputum.
c) Dengan oase yang sudah dibakar, ambil sputum dari bagian
yang kental dan kuning kehijau-hijauan (pirulen).
d) Oleskan sputum secara merata pada permukaan kaca sediaan.
e) Bakar oase yang sudah dipakai lalu masukkan kedalam botol
yang berisi pasir dan disinfektan.
f) Keringkan sediaan di udara terbuka sekitar 15 30 menit,
jangan terkena sinar matahari langsung.
g) Setelah kering lewatkan dilampu spritus sebanyak 3 kali (sekitar
3-5 detik) untuk fiksasi.
f. Pewarnaan Sediaan Sputum
a) Letakkan sediaan sputum yang telah difiksasi diatas rak dengan
apusan menghadap keatas.
b) Teteskan larutan Carbol fuchsin 0,3% sampai menutupi
permukaan sediaan.
c) Panaskan dengan nyala api spritus sampai keluar uap selama 3
5 menit, zat warna tidak boleh mendidih atau kering.
d) Diamkan sediaan selama 5 menit, bilas sediaan dengan air
mengalir sampai zat warna terbuang.
e) Tetesi sediaan dengan asam alkohol sampai warna fuchsin
hilang.
f) Bilas dengan air mengalir.
g) Teteskan larutan methylen blue 0,3 % pada sediaan sampai
menutupi sediaan.
h) Diamkan 10 20 detik.
i) Bilas dengan air mengalir.
j) Keringkan sediaan diatas rak pengering di udara terbuka.

RSUD Taman Husada Bontang 91


g. Pembacaan Sediaan Sputum
a) Sediaan yang telah diwarnai diperiksa di bawah mikroskop, cari
lebih dahulu lapangan pandang dengan objektif 10 X.
b) Teteskan oil emersi diatas apusan, periksa dengan menggunakan
lensa okuler 10 X dan obyektif 100 X.
c) Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan cara
menggeserkan sediaan.
d) Sediaan yang telah diperiksa ditetesi dengan xylol lalu disimpan
dalam kotak sediaan.
Pasca Analitik
a.) Catat hasil pada buku arsip.
b.) Catat hasil pada formulir hasil dan ditanda tangani oleh dokter
penanggung jawab laboratorium.
3.3.6 Urinalisis
3.3.6.1 Tes Urine Lengkap
a. Pengertian
Pemeriksaan urine rutin adalah tata cara pemeriksaan
urine secara lengkap baik secara makroskopis maupun
mikroskopis.
b. Tujuan
Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam urine
secara lengkap sehingga dapat membantu menegakkan
diagnosa Dokter pemeriksa.
c. Prinsip
Strip dicelupkan dalam urine dan dibaca pada alat
Meditron Junior atau Uriscan plus.
d. Prosedur
Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus.
2) Persiapan Sampel

RSUD Taman Husada Bontang 92


a) Sampel urine sewaktu.
b) Urine diperiksa dalam waktu < 2 jam setelah dikeluarkan.
3) Alat dan Bahan
a) Tabung reaksi.
b) Botol Urine.
c) Objek Glass.
d) Mikroskop.
e) Centripuge.
f) Alat Uriscan plus Reagen stripnya.
Analitik
4) Tes Makrokopis
Perhatikan warna, kejernihan dan bau.
5) Tes Kimia
a) Celupkan 1 lembarreagen strip ke dalam urine sampai urine
mengenai area reaksi.
b) Letakkan pada alat Uriscan, jalankan sesuai prosedur.
c) Hasil keluar dalambentuk lembaran print out, berupa : Berat
Jenis, (BJ), Ph, Leukosit, Nitrit, Protein, Glukosa, Keton,
Urobilinogen dan Bilirubin.
6) Tes Mikroskopis
a) Masukkan 10 15 ml urine kedalam tabung reaksi,
sentripuge selama 5 menit pada 1500 2000 rpm.
b) Buang cairan dibagian atas tabung, sehingga volume cairan
dan sediaan tinggal 0,5ml.
c) Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
d) Letakkan 1 tetes suspensi diatas objek glass.
e) Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan lensa objektif
10 X (LPK) untuk melaporkan jumlah rata-rata sediaan,
lensa objektif 40 X (LPB) untuk melaporkan jumlah rata-
rata eritrosit dan leuosit.

RSUD Taman Husada Bontang 93


f) Tulis hasil yang diperoleh berupa : elemen organik yaitu
jumlah sel eritrosit, leukosit, sel epithel, silinder, bakteri, dan
elemen anorganik berupa kristal, zat lemak.
7) Tes Makroskopik dan Tes Kimia
a) Warna / Kejernihan : Kuning / jernih
b) Bau : Berbau khas organik
c) Berat jenis : 1.010 1.020
d) Ph : 4,5 8,0
e) Nitrit : Negatif
f) Protein : Negatif
g) Glukosa : Negatif
h) Keton : Negatif
e. Nilai Rujukan
1) Eritrosit : < 3/Lpb
2) Leukosit : < 5/Lpb
3) Sel Ephitel : ephitel gepeng
4) Kristal : ca. oxalat, asam urat (dalam urin asam)
5) Lemak : Amorf, tripelfosfat (dalam urin alkalis)
Pasca Analitik
1) Catat hasil pada buku hasil pemeriksaan dan formulir hasil, dan
ditanda tangani oleh dokter penanggung jawab laboratorium.
2) Buat sediaan darah tebal dengan cara meneteskan sebanyak 3
4 tetes darah pada objek glass yang bersih dan bebas lemak
dengan diameter sekitar 20 mm.
3) Biarkan sediaan kering di udara.

3.3.3 Pemeriksaan Narkoba


a. Metode
Immunochromatografi Kompertif
b. Prinsip

RSUD Taman Husada Bontang 94


Pada strip mengandung konjugat drungs IgM anti
narkoba, dimana subrat urin yang mengandung drungs (Opiat,
Cannabinoids, metthamphentamine, amphetamine,
benzodiazepine) akan bereaksi dengan konjugat dimana hasil (+)
ditandai dengan terbentuknya garis merah pada test, (-) pada
control.
c. Alat
- Wadah urin
- Strip pemeriksaan Narkoba (Multi-Drungs Screen test)
d. Bahan
- Tissue
- Handscoon
e. Cara Kerja
- Siapkan alat dan bahan yang digunakan
- Keluarkan strip test dari pembungkusnya
- Beri identitas pasien (nama, no rekam medik, tanggal
pemeriksaan)
- Buka tutup strip test
- Masukkan bagian ujung strip test ke dalam wadah urin sesuai arah
panah, jangan melewati batas garis maksimal urine, biarkan
sampai muncul warna kemerhan pada bagian bawah strip test (10
menit).
- Keluarkan strip test pada wadah urine, pasang kembali tutupnya.
- Baca hasil dalam waktu 3-8 menit. Hasil tidak oleh di
interprestasikan setelah lebih dari 8 menit (Laboratorium RSUD
Taman Husada Bontang).
f. Interprestasi Hasil
- Hasil Positif : Terdapat garis merah pada regio C
- Hasil Negarif : Terdapat 2 garis merah pada regio C dan T
- Hasil Invalid : Terdapat 1 garis merah pada regio 1 atau tidak ada
garis merah yang muncul pada kedua regio T dan C.

RSUD Taman Husada Bontang 95


3.3.4 Pemeriksaan Feses Lengkap
a. Metode
Natif
b. Prinsip
Dengan menambahkan eosin 2% pada sediaan tinja, maka
adanya relur dan larva cacing dalam tinja dapat terwarnai dan
mudah dibedakan dengan cara pemeriksaan secara mikroskopik.
c. Alat
- Pot Feses
- Preparat
- Objek Glass
- Mikroskop
d. Bahan
- Lidi
- Tissue
- Handscoon
e. Cara Kerja
1. Pemeriksaan Makroskopik
- Periksa feses pada tempat terang
- Periksa warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir, nanah,
cacing.
2. Pemeriksaan Mikroskopik
- Beri 1 tetes larutan eosin 2% di atas preparat
- Ambil feses menggunakan lidi
- Campurkan feses dengan larutan eosin 2% yang sudah
diteteskan tadi
- Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran
10X kemudian 40X
- Amati adanya sel eritrosit, leukiosit, sel epitel, kristal, telur
cacing, parasit, sisa makanan.

RSUD Taman Husada Bontang 96


- Catat hasil pemeriksaan pada buku registrasi feses dan
lembar hasil pemeriksaan feses (Laboratorium RSUD Taman
Husada Bontang).
f. Interprestasi Hasil
i. Pemeriksaan Makroskopik
- Warna : Kuning coklat
- Bau : Normal
- Konsistensi: Agak Lunak, Berbentuk
- Lendir : Negarif
- Darah : Negarif
- Parasit : Negatif
ii. Pemeriksaan Mikroskopik
- Eritrosit : Ditemukan Sedikit
- Leukosit : Ditemukan Sedikit
- Epitel : Negatif
- Kristal : Negatif
- Telur cacing: Negatif
- Parasit : Negatif
- Sisa makanan : Negatif

RSUD Taman Husada Bontang 97


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan selama 6 minggu
dimulai dari tanggal 13 Desember 2016 sampai dengan 21 Januari 2017 maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tabel pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium RSUD Taman
Husada Bontang (13 Desember 2016 s/d 21 Januari 2017)
No Tanggal Pemeriksaan Bidang Pemeriksaan
1. Selasa, 13-14 Desember Pengarahan di RSUD
2016 Taman Husada Bontang

2. Kamis, 15 Desember Rutin Klinik Urin Lengkap


2016 Test Kehamilan
Protein
Narkoba
3. Jumat, 16 Desember Kimia Darah Glukosa
2016 Trigliserida
Cholesterol
Albumin
Bilirubin T
Bilirubin D
Total Protein
CKMB
HDL
LDL

4. Senin, 19 Desember Imunoserologi HbsAg Rapid test


2016 Anti-Hbs Rapid test
T3
T4
TSH
Tubex
Widal
5. Selasa, 20 Desember Hematologi Darah lengkap
2016 Golongan Darah
Rhesus
PT
APTT

RSUD Taman Husada Bontang 98


6. Rabu, 21-22 Mikrobiologi Pewarnaan Gram
Desemberber 2016 Pembacaan Media
Pewarnaan BTA
Isolasi Bakteri
Resistensi Antibiotik
7. Jumat, 23 Desember Kimia Darah Glukosa
2016 Creatinin
SGOT
SGPT
Uric Acid
Ureum
Gamma GT
8. Sabtu, 24 Desember Imunoserologi NS1 Dengue Ag
2016 HbsAg
Anti-HIV
9. Minggu, 25 Desember Flebotomi Sampling
2016 Kimia Darah Glukosa Stik
10. Senin, 26 Desember Hematologi Darah Lengkap
2016 SADT
Widal
Golongan Darah
Rhesus
11. Kamis, 29 Desember Rutin Klinik Test Kehamilan
2016 Narkoba
Cairan Semen
12. Jumat, 30 Desember Kimia Darah Elektrolit
2016 Analisis Gas Darah
Glukosa
Total protein
CKMB
Ureum
Creatinin
Mikrobiologi Identifikasi biokimia
Penanaman Bakteri
Identifikasi Biokimia
Biakan

12. Sabtu, 31 Desember Flebotomi Sampling


2016

RSUD Taman Husada Bontang 99


13. Minggu, 1 Januari 2017 Imunoserologi HbsAg Rapid
IgG/IgM dengue
NS1 Dengue Ag
Anti-HIV
14. Senin, 2 Januari 2017 Hematologi Darah Lengkap
CT BT
Golongan Darah
Rhesus
Imunoserologi HbsAg
Anti-Hbs
13. Selasa, 3 Januari 2017 Kimia Darah Glukosa
Cholesterol
Trigliserida
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Hematologi Darah Lengkap
PT
APTT
Golongan Darah
Rhesus

14. Jumat, 6 Januari 2017 Flebotomi Sampling


Hematologi Darah Lengkap
Clothing Time
Bledding Time
PT
APTT
Widal
15. Sabtu, 7 Januari 2017 Kimia Darah Glukosa Stick
Glukosa
Cholesterol
HbA1C
16. Minggu, 8 Januari 2017 Flebotomi Sampling

17. Senin, 9 Januari 2017 Rutin Klinik Urin Lengkap


Protein
Test Kehamilan
Cairan Asites

RSUD Taman Husada Bontang 100


18. Selasa, 10 Januari 2017 Hematologi Laju Endap Darah
Darah Lengkap
Clothing Time
Bledding Time
Kimia Darah Glukosa
Cholesterol
Bilirubin T
Bilirubin D
Elektolit
19. Rabu, 11 Januari 2017 Flebotomi Sampling
Imunoserologi Tubex
HbsAg Rapid
Hematologi Widal
Darah Lengkap
PT
APTT
SADT
20. Sabtu, 14 Januari 2017 Rutin Klinik Urin Lengkap
Feses Lengkap
Protein
Imunoserologi Troponin
21. Minggu, 15 Januari Flebotomi Sampling
2017 Hematologi Darah Lengkap
Laju Endap Darah
DDR/Malaria
22. Senin, 16 Januari 2017 Hematologi Darah Lengkap
HbA1C
Widal
Analisis Gas Darah
Rutin Klinik Feses Lengkap
23. Selasa, 17 Januari 2017 Imunoserologi NS1 Dengue Ag
Rutin Klinik Urin Lengkap
Narkoba
Analisis Cairan Asites
Hematologi Darah Lengkap
Clothing Time
Bledding Time

RSUD Taman Husada Bontang 101


24. Rabu, 18 Januari 2017 Hematologi Analisa Gas Darah
Clohing Time
Bledding Time
Widal
Laju Endap Darah
Imunoserologi CRP
Elektrolit
25. Jumat, 20 Januari 2017 Imunoserologi T3
T4
TSH
Klinik Rutin Protein
Narkoba
Flebotomi Sampling
26. Sabtu, 21 Januari 2017 Post Test

4.2 . Pembahasan
Berdasarkan kerja lapangan yang telah dilakukan mulai tanggal 13
Desember 2016 hingga 21 Januari 2017, maka dapat dibuat grafik pada semua
pemeriksaan sebagai berikut:

Jumlah Pemeriksaan Selama PKL Di


RSUD Taman Husada Bontang
60

50

40

30
49
20 42

10 22 20
9 6
0
Hematologi Kimia Darah Imunologi Rutin Klinik Bakteriologi Flebotomi

Gambar 4.1 Grafik jumlah pemeriksaan dilaboratorium RSUD Taman Husada


Bontang pada tanggal 13 Desember 2016 hinga 21 Januari 2017

RSUD Taman Husada Bontang 102


Dari hasil grafik diatas, bahwa pada pemeriksaan hematologi yang
melingkup Darah Lengkap,Golongan Darah, Rhesus, LED (Laju Endap Darah),
CT (Clotting Time), dan BT (Bledding Time), di ketahui bahwa dalam jangka 6
minggu sesuai dengan jadwal shift yang di tentukan, pada pemeriksaan tersebut
didapatkan jumlah pemeriksaan yang dilakukan yaitu 49 pemeriksaan. Pada
pemeriksaan kimia klinik yang melingkup pemeriksaan Glukosa, Kolesterol,
Asam Urat, Protein Total, Albumin, Trigliserida, Bilirubin Direct, Bilirubin Total,
Kreatinin, Ureum, SGOT, SGPT, CKMB dan Gamma GT, di ketahui bahwa
dalam jangka 6 minggu sesuai dengan jadwal shift yang ditentukan, pada
pemeriksaan tersebut didapatkan jumlah pemeriksaan yaitu 42 pemeriksaan. Pada
pemeriksaan urinalisa yang melingkup pemeriksaan Urin Lengkap (makroskopik
dan mikroskopik), Narkoba, Protein, PP test, di ketahui bahwa dalam jangka 6
minggu sesuai dengan jadwal shift yang ditentukan, pada pemeriksaan tersebut
didapatkan jumlah pemeriksaan yaitu 20 pemeriksaan. Pada pemeriksaan
bakteriologi yang melakukan pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam), biakan dan
kultur, di ketahui bahwa dalam jangka 6 minggu sesuai dengan jadwal shift yang
ditentukan, pada pemeriksaan tersebut didapatkan jumlah pemeriksaan yaitu 9
pemeriksaan. Pada pemeriksaan imunologi yang pemeriksaannya melingkup pada
pemeriksaan widal, pemeriksaan HbsAg, pemeriksaan HIV, Tubex, T3, T4, TSH,
Troponin, dan Anti-Hbs, di ketahui dalam jangka 6 minggu sesuai dengan jadwal
shift yang ditentukan, pada pemeriksaan tersebut didapatkan jumlah pemeriksaan
yaitu 22 pemeriksaan. Di ketahui bahwa dalam jangka 6 minggu sesuai dengan
jadwal shift yang ditentukan, pada perlakuan sampling didapatkan jumlahnya
adalah 6 hari flebotomi

RSUD Taman Husada Bontang 103


Pemeriksaan di Laboratorium Rumah Sakit Umum
Gambar 4.2 Persentase pemeriksaan
Daerah Taman di laboratorium Taman Husada
Husada Bontang
Bontang dalam enam minggu, mulai tanggal 13 Desember
2016 hingga Januari 2017
Flebotomi
Rutin diatas
Pada perentase Klinik yang
4% diambil dari grafik, diketahui bahwa
14% Hematologi
Bakteriologi 33% klinik, urinalisa,
persentase 6%pada pemeriksaan hematologi, kimia
bateriologi, imunologi yang di lakukan di Laboratorium RSUD Taman
Imunologi
Husada 15%
Bontang yang jumlah pasiennya didapatkan dalam enam minggu
yaitu hematologi 49%, kimia klinik 42%, imunologi 22%, bakteriologi
Kimia Darah
9%, urinalisa 20%, sampling 6%. 28%

Hematologi Kimia Darah Imunologi Bakteriologi Rutin Klinik Flebotomi

Gambar 4.2 Persentase Jumlah Pemeriksaan

4.2.1 Pemeriksaan Hematologi


Pada pemeriksaan ini, yang diperiksa yaitu pemeriksaan darah
lengkap dan LED (laju endap darah). Untuk pemeriksaan darah lengkap,
yang diperiksa yaitu leukosit, monosit, granula, hemoglobin, eritrosit,
hematokrit, MCV, MCH, MCHC, trombosit. Dengan pemeriksaan ini
menggunakan alat Hematologi Analyzer Mindray 800-i yang telah
terkalibrasi dan dapat memeriksa 11 parameter tersebut secara bersamaan
dengan waktu yang sangat cepat (Supandiman, 1997).
Nilai normal dari pemeriksaan 11 parameter tersebut adalah:
- Leukosit : 5000 - 10000/mm3
- Limposit : 20 - 40%
- Monosit : 2 - 8%
- Granula : 50 - 70%
- Hemoglobin : Pria 13 - 16 gr%
Wanita 12 - 14 gr%

RSUD Taman Husada Bontang 104


- Eritrosit : Pria 4,5 - 5,5 juta/mm3
Wanita 4 - 5 juta/mm3
- Hematokrit : Pria 40 48 vol%
Wanita 37 43 vol%
- MCV : 82 92 FL
- MCH : 27 31 Pg
- MCHC : 32 36%
- Trombosit : 200.000 500.000/mm3

Laju endap darah (eritrhocyte sedimentation rate, ESR) yang juga


disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit
adalah kecepatan sedimnetasi eritrosit dalam darah yang belum
membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi
akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologi (misalnya
kehamilan). Sebagian ahli ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak
spesifik dan dipengaruhi oleh faktor fisiogis yang menyebabkan temuan
tidak akurat (Supandiman,1997).
4.2.2 Pemeriksaan Kimia Klinik
Pada pemeriksaan ini, yang diperiksa yaitu pemeriksaan Glukosa,
Kolesterol, Asam Urat, Protein total, Albumin, Trigliserida, Bilirubin
Direct, Bilirubin Total, Kreatinin, Ureum, SGOT, SGPT, CKMB.
Dengan pemeriksaan ini menggunakan alat Cobas Integra 400 yang
telah terkalibrasi.
1. Pemeriksaan Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin dan sulit
larut dalam air. Konsentrasi tinggi dalam urin dapat membentuk batu asam
urat dan mencerminkan kadar asam urat dalam darah yang tinggi dengan
segala akibatnya. Asam urat sebagian besar disintetis dalam hati, diangkut
sirkulasi ke ginjal. Asam urat dalam urin akan membentuk kristal atau batu

RSUD Taman Husada Bontang 105


dalam saluran kencing. Hiperuricemia akan menyebabkan tertimbunnya
asam urat dalam jaringan lunak dan sendi-sendi. Kadar normal asam urat
pada pria 3,4-7,0 mg/dl dan pada wanita 3,4-5,6 mg/dl (Sutedjo,2006).
2. Pemeriksaan Ureum
Merupakan senyawa amonia berasal dari metabolisme asam amino
yang diubah oleh hati menjadi ureum. Ureum bermolekul kecil mudah
berdifusi ke cairan ekstra sel, dipekatkan dan diekskresikan melalui urine
kurang lebih 25 gr/hari. Kadar normal ureum 10-50 mg/dl. Pada orang
sehat yang makanan banyak mengandung protein, ureum biasanya berada
diatas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap
abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan.
Namun bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati
berat (Sutedjo,2006).
3. Pemeriksaan Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa
karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan.
Glukosa terdapat pada buah-buahan dan madu lebah. Glukosa merupakan
gula yang paling penting bagi metabolisme tubuh, lebih dikenal sebagai
pentosan (gula fisiologis), bentuknya ditemukan dalam berbagai buah-
buahan, jagung manis, sejumlah akar-akaran, dan madu sebagai sumber
yang normal, glukosa ditemukan dalam peredaran darah. Karbohidrat
dalam makanan setelah dicerna akan deserap oleh dinding hati. Oleh hati
nsebagian glukosa di kembalikan ke dalam darah untuk menjaga agar
kadar glukosa dalam darah tetap konstan (Poejiadi, 1994).
4. Pemeriksaan Kreatinin
Merupakan produk akhir dari metabilosme kreatin otot dan kreatin
pospat (protein), disintesis dalam hati, ditemukan dalam otot rangka dan
darah, dan diekskresikan dalam urin. Jumlah kreatinin yang disusun
sebanding dengan masa otot rangka.

RSUD Taman Husada Bontang 106


Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukan adanya penurunan fungsi
ginjal dan penyusutan masa otot rangka. Kadar kreatinin darah cenderung
tetap atau tidak banyak berubah dibanding kadar ureum.
5. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Pemeriksaan SGOT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap
kerusakan hati dibanding SGPT. Hal ini dikarenakan enzime GOT sumber
utamanya di hati sedangkan enzim GPT banyak trerdapat pada jaringan
jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak (Cahyono, 2009).
Enzim aspartat aminotransferase (AST) disebut juga serum glutamat
oxaloasetat transaminase (SGOT) merupakan enzim mitokondria yang
berfungsi mengkatalisis pemindahan bolak balik gugus amino dari asam
aspartat ke asam - oksaloasetat membentuk asam glutamat dan
oksaloasetat. Dalam kondisi normal enzim yang dihasilkan oleh sel hepar
konsentrasinya rendah. Fungsi dari enzim-enzim hepat tersebut hanya
sedikit yang diketahui. Nilai normal kadar SGOT 35 u/L dan SGPT 41
u/L (Price, 1995).
4.2.3 Pemeriksaan Urinalisa
Pada pemeriksaan ini, yang di periksa yaitu pemeriksaam
makroskopis dan mikroskopis urine. Dengan pemeriksaan ini, alat yang
digunakan yaitu Strip Test Urin dan mikroskop.
Pada pemeriksaan urin akan dilihat warna urin dan akan
memeriksa berat jenis urine, harga normal berat jenis urine in i adalah
1,005-1,030. pH urin juga diperiksa, normalnya pH urine berkisar antara
5-8. Pemeriksaan selanjutnya adalah melihat adanya bahan-bahan
metabolisme tubuh. Protein adalah bahan yang dibutuhkan tubuh,
sehingga tidak bmemeriksa berat jenis urine, harga normal berat jenis
urine in i adalah 1,005-1,030. pH urin juga diperiksa, normalnya pH
urine berkisar antara 5-8. Pemeriksaan selanjutnya adalah melihat adanya
bahan-bahan metabolisme tubuh. Protein adalah bahan yang dibutuhkan
tubuh, sehingga tidak boleh di buang dalam urine. Selanjutnya
pemeriksaaan urine ini akan mendeteksi adanya nitrit ini lebih mengarah

RSUD Taman Husada Bontang 107


pada adanya infeksi karena kuman akan merubah nitrat dalam urine
menjadi nitrit. Produk metabolisme tubuh lainnya yang diperiksa adalah
adanya bilirubin dan urobilinogen. Kedua bahan ini adalah produk dari
liver atau hati, salah satu fungsinya adalah memberi warna kuning pada
urine. Selanjutnya yang diperiksa dalam pemeriksaan urine adalah
pemeriksaan reduksi urin, apabila positif menunjukkan adanya kadar gula
dalam manusia (Baron,1995).
Lajimnya unsur-unsur sedimen dibagi atas 2 golongan yaitu
organik (organized), yaitu yang berasal dari sesuatu organ atau jaringan,
dan anorganik (unorganized), yang bukan berasal dari sesuatu jaringan.
1. Unsur-unsur Organik
a. Sel Epitel. Hampir selalu ada, apalagi squameus dan berasal dari
kandungan kencing. Uretra dan vagina. Sel epitel bulat berasal dari
tubulin ginjal dan tidak memiliki arti jika jumlahnya sangat kecil. Pada
glomerulonepritis, jumlah sel; epitel bulat ini bertambah banyak dan
mungkin menyatakan benda-benda degenerasi seperti degenerasi
lemak. Sel epitel berasal dari saluran kencing proksimal sukar
dibedakan leukosit yang ukuran hampir sama. Bertambahnya epitel
menunjukan kepada iritasi atau pada sesuatu selaput lendir dalam
stractusurogenitalis.
b. Oval fat bodies, yaitu sel epitel yang mengandung lemak berasal dari
tubulin ginjal dan dipertalikan norfrotik.
c. Leukosit. Angka leukosit per 24 jam yang dilakukan dengan addis
count membuktikan bahwa sejumlah sampai 65000 leukosit per 24 jam
tidak selalu abnormal. Sangat sukar lah untuk mengatakan sampai
berapa banyak leukosit dalam pemeriksaan biasa masih dipandang
normal.
d. Eritrosit. Addis count 130.000 eritrosi per 24 jam mungkin tidak lebih
dari 1 eritrosit per LPB. Radang trauma, diatesis hemoragik, dsb
adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan adanya eritrosit dalam

RSUD Taman Husada Bontang 108


urine. Dari bentuk eritrosit tidak dapat diketahui dari mana eritrosit itu
berasal prerenal, renal atau posterenal.
e. Silinder. Tempat pembentukan ialah tubulin ginjal. Dengan addis
count didapatkan sejumlah sampai 2000 silinder hialin per 24 jam pada
orang normal. Pada pemeriksaan biasa adanya belakan mungkin sudah
menunjukkan ke satu hal yang tidak normal. Jika sedimen
mengandung eritrosit, leukosit, dll, unsur-unsur itu dapat melekat pada
permukaan silinder dan menyusun silinder eritrosit.
f. Benang lendir. Didapat pada iritasi permukaan selaput dan menyusun
urogenitalis bagian distal.
g. Silindroid. Tidak mempunyai arti banyak, mungkin sekali silindroid
berarti adanya radang yang ringan.
h. Spermatozoa. Mungkin didapat baik didalam urine pria maupun wanita
dan tidak mempunyai arti dalam klinik.
i. Bakteri. Bakteri yang didapat pada kelainan sedimen lain, khusus
bersama dengan banyak leukosit, menunjukkan kepada sesuatu infeksi
dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan memulas sedimen dengan
gram atau dengan biakan urine untuk identifikasi (Ganda Soebrata,
1968).
2. Unsur anorganik
a. Bahan amorf. Urat dalam urine asam dan fosfat dalam urine basa.
b. Kristal dalam urine normal. Dalam urine asam terdapat: asam urat,
natrium urat, jarang kalsium sulfat. Kristal urat biasanya berwarna
kuning. Dalam urine netral: kalsium oksalat dan asam hipurat. Dalam
urine netral sedi dan jaringan sedikit basa: amonium magnesium fosfat
dan kalsium fosfat. Dalam urin basa: calcium carbonate, amonium
biurat, calsium fosfat.
c. Kristal yang menunjukan keadaan abnormal: sistin, leusin, tirosin,
kolesterol, bilirubin dan hematoidin.
j. Kristal yang berasal dari sesuatu macam obat (Ganda Soebrata, 1968).

RSUD Taman Husada Bontang 109


4.2.4 Pemeriksaan Bakteriologi
Pada pemeriksaan ini, yang diperiksa yaitu pemeriksaan BTA
(Basil Tahan Asam) yang menggunakan pewarnaan Ziehl Neelsen
sebagai pewarnaan bakterinya, dan mikroskop sebagai alat yang
digunakan untuk melihat bakterinya.
Tujuannya pemeriksaan ini yaitu untuk mengetahui adanya basil
tahan asam (BTA) gram negatif atau gram positif yang berasal dari
bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
melihat dari diagnosa atau gejala yang dialami penderita seperti batuk
berdahak yang tidak sembuh-sembuh, berat badan menurun, pucat
(Arisnawati,2010).
Pada pemeriksaan ini memrlukan waktu yang agak lama, karena
waktu sampel yang digunakan adalah sampel sewaktu, pagi dan sewaktu.
Sehingga pasien yang datang diharapkan kembali esok harinya setelah
menampung sputum pagi pada pot dahak yang telah diberikan
sebelumnya. Setelah itu dilakukan pembuatan sediaan pada objek glass,
pewarnaan sediaan, dan pemeriksaan dibawah mikroskop dengan
pembesaran 100x dan tahap terakhir adalah pelaporan hasil
(Widman,1992).
4.2.5 Pemeriksaan Imunologi
Pada pemeriksaan ini, yang diperiksa yaitu pemeriksaan Widal,
Golongan Darah, HIV, HbsAg.
1. Pemeriksaan Widal
Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mendeteksi adanya antibodi
(dalam darah) terhadap antigen kuman Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi. Tes ini merupakan tes aglutinasi secara prognosa dari penyakit
demam tifoid. Tes ini menggunakan suspensi kuman salmonella typhi atau
paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
Salmonella typhi dan paratyphi didalam serum penderita (Sacher,2004).

RSUD Taman Husada Bontang 110


Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, gram negatif,
yang umumnya bergerak dengan flagella dan bersifat aerobik. Salmonella
memiliki 3 macam antigen, sebagai berikut:
a. Antigen O (antigen somatik), yang terletak pada lapisan luar tubuh
kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau
disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol
tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.
b. Antigen H (antigen Flagela), yang terletak pada flagella, fimbrine atau
pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia protein dan
tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan
alkohol.
c. Antigen Vi, yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang
melindungi kuman terhadap fagositisis (Sacher,2004).
2. Pemeriksaan Golongan Darah
A: eritrosit yang mengandung aglutinogen A dan serum aglutinin anti-B
B: eritrosit yang mengandung aglutinogen B dan serum aglitinin anti-A
O: eritrosit tidak berisi aglutinogen, sedangkan serum mengandung
aglutinin anti-A dan anti-B
AB: eritrosit mengandung aglutinogen A dan B, sedangkan serum tidak
mengandung aglutinin (Saputra,2013).
Serum anti-A biasanya diberi warna hijau atau biru, sedangkan
anti-B diberi warna kuning. Darah yang dipakai boleh darah kapiler segar
atau darah vena tuang terlebih dahulu membeku dan sel-selnya kemudian
dilepaskan memakai ujung kidi. Jumlah darah yang dicampur dengan
serum baiklah demikian banyaknya campuran itu akan memcapai nilai
hematokrit 2% (Gandasoebrata, 2006).
Kaca objek yang digunakan haruslah benar-benar bersih, tidak
boleh ada sisa-sisa zat kimia atau darah meskipun hanya sedikit saja.
Karena hal tersebut dapat menyebabkan aglutinasi palsu (Gandasoebrata,
2006).

RSUD Taman Husada Bontang 111


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktek kerja lapangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1) Selama praktek kerja lapangan ini kami melakukan pemeriksaan Kimia darah,
Hematologi, Mikrobiologi, Imunoserologi, Urinalisis Dan Parasitologi.
2) Mengevakuasi diri sendiri, baik dari segi teknik kerja maupun penguasaan
teori.
3) Dalam pemeriksaan laboratorium sangat membantu penentuan diagnosa atau
penyakit maupun usaha-usaha pencegahan penyakit. Tenaga terampil,
kelengkapan alat serta adanya penguasaan teori, merupakan faktor penting
dalam mengeluarkan hasil pemeriksaaan yang tepat.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Akademik
a. Sangat diharapkan hubungan kerja sama antara pihak Rumah Sakit dengan
kampus.
b. Diharapkan adanya koordinasi antara pihak kampus dengan meningkatkan
peninjauan terhadap keadaan mahasiswa dilokasi praktek.
5.2.2 Bagi Instansi
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit sekitar dapat menerima kembali
kehadiran mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan praktek laboraturium klinik
atau kegiatan lainnya untuk tahun-tahun mendatang.

RSUD Taman Husada Bontang 112


DAFTAR PUSTAKA

Arisnawati, Arif Masari, 2010, Praktek Belajar Klinis STIKES Wiyata Husada :
Samarinda

A.V. Hoffbrand dkk, 2005. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

EN Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Karisma:


Jakarta.

Gandasoeberata,R.2006.Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: jakarta

Gips, dkk. 1989. Diagnosa dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu. EGC: Jakarta.

Hardjoeno, H. Dkk. 2003 Interprestasi Hasil Test Laborstorium Diagnostik.


Penerbit Unhas (lephas) Anggota IKAPI : Makasar

Jewetz, Ernest.1996. Mikrobiologi kedokteran,EGC: Jakarta

Kee, Joyce Leefever. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium Dan


Diagnostik EGC: Jakarta

Maulidah, 2013. Praktek Kerja Lapangan (PKL) Rumah Sakit Umum Daerah
Taman Husada Bontang: Bontang

Pearce, C. Evelyn. 2008. Anatomi Dan Fisologi Untuk Paramedis. PT Gramedia


Pustaka Utama: Jakarta

RSUD Taman Husada Bontang, 2013. SOP Laboratorium RSUD Taman Husada
Bontang. Bontang

RSUD Taman Husada Bontang 113


Sacher, Ronal A. Richard, A.Mc Pherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 2. EGC: Jakarta.

Taruk Limbong Evi, 2015. Praktek Kerja Lapangan (PKL) Rumah Sakit Umum
Daerah Taman Husada Bontang: Bontang

Widman, Franccess K. 1992. Tinjauan Klinis Atau Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. EGC: Jakarta

RSUD Taman Husada Bontang 114


Alat dan Bahan yang digunakan pada pemeriksaan di RSUD TamanHusada
Bontang

Gambar 1. Sysmex 800-i dan Tabung EDTA berisi sampel darah vena

Gambar 2. Quo-Test (Pemeriksaan HbA1c)

Gambar 3. COATRON MI (Pemeriksaan PT / APTT)

RSUD Taman Husada Bontang 115


Gambar 4. Rak Laju Endap Darah (LED)

Gambar 5. ABLBO (Pemeriksaan Analisis Gas Darah)

Gambar 6. Electrolyte Analyzer (Pemeriksaan Elektrolit)

RSUD Taman Husada Bontang 116


Gambar 7. Nova (Pemeriksaan Elektrolit)

Gambar 8. Cobas Elecsys 2010 (Pemeriksaan Troponin)

Gambar 9. Mini Vidas

RSUD Taman Husada Bontang 117


Gambar 10. Cobas e 411

Gambar 11. Mikroskop dan Vortex

Gambar 12. Combur Test

RSUD Taman Husada Bontang 118


Gambar 13. Sentrifuse Urin

Gambar 14. Sentrifuse Darah

Gambar 15. Uji Tubex

RSUD Taman Husada Bontang 119


Gambar 16. CD4

Gambar 17. Mikropipet dan Tipe

Gambar 18. Cobas Integra 400 Plus

RSUD Taman Husada Bontang 120


Gambar 19. Rapid Test HIV

Gambar 20. Strip Test Kehamilan

Gambar 21. Strip Test Narkoba

RSUD Taman Husada Bontang 121


Gambar 22. Strip Test HbsAg

RSUD Taman Husada Bontang 122

Anda mungkin juga menyukai