Anda di halaman 1dari 32

.

PEMERIKSAAN ANTI HIV 1/2


SD BIOLINE HIV-1/2 3.0
1.ICT deteksi antibodi (IgG, IgM, IgA) secara kualitatif spesifik
HIV-1 dan HIV-2 dalam serum, plasma,/ darah manusia.
2.berisi strip membran, masing-masing dilapisi rekombinan HIV-
1 dengan antigen pengikat (gp41, p24) pada tes pita region 1
dan rekombinan HIV-2 dengan antigen pengikat (gp36) pada
tes pita region 2.
3.Antigen rekombinan HIV-1/2 (gp41, p24 dan gp36) koloid
konjugat emas
• sampel spesimen bergerak di sepanjang membran kromatografi ke
garis tes (T) dan membentuk garis terlihat sebagai kompleks partikel
emas antigen-antibodi-antigen dengan sensitivitas dan spesifisitas
tingkat tinggi.
• Perangkat tes ini terdiri dari 1, 2 dan C, sebagai Garis Uji 1 (HIV-1),
Garis Uji 2 (HIV-2) dan garis kontrol pada permukaan perangkat.
• Kedua garis uji dan garis kontrol dalam zona hasil tidak terlihat
sebelum dimasukkan sampel apapun.
• Garis kontrol untuk kontrol prosedur (reagen).
• Garis kontrol harus muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar
dan reagen tes pada garis kontrol bekerja.
Strategi tes HIV

• strategi pemeriksaan menurut WHO, menggunakan


3 reagen yang berbeda. Sampel diperiksa: uji
pertama menentukan diiperlukan uji selanjutnya.
• Pemilihan strategi tergantung 3 faktor
• 1. Tujuan pemeriksaan,
• 2. Sensitivitas dan spesifisitas reagen,
• 3. Prevalensi HIV pada populasi yang diperiksa
• Ketepatan hasil pemeriksaan meningkat jika menggunakan kedua
metode, karena hasil false positive mungkin terjadi pada keduanya.
• Keuntungan pengulangan pada ketepatan tes harus mempertimbangkan
biaya.
• UNAIS (United Nations Association International
Service) dan WHO merekomendasikan tiga
strategi pemeriksaan untuk memaksimalkan
ketepatan dan menekan biaya.
HIV strategi 1
• darah/serum di tes rapid tes 1, 1x
- hasil reaktif dinyatakan terinfeksi
- hasil negatif dinyatakan tidak terinfeksi.
• Strategi ini penyaring darah dalam pelayanan transfusi dan
transplantasi organ.
• Pada algoritma ini digunakan reagen yang dapat mendeteksi HIV-
1/HIV-2 serta memiliki sensitivitas yang tinggi (>99%), ( lihat Gambar)
Algoritma tes HIV dua :

• Setelah hasil pada tes ke 1 reaktif


• harus diperiksa ke2 dengan reagen yang berbeda dengan
reagen ke 1, (metodologi/ target peptida yang berbeda).
• Serum reaktif pada ke2 reagen dinyatakn terinfeksi HIV
• serum non reaktif pada tes kedua (terjadi perbedaan hasil
pada tes 1 dengan tes 2) harus diulang dengan reagen yang
sama. Jika hasil tetap berbeda setelah pengulangan maka
dinyatakan sebagai indeterminate.
• Strategi ini untuk tujuan surveilans dengan syarat reagen
satu memiliki sensitivitas >99% dan reagen dua memiliki nilai
Algoritma tes HIV 3 :
- Tes ke 3 ini dilakukan pada semua hasil reaktif pada tes 1 & 2
- Jika tes 3 hasil yang reaktif dinyatakan terinfeksi HIV,
- Jika terjadi perbedaan hasil pada tes ke 3 dengan tes 1 & 2
(missal tes 1 & 2 reaktif, tes 3 non reaktif) dinyatakan sebagai
Indeterminate.
Strategi ini untuk penegakan diagnosa dengan syarat :
- Reagen 1 sensitivitasnya >99%
- reagen 2 spesifisitasnya >98%,
- reagen 3 spesifisitasnya >99%.
- Preparasi antigen/ prinsip tes dari masing-masing reagen harus
berbeda. Angka Indeterminate tidak boleh melebihi 5%.
Isi Kit SD BIOLINE HIV-1/2 3.0 test kit berisi.

1. Perangkat uji individual, dibungkus kantung foil


dengan pengawet .
2. Larutan pengencer
3. Pipet kapiler 20 μl (pilihan), lancet (pilihan), swab
alkohol (pilihan)
4. Petunjuk penggunaan
Penyimpanan Kit dan Stabilitas

1. harus disimpan 1-30 ° C. Jangan menyimpan di lemari es.


2. sensitif terhadap kelembaban serta panas.
3. Lakukan tes segera setelah melepaskan perangkat tes dari kantong
foil.
4. Jangan digunakan setelah tanggal kedaluwarsa.
5. Tanggal kadaluwarsa reagen kit ada di bagian luar kemasan.
6. Jangan menggunakan test kit jika kantong foil/segel rusak.
7. Jangan menggunakan kembali perangkat tes yang sudah digunakan.
Peringatan
1. Hanya untuk diagnostik in vitro .
2. Jangan makan/ merokok menangani spesimen.
3. Kenakan sarung tangan saat menangani spesimen. Cuci tangan hingga
bersih setelah selesai menangani spesimen.
4. Hindari percikan atau pembentukan aerosol.
5. Bersihkan tumpahan dengan desinfektan yang sesuai.
6. Dekontaminasi/ membuang semua spesimen, reaksi kit dan bahan
berpotensi terkontaminasi, seolah-olah dianggap sebagai limbah infeksius,
dibuang ke dalam wadah Biohazard.
7. Jangan mencampur & menukar spesimen yang berbeda.
8. Antikoagulan heparin, EDTA, & natrium sitrat tidak mempengaruhi hasil.
9. sampel hemolitik, mengandung Faktor Rheumatoid & lipidemik,
ikterus menganggu hasil test.
Pengambilan Spesimen, Penyimpanan Dan Tindakan Pencegahan

Darah
Pengambilan Melalui Vena
• Tampung darah vena ke dalam tabung pengumpul
( mengandung antikoagulan heparin, EDTA, dan natrium
sitrat).
• Jika darah tidak segera diuji, harus disimpan 2-8°C. tahan 3
hari, Jika lebih ari 3 hari dianjurkan dibekukan.
• Penyimpanan lebih dari 3 hari menyebabkan reaksi non-
spesifik.
• Darah harus ditempatkan 1-30°C sebelum digunakan.
Pengambilan Menggunakan Lanset

• Bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas


alkohol.
• Tekan ujung jari dan tusuk dengan lancet steril yang
disediakan
• Ambil pipet kapiler 20 μl yang disediakan, hisap
tetesan darah menggunakan pipet, dan kemudian
lepaskan tekanan untuk menarik darah ke dalam pipet
kapiler sampai garis hitam.
•.
Plasma atau Serum
• (Plasma) tampung darah vena ke dalam tabung penampung (mengandung
antikoagulan seperti Heparin, EDTA, Natrium sitrate) dan kemudian darah
dicenrifus (diputar)
• (Serum) tampung darah vena ke dalam tabung penampung ( TIDAK mengandung
antikoagulan seperti heparin, EDTA, natrium sitrate) diamkan 30 menit untuk
koagulasi & kemudian darah dicentrifus (diputar) serum dari supernatan.
• Jika spesimen plasma/ serum tidak segera diuji, harus disimpan 2-8°C, lebih dari
2 minggu dianjurkan dilakukan pembekuan.
• Spesimen ditempatkan pada suhu kamar (suhu 1-30°C) sebelum digunakan.
• Spesimen plasma/ serum yang mengandung endapan dapat menyebabkan hasil
tes tidak konsisten. Spesimen tersebut harus diklarifikasi sebelum pengujian
Plasma atau Serum
(Plasma) tampung darah vena ke dalam tabung penampung (mengandung
antikoagulan seperti Heparin, EDTA, Natrium sitrate) dan kemudian darah
dicenrifus (diputar)
(Serum) tampung darah vena ke dalam tabung penampung ( TIDAK mengandung
antikoagulan seperti heparin, EDTA, natrium sitrate) diamkan30 menit untuk
koagulasi darah & kemudian darah dicentrifus (diputar) spesimen serum dari
supernatan.
Jika spesimen plasma/ serum tidak segera diuji, harus didinginkan 2-8°C, untuk
penyimpanan lebih 2 minggu dianjurkan pembekuan.
Spesimen harus ditempatkan pada suhu kamar (suhu 1-30°C) sebelum
digunakan.
Spesimen plasma/serum yang mengandung endapan dapat menyebabkan hasil
tes tidak konsisten. Spesimen tersebut harus diklarifikasi sebelum pengujian.
Prosedur Tes (Lihat gambar)
1. Keluarkan dari kantong foil, letakkan di permukaan yang datar &
kering. (Gunakan pipet kapiler).
2. Tambahkan 20 ul spesimen darah dengan pipet kapiler 20 ul
(menggunakan mikropipet). ke dalam sumur sampel (s)
3. Bila menggunakan specimen plasma/ serum digunakan 10 ul dari
plasma atau serum spesimen (20ul dari spesimen darah) ke dalam
sampel sumur (s).
4. Tambahkan 4 tetes (sekitar 120 ul) dari larutan uji ke dalam sumur
sampel (s).
5. Saat tes mulai bereaksi, maka terlihat ungu bergerak melintas di
kolom hasil. Hasil tes muncul pada 5-20 menit.
Perhatian:
• tidak membaca hasil tes setelah 20 menit. Pembacaan terlambat
dapat memberikan hasil yang palsu.
Interpretasi dari tes (lihat gambar)

1. Pita berwarna muncul di kiri zona menunjukkan tes bekerja


dengan benar. Pita ini disebut garis kontrol (C).
2. Warna pita muncul di tengah & kanan dari zona hasil.
Garis ini adalah garis tes 2 dan garis tes 1 (2, 1).
Hasil negatif:
Jika hanya garis kontrol (C) dalam zona menunjukkan negatif.
Hasil positif:
1. Jika terdapat dua garis muncul pada garis kontrol (C) & garis tes 1 (1) pada zona
mengindikasikan positif untuk HIV -1
2. Jika terdapat dua garis yang muncul pada garis kontrol (C) & garis tes 2 (2) dalam zona
mengindikasikan positif untuk HIV -2
3. Muncul 3 garis, yaitu garis kontrol (C), garis tes 1 (1) dan garis tes 2 (2) dalam zona menunjukkan
hasil positif HIV-1 & HIV-2 atau
• Jika intensitas warna dari garis tes 1 lebih gelap dari garis tes 2 pada zona hasil,
diinterpretasikan sebagai hasil positif HIV-1.
• Jika intensitas warna dari garis tes 2 lebih gelap dari garis tes 1 pada zona hasil,
diinterpretasikan sebagai hasil positif HIV-2.
Perhatian: Walaupun hasil positif HIV-1 & HIV-2 pada satu pasien, kasus jarang terjadi, mungkin
terjadi karena ada homologi dalam urutan asam amino antara HIV-1 dan HIV-2.
Untuk menentukan jenis virus/ mendiagnosis koinfeksi dengan akurat, harus melakukan tes
konfirmasi seperti Western Blot, dll.
Hasil yang tidak valid:

• Tidak ada garis kontrol (C) dalam hasil


• Atau mungkin karena tidak mengikuti prosedur
tes dengan benar. Disarankan untuk melakukan
uji ulang specimen.
Interpretasi Hasil

Positif :
• Terbentuk 2/3 garis berwarna,
• 1 pada zona garis Test 1/ 2 (atau 1 & 2) & 1 pada zona garis
Control.
• berarti pada serum, plasma, & darah terdapat antibody
HIV-1 / 2.
• Garis warna pada zona 1 menandakan infeksi HIV-1,
• Garis warna pada zona 2 menandakan infeksi HIV-2.
Positif :

Terbentuk 2/3 garis berwarna, 1 pada zona garis Test 1 / 2


(atau 1 & 2) dan 1 pada zona garis Control.
berarti pada serum, plasma, & darah terdapat antibody HIV-1
atau 2. Garis warna pada zona 1 menandakan infeksi HIV-1,
Negatif :
Terbentuk satu garis warna pada zona garis Control saja.
berarti pada serum, plasma dan darah tidak ada antibodi HIV.
Invalid/Test gagal :
tidak timbul garis warna pada zona Control
test dinyatakan gagal. Ulangi test dengan alat baru.

Catatan penting:
Hasil test tetap dianggap positif walaupun warna
garis pada zona garis Test lebih gelap/lebih terang
daripada warna garis pada zona garis Control.
. Pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid tes
Keterbatasan Uji

1. Meskipun hasil positif mengindikasikan infeksi virus HIV – 1/ HIV - 2,


diagnosis AIDS hanya dapat dilakukan atas dasar klinis ,
2. jika seseorang terdefinisi seperti yang telah ditetapkan oleh pusat
pengendalian penyakit . untuk sampel yang berulang kali diuji dan hasilnya
positif , tes tambahan yang lebih spesifik harus dilakukan.
3. Pengujian immunochromatographic saja tidak dapat untuk mendiagnosa
AIDS bahkan jika antibodi terhadap resiko HIV - 1 dan HIV - 2 yang ada dalam
spesimen pasien.
4. Hasil negatif tidak menghilangkan kemungkinan infeksi HIV – 1
& HIV - 2. spesimen mungkin berisi kadar antibodi HIV - 1 dan HIV – 2
yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai