TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan penambahan larutan HCl, lalu kadar asam hema
membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar.
Tujuan:
Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Prosedur: Alur:
Persiapan alat :
1. Hemoglobinometer (hemometer) sahli terdiri dari :
a. Gelas berwarna sebagai warna standar.
b. Tabung hemometer dengan perubahan skala putih 2 sampai
dengan 22 skala merah untuk hematokrit.
c. Pengaduk dari gelas.
d. Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ l.
e. Pipet Pasteur.
f. Kertas saring / tissue/kain kasa kering.
2. Reagen.
a. Larutan HCl 0,1 N
b. Aquades.
Pelaksanaan :
1. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda
2.
2. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat
pada tanda 20 l.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet
dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari
dalam pipet berkurang.
4. Masukkan darah sebananyak 20 l ini ke dalam tabung yang
berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulka gelombang udara.
5. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan
mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3
kali.
6. Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
7. Asam hematin yangterjadi diencerkan dengan aquades setetes
demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas
sampai didapt warna yang sama dengan warna standar.
8. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ni adalah
permukaan terendah dari larutan.
Pelaporan :
Dinyatakan dalam gr/dl
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Menghitung jumlah lekosit yang ada dalam volume tertentu.
Tujuan:
Menghitung lekosit dalam darah.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Prosedur :
Persiapan alat : Skema Pemeriksaan:
1. Pipet lekosit.2. Kamar hitung.3. Mikroskop.4. Counter
tally (bila ada). Isap darah dengan pipet Thoma sampai tanda 0,5
Reagen
1. Larutan turk
Pelaksanaan :
1. Hisaplah darah kapiler / darah EDTA dengan pipet lekosit
sampai tepat pada garis 0,5. Isap lar. Turk sapai tanda batas 11, kocok
2. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet
dengan cara menghapus dari pertengahan pipet kebawah dengan
kertas saring/ tissue secara cepat.
3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan turk sambil menahan
Teteskan ke dalam bilik hitung
darah pada garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 dan
larutan turk dihisap perlahan-lahan (jangan sampai timbul
gelembung udara sampai garis 11)
4. Angkatlah pipet dari airan dan tutup ujungnya dan ujung jari lalu
Hitung dengan perbesaran 100x/400x sebanyak 16 kotak atau 32 atau 64
lepaskan karet penghisap.
5. Kocoklah pipet dengan menutup ujung-ujung pipet dengan ibu
jari dan jari tengah selama 2-3 menit.
Bila tidak akan segera diperiksa, letakkan pipet tersebut dalam
posisi horizontal.
6. Ambilah kamar hitung improved neubauer yang bersih, letakkanCatat hasil dan laporkan
kamar hitung ini di dengan kaca penutup terpasang mendatar
diatasnya.
7. Kocokklah kembali pipet yang telah diisi tadi, kemudian buangla
cairan ke dalam batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan
segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30C pada
permukaan kamar hitung serta menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung terisi secara perlahan-lahan
dengan sendirinya.
8. Biarkan kamar hitung berada di atas mikroskop selama 2
menit agar lekosit mengendap. Bila tidak segera hitung dapat
disimpan dalam petridish tertutup yang berisi kapas basah.
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Menghitung jumlah lekosit yang ada dalam volume tertentu.
Tujuan:
Menghitung jumlah tiap-tiap jenis lekosit dalam darah.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Prosedur:
Persiapan alat : Alur Pemeriksaan:
1. Mikroskop.
2. Kaca obyek yang kering bebas debu dan lemak. Buat apusan darah tipis pada objek glass
3. Lancet steril.
4. Pencatat waktu.
5. Rak pengecatan.
6. Rak pengering.
7. Minyak imersi.
8. Kaca penggeser. Fiksasi dengan methanol selama 2 detik
9. Pisnsil kaca.
Reagen :
1. Larutan wright.
2. Larutan penyanggah dengan pH6,4.
Cara Pemeriksaan :
1. Pembuatan sediaan apus darah. Setelah kering beri warna giemsa selama 15 menit
a. Teteskan satu tetes darah diatas kaca objek 2cm dari tepi.
b. letakkan kaca tersebut di atas meja dengan darah sebelah kanan.
c. Dengan kanan tangan diletakkan kaca penggeser di sebelah kiri
tetesan darah.
d. Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan tersebut.
e. Biarkan darah menempel dan menyebar rata di pinggir kaca Bilas dg air, keringkan,
penggeser. periksa dibawah mikroskop
f. Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut 30 - 45.
Jangan menekan kaca penggeser tersebut ke bawah.
g. Biarkan kesediaan tersebut kering di udara. Lalu tulislah nama
pasien, pada bagian tebal dari sediaan dengan pinsil kaca.
2. Pewarnaan sediaan apus. Catat hasilnya, dan laporkan
a. Letakkan sediaan yang akan diwarnai pada rak pewarna
dengan lapisan darah di atas. Kemudian teteskan 20 tetes
larutan wright dan biarkan selama 20 menit.
b. Lalu teteskan sama banyaknya lsrutsn penyanggah ke atas
sediaan dan biarkan 5 menit.
c. Siramlah sediaan itu dengan aquades. Mula-mula perlahan-
lahan kemudian keras-keras untuk membersihkan sediaaan
dari kotoran.
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Laju Endap Darah (LED) adalah sebuah pengukuran seberapa cepat sel-sel darah merah jatuh ke
dasar sebuah tabung uji. Ketika pembengkakan dan peradangan hadir, protein darah mengumpul dan
menjadi lebih berat dari biasanya. Jadi, ketika diukur, mereka mengendap dan berkumpul lebih cepat
di bagian bawah dari tabung uji. Umumnya, semakin cepat sel-sel darah turun, lebih parah
peradangan
Tujuan:
Untuk mengetahui banyaknya sel-sel darah yang mengendap dalam waktu tertentu.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
Prosedur: Alur
Bahan : Ambil darah vena 2 cc,
1. Darah vena dengan antikoagulen.
Persiapan alat :
1. Pipet westergren.
2. Rak westergren.
Pelaksanan : masukan ke dalam tabung rekasi yang sudah tercampur 0,5 cc Na citrate 3,8%, campurkan
darah
1. Pipetlah larutan NaCl 0,85% (PZ)
sebanyak 0,25 ml (menggunakan pipet
westergren sampai tanda 150)
2. Pipetlah darah sebanyak 1 ml
(menggunakan pipet westergren sampai
tanda nol (0), masukkanlah kedalam
Isap
tabung reaksi dengan
yang berisi tabung
PZ, laluwestergreen
kocok. sampai tanda 0, letakan tegak lurus pada rak westergreen
3. Pipetlah campuran darah tersebut
dengan menggunakan pipet yang sama
sampai tanda nol.
4. Letakkanlah pada`rak westergren
dalm sikap tegak \lurus.
5. Tunggulah selama 1 jam, baca nilai
L.E.D nya.Baca hasil pemeriksaan pada 1 jam pertama dan 2 jam berikutnya, laporkan hasilnya dan catat
Pengertian:
Suatu tindakan pemeriksaan golongan darah
Tujuan:
Untuk mengetahui golongan darah seseorang
Kebijakan
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
Prosedur:
Persiapan Alat : Ambil darah
Alur: kapiler
1. Kaca`obyek.
2. Lancet.
3. Kapas alkohol.
Teteskan pada kartu gol darah sebanyak 3 titik yang sudah ditetesi serum anti A, anti B dan anti AB
Reagen :
1 set antisera yang berisi :
a. Serum anti A.
b. Serum anti B.
c. Serum anti AB.
d. Anti Rh faktor.
Campurkan masing-masing tetesan tersebut, lihat hasilnya, laporkan dan catat hasilnya
Cara pemeriksaan :
1. Taruhlah pada kaca objek :
a. 1 tetes serum anti A.
b. 1 tetes serum anti B.
c. 1 tetes serum anti AB
d. 1 tetes anti Rh factor.
2. Setetes kecil darah kapiler atau diteteskan pada
serum-serum tersebut diatas. Campur dengan ujung
lidi (satu lidi untuk satu macam campuran).
3. Goyangkan kaca obyek dengan mmbuat gerakan
melingkar selama 4 menit.
4. Lihat bagian mana yang ada aglutinasinya
Perhatian ! Bila :
1. Anti A aglutinasi positif
Anti B aglutinasi negatif golongan darah A
Anti AB aglutinasi positif
2. Anti A aglutinasi negatif
Anti B aglutinasi positif golongan darah B
Anti AB aglutinasi positif
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian
Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat
pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan bronki bukan berupa air ludah. Sputum dapat
dibedakan dengan ludah antara lain : ludah biasa akan membentuk gelembung-gelembung jernih di
bagian atas permukaan cairan,sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopis ludah
akan menunjukan gambaran sel-sel gepeng sedang pada sputum hal ini tidak ditemukan.
Tujuan
Untuk menemukan adanya bakteri tahan asam dalam dahak penderita.
Kebijakan
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
Prosedur:
Persiapan Alat :
Buat tidak
1. Kaca obyek yang bersih apusan dahak dan
berminyak pada objek gelas, keringkan lalu fiksasi diatas api spirtus
tidak bergores.
2. Lampu spritus.
3. Pensil kaca.
4. Rak pewarna.
5. Rak pengering.
Reagen :
Larutan Ziehl neelsen. Buat apusan dahak pada objek gelas
Cara Pembuatan :
1. Kaca obyek diberi nomor kode/nomor
pasien/nama pasien pada sisi kanan
kaca`obyek.
2. Pilih bagian dahak yang kental, warna
Warnai dengan pewarnaan ziehel Nielsen
kuning kehijauan, ada`perkejuan, ada`pus
atau darah. Ambil sedikit bagian teresebut
dengan memakai sengkelit/ose yang
sebelumnya dibakar dahulu sampai pijar.
Kemudian didinginkan.
3. Ratakan diatas kaca obyek dengan ukuran
2 3 cm. apusan dahak jangan terlampau Baca dg mikroskop perbesaran 1000x
tebal atau terlampau tipis. Keringkan pada
suhu kamar.
4. Ose sebelum dibakar dielupkan dulu
kedalam botol yang berisi campuran alkohol
70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 Laporkan dan catat hasilnya
dengan tujuan untuk melepaskan partikel
yang melekat pada ose (untuk mencegah
terjadinya perikan atau aerosol pada waktu
ose dibakar yang dapat menularkan kuman
tubercoluse).
5. Kemudian rekatkan/fiksasi dengan cara
melakukan di atas lidah api dengan cepat
sebanyak 3 kali selama 3 5 detik. Setelah
itu sediaan langsung diwarnai dengan
pewarnaan Ziehl Neelsen.
6. Pewarnaan Ziehl Neelsen :
a. Letakkan sediaan di atas rak pewarna.
Kemudian tuang larutan Carbol Fuchsin
sampai menutupi seluruh sediaan.
b. Panasi sediaan secara hati-hati idatas api
selama 3 menit sampai keluar uap, tetapi
jangan sampai mendidih atau kering.
Kemudian api digeser dan sediaan didiamkan
selama 5 menit.
c. Cuci dengan aquadest yang mengalir sampai
zat warna yang bebas terbuang.
d. Tuang HCl alcohol 3% sampai warna merah
dari fuchsin hilang.
e. Bilas dengan air mengalir.
f. Tuangkan larutan Methylen blue 0,1%
sampai menutupi seluruh permukaan dan
tunggu 10 20 detik.
g. Bilas dengan air mengalir.
h. Keringkan di rak pengering (jangan dibawah
sinar matahari langsung).
i. Baca pada mikroskop dengan perbesaran
100x
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya antibody (uji kualitatif) titer antibody (uji kuantitatif)
terhadap infeksi slmonela typhosa.
Tujuan:
Untuk membantu diagnosa penyakit thypus.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
Prosedur:
Persiapan Alat : Alur:
1. Obyek glass.
2. Pipet. 0,06 ml serum
diteteskan pada 4
3. Pengaduk. tempat terpisah pada
obyek glass.
Prosedur : Masing-masing
1. Kualitatif ditetesi dengan
a) 0,06 ml serum diteteskan pada 4 antigen salmonella.
tempat terpisah pada obyek glass.
b) Masing-masing ditetesi dengan antigen
salmonella.
c) Diaduk, digoyang melingkar, dibaca . Diaduk, digoyang melingkar, dibaca aglutinasi
aglutinasi.
2. Kuantitatif
a) Dilakukan pengenceran serum.
b) Tiap pengenceran diteteskan pada
obyek glass.
c) Dari masing-masing pengenceran
Laporkan dan catat hasil
dilakukan test seperti pada test kualitatif.
Interpretasi serum (ml) titer antibody
Hasil 0,04 1 : 40
0,02 1 : 80
0,02 1 : 160
0,005 1 : 320
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya hormon human chorionie gonadotropin (HCG) dalam urine.
Tujuan:
Untuk membantu diagnose kehamilan dini.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
Prosedur: Alur:
Persiapan Alat :
1. Strip tes kehamilan.
Tamping urine pasien pada tempatnya
Prosedur :
1. Strip tes dan urine harus pada suhu (15 30c) untuk
pengujian.
2. Lepaskan strip tes ke dalam kemasan yang disegel.
3. Celupkan strip ke dalam urine dengan panah menunjuk
kearah urine. Ambil strip setelah 3 Celupkan
derik lalu letakkan
strip strip
ke dalam urine dengan panah menunjuk kearah urine
ditempat datar, permukaan bersih, kering dan nonpenyerap
(jangan biarkan tingkat urine melebihi MAX pada garis
penanda).
Positif
Invalid
Invalid
Negatif
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian:
Air kencing (urine) merupakan cairan sisa yang dieksresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi.
Tujuan:
Menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik dan anorganik dalam urine secara mikroskopik.
Kebijakan:
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
Alur:
Prosedur:
Persiapan Alat : 5 ml urine di sentrifue 5 menit kecepatan 2000 rpm
2. Sentifuge.
3. Mikroskop.
4. Obyek glass.
5. Cover glass.
6. Pipet.
Tuang urine bagian atas, tersisa ml, kocok
Prosedur :
1. Kocok urine dalam botol supaya sdimen
tercampur rata.
2. Masukkan 5 10 ml urine ke dalam tabung
Dengan pipet tetes, teteskan pada objek glass tutup dg cover glass, periksa dibawah mikroskop perbesaran 40x
sentifuge.
3. Disentifuge selama 5 menit dengan kecepatan
2000 rpm.
4. Tuang urine bagian atas hingga tersisa ml
urine.
5. Kocok tabung untuk mencampur sedimen.
6. Dengan pipet tetes, diteteskan 1 tetes sedimen
pada obyek glass, kemudian ditutup dengan
Baca hasil, laporkan dan catat
cover glass.
7. Periksa dibawah mikroskop.
Mula-mula dengan perbedaan obyektif 10x
(lapang pandang keci/LPK) kemudian dengan
pembesaran obyektif 40x lapang pandang besar /
LPB)
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Prosedur :
1. Ambil pot dahak dan kaca sediaan yang beridentitas dama dengan
Oleskan sputum secara merata pada objek glas, jangan terlalu tebal dan terlalu ipis
pot dahak.
2. Buka pot dengn hati-hati untuk menghindari terjadinya droplet
(percikan dahak).
3. Buat sediaan hapus dengan oase (sengkelit) dengan urutan sebagai
berikut :
a) Panaskan oase diatas nyala api spirtus sampai merah dan biarkan
sampai dingin.
b) AmbilBiarkan sampai
sedikit dahak darikering,
bagiansetelah kering
yang kental danapusan
kuning dahak
kehijau-difiksasi diatas api Bunsen selama 3
hijauan (purulen) menggunakan oase yang telah disterilkan diatas.
c) Oleskan dahak secara merata (janga terlalu tebal tapi jangan terlalu
tipis) pada permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3 cm.
d) Masukkan oase ke dalam botol (berukuran 300 500 cc) yangberisi
pasir dan alkohol 70% (setinggi 3-5 cm diatas pasir), kemudian
digoyang-goyangkan untuk melepaskan partikel yang melekat pada
oase / sengkelit.
e) Setelah itu dekatkan oase tersebut pada api spirtus sampai kering,
kemudian dibakar pada api spirtus tersebut sampai membara.
f) Keringkan sediaa diudara terbuka, jangan terkena sinar matahari
langsung atau diatas api, biasanya memerlukan waktu sekitar 15
30 menit, sebelum sediaan hapus tersebut fiksasi.
g) Gunakan pinset untuk megambil sediaan yang sudah kering pada
sisi berlabel dengan hapusan dahak menghadap keatas.
h) Lewatkan di atas lampu spirtus sebanyak 3 kali (memerlukan
waktu sekitar 3 5 detik) untuk fiksasi (kalau terlalu lama dapat
merubah bentuk kuman dan membuat sediaan pecah).
Unit Terkait Laborat
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai
lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan
pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada
waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada
pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri
tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.
Tujuan Untuk melakukan pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam (BTA) antara lain
mycobacterium tuberculosis, mycobacterium non tuberculosis dan mycobacterium
leprae
1. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi
Kebijakan
Laboratorium Kesehatan
4. Kepmenkes RI no. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat
Prosedur: Alur:
Persiapan Alat :
Letakan sediaan dengan
1. Kit reagen Ziehl Neelsen berisi : bagian apusan menghadap
a) Carbol fuctisin 0,3%. ke atas pad arak pewarnaan
b) Asam alkohol 3%.
c) Methylene blue 0,3%
2. Rak pengecatan. Tuangkan karbol fuchsin
3. Corong dengan kertas filter. 0,3% melalui kertas saring
4. Pipet. hingga mengenangi seluruh
5. Pinset. permukaan sediaan.
6. Lampu spirtus.
7. Air mengalir.
8. Rak pengering. Panasi dari bawah
menggunakan sulut api
Prosedur : setiap sediaan sampai
keluar uap, diamkan 5, bilas
1. Letakan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas dengan air mengalir
pad arak pewarnaan, beri jarak kurang lebih satu jari antara
satu sediaan dengan sediaan yang lain. Genangi dengan asam
2. Tuangkan karbol fuchsion 0,3% melalui kertas saring hingga alkohol 3%. Bilas dg air
mengenangi seluruh permukaan sediaan. mengalir, sampai warna
3. Panasi dari bawah menggunakan sulut api setiap sediaan putih pucat
sampai keluar uap (jangan sampai mendidih).
4. Diamkan selama 5 menit.
5. Bilas sediaan dengan hati-hati menggnaka air mengalir. Genangi dg metilen blue
6. Genangi dengan asam alkohol 3%. 0,3%, selama 20. Bilas dg
7. Bilas sediaan dengan hati-hati menggunkan air mengalir. air, keringkan. Baca dg
8. Ulangi pemberian asam alkohol sampai tidak tampak warna mikroskop perbesaran
mera fuchsion. 1000x
9. Genangi sediaan dengan methylene blue 0,3% selama 0-20
detik. Catat hasil dan laporkan
10. Bilas sediaan dengan hati-hati mengunakan air mengalir.
11. Keringkan sediaan pad arak pengering.
12. Baca sediaan dengan menggunakan mikroskop binokuler
pembesar 1000X
Interpretasi Hasil :
Positif : BTA akan terlihat berwarna merah terang dengan latar
belakang biru tanpa ada kotoran dan pewarnaan.
Pembacaan Hasil :
Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan
menggunakan skala IUATLD sebagai berikut :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut
negative.
2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah
kuman yang ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau
(1+).
4. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut + + atau
(2+).
5. Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut + + + atau
(3+).
Penulisan gradasi hasil bacaan penting untuk menunjukkan
keparahan penyakit dan tingkat penularan penderita tersebut.
Catatan :
Bila ditemukan 1 3 BTA dalam 100 lapang pandang,
Unit
Laborat
Terkait
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
NO KOMPONEN URAIAN
1. Dasar Hukum 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 1 Tahun
2015 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Persyaratan Pelayanan 1. Pasien terdaftar di loket pendaftaran
2. Rujukan dokter, Permintaan sendiri
3. Sistem, mekanisme, dan 1. Pasien menyerahkan rujukan dokter, permintaan sendiri
prosedur 2. Pasien mendapatkan pelayanan pemeriksaan
laboratorium sesuai rujukan dokter.
3. Pasien menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu
4. Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan
laboratorium ke dokter
4. Jangka waktu penyelesaian 5-30 menit (tergantung jenis pemeriksaan)
5. Biaya/ tarif Sesuai:
1. Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 1 Tahun
2015 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
6. Produk pelayanan Pelayanan pemeriksaan laboratorium sesuai rujukan
dokter
7. Sarana, prasarana dan/atau Alat pengambil spesimen, Hematologi Analyzer,
fasilitas Fotometer, Reagen, Mikroskop, Sentrifuge, Alat
penunjang
8. Kompetensi pelaksana Analis laboratorium
9. Pengawasan internal Dilakukan secara rutin oleh Kepala Puskesmas
10. Penanganan pengaduan, Pengaduan dan saran dapat disampaikan langsung kepada
saran, dan masukan Kepala Puskesmas atau dimasukkan di kotak saran,
kemudian diproses untuk mendapat tanggapan
11. Jumlah pelaksana 1 orang
12. Jaminan pelayanan BPJS, Jamkesda,
13. Jaminan keamanan dan Sesuai standar operasional prosedur
keselamatan pelayanan
14. Evaluasi kinerja pelaksana Dilakukan secara berkala melalui lokmin bulanan,
tribulanan, dan tahunan secara intern, kemudian
dievaluasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
dalam kegiatan Bintek Tahunan.
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti
Pengertian
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit
1. Untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan memenuhi syarat untuk
Tujuan dilakukan pemeriksaan.
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
1. Siapkan peralatan: handskun, lancet steril, kapas alcohol 70%, alat ukur
Prosedur
gula, stik, dan pendokumentasian.
2. Pilih jari tengah lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
3. Tusuk dengan lancet steril pada ujung jari manis sampai keluar darah.
4. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
5. Teteskan darah pada ujung stik gula.
6. Baca hasil pemeriksaan.
7. Pencatatan.
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
1. Siapkan peralatan: handskun, lancet steril, kapas alcohol 70%, alat ukur
Prosedur
asam urat, stik, dan pendokumentasian.
2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.
3. Tusuk dengan lancet steril pada ujung jari manis sampai keluar darah.
4. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
5. Teteskan darah pada ujung stik gula.
6. Baca hasil pemeriksaan.
7. Pencatatan.
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
1. Siapkan peralatan: handskun, lancet steril, kapas alcohol 70%, alat ukur
Prosedur
asam urat, stik, dan pendokumentasian.
2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.
3. Tusuk dengan lancet steril pada ujung jari manis sampai keluar darah.
4. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
5. Baca hasil pemeriksaan.
6. Pencatatan.
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
1. Siapkan peralatan: handskun, lancet steril, kapas alcohol 70%, alat ukur
Prosedur
kolesterol, stik, dan pendokumentasian.
2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.
3. Tusuk dengan lancet steril pada ujung jari manis sampai keluar darah.
4. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
5. Baca hasil pemeriksaan.
6. Pencatatan.
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian Pengambilan dan pendistribusian spesimen dalam keadaan fresh dan aman
sebagai bahan pemeriksaan laboratorium
Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim ke
laboratorium bagi pasien rawat inap.
Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium
2. Menyediakan spesimen (UL, FL, sputum dan sampel darah untuk cross
match)
Prosedur PERSIAPAN PERALATAN :
1. Spuit 5. Pot / tabung FL
2. botol darah yang berisis EDTA 6. Pot sputum
3. botol urin 7. Kertas etiket
4. kapas alkohol 8. baki
PENATALAKSANAAN
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku permintaan
pemeriksaan laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam
3. Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan dan masing-masing
tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :
* Nama pasien * Tanggal pengambilan
* umur * Macam pemeriksaan (UL, FL, sputum, dll)
* Ruang rawat
4. keluarga pasien yang mengantar spesimen ke laborat kecuali tidak ada
keluarganya diantar oleh petugas bila di lakukan dilaborat puskesmas
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja
pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan
laboratorium dan biayanya (ditulis dipojok atas dengan secarik kertas)
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap
DITETAPKAN OLEH :
KEPALA PUSKESMAS
SOP
Puskesmas Kend
it ... ... 1/1
Disetujui oleh,
Kebijaka2. Menyediakan spesimen (UL, FL, sputum dan sampel darah untuk cross
n match)
PERSIPAN PERALATAN :
PENATALAKSANAAN
* Ruang rawat
Unit
terkait Laboratorium
SOP
PENANGANAN TUBERCOLUSIS
Disetujui oleh,
Kriteria Diagnosis
Sering demam, batuk, napsu makan turun, berat bdan tidak mau naik,
kontak dengan TB dewasa adanya benjolan pada leher, selangkangan paha,
kejang, kaku, muntah dan kesadaran menurun, pembesaran hepar dan lien,
Pengerti uji tuberkulin (+), kelainan pada fota toraks dan kelainan pada likuor
an serebro spinalis.
Kebijaka
n Dilakukan oleh perawat senior yang sudah mahir
Diagnosis Diferensial
Atipik, sarkoidosis
Uji tuberkulin, pemeriksaaan darah rutin lengkap, foto oraks, foto tulang ,
tulang/ palvis. Tulang punggung, fundoskopi, pemeriksaan hasil TB dari
bilasan lambung dan sputum, biopsi jaringan, pungsi pleura dan lumbal atas
indikasi.
Perawatan
Rawat Inap, pada kasus berat rujukan ke RS
Terapi
Perlu
Lama perawatan
Out Put
Sembuh, kronik atau meninggal
Terapi
Untuk kategori 1 dengan menggunakan paket OAT yang diberikan mingguan
Unit
Terkait BP, P2M, UGD
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
1. Dokter
6 Unit Terkait
2. Perawat
. 3. Bidan
1. Buku register laboratorium
7 DokumenTer
2. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
. kait
8 Diagram alur
. Pasien membawa
form permintaan
Informasikan
waktu tunggu
Validasi identitas
pasien
Pengambilan
spesimen
Catat di buku
register lab
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian Tepat waktu pemeriksaan adalah semua hasil pemeriksaan laboratorium tidak
boleh lebih lama dari waktu yang telah ditentukan
Tujuan Agar hasil laboratorium layak digunakan sebagai penunjang diagnosis.
Kebijakan
Langkah-langkah A. Tepat Waktu Pemeriksaan
prosedur 1. Hasil Pemeriksaan Instalasi Poli umum/ gigi, KIA
dan IGD,
sudah dapat diterima oleh peminta jasa pada jam 12.00 pada hari itu
juga setelah spesimen diterima
Jika terjadi kerusakan pada alat pemeriksa, waktu pengambilan hasil
akan disesuaikan dengan berapa lama alat sudah dapat diperbaiki.
harinya setelah spesimen diambil.
Jika terjadi kerusakan pada alat pemeriksa, waktu pengambilan hasil
akan disesuaikan dengan berapa lama alat sudah dapat diperbaiki.
2. Hasil Pemeriksaan Cito
Hasil pemeriksaan cito sudah harus diterima oleh peminta jasa
laboratorium cito paling lama 2 jam setelah spesimen diterima.
Jika terjadi kerusakan pada alat pemeriksa, waktu pengambilan hasil
akan disesuaikan dengan berapa lama alat sudah dapat diperbaiki.
B. Jadwal Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Hematologi
Penerimaan sampel mulai dari jam 08.00-12.00 WIB pada hari Senin-
Kamis, sedang untuk hari Jumat-Sabtu mulai dari jam 08.00-10.00
WIB.
2. Pemeriksaan Kimia Darah
Penerimaan sampel mulai dari jam 08.00-13.00 WIB pada hari Senin-
Kamis, sedang untuk hari Jumat-Sabtu mulai dari jam 08.00-10.00
WIB.
3. Pemeriksaan Urinalisa
Penerimaan sampel mulai dari jam 08.00-12.00 WIB pada hari Senin-
Kamis, sedang untuk hari Jumat-Sabtu mulai dari jam 08.00-10.00
WIB.
4. Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
Penerimaan sampel mulai dari jam 08.00-12.00 WIB pada hari Senin-
Kamis, sedang untuk hari Jumat-Sabtu mulai dari jam 08.00-11.00
WIB.
5. Pemeriksaan Serologi
Penerimaan sampel mulai dari jam 08.00-12.00 WIB pada hari Senin-
Kamis, sedang untuk hari Jumat-Sabtu mulai dari jam 08.00-10.00
WIB.
6. Pemeriksaan Feses
Penerimaan sampel mulai dari jam 08.00-12.00 WIB pada hari Senin-
Kamis, sedang untuk hari Jumat-Sabtu mulai dari jam 08.00-10.00
WIB.
C. Laporan Hasil Pemeriksaan
Semua sampel yang diperiksa di laboratorium harus ditulis pada
lembar hasil pemeriksaan yang berisi: nama pasien, umur pasien, nama
dokter, no.RM, ruang yang meminta, tanggal pemeriksaan, jenis spesimen,
jenispemeriksaan,metode pemeriksaan, nilai rujukan, tanda tangan
pemeriksan dan tanda tangan dokter penanggung jawab lembar hasil
pemeriksaan dengan ketentuan lembar hasil yaitu :
1. Hasil pemeriksaan Hematologi, Kimia, serologi dan
Urinalisis ditulis pada lembar hasil yang sama.
2. Hasil pemeriksaan kimia darah saja ditulis pada
lembar hasil kimia darah.
Hal-Hal yang perlu Penulisan hasil laboratorium harap di validasi oleh petugas
diperhatikan
Out put Pelaporan hasil pasien tepat waktu.
Terkait 1. Poli umum
2. Poli gigi
3. KIA
4. IGD
Referensi 1. Form.hasil pemeriksaan Laboratorium
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah menggunakan alat pelindung diri sebelum
masuk pintu ruang laboratorium sebelum melakukan pekerjaan sampai selesai
melakukan pekerjaan yakni pemakaian jas lab, sarung tangan, sepatu dan masker
Tujuan Menggunakan Alat Pelindung Diri (Lab Jas, Sarung Tangan, Masker, Sepatu ) untuk
melindungi diri dari, kecelakaan kerja, kontaminasi, bahan patologi, hygiene
dilaboratorium, demi tercapainya keselamatan dan kesehatan kerja
Kebijakan Jas Lab untuk melindungi badan dari kontak langsung bahan berbahaya dan
patologis.
Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan dari kontak langsung bahan
patologis.
Masker digunakan untuk melindungi hidung dari polusi udara, gas yang berbahaya
maupun percikan zat kimia.
Sepatu digunakan untuk melindungi kaki dari tumpahnya bahan patologis, zat kimia
Dilakukan /dipakai alat pelindung diri tersebut saat memasuki ruang laboratorium
untuk mulai kerja dan segera dilepas setelah pekerjaan dilaboratorium selesai.
PELAKSANAAN
1.Persiapan Alat
a. Alat Pelindung Diri yang diperlukan ( Jas lab, sarung tangan, sepatu yang
bertutup bagian depannya, masker)
2.Pelaksanaan
a. Sebelum masuk pintu ruang laboratorium jas lab segera dipakai
dan kancing baju ditutup
b. Rambut jika panjang diikat
c. Sepatu yang bertutup bagian depannya segera dipakai
d. Gunakan sarung tangan sebelum mulai bekerja
e. Masker segera dipasang untuk menutupi bagian mulut dan
hidung sehingga terlindung dari gas berbahaya, bahan patologi, percikan zat
kimia
f. Setelah selesai bekerja diruang laboratorium masker yang tidak
sekali pakai segera dilepas dan kembalikan ketempat semula sedang masker
yang sekali pakai segera dibuang ketempat yang sesuai
g. Sarung tangan setelah digunakan segera dicuci dengan
desinfektan, dilepas, yang sekali pakai segera dibuang ketempat sampah
sedang yang bukan sekali pakai disimpan ketempat semula.
h. Cuci tangan sebelum melepas sepatu ( lihat SOP Mencuci tangan
)
i. Sepatu dilepas dan tempatkan kembali ditempat semula
j. Baju praktik/ lab jas segera dilepas dan tempatkan kembali
ketempat semula.
k. Segera keluar dari ruang laboratorium
Terkait 1. Poli umum
2. Poli gigi
3. KIA
4. IGD
5. Lab
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational
Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat
kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan
Tujuan Memberikan pedoman pelaksanaan penanganan limbah B3 agar tidak mencemari
Lingkungan Hidup dan Keselamatan Kesehatan Kerja, dengan mengacu kepada UU
dan peraturan yang berlaku
Ruang Penanggung jawab implementasi penanganan ini adalah bagian yang menghasilkan
Lingkup limbah B3, bagian gudang/store dan Kepala Tata Usaha/PGA
Referensi 1. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan LB3.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan LB3
6. PerMen LH Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan Label LB3
7. PerMen LH Nomor 30 Tahun 2009 Tatacara Perizinan LB3 oleh Pemda
Langkah- PROSEDUR
langkah Persyaratan Umum Tempat/Lokasi Penyimpanan B3
prosedur A
1. Merupakan daerah bebas banjir dengan jarak minimum antara lokasi
dengan fasilitas umum adalah 50 meter..
2. Tempat penyimpanan LB3 harus kedap air dan harus dibuat Bak
penampungan apabila terjadi kebocoran.
3. Tempat penyimpanan harus diidentifikasi (diberi symbol dan lebel) dan
memiliki perlengkapan pemadam api yang memadai.
4. Memiliki tempat bongkar muat LB3 yang memadai dengan lantai yang
kedap air
B Persyaratan Penyimpanan LB3 dengan menggunakan Kemasan Drum
1. Karakteristik kemasan harus sesuai dengan karakteristik LB3 yang akan
disimpan, bisa berupa drum plastic & drum logam.
2. Penyimpanan kemasan/drum harus dibuat dengan system blok, sehingga
dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan dan
apabila terjadi kebocoran atau kerusakan kemasan/drum dapat segera
ditangani.
3. Lebar antara blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya, sehingga
dapat dilewati kendaraan pengangkut (forklift) atau minimal 60 cm agar
dapat dilewati saat dilakukan pemeriksaan.
4. Apabila penumpukan kemasan harus dilakukan maka harus diperhatikan
kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam maka
tumpukan kemasan maksimum 3 lapis dengan tiap lapis dialasi palet (setiap
palet mengalasi 4 drum) dapat dilihat pada gambar 1 Lampiran 1.
5. Setiap drum harus diberi lebel dan symbol sesuai karakteristik limbah LB3
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Pengertian Secara umum term waste (bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak
berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang-barang yang dibuang dapat
berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering: tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan lain-lain bahan
yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik dan infuse, lancet, dak glas,
objek gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah),
handscoen
B. Sampah non medis :
Sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok,sampah
kantor dll.
Tujuan Menyelenggarakan pengolahan limbah laboratorium secara baik sehingga
menghilangkan resiko bahaya limbah terhadap manusia, baik petugas, pasien,
tamu, masyarakat maupun lingkungan sekitar.
Protap ini disusun sebagai acuan untuk :
1. Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang menanganinya dan
masyarakat.
2. Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan yang tidak
sengaja.
3. Memberikan lingkungan yang estetik.
Kebijakan Limbah laboratorium harus dikelola dengan baik agar tidak membahayakan
manusia dan lingkungan sekitarnya. Untuk pengolahan limbah laboratorium
tersebut
Langkah- A. Limbah cair
langkah Yang termasuk limbah cair adalah: Pelarut organik bahan
prosedur kimia untuk pengujian, bekas pencucian alat dan specimen
(darah dan cairan tubuh).
1. Cairan bekas pencucian alat langsung dialirkan lewat wastafel yang
langsung terhubung dengan pipa pembuangan akhir limbah organik.
2. Limbah cair sisa analisa dari alat kimia maupun hematologi ditampung
dalam dirigen, kemudian dibawa ke pembuangan limbah organik untuk
diproses.
B. Limbah padat
Yang termasuk limbah padat adalah: Peralatan habis pakai
seperti jarum suntik, sarung tangan, kapas, botol specimen
kemasan reagen, sisa specimen dan kertas bekas.
1. Jarum suntik dan sisa benda tajam lainnya ditampung dalam dirigen
khusus kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir limbah.
2. Sarung tangan, kapas, botol specimen, kemasan reagen dan bahan-bahan
infeksius lainnya ditampung dalam bak sampah dengan plastik berwarna
kuning, sedangkan kertas dan plastik bekas ditampung dalam bak sampak
dengan plastik berwarna hitam.
C. Limbah Gas :
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterlilisasi atau dari termometer yang pecah
( air raksa)
Terkait Lab
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota
NOMOR SOP
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH Kepala Puskesmas Cianjur Kota