NIM : PO714203191040
Kelas : B1
TAHUN 2021
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 8 April 2021 (Metode Kualitatif)
Kuantitatif
kuantitatif
A. Dasar Teori
tulang dan tulang rawan. Penyakit ini diawali dengan aktivasi sel T autoreaktif
sel-sel efektur seperti sel sinovial dan sel B, melalui sitokin yang diproduksi
plasma, dan makrofag. Semua sel menujukan aktivasi yang tinggi dan
diantaranya yaitu kekakuan sendi di pagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi,
tangan dan kaki disertai rasa nyeri. Menurut buku Asuhan Keperawatan pada
yang berat dan kemungkinan komplikasi sistemik. (Agnes Sri Harti, Dyah
Yuliana, 2007)
partikel lateks yang dilapisi oleh antibody IgG manusia. Jika darah tersebut
Faktor ini merupakan suatu factor anti- gammaglobulin. Titer RF yang tinggi
ada kaitannya dengan rheumatoid nodul, penyakit yang parah, vaskulitis dan
diagnosis, tetapi bukan test yang spesifik untuk RA. RF dapat ditemukan pada
dengan lanjutnya usia, sebanyak 15-20% dari mereka yang berusia diatas 60
mempunyai RF positif yang titernya rendah. Darah juga dapat ditest untuk
juga menderita anemia. Cairan sinovial yang normal merupakan cairan kuning
muda yang jernih dengan jumlah leokosit kurang dari 200 sel per millimeter
kubik. Karena proses peradangan yang terjadi dalam sendi kasus RA, maka
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
pasien lain.
b. Persiapan Sampel
c. Prinsip Pemeriksaan
lebih besar dari 8,0 IU/ml maka pada partikel akan terjadi aglutinasi.
Hal ini menunjukkan reaksi positif pada sampel terhadap RF. Dan
titernya.
Alat:
- Tip kuning
- Mikropipet
- Batang pengaduk
- Slide test
- Rotator
- Rak tabung
- Tabung reaksi
- Timer
Bahan:
1. Sampel serum
3. Kontrol positif
4. Kontrol negatif
5. RF latex
2. Analitik
Prosedur Kerja:
a. Pemeriksaan RF Metode Kualitatif
5) Satu tetes sampel kontrol negatif ditambahkan pada black slide test
3.
RF 8 IU/ml.
Kelebihan:
selesai
Hemat biaya
Kekurangan:
ini.
C. Kesimpulan
artinya kadar RF dalam sampel serum tersebut adalah kurang dari 8 UI/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana. 2007. Pemeriksaan Rheumatoid Faktor Pada
Husada Surakarta.
Aletaha D, Neogi T, Silman A J, Funovits J, Felson DT, Bingham CO, et al. 2010
Harti, A. S. 2006. Imunologi Serologi II. Surakarta: Fakultas Biologi D III Analis
Kesehatan USB.
J Indon Med Assoc, Jusak Nugraha, dkk. 2012. Diagnostic Value of Anti-Mutated
Medika : Jakarta
Salma, 2014. Tetap Sehat Setelah Usia 40. Jakarta: Gema Insani
EGC