DISUSUN OLEH:
VIRA ANGELICA
NIM. 711345319040
TINGKAT 2B/3
Tujuan Praktikum :
Metode :
Reaksi Aglutinasi
Prinsip Pemeriksaan :
RF (Rheumatoid Factor) pada serum pasien akan bereaksi dengan IgG manusia yang
dilekatkan pada partikel lateks polystyrene membentuk aglutinasi pada slide
Dasar Teori :
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan faktor reumatoid ini adalah
Persiapan Pasien:
Analitik :
Prosedur Kerja:
Hasil Pengamatan :
Pasca Analitik :
Interpretasi Hasil:
PENGENCERAN FR (IU/mL)
Normal 8
1:2 16
1:4 32
1:8 64
1:16 128
Pengenceran:
1 + 1 (1:2)
1 + 2 (1:4)
1 + 7 (1:8)
1 + 15 (1:16)
1 + 31 (1:32)
Rumus :
Volume Sampel (serum)
Volume Sampel + Volume Pengencer
Pembahasan:
Prinsip pemeriksaan ini adalah reagen RF mengandung partikel latex yang dilapisi
dengan gamma globulin manusia. Ketika reagen yang dicampur dengan serum yang
mengandung RF pada level yang lebih besar dari 8,0 IU/ml maka pada partikel akan terjadi
aglutinasi. Hal ini menunjukkan reaksi positif pada sampel terhadap RF. Dan harus dilakukan
pemeriksaan secara semi kuantitatif untuk mengetahui titernya. Untuk tujuan ini sample harus
dilarutkan dengan pelarut yang tersedia dan ditest secara kualitatif. Tingkat RFdapat dihitung
dari pengenceran terakhir dengan aglutinasi yang terlihat. Sebaliknya bila pada serum yang
diperiksa menunjukkan level kurang dari 8,0 IU/ml hal ini menunjukkan reaksi negatif terhadap
RF.
Penghitungan kadar RF (IU/ml) = pengenceran tertinggi reaksi positif x sensitivitas
reagen (8,0 IU/ml). Menurut Price (1999) dan Widmann (1995) sekitar 80-85% penderita RA
mempunyai autoantibodi yang dikenal dengan nama Rheumatoid faktor dalam serumnya.
Faktor ini merupakan suatu factor anti-gammaglobulin. Titer RF yang tinggi belum tentu selalu
mencerminkan aktivitas penyakit tersebut, tetapi biasanya ada kaitannya dengan rheumatoid
nodul, penyakit yang parah, vaskulitis dan prognosis yang jelek. Meskipun test RF dapat
membantu menentukan diagnosis, tetapi bukan test yang spesifik untuk RA. RF dapat
ditemukan pada penyakit jaringan penyambung lain (misalnya sistemik lupus eritematous,
skleroderma, dermatomiositis), juga pada sebagian kecil (3-5%) masyarakat normal. Pada
masyarakat normal, sero positif ini semakin meningkat sesuai dengan lanjutnya usia, sebanyak
15-20% dari mereka yang berusia diatas 60 mempunyai RF positif yang titernya rendah. Darah
juga dapat ditest untuk mengetahui apakah laju endap darahnya meningkat. Ini merupakan
suatu tanda yang tidak spesifik adanya peradangan. Pasien penderita RA mungkin juga
menderita anemia. Cairan sinovial yang normal merupakan cairan kuning muda yang jernih
dengan jumlah leokosit kurang dari 200 sel per millimeter kubik. Karena proses peradangan
yang terjadi dalam sendi kasus RA, maka cairan sinovial kehilangan viskositasnya sedangkan
jumlah leukosit meningkat sampai 5000-50.000 per millimeter kubik,sehingga cairan tampak
keruh.
Sensitivitas analitik tes RF ini adalah 8 IU/mL
Kontrol kualitas dilakukan dengan mengerjakan pemeriksaan terhadap kontrol positif
dan negative.
o PC –aglutinasi nyata dalam waktu 2 menit
o NC –suspensi halus tanpa aglutinasi setelah 2 menit
o Hasil positif seseorang yang tampak sehat adalah 3-5%.
Sensitivitas tes dapat berkurang pada saat suhu rendah. Hasil terbaik diperoleh pada
suhu lebih dari 10oC. Keterambata membaca hasil dapat mengakibatkan positif palsu RF. Hasil
yang diperoleh dengan uji lateks tidak bisa dibandingkan dengan hasil dengan uji waaler rose.
Perbedaan hasil tidak mencerminkan perbedaan antara teknik dalam kemampuan dalam
mendeteksi faktor rheumatoid
Kesimpulan :
Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor) digunakan dalam mendiagnosa atau memeriksa
Rheumatoid Arthritis. Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit
yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) sistemik kronik
yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi sehingga akan merasakan nyeri.
Pemeriksaan menggunakan metode tes aglutinasi. Prinsipnya , yaitu RF pada serum pasien
akan bereak si dengan IgG manusia yang dilekat kan pada partikel lateks polystyrene
membentuk aglutinasi pada slide.
Prinsip pemeriksaannya yaitu, RF pada serum pasien akan bereak si dengan IgG
manusia yang dilekat kan pada partikel lateks polystyrene membentuk aglutinasi pada slide
o Reaksi positif jika terjadi aglutinasi/penggumpalan
o Reaksi negatif jika campuran yang dihasilkan keruh seperti susu
DAFTAR PUSTAKA
PPT “Pemeriksaan RF” by ibu Rahma Apriyani Rasyid, S.ST
https://youtu.be/Y0AMkZwZPg4
https://www.academia.edu/26078136/Pemeriksaan_Rheumatoid_Factor
https://www.academia.edu/11420561/Asuhan_Keperawatan_Rheumatoid_Arthritis
http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/download/34/89
https://id.scribd.com/document/281705987/Pemeriksaan-Rf