MANAJEMEN LABORATORIUM
5
2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit
6
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah saat itu mengadakan musyawarah
dengan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Priangan, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Cabang Bandung Lama, Bagian PKU Cabang, Aisyiyah Cabang
Bandung Lama dan dari Musyawarah tersebut dihasilkan suatu keputusan, bahwa
lokasi gedung Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah dan Asrama Putri
Aisyiyah setuju ditukar amal usaha dengan RS. Islam Muhammadiyah.
Sesuai dengan berita acara serah terima gedung No. 130-47/13 tertanggal
1 September 1967, maka Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah yang
semula terletak di Jl. Banteng No. 53 di pindahkan ke Jl. Nilem No. 9, sedangkan
Asrama Putri Aisyiyah dipindahkan ke asrama Muslimat Jl. Buahbatu.
7. Usaha dan kerja terbatas untuk pengadaan peralatan dan renovasi kecil
saja
7
bangunan. Untuk mewujudkan keinginan mendirikan Rumah Sakit Islam tersebut,
maka dibentuklah Panitia Pelaksana Pembangunan yang terdiri dari :
8
1. Visi
Terwujudnya rumah sakit islam modern yang memiliki kemampuan
handal, mampu bersaing dan terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi
masyarakat dan konsumen.
2. Misi
Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah sebagai berikut :
a. Memiliki sistem penyelenggaraan rumah sakit yang bermutu, agar
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan konsumen.
b. Mengelola rumah sakit yang berkualitas, professional, otonom,
islami, memiliki akuntabilitas, kreadibilitas yang tinggi serta dapat
mengevaluasi diri yang dilandasi iman dan amal saleh dalam
rangka ibadah kepada Allah SWT dan ikhsan terhadap sesama
hamba Allah SWT.
c. Memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
d. Menjadikan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dapat menarik
penanam modal dalam pengembangan upaya pelayanan rumah
sakit.
9
2.1.5 Kegiatan Rumah Sakit
Jenis-jenis pasien yang dapat dilayani di Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung dibagi menjadi 3 kategori, yaitu pasien ASKES, pasien swasta dan
pasien kontraktor.
Pasien ASKES adalah pasien yang menggunakan fasilitas asuransi
kesehatan sebagai jaminan atas kesehatannya. Pasien swasta adalah pasien
umum yang membayar seluruh biaya rumah sakit. Pasien kontraktor adalah
karyawan yang berasal dari sebuah instansi dimana instansi tersebut telah
mengadakan kerja sama dengan pihak rumah sakit dalam upaya kesehatan.
Jenis pelayanan untuk yang terdapat di Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung terdiri dari :
Pasien rawat jalan terdiri dari pasien poliklinik dan pasien dari luar yang
mendapat rujukan. Pelayanan poliklinik yang terdapat dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung yaitu terdiri dari:
Poliklinik Umum :
- Umum
- Bidan dan Keluarga Berencana
- Gigi
Poliklinik Spesialis :
- Penyakit Dalam
- Bedah
- Anak
- Kebidanan dan Kandungan
10
- THT
- Mata
- Saraf
- Kulit dan Kelamin
- Paru – paru
- Jiwa
- Jantung
Pasien rawat inap yaitu pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap
sampai dinyatakan boleh meninggalkan Rumah Sakit oleh dokter yang
bersangkutan. Ruang perawatan yang terdapat di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung yaitu:
11
Instalasi Radiologi
Farmasi
Laboratorium Patologi Klinik
Gizi
g) Pelayanan Hemodialisa
h) Pelayanan Rekam Medik
i) Pelayanan USG, EKG, CT SCAN
j) Pelayanan ODS
k) Pelayanan Medical Check up
l) Penyuluhan Kesehatan di Rumah Sakit
m) Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit
12
2.2.2 Falsafah, visi, misi dan tujuan
a. Falsafah
Tersedia sebuah pelayanan laboratorium patologi klinik yang memiliki
kemampuan handal mampu bersaing dan memberikan dedikasi
profesionalisme.
b. Visi
Menciptakan pelayanan laboratorium patologi klinik bermutu, terjangkau
dan dapat memuaskan semua pihak.
c. Misi
1. Memberikan pelayanan laboratorium patologi klinik rumah sakit
yang ideal, memuaskan semua pihak
2. Menjadi instalasi yang mampu mendukung tumbuh kembangnya
rumah sakit baik secara spiritual maupun material
3. Mendukung upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan pelayanan medik yang lebih baik kepada masyarakat
secara terpadu, merata, berhasil guna dan berdaya guna serta bermutu
tinggi terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
d. Tujuan
Mencapai pelayanan laboratorium klinik yang paripurna secara
profesional dan bermutu tinggi serta terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat guna menunjang diagnosa klinik para klinisi dalam upaya
mendapatkan diagnosa pasti.
13
2.2.3 Lokasi dan Denah Instalasi Laboratorium Klinik
a. Lokasi
14
2.2.6 Uraian tugas menurut struktur organisasi
3. Pelaksana Teknis
a. Melakukan kegiatan analisis bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
bagiannya (sampling, hematologi rutin, kimia klinik, serologi,
mikrobiologi, klinik rutin dan analisa cairan tubuh).
b. Membuat laporan tentang kegiatan yang dilakukan pada tiap shif dan
ditandatangani didalam sebuah jurnal harian.
c. Bekerja sama dalam memberikan pelayanan laboratorium dengan
mendukung seluruh program kerja laboratorium yang berlaku.
15
4. Seksi Sumber Daya Manusia
a. Melakukan koordinasi ketersediaan sumber daya manusia di
laboratorium.
b. Membuat jadwal dinas setiap bulan.
c. Melakukan pengawasan dan evaluasi serta sosialisasi jadwal dinas.
d. Membuat laporan tentang seluruh kegiatan pelayanan setiap bulan.
6. Seksi Administrasi
a. Melakukan registrasi setiap formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.
b. Melakukan verifikasi tentang kesesuaian dan kelengkapan data pasien
dan tarif.
c. Mencetak hasil laboratorium yang sudah lengkap untuk diverifikasi
penanggung jawab laboratorium sebelum hasil diberikan kepada
dokter atau pasien yang meminta pemeriksaan laboratorium.
d. Melakukan koordinasi tentang administrasi laboratorium dengan
bagian administrasi instalasi lain.
e. Membuat laporan rekapitulasi bulanan dan tahunan yang mencakup
jumlah pemeriksaan, jenis pemeriksaan dan keuangan.
16
7. Seksi Sarana dan Prasarana
a. Melakukan stok opname setiap akhir bulan.
b. Membuat laporan persediaan dan pemakaian alat bahan yang
digunakan di laboratorium selain reagensia.
c. Melakukan koordinasi dengan bagian pengadaan dan IPSRS tentang
kondisi, perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah
ada serta pengadaan sarana dan prasarana baru.
a. Penanggung jawab :
17
kebutuhan fasilitas dan peralatan di instalasi laboratorium.
b. Kebijakan
Tabel 2.1 :
Fasilitas Laboratorium RS.Muhammadiyah Bandung
Fasilitas Jumlah
Ruang Administrasi 1
Ruang Kepala instalasi laboratorium 1
Ruang istirahat karyawan 1
Ruang Sampling 1
Ruang Pemeriksaan Laboratorium 1
Ruang Mikrobiologi 1
18
Ruang Bank Darah 1
Meja 13
Kursi 14
Ac ruangan 2
Televisi LED 1
Sofa bed 1
Washtaflle 5
Kamar mandi 2
Papan pengumuman 2
Komputer 2
Printer 3
Tempat sampah medis 4
Tempat sampah non medis 4
Lemari penyimpanan reagen klinik rutin 1
Lemari penyimpanan Bahan kimia 1
berbahaya
Lemari pendingin 2
Freezer Bank darah 2
Inkubator 1
Oven 1
Sentrifuge 1
Mikroskop 1
Mikropipet 11
ABX Micros 60 1
ABX Pentra 1
Kayto RT-1904C 1
STAGO 1
Ves static 1
I-chroma TM 1
Mini Vidas 1
RD – 120 URINE ANALAYZER 1
Stat fax 4700 1
19
a) Tujuan :
b) Kebijakan :
c) Prosedur :
2. Bak kontak
Berfungsi sebagai bak aerasi dan sebagai bak pembibitan lumpur aktif.
3. Bak clarifier
Berfungsi sebagai bak pengendap flok-flok biologi sehingga diperoleh
20
air dan selanutnya flok-flok tersebut di sirkulasi ke bak stabilisasi.
4. Bak Stabilisasi
Berfungsi sebagai bak resirkulasi dan aerasi hamper aktif sehingga
diperoleh lumpur yang lebih kuat sehingga proses penguraian
BODnya dapat berjalan lebih baik.
5. Pengolahan Tambahan
Yaitu penambahan filter karbon aktif sebagai pengolahan ahir yang
berpungsi sebagai pengadsorpsi kandungan organik yang tidak
tergedradasi di bak kontak.
d) Unit Terkait :
1. Unit sanitasi
2. IPSRS dan Instalasi Laboratorium
a) Tujuan :
1. Untuk melindungi kemungkinan gangguan kesehatan atau penyakit
akibat dari kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium.
2. Untuk menjaga keselamatan kerja dari bahaya yang mungkin terjadi
21
waktu melakukan kegiatan di laboratorium.
3. Agar petugas laboratorium dapat bekerja secara sehat dan tidak
membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
b) Kebijakan :
1. Setiap petugas wajib menggunakan alat keselamatan dan keamanan
kerja di laboratorium.
2. Mengikuti prosedur pengunaan alat listrik.
3. Melakukan medical chekup dan imunisasi.
c) Petugas :
Petugas laboratorium, Petugas teknik.
d) Prosedur :
1. Jaga kebersihan laboratorium setiap saat.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan dan
sebelum pulang.
3. Jangan memperbaiki peralatan listrik bila tidak mengetahui teknik
kelistrikan.
4. Gunakan alat pelindung sepert jas lab, sarung tangan dan masker
sewktu melakukan pem
5. eriksaan.
6. Laporkan kebagian teknisi bila ada peralatan laboratorium yang rusak.
7. Tidak menyimpanan makanan dan minuman dalam lemari es bersama
dengan specimen atau reagen.
8. Tidak makan, minum dan merokok di dalam ruangan laboratorium.
22
e) Unit Terkait :
1. Instalasi IPSRS/Teknisi
2. Instalasi umum/rumah tangga
a) Tujuan :
b) Kebijakan :
1. Setiap petugas wajib menggunakan alat keselamatan dan keamanan
kerja di laboratorium.
2. Mengikuti prosedur pengunaan alat listrik.
3. Melakukan medical chekup dan imunisasi.
4. Mengikuti latihan pengendalian pemadaman kebakaran
c) Petugas :
Petugas laboratorium, Petugas teknik.
d) Prosedur :
1. Pelajari dan kenali sifat-sifat dari semua larutan yang mudah menguap
23
dan terbakar.
2. Beri label semua bahan yang mudah terbakar, simpan di tempat yang
tidak panas dan bebas dari percikan api.
3. Letakan tabung pemadam kebakaran di tempat yang mudah dilihat
dan dijangkau.
4. Penggunaan larutan yang mudah terbakar dibatasi seminimal mungkin
sesuai dengan kebutuhan.
5. Pembuangan sisa larutan yang mudah terbakar harus dialirkan
bersama-sama dengan air dingin.
6. Beritahu semua petugas tentang cara-cara dan tindakan-tindakan yang
dapat dilakukan bila ada kebakaran.
e) Unit Terkait:
1. Instalasi IPSRS/Teknisi
2. Instalasi umum/rumah tangga
a) Tujuan :
24
b) Kebijakan :
1. Setiap petugas wajib menggunakan alat keselamatan dan keamanan kerja
di laboratorium.
2. Mengikuti prosedur pengunaan alat listrik.
3. Melakukan medical chekup dan imunisasi.
4. Mengikuti latihan pengendalian pemadaman kebakaran
c) Petugas :
Petugas laboratorium, Petugas teknik.
d) Prosedur :
1. Gunakan kabel listrik sedikit mungkin dan sependek mungkin, bila kondisi
kabel sewaktu dipergunakan terasa panas jangan diteruskan.
2. Peralatan listrik harus dipelihara dengan baik.
3. Jika memasukan dan mencabut steker dari stop kontak tangan dan kaki
harus kering dan berdiri dengan memakai alas kaki karet atau plastik
kering.
4. Beri tanda yang jelas stop kontak 110 V atau 220 V.
e) Unit Terkait:
1. Instalasi IPSRS/Teknisi
2. Instalasi umum/rumah tangga
25
dengan Bahan Kimia
a) Tujuan :
1. Untuk melindungi kemungkinan
gangguan kesehatan atau penyakit akibat dari kegiatan yang
dilaksanakan di laboratorium.
2. Untuk menjaga keselamatan
kerja dari bahaya yang mungkin terjadi waktu melakukan kegiatan di
laboratorium.
3. Agar petugas laboratorium dapat
bekerja secara sehat dan tidak membahayakan diri sendiri maupun
orang lain.
b) Kebijakan :
1. Setiap petugas wajib menggunakan alat keselamatan dan keamanan
kerja di laboratorium.
2. Mengikuti prosedur pengunaan alat listrik.
3. Melakukan medical chekup dan imunisasi.
4. Mengikuti latihan pemadam kebakaran
c) Petugas :
Petugas laboratorium, Petugas teknik.
d) Prosedur :
1. Pemberian label :
- Beri label semua botol bahan kimia yang mencakup sekurang-
kurangnya nama dan konsentrsi bahan kimia, tanggal penerimaan
atau pembuatan dan kadaluarsa.
- Beri tanda sifat-sifat dari bahan kimia seperti mudah terbakar atau
26
bahaya lainnya yang dapat timbul, agar penanganan bahan kimia
tersebut dapat dilakukan dengan aman.
- Label harus yang bertahan lama, gunakan alat tulis atau tinta yang
tidak larut dalam air.
e) Unit Terkait :
1. Instalasi IPSRS/Teknisi
2. Instalasi umum/rumah tangga
a) Tujuan :
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah tangan steril untuk
mencapai aseptik dan anti septik.
27
b) Kebijakan :
1. Direktur menetapkan kebijakan/prosedur yang disusun instalasi
laboratorium.
2. Staf instalasi laboratorium melaksanakan prosedur yang telah
ditetapkan.
c) Prosedur :
1. Membasahi tangan dan lengan dengan air mengalir.
2. Mencuci tangan dan lengan sampai 5 cm diatas sikut dengan sabun
cuci tangan cair.
3. Mencuci tangan kembali dengan air mengalir.
4. Mengeringkan dengan handuk
d) Unit Terkait :
Instalasi Laboratorium
a) Tujuan :
Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit akibat kontak
langsung atau tidak langsung.
b) Kebijakan :
1. Direktur menetapkan kebijakan/prosedur yang disusun instalasi
laboratorium.
2. Staf laboratorium melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
28
c) Prosedur :
1. Ambil masker dan sarung tangan dari tempatnya.
2. Letakan masker diatas mulut dan hidung.
3. Menggunakan sarung tangan sesuai ukuran tangan.
d) Unit Terkait :
Instalasi Laboratorium
a) Tujuan :
Untuk mengantisipasi kecelakaan yang terjadi di laboratorium
waktu melakukan pemeriksaan.
b) Kebijakan :
1. Melakukan medical chekup dan imunisasi.
2. Mengikuti prosedur tata cara penanganan kecelakaan (PPPK)
c) Petugas :
Petugas laboratorium, Petugas IGD.
d) Prosedur :
1. Bila tertusuk jarum suntik, keluarkan darahnya kemudian lukanya
diberi betadine dan dibungkus dengan tensoplas.
2. Bila luka terkena pecahan kaca tabung, tangani seperti tertusuk jarum,
bila lukanya besar dan perlu dijahit segera dibawa ke IGD.
3. Jika kulit terbakar, langsung dimasukan ke air dingin atau es, dan bila
terbakarnya besar segera bawa ke IGD untuk mendapatkan perawatan.
4. Jika terkena asam/basa pekat, segera disiram/diguyur dengan air
mengalir.
29
5. Bila tertelan asam/basa pekat, segera diminimkan susu kental
sebanyak –banyaknya dan segera dibawa ke IGD untuk mendapat
penanganan selanjutnya.
6. Jika terkena tumpahan spesimen, segera dicuci bersih dan dibilas
dengan larutan klorin 0,5 % lalu bilas dengan alkohol 70%.
e) Unit Terkait :
IGD
Tabel 2.2
30
Personalia dan Manajerial Laboratorium
14 D-3 AK
1 SMAK
Jumlah 24
31
2.2.10 Sistem Pengaturan Kerja Laboratorium
Setiap shift terdiri dari 3-6 orang yang dibagi menjadi berbagai
bagian, yaitu Administrasi, Sampling, Pemeriksaan Hematologi,
32
Pemeriksaan Kimia Klinik, Pemeriksaan Urine Rutin, Pemeriksaan
Serologi dan Pemeriksaan Mikrobiologi, setiap satu bagian ditangani oleh
satu orang, kecuali shift siang dan malam jumlahnya lebih sedikit.
KASSA
33
Keterangan :
PASIEN DAN
PENGANTAR ADM PASIEN
PASIEN
34
KASSA
PASIEN DAN
FORMULIR PENGANTAR
DOKTER
LABORATORIUM PASIEN
POLIKLINIK
Gambar 2.2 Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
Keterangan :
INSTALASI KASSA
HASIL LAB
LABORATORIUM
35
Gambar 2.3 Alur Pelayanan Pasien Umum / Luar
Keterangan :
DOKTER
POLIKLINIK
KANTOR FORMULIR
PERAWATAN LABORATORIUM
INSTALASI
HASIL LAB KASSA
LABORATORIUM
36
Gambar 2.4 Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap
Keterangan :
Instalasi
Laboratorium RSMB
37
Lab Swasta Permintaan Pemeriksaan Quality Control
Pratama Darah Laboratorium
Laboratorium DBUKK RI
Rumah Sakit DBPPMSK*
type A
Laboratorium
Rumah Sakit
type B
38
kegiatan secara teratur dan terkendali, maka dilakukan pemantapan mutu
internal dan eksternal.
a) PME-Regional (PME-R)
Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal Regional yang diikuti
olehLaboratorium Patologi Klinik RSMB, antara lain:
39
Pemantapan Mutu Eksternal Hematologi
Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh Tim
Penyelenggara PME Laboratorium Kesehatan Jawa Barat dengan
waktu satu kali setahun, mengikuti 1parameteryaituHemoglobin.
Pemantapan Mutu Eksternal Kimia Klinik
Pemantapan Mutu Eksternal Kimia Klinik yang
diselenggarakanoleh Tim Penyelenggara PME Laboratorium
Kesehatan Jawa Barat dengan waktu satu kali setahun, mengikuti 8
parameter yaitu Glukosa, Cholesterol, Trigliserida, Asam Urat,
Ureum, Creatinin, SGOT dan SGPT.
Pemantapan Mutu Eksternal Mikrobiologi
Pemantapan Mutu Eksternal Mikrobiologi yang diselenggarakan
oleh Tim Penyelenggara PME Laboratorium Kesehatan Jawa
Barat dengan waktu satu kali setahun, mengikuti 1 parameter yaitu
pemeriksaan preparat BTA.
Pemantapan Mutu Eksternal Urinalisa
PemantapanMutu Eksternal Urinalisa yang diselenggarakan oleh
Tim Penyelenggara PME Laboratorium Kesehatan Jawa Barat
dengan waktu satu kali setahunyaitu pemeriksaan Urine lengkap
termasuk sedimen.
b) PME-Nasional (PME-N)
Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal Nasional yang diikuti oleh
Laboratorium Patologi Klinik RSMB, antara lain :
Pemantapan Mutu Eksternal Hematologi
Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI,dilakukan dua kali
setahun dengan mengikuti 8 parameteryaitu Hemoglobin,
40
Leukosit, Eritrosit, Hematokrit, MCV, MCH, MCHC, dan
Trombosit.
Pemantapan Mutu Eksternal Kimia Klinik
Pemantapan Mutu Eksternal Kimia Klinik yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI,
dilakukan dua kali setahun dengan mengikuti 18 parameter yaitu
Bilirubin, Kolesterol, Kreatinin, Glukosa, Protein Total, Ureum,
Asam Urat, Trigliserida, SGOT, SGPT, Kalsium, Albumin,
Fosfatase Alkali, Gamma GT, Natrium, Kalium, Chlorida dan
CKMB.
Pemantapan Mutu Eksternal Immunologi
Pemantapan Mutu Eksternal Immunologi yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI,
dilakukan dua kali setahun dengan mengikuti 3 parameter yaitu
HBsAg, Anti HIV dan Anti HCV.
Pemantapan Mutu Eksternal Narkotika dan Psikotropika
Pemantapan Mutu Eksternal Narkotika dan Psikotropika yang
diselenggarakan oleh Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia
(ILKI) dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI,
dilakukan dua kali setahun dengan mengikuti 3 parameter yaitu
Amphetamine, Canabis dan Morphin.
41
laboratorium yang berkaitan yaitu golongan darah, rhesus dan
crossmatch.Dalam pelaksanaan sehari-hari petugas pelaksana bank darah
juga merangkap pelaksana tekhnis laboratorium dimana pengaturannya
dikoordinasi oleh koordinator harian laboratorium.
42
1. Administrasi Sampel
Administrasi sampel dimulai dari pendaftaran pasien meliputi
pemberian nomor urut pemeriksaan, pencatatan identitas lengkap
pasien berupa nomor medrec, nama, umur, jenis kelamin, alamat,
dokter peminta, bagian/ruangan, tanggal pemeriksaan, dan jenis
pemeriksaan. Bahan pemeriksaan berupa darah dan kerokan kulit
diambil sendiri oleh petugas laboratoriun dari pasien rawat inap dan
pasien rawat jalan. Sedangkan bahan pemeriksaan berupa urine,
faeces, sputum, sekret vagina, liquor, pus, cairan sperma, cairan pleura
dan bahan pemeriksaan lainnya diantarkan oleh perawat, pasien
ataupun keluarga pasien secara langsung ke laboratorium.
3. Administrasi Keuangan
43
Setiap formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, dicek
kelengkapan data status pasien tersebut, apakah pasien askes, pasien
swasta atau umum, pasien kontraktor ataupun Jamkesmas. Setiap
formulir yang diproses harus disertai nota pembayaran dari kassa baik
lunas/tunai, piutang karyawan, piutang opname, piutang kontraktor,
askeskin maupun bebas biaya.
44
1. Pengolahan Sampah / Limbah Medis Padat
Pengolahan sampah medis adalah rangkaian kegiatan pengumpulan,
pemisahan, dan pewadahan sampah medis di laboratorium RS.
Muhammadiyah Bandung. Yang termasuk sampah medis adalah:
a. Jarum suntik bekas
b. Blood lancet bekas
c. Kapas bekas luka
d. Pecahan botol-botol / gelas bekas sampel
e. Bekuan darah
f. Sisa specimen
Sampah benda tajam yaitu sampah medis yang mempunyai bentuk
tajam, seperti jarum suntik bekas, pecahan botol / gelas, blood lancet
bekas. Kantong plastik adalah kantong plastik warna kuning yang
digunakan untuk sampah medis.
Tempat sampah medis adalah tempat sampah yang terbuat dari plastik,
tutup buka secara diinjak, volume 10 L, dilapisi kantong plastik dan
bertuliskan atau ditempeli stiker “SAMPAH MEDIS / SAMPAH
INFEKSIUS”, yang digunakan untuk menampung sampah medis.
Tempat khusus benda tajam adalah tempat sampah yang terbuat dari
plastik, bertutup otomatis, volume 10 L, yang dilapisi kantong plastik dan
bertuliskan atau ditempeli stiker “SAMPAH BENDA TAJAM”.
Pengelola sampah medis laboratorium, yaitu semua tenaga
laboratorium RS. Muhammadiyah Bandung yang bertugas.
Pengawas yaitu koordinator sanitasi atau kesehatan lingkungan yang
ditunjuk untuk mengawasi pelaksaan pengelolaan sampah medis di RS.
Muhammadiyah Bandung.
Pengumpulan, pemisahan dan pewadahan sampah medis (selain benda
tajam):
45
1. Tong-tong sampah medis yang ada di semua ruangan harus dilapisi
kantong plastik warna kuning yang ukurannya sesuai.
2. Pengelola sampah medis laboratorium mengumpulkan dan
memisahkan sampah medis.
3. Semua sampah medis langsung dimasukkan ke dalam tong sampah
medis, kecuali yang berhubungan dengan darah, harus disterilisasi
terlebih dahulu dengan autoclave.
4. Pewadahan / pembuangan sampah medis dan non medis harus terpisah
(menggunakan tempat sampah yang berbeda).
5. Pewadahan sampah ke dalam tempat sampah harus rapih sehingga
tidak ada sampah yang berceceran
Pengumpulan, pemisahan, dan pewadahan sampah benda tajam:
1. Tempat khusus sampah benda tajam harus dilapisi kantong plastik
warna kuning yang ukurannya sesuai.
2. Pengelola sampah medis laboratorium mengumpulkan dan
memisahkan sampah benda tajam dari sampah medis lainnya. Khusus
untuk jarum suntik, tidak boleh dilakukan pembengkokan atau
pematahan oleh tangan.
3. Semua sampah benda tajam langsung dimasukkan ke dalam tempat
khusus benda tajam.
4. Pewadahan sampah benda tajam ke dalam tempat khusus sampah
benda tajam harus rapih sehingga tidak ada yang berceceran.
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung menjalin kerjasama dalam hal
mengolah limbah dengan pihak ketiga , yaitu sebuah lembaga swasta yang
bergerak di bidang pemusnahan limbah, yang bernama “PT Wastek”.
Bentuk pengolahan limbahnya yaitu memusnahkan limbah padat dengan
proses insenerasi. Penyerahan limbah dilakukan setiap satu minggu sekali
kepada pihak ketiga.
46
2. Pengolahan Sampah / Limbah Medis Cair
Sistem pengolahan limbah cair rumah sakit yang digunakan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung ini adalah sistem Sequenching Batch
Reactor (SBR) yang menggunakan sistem biologis yakni penggunaan jasa
mikroorganisme (bakteri-bakteri) pendegradasi limbah cair. Sistem ini
dilakukan sejak tahun 2008 lalu.
Sumber limbah cair yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah
domestik (berasal dari kantin, gizi, kitchen, kamar mandi, dan toilet) dan
limbah medis (berasal dari pelayanan medis, ruang perawatan, ruang
operasi, OK sentral, ruang isolasi, bagian syaraf, mata, paru-paru, THT,
Poliklinik, Farmasi, Kebidanan, radioterapi, bagian anak, bagian internis,
ruang jenazah dan ruang ICU).
Sumber limbah cair ini kemudian dibuat jaringan pengumpul limbah
cair yang selanjutnya dibuat sistem pemipaan dan pengolahan unit limbah.
Limbah cair mengalir dari sumbernya melalui bak kontrol, kemudian
limbah cair tersebut ditampung ke dalam bak ekualisasi. Dari bak
ekualisasi limbah cair dipompakan ke dalam SBR untuk diolah secara
biologis dengan bantuan bakteri pada kondisi aerob dan anaerob secara
bergantian.
Karena harus dalam kondisi aerobic, maka perlu bantuan mesin
Surface Aerator untuk menyuplai oksigen / udara. Sedangkan sebagai
nutrient ditambahkan urea yang dipompakan dengan Dosing pump ke
dalam SBR. Selanjutnya outlet dari Bio-Reaktor (SBR) sebelum dibuang
ke badan air, dichlorinasi dahulu dengan menggunakan pompa chlorinasi
yang terpasang, sedangkan apabila outlet masih mengandung Ammonia
yang tinggi, maka sebelum dibuang ke lingkungan harus dilewatkan ke
mesin Alchimia yang sudah terpasang.
47
Sistem pengolahan limbah non medis berfungsi untuk menjaga
kebersihan lingkungan kerja serta untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial . Semua sampah non medis seperti kertas, kertas tissue bekas,
plastic bekas wadah makanan dibuang pada tempat sampah yang memakai
kantong plastik berwarna hitam. Kemudian ikat bagian atas kantong
plastik, selanjutnya sampah dibudang ketempat pembakaran sampah.
48