Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN

ANALISA GAS
DARAH (AGD)

Kelompok 10 :
1. Dwi Putra Hartarto
(151620094)
2. Yulia Andriyani
(151620113)
DEFINISI
Analisa Gas Darah (AGD) atau biasa disebut juga
Arterial Blood Gas (ABG) adalah suatu pemeriksaan
melalui darah arteri dengan tujuan mengetahui
keseimbangan asam dan basa dalam tubuh,
mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan
mengetahui kadar karbondioksida dalam tubuh.
INDIKASI
1. Pasien Dengan Penyakit Obstruksi Paru Kronik
Penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya hambatan
aliran udara pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible
ataupun reversible parsial. Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis
kronis dan emfisema, tetapi bisa juga gabungan antar keduanya.
2. Pasien Dengan Edema Pulmo
Pulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan
ncairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam
paru sebagai gantinya udara. Ini dapat menyebabkan persoalan-
persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida),
berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang
buruk. Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam paru-paru"
ketika menggambarkan kondisi ini pada pasien-pasien.
Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang
berbeda. Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic
pulmonary edema, atau dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk
sebagai non-cardiogenic pulmonary edema.
3. Pasien Akut Respiratori Distress Sindrom (ARDS)
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar
kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel
alveolar dan perubahan dalarn jaring- jaring kapiler , terdapat
ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat-akibat
kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-
.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan ,
yang mengarah pada kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat
menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan
karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan
hipokapnia ( Brunner & Suddart 616)
4. Infark Miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa
serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala
pendahuluan (Santoso, 2005).
5. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung
jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan
penimbunan cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam
sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit.
Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik
dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti
kanker paru atau penggunaan alkohol.
6. Pasien Syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat tergantung
pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, dan pembuluh darah. Jika salah satu
dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka
akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan
nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.
7. Post Pembedahan Coronary Arteri Baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik pada derajat
tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan
disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ
tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara
lain oleh karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).
8. Resusitasi Cardiac Arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh beberapa
faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan
listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun serangan asma yang berat),
kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan
obat-obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension
pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya
peredaran darahmencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan
mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral
atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti
bernapas normal.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam
5 menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat
dideteksi dan ditangani dengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak,
ataupun kematian mungkin bisa dicegah.
KONTRA INDIKASI
1.Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang
mengalami koma (Irwin & Hippe, 2010).
2.Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen
negative tetapi tetap dipaksa untuk dilakukan
pengambilan darah arteri lewat arteri radialis, maka
akan terjadi thrombosis dan beresiko mengganggu
viabilitas tangan.
3.Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit
pembuluh darah perifer pada tempat yang akan
diperiksa
4.Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau
pengobatan denganantikoagulan dosis sedang dan
tinggi merupakan kontraindikasi relatif.
KOMPONEN YG DIPERIKSA
DALAM AGD
1. pH
pH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh.
Ada peningkatan atau penurunan ion H+ akan
mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+
meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH
akan meningkat.
2. PaCO2
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2
yang terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk
mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup
tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah
menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan
pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi)
menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada
PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH
meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2
konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah
3. PaO2
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang
terlarut dalam darah. PaO2 akan memberikan petunjuk
cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri
4. Base Ekses (E . E)
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat /
kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan
asam. Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan
bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam
5. TCO2
Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam
karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat
digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan
asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan
basa karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat
20 : 1
6. Sat O2
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat
membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam
darah.
ALAT & BAHAN UNTUK
PENGAMBILAN DARAH ARTERI
1. Disposible Spuit 2,5 cc, jarum ukuran 23 G/ 25 G
2. Penutup jarum khusus atau gabus
Mencegah kontaminasi dengan udara bebas. Udara bebas dapat mempengaruhi nilai O2 dalam AGD arteri.
3. Nierbeken/Bengkok
Digunakan untuk membuang kapas bekas pakai.
4. Anticoagulant Heparin
Untuk mencegah darah membeku.
5. Alcohol swabs ( kapas Alkohol )
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil
alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
6. Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses penyembuhan luka
dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
7. Kain pengalas
Untuk memberi kenyamanan pada pasien saat plebotomis melakukan pengambilan darah vena.
8. Tempat berisi es batu
Bila laboratorium jauh, maka specimen darah arteri harus dimasukkan kedalam tempat berisi es batu sebab
suhu yang rendah akan menurunkan metabolism sel darah yang mungkin merubah nilai pH, PCO2, PO2, HCO3-.
9. Tempat sampah khusus needle
Tempat untuk membuang needle yang sudah dipakai untuk mengurangi kontaminasi pasien satu dengan pasien
yang lain.
Antikoagulan yg digunakan :
Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan
darah arteri adalah heparin. Pemberian heparin yang
berlebiham akan menurunkan tekanan
CO2.Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas
darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak terpengaruh
karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat
oleh keasaman heparin.
LOKASI PENGAMBILAN DARAH
ARTERI
1. Arteri Radialis dan Arteri Ulnaris (sebelumnya
dilakukan allen’s test)
Test Allen’s merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi
darah di tangan, hal ini dilakukan dengan cara yaitu: pasien
diminta untuk mengepalkan tangannya, kemudian berikan
tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris selama
beberapa menit, setelah itu minta pasien unutk membuka
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna
jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus
memerah dalam 15 detik, warnamerah menunjukkan test
allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,
menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan
negative, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan
yang lain.
2. Arteri Dorsalis Pedis
Merupakan arteri pilihan ketiga jika arteri radialis dan
ulnaris tidak bisa digunakan.
3. Arteri Brakialis
Merupakan arteri pilihan keempat karena lebih banyak resikonya
bila terjadi obstruksi pembuluh darah. Selain itu arteri femoralis
terletak sangat dalam dan merupakan salah satu pembuluh utama
yang memperdarahi ekstremitas bawah.
4. Arteri Femoralis
Merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas
tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah
akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah
dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat
menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan
dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara
darah vena dan arteri.
Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan
salah satu pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas
bawah.
Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika
masih ada alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi
kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
thrombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya
tidak digunakan karena adanya resiko emboli ke otak.
PEMERIKSAAN
1. Pra Analitik
a) Persiapan Pasien :
 Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan
keluarga mengenai tujuan pengambilan darah dan
prosedur yang akan dilakukan.
 Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan
menimbulkan rasa sakit
 Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul

 Jelaskan tentang allen’s test

 Mengatur posisi pasien

b.) Persiapan Sampel : Antikoagulan yang digunakan


dalam pengambilan darah arteri adalah heparin.
c) Prinsip Pemeriksaan : Gas sampel yang diambil melalui probe
akan masuk ke setiap sampel sel secara bergiliran dimana gas
sampel akan dibandingkan dengan gas standar melalui
pemencaran system infra red dimana akan menghasilkan
perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi receiver
menjadi signal analog (420).
d) Alat dan Bahan :
- 3 ml sampai 5 ml syringe,
- 1 ml ampul heparin aqueous,
- 20 G 11/4‖ jarum,
- 22 G 1‖ jarum,
- Sarung tangan,
- Alkohol atau povidone-iondine pad,
- Gauze pads,
- Topi karet untuk syringe hub atau penutup karet untuk jarum,
- Label,
- Ice-filled plastic bag,
- Perekat balutan,
- Opsional:
a. 1% licoaine solution,
b. Peralatan siap AGD.
2. Analitik
a) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
sebelum memasuki ruangan pasien.
b) Cuci tangan dengan menggunakan tujuh langkah
benar
c) Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap,
buka peralatan tersebut serta pindahkan labelcontoh
dan tas plastik (plastic bag).
d) Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur
suhu pasien, tanggal dan waktu pengambilan,metode
pemberian oksigen, dan nama perawat yang bertugas
pada tindakan tersebut.
e) Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan
tersebut dan jelaskan prosedur ke pasien
untuk membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kooperatif pasien dalam
melancarkantindakan tersebut.
f) Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarung tangan.
g) Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen.
*Cara allen’s test
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan
tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien
untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri,
observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan
harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test
allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan t etap pucat,
menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif,
hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
h) Bersihkan daerah yang akan di injeksi dengan alkohol atau
povidoneiodine pad.
i) Gunakan gerakan memutar (circular ) dalam membersihkan area
injeksi, dimulai dengan bagian tengah lalu ke bagian luar.
j) Palpasi arterti dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika
tangan satunya lagi memegang syringe
k) Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45
derajat. Ketika area injeksi arteribrankhial, posisikan jarum 60
derajat.
l) Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.
m)Perhatikan untuk blood backflow di syringe
n) Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad pada area injeksi
hingga pedarahan berhenti yaitu sekitar 5 menit.
o)Periksa syringe dari gelembung udara. Jika muncul
gelembung udara, pindahkan gelembung tersebut
dengan memegang syringe ke atas dan secara perlahan
mengeluarkan beberapa darah ke gauze pad
p)Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau
pindahkan jarum dan tempatkan tutup jarum
pada jarum yang telah digunakan tersebut.
q)Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah
diletakkan pada ice-filled plastic bag
r) Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi
diberikan balutan kecil dan direkatkan.
s) Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari
sirkulasi.
t) Pantau atau perhatikan risiko adanya perdarahan di
area injeksi.
Pemeriksaan Analisa Gas darah dilkukan dengan menggunakan alat otomatik yang
disebut Blood Gas Analyzer. Adapun prosedure untuk pemeriksaan ini adalah :
1. Nyalakan power ON
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan calibrate
kemudian enter. Alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3. Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan status untuk
mengetahui kondisi apakah pH, PCO2 dan PO2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung
dapat diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan, alat ini akan mengkalibrasi secara
otomatis.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap melakukan
pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan keluar secara otomatis
kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer sampai sample terhisap
secara otomatis selang akan masuk sendiri.
 Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan kondisi.
a. Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The Vitalpath Analyzer akan
langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya
b. Tabung Koleksi Heparin
Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM ® 4000 atau DRI-CHEM ® 7000 yang
sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.
c. Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang sedikit, atau saat
melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung kapilari berisi 140 uL.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB, suhu badan,
jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen yang dilorelasi dengan
persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil akan keluar
melalui printer.
3. Pasca Analitik
*Interprestasi Hasil :
1. Hipoksia
- Ringan PaO2 50 – 80 mmHg
- Sedang PaO2 30 – 50 mmHg
- Berat PaO2 20 – 30 mmHg
2. Hiperkapnia
- Ringan PaCO2 45 – 60 mmHg
- Sedang PaCO2 60 – 70 mmHg
- Berat PaCO2 70 – 80 mmHg
3. Nilai Normal normal :
a. pH darah arteri 7,35 – 7,45
b. PaO2 80 – 100 mmHg
c. PaCO2 35 – 45 mmHg
d. HCO3- 22 – 26 mEq/l
e. Base Excess (B.E) -2,5 – (+2,5) mEq/l
f. O2 Saturasi 90 – 100 %
NILAI NORMAL
Gangguan keseimbangan asam-basa ada 4 macam,
yaitu:
1. Asidosis respiratorik (contoh: PPOK)
2. Alkalosis respiratorik (contoh: asthma bronkiale)
3. Asidosis metabolik (contoh: diare)
4. Alkalosis respiratorik (contoh: muntah-muntah)
Rentang nilai normal dan interpretasi dari tiap komponen:
1. pH
 Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
 Asidosis : <7,35
 Alkalosis : >7,45
2. PaO2
 Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
 Hipoksemia ringan : 70 – 80 mmHg
 Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
 Hipoksemia berat : <60 mmHg
3. SaO2
 Rentang nilai normal : 93% – 98%
 Bila nilai SaO2 >80% sudah dapat dipastikan bahwa darah diambil dari arteri,kecuali pada gagal napas.
4. PaCO2
 Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
 Asidosis respiratorik : >45 mmHg (pH turun)
 Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (pH naik)
5. HCO3
 Rentang nilai normal : 22 – 26 mEq/L
 Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun)
 Alkalosis metabolik : >26 mEq/L (pH naik)
6. BE
 Rentang nilai normal : -2 s/d +2 mEq/L
 Nilai – (negative) : asidosis
 Nilai + (positif) : alkalosis
 BE dilihat saat pH normal.

Anda mungkin juga menyukai