Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

ELEKTROLIT DARAH

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel – partikel bermuatan listrik

yang disebut ion jika berada dalam larutan. Ion terbagi menjadi anion dan kation tergantung

mereka mempunyai muatan positif dan negatif. Elektrolit berperan penting dalam tubuh

manusia, hampir semua proses metabolism dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh elektrolit.

Elektrolit darah dalam cairan tubuh dapat berupa Natrium, kalium, Klorida, Kalsium,

Magnesium dan Bikarbonat.

Pemeriksaan elektrolit yang sering diminta oleh para klinisi untuk menilai

keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh adalah pemeriksaan Natrium (Na), Kalium (K),

Klorida (Cl). Kalium merupakan analit kimia yang penting karena mempunyai kadar kalium

dapat segera mengancam nyawa, sehingga kesalahan pengukuran dapat menimbulkan

konsekuensi serius apabila terapi didasarkan pada hasil yang tidak akurat.

Pemeriksaan elektrolit merupakan jenis pemeriksaan kimia darah yang sangat

penting, tidak hanya untuk kepentingan pribadi diagnostic tetapi terutama untuk evaluasi

terhadap perjalanan penyakit dan perkembangan hasil pengobatan.

Dalam proses pengendalian mutu laboratorium terdapat beberapa tahapan penting

yang perlu diperhatikan, yaitu tayhap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Permasalahan

dapat terjadi pada tahap manapun, namun lebih sering terjadi ditahapan pra analitik terutama

menyangkut pengambilan sampel darah yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium.

Tahapan pra analitik meliputi persiapan spenderita, pengambilan sampel, pengiriman dan

penanganan sampel. Tahapan analitik meliputi kegiatan pengolahan specimen, pelaksanaan


pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatan pemeriksaan. Tahapan pasca analitik

meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan dan pelaporan hasil. Pengendalian mutu pra

analitik, analitik dan pasca analitik diperlukan untuk menghindari atau mengurangi kesalahan

yang dapat mempengaruhi mutu hasil laboratorium. .

Faktor yang dapat menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan yaitu suhu,

pengiriman sampel dan penanganan sampel serta penundaan sampel lebih dari dua jam,

dimana kadar elektrolit mengalami proses perubahan morfologi sel darah menyebabkan hasil

yang kurang akurat dan dapat menimbulkan perkembang biakan bakteri dalam darah. Pada

suhu diatas 30ºC menyebabkan konsentrasi kadar elektrolit menurun dan pada kesalahan

penanganan sampel dapat menyebabkan hemolisis.


BAB II

PEMBAHASAN

Pemeriksaan elektrolit adalah pemeriksaan laboratorium yang menentukan jumlah

ion yang terdapat dalam cairan tubuh yang dapat berupa kation atau anion. Tujuan dari

pemeriksaan elektrolit ini adalah untuk mendiagnosis penyebab gangguan elektrolit,

pemberian terapi, memonitor hasil terapi dan mencegah komplikasi suatu penyakit.

Umumnya pada pemeriksaan elektrolit darah ( Na,K,Cl) digunakan serum sebagai

specimen. Serum adalah bagian jernih setiap cairan yang dipisahkan dari unsur yang lebih

padat. Ada juga yang menyebutkan serum adalah cairan jernih yang terpisah dari darah ketika

dibiarkan membeku sempurna.

Untuk mendapatkan serum dapat dilakukan dengan dua cara, cara pertama dengan

mendiamkan darah selama 2 jam hingga terjadi pemisahan dengan sendirinya (pemisahan

spontan), namun dengan membiarkan darah terlalu lama memungkinkan terjadinya

metabolisme elektrolit darah dalam sampel oleh sel – sel darah. Cara kedua yaitu dengan

mendiamkan darah hingga membeku kemudian dilanjutkan dengan sentrifus hingga terjadi

pemisahan sel secara total kemudian serum dipisahkan dari sel – sel darah untuk mencegah

terjadinya proses metabolism sel hidup yang dapat menyebabkan penurunan kadar elektrolit

darah. Serum harus segera dipisahkan dari bahan bekuan darah dalam sampel atau paling

lambat 2 jam setelah pengambilan darah untuk menghindari perubahan – perubahan dari zat –

zat yang terlarut didalamnya oleh pengaruh hemolysis darah.

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan elektrolit yang terbagi dalam faktor

pra analitik, analitik dan pasca analitik.


1. Faktor Pra analitik

a. Persiapan Pasien

Sebelum pengambilan bahan pemeriksaan pasien perlu dipersiapkan,

diinformasikan, serta diberi penjelasan seperlunya mengenai tindakan yang akan

dikerjakan. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi hasil antara lain : obat

diuretic, aktifitas fisik, puasa, stress dan sebagainya harus juga agar dihindari.

Memperhatikan posisi tubuh untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari

perubahan posisi dianjurkan pasien duduk tenang sekurang – kurangnya 15 menit

sebelum pengambilan darah, memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar

analit sepanjang hari).

Persiapan pasien dan pengambilan sampel / specimen merupakan awal tahapan

pranalitik yang harus diperhatikan penerapannya melalui teknik sampling yang

benar

b. Pengambilan Sampel

Flebotomi merupakan teknik pengambilan darah melalui pembuluh darah vena

menggunakan spoit/tabung vacuum dengan tujuan memperoleh sampel darah

dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan. Peralatan

flebotomi terdiri atas perlengkapan umum dan peralatan fungsi vena. Salah satu

alat yang digunakan adalah tourniquet. Tourniquet dipasang pada bagian lengan

pasien/penderita dengan cukup agar memperlambat aliran darah di vena dan

mengalirkan banyak darah ke area tusukan sehingga mempermudah dalam

penusukan. Namun, kelalaian dalam penggunaan tourniquet dapat menganggu

kenyamanan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Kita dapat mengetahui apakah terjadi hemolysis atau tidak oleh warna merah

heomoglobin yang dibebaskan kedalam serum setelah serum dipisahkan dari sel
setelah disentrifus. Hasil dapat meninggi apabila pasien berulang-ulang

membuka dan menutup genggaman tangannya secara kuat sementara tourniquet

terpasang untuk fungsi vena, apabila diambil dengan benar serum yang tidak

hemolysis merupakan specimen yang baik untuk penentuan elektrolit.

Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum banyak

melakukan aktifitas fisik, bila tidak mungkin usahakan untuk mengambil darah

pada waktu yang sama, misalnya pengambilan sampel pada pukul 11.00,

pemeriksaan ulang juga dilakukan pada pukul 11.00, Karena hasil pemeriksaan

kalium juga dipengaruhi oleh perubahan analit dari waktu ke waktu. Pada

pengambilan sampel sebaiknya pasien diambil pada posisi duduk atau terbaring.

c. Pengiriman dan Penanganan Sampel

Setelah darah diambil segera kirim kelaboratorium, darah dalam wadah segera

dipindahkan ke tabung sentrifus dan diputar selama 10 – 15 menit dengan

kecepatan 3000 rpm, kemudian serum dipisahkan segera dipisahkan. Sampel

yang hemolysis tidak dapat diperiksa untuk analisa elektrolit karena kalium

keluar dari eritrosit. Jika sampel bercampur dengan anti koagulan pada suhu

kamar, maka nilai kalium akan turun kedalam sel. Pemberian nomor dalam label

pasien harus benar – benar cermat dan teliti.karena kekeliuran dalam hal ini akan

berakibat fatal.

Wadah yang dipakai untuk penanganan sampel harus mematuhi syarat – syarat

sebagai berikut :

a. Terbuat dari gelas atau plastik, khusus untuk sampel darah harus

menggunakan wadah dari bahan gelas

b. Tidak bocor atau rembes

c. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir


d. Besar wadah disesuikan dengan volume sampel

e. Bersih dan kering

f. Tidak mempengaruhi sifat zat – zat dalam sampel tidak mengandung bahan

kimia atau deterjen

Penampungan atau wadah specimen yang baik tersebut dari bahan gelas atau

plastik khusus untuk specimen darah harus menggunakan wadah dari gelas,

wadah yang telah dibakukan untuk specimen darah adalah tabung vacutainer

sekali pakai. Penggunaan wadah sekali pakai ini dimaksudkan untuk

meminimalkan terjadinya kontaminasi berbagai komponen darah yang masih

tersisa dalam wadah bekas pakai.

2. Faktor Analitik

Sebelum menggunakan reagen hendaknya diperhatikan beberapa hal yang penting.

Keadaan fisik reagen perlu diamati terlebih dahulu mengenai kemasan dan masa

kadaluwarsanya. Reagen yang kemasannya rusak dan masa kadaluwarsanya sudah

tercapai sebaiknya tidak dipergunakan. Suhu penyimpanan reagen yang baik didalam

lemari pendingin ( suhu 2 -8 º C) atau sesuai dengan anjuran dari petunjuk tertulis

yang ada pada kemasan atau didalam kit reagen yang digunakan.

Sebelum menggunakan alat perlu diperhatikan beberapa hal penting, alat yang

digunakan harus sudah dikalibrasi dengan baik. Pemeriksaan bahan kontrol perlu

dilakukan sebelum pemeriksaan terhadap sampel. Hal penting lainnya adalah

mengikuti seluruh rangkaian protap pemakaian alat yang telah dibakukan.

3. Faktor Pasca Analitik

Faktor pasca analitik menjadi sangat penting artinya mengingat seluruh rangkaian

pemeriksaan akan menjadi tidak memiliki arti sama sekali apabila pencatatan dan

pelaporan hasil tidak sesuai dengan hasil riil yang didapatkan. Melaporkan hasil apa
adanya tanpa adanya rekayasa hasil pemeriksaan merupakan sebuah keharusan untuk

memberikan gambaran klinis yang sebenarnya dari pasien yang diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai