Anda di halaman 1dari 6

KIMIA KLINIK

DISUSUN OLEH:

NAMA : KADEK ARY KUSUMA ASTUTI

NIM : P07134118023

PRODI : D.IV ANALIS KESEHATAN

KELAS :A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2020
HOMEWORK

1. Sebutkan jenis pemeriksaan eletrolit yang paling sering diminta oleh Dokter dan
jelaskan alasan mengapa permintaan elektrolit tersebut sering diminta oleh Dokter

2. Metode pemeriksaan elektrolit Na dan K manakah yang banyak dipakai saat ini,
jelaskan pendapat anda termasuk keuntungan dari pemakaian metode tersebut.

3. Jelaskan secara rinci faktor-faktor yg mempengaruhi pemeriksaan yang meliputi


faktor pra analitik, analitik dan paska analitik (sesuai power point hal 32)

4. Sampel pemeriksaan elektrolit bisa menggunakan serum dan plasma. Jelaskan


perbedaan antara serum dan plasma. Pada pemeriksaan Kalium yg menggunakan
plasma kadarnya lebih rendah dibandingkan menggunakan serum. Jelaskan alasan
perbedaan kadar tersebut

5. Salah satu persyaratan sampel pemeriksaan elektrolit kalium tidak boleh


menggunakan sampel hemolisis. Jelaskan pendapat anda

JAWABAN:

1. Jenis pemeriksaan elektrolit yang sering diminta oleh dokter yaitu pemeriksaan
elektrolit Na, K dan Cl. Pemeliharaan homeostasis cairan tubuh adalah penting bagi
kelangsungan hidup semua organisme termasuk manusia. Pemeliharaan tekanan
osmotik dan distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi
utama empat elektrolit mayor yaitu Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3-). Pemeriksaan keempat elektrolit mayor tersebut dalam klinis
dikenal sebagai “profil elektrolit”.
Gangguan keseimbangan Natrium (Na+), Kalium (K+), dan Klorida (Cl-):
a) Gangguan keseimbangan Natrium (Na+)
Seseorang dikatakan hiponatremia bila konsentrasi natrium plasma dalam
tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135-145
mEq/L) dan hypernatremia bila konsentrasi natrium plasma meningkat diats
normal. Hiponatremia biasanya berkaitan dengan hipo-osmolalitas dan
hypernatremia berkaitan dengan hiper-osmomolalitas.
b) Gangguan keseimbangan Kalium (K+)
Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hypokalemia dan kadar
kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Kekurangan ion
kalium dapat menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat. Peningkatan
kaium plasma 3-4 mEq/L dapat menyebabkan aritmia jantung, konsentrasi yang
lebih tinggi lagi dapat menimbulkan henti jantung atau fibrilasi jantung.
c) Gangguan keseimbangan Klorida (Cl-):
Gangguan keseimbangan klorida dapat menyebabkan hipoklorinemia dan
hiperklorinemia. Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi
pemasukan. Penyebab sama seperti hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik
dengan hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai defisit natrium.
Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan
mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebabnya sama dengan
hipernatremia.

2. Metode pemeriksaan yang sering digunakan untuk pemeriksaan elektrolit Na dan K


yaitu Flame Emission Spectrophotometry/FES atau Spektrofotometer Emisi Nyala.
FES digunakan untuk pengukuran kadar Natrium dan Kalium. Penggunaan FES di
laboratorium berlangsung tidak lama, selanjutnya penggunaannya dikombinasi
dengan elektrokimia untuk mempertahankan penggunaan dan keamanan prosedurnya.
Prinsip pemeriksaan FES adalah sampel diencerkan dengan cairan pengencer yang
berisi Lithium atau Cesium, kemudian dihisap dan dibakar pada nyala gas propan. Ion
Natrium, Kalium, Lithium atau Sesium bila mengalami pemanasan akan
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (Natrium berwarna kuning
dengan panjang gelpmbang 589 nm, Kalium berwarna ungu dengan panjang
gelombang 768 nm, Lithium dengan panjang gelombang 671 nm, Sesium dengan
panjang gelombang 825 nm), Pancaran cahaya akibat pemanasan ion dipisahkan
dengan filter dan dibawa ke detector sinar.

3. Faktor Pra Analitik


- Persiapan pasien
Sebelum pengambilan bahan pemeriksaan pasien harus dipersiapkan,
diinformasikan sertta diberi penjelasan seperlunya mengenai tindakan yang akan
dikerjakan. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi hasil antara lain obat
diuretic, aktivitas fisik, puasa, stress dan sebagainya harus diberitahukan juga agar
dihindari.
- Pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum banyak
melakukan aktifitas fisik. Bila tidak mungkin usahakan untuk mengambil darah
pada waktu yang sama, misalnya pengambilan sampel pukul 11.00. Pemeriksaan
ulang juga dilakukan pada pukul 11.00. karena hsil pemeriksaan kalium juga
dipengaruhi oleh perubahan analit dari waktu kewaktu (variasi diurnal), dan
meminimalkan variasi intra individu. Pada pengambilan sampel sebaiknya pasien
diambil pada posisi duduk atau berbaring. Pengambilan sampel darah vena dapat
menggunakan spuit ataupun vakutainer (tabung vakum hampa udara). Nilai
kalium dapat meninggi apabila pasien berulang-ulang membuka dan menutup
genggaman tangannya secara kuat sementara tourniquet terpasang untuk pungsi
vena. Apabila diambil dengan benar serum yang tidak hemolisis merupakan
specimen yang baik untuk penentuan elektrolit.
- Pengiriman dan penanganan sampel
Darah yang telah diambil agar segera dikirim ke laboratorium, segera dipindahkan
ke tabung sentrifus dan diputar selama 10-15 menit dengan kecepatan 3000 rpm,
kemudian serum segera dipisahkan. Sampel yang hemolisis tidak dapat diperiksa
untuk analisa elektrolit karena kalium keluar dari eritrosit. Jika sampel bercampur
dengan antikoagulan pada suhu kamar, maka nilai kalium akan turun karena sel-
sel memakai glukosa mendorong kalium ke dalam sel. Pemberian nomor atay
label pasien harus benar-benar cermat dan teliti karena kekeliruan dalam hal ini
akan mengakibatkan hal yang fatal.
- Wadah penampung
Wadah yang dipakai untuk penampungan sampel harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Terbuat dari gelas atau plastik, khusus untuk sampel darah harus
menggunakan wadah dari bahan gelas
b) Tidak bocor atau rembes
c) Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
d) Besar wadah disesuaikan dengan volume sampel
e) Bersih
f) Kering
g) Tidak mempengaruhi zat-zat dalam sampel tidak mengandung bahan kimia
atau deterjen

Faktor Analitik

- Persiapan reagen
Sebelum menggunakan reagen hendaknya diperhatikan beberapa hal yang
penting. Keadaan fisik reagen perlu diamati terlebih dahulu mengenai kemasan
dan masa kadaluwarsanya. Reagen yang kemasannya rusak dan masa
kadaluwarsanya sudah tercapai sebaiknya tidak digunakan. Suhu penyimpanan
reagen yang baik di dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8ºC atau sesuai
dengan anjuran dari petunjuk tertulis yang ada pada kemasan atau di dalam kit
reagen yang digunakan.
- Peralatan
Sebelum menggunakan alat perlu diperhatikan beberapa hal penting. Alat yang
digunakan harus sudah terkalibrasi dengan baik. Pemeriksaan bahan control perlu
dilakukan sebelum pemeriksaan terhadap sampel. Hal penting lainnya adalah
mengikuti seluruh rangkain protap pemakaian alat yang telah dibakukan.
Faktor Pasca Analitik
Faktor pasca analitik menjadi sangat penting mengingat seluruh rangkaian
pemeriksaan akan menjadi tidak memiliki arti sama sekali apabila pencatatan dan
pelaporan hasil tidak sesuai dengan hasil riil yang didapatkan. Melaporkan hasil apa
adanya tanpa ada rekayasa hasil merupakan sebuah keharusan untuk memberikan
gambaran klinis yang sebenarnya dari pasien yang diperiksa.

4. Perbedaan serum dan plasma yaitu, serum adalah bagian cair darah yang tidak
mengandung sel-sel darah dan faktor-faktor pembekuan darah. Protein-protein
koagulasi lainnya dan protein yang tidak terkait dengan hemostasis tetap berada
dalam serum dengan kadar serupa dalam plasma. Sedangkan plasma adalah bagian
cair dari darah yang tidak mengandung sel-sel darah tetapi masih mengandung faktor-
faktor pembekuan darah. Plasma yang terbentuk memiliki komposisi faktor
pembekuan yang berbeda sesuai dengan jenis antikoagulan yang ditambahkan.
Pada pemeriksaan Kalium yg menggunakan plasma kadarnya lebih rendah
dibandingkan menggunakan serum, kadar Kalium dalam serum lebih besar 12-16 %
daripada dalam plasma hal tersebut dikarenakan pada waktu proses pembekuan
dilepaskan Kalium dari sel darah merah. Plasma masih mengandung faktor-faktor
pembekuan darah sehingga Kalium mudah dilepaskan dari sel darah merah, hasil
pemeriksaan mengakibatkan kadar Kalium lebih rendah dibandingkan dari serum
karena serum tidak mengandung faktor-faktor pembekuan darah.

5. Salah satu persyaratan sampel pemeriksaan elektrolit kalium tidak boleh


menggunakan sampel hemolisis, hal ini akan menyebakan pseudohiperkalemia yaitu
meningkatnya kadar kalium akibat dari lisisnya sel darah merah karena kesalahan
misalnya pada saat pungsi vena. Pseudohiperkalemia akibat sampel yang tidak segera
diperiksa atau akibat kesalahan pra analitik yang lain yaitu tourniquet pada lengan
atas tidak dilepas sebelum diambil darah setelah penderita menggenggam tangannya
berulang kali (peningkatan sampai 2 mmol/L). Jumlah trombosit >500.000/mm3 atau
leukosit >70.000/mm3 juga dapat meningkatkan kadar kalium serum.

Anda mungkin juga menyukai