Anda di halaman 1dari 26

KEGIATAN PRA ANALITIK DI

LABORATORIUM
Nama Anggota Kelompok 2 :
1. Ade Sri Lestari
2. Alicka Putri Mauli
3. Nadiyah Nurfatin
4. Saskia Ratna Ayu Perdana
5. Sya’diah Rindi Astari
6. Yose Tri Meilintina
Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi
dan atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.
364/MENKES/SK/III/2003).
Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil
yang akurat harus mengacu kepada GLP (Good
laboratory Practice) melalui tahapan-tahapan yaitu :
1. Pre Analitik
2. Analitik
3. Pasca Analitik
Tahap Pre Analitik
Tahap ini dikatakan sebagai tahap persiapan
awal, dimana tahap ini sangat menentukan kualitas
sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya.

Pada tahap pre analitik memberikan kontribusi


kesalahan sebesar 61% dari total kesalahan
laboratorium, sedangakan tahap analitik sebesar
25% dan tahap pasca analitik sebesar 14%.
Tahap Pre Analitik, meliputi:

1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampling
3. Peralatan
4. Antikoagulan
5. Pemilihan lokasi pengambilan spesimen
6. Waktu pengambilan spesimen
7. Pengambilan spesimen
8. Sumber-sumber kesalahan pada saat sampling
9. Identifikasi spesimen
10. Pengiriman spesimen ke laboratorium
11. Penanganan spesimen
1. Persiapan pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter
merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien.
Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak
sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan
pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil
laboratorium. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti
instruksi tersebut dengan baik.
2. Persiapan sampling
a. Jenisnya sesuai dengan jenis pemeriksaan
b. Volumenya cukup
c. Kondisi baik: tidak lisis, segar dan tak berubah
warna.
d. Antikoagulan yang digunakan sesuai dengan
pemeriksaan
e. Ditampung dalam wadah yang sesuai
f. Identitas sampel benar sesuai data pasien
3. Peralatan
 Peralatan pengambilan darah
1. Spuit
2. Torniquet
3. Plaster
4. Alkohol swab
5. Needle, wing needle
6. Holder
7. Vacuum tube
8. Autoclick dan lancet
 Peralatan pengambilan sputum
1. Wadah penampung yang bermulut lebar, bertutup dan steril

 Peralatan pengambilan urine


1. Wadah penampung
2. Spuit (untuk pengambilan urine kateter atau urine suprapubik)

 Peralatan pengambilan throat swab/ usap tenggorok


1. Spatula lidah
2. Lidi kapas steril
Pot sputum

pot urine
4. Antikoagulan
Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus
disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang
diminta. Volume darah yang ditambahkan juga
harus tepat.
Macam-macam antikoagulan :
Garam Kalium atau Natrium dari Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)
Ethylen Diamine Tetra Asetat
(EDTA)
 Banyaknya Natrium Sitrat yang
Digunakan
Pemeriksaan yang Menggunakan EDTA :  Larutan Natrium Sitrat 3,2 %
Penentuan kadar Hb, Hematokrit, Laju Endap digunakan untuk pemeriksaan proses
Darah (LED), Resisitensi osmotik darah, pembekuan darah (koagulasi) dan
golongan darah, Perhitungan sel-sel darah, agregasi trombosit
termasuk retikulosit, Pembuatan apusan  1 volume antikoagulan : 9 volume
darah. darah
 Larutan Natrium Sitrat 3,8 %
Jumlah EDTA yang Digunakan digunakan pemeriksaan Laju Endap
Darah dan Eritrosit Sedimen Rate (ESR)
 EDTA kering : 1 mg EDTA/1 ml darah
 1 volume antikoagulan : 4 volume
 EDTA cair : 0.01ml EDTA/1 ml darah
darah
Heparin Natrium Oxalat
Banyaknya Na-Oxalat yang
Banyaknya Heparin yang Digunakan : Digunakan
 Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml  Pemeriksaan Plasma Protrombin
Darah Time (PPT)
 Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 1 volume antikoagulan : 9
IU/ml darah volume darah
Double Oxalat
Nama lainnya dalah Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari Heller
dan Paul. Antikoagulan ini mengandung kalium oxalat dan ammonium
oxalat dengan perbandingan 2 : 3.

 Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan :


Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah
Double oxalat cair 2%: 0.1 ml Double oxalat/ 1 ml darah
5. Pemilihan lokasi pengambilan spesimen

a. Darah vena : umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena
cephalic, vena basilic). tempat pengambilan tidak boleh pada jalur transfusi
atau infus, bekas luka, hematoma, oedema, canula, fistula.

b. Darah arteri: umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan),


arteri brachialis (lengan) atau arteri femoralis (lipat paha).

c. Darah kapiler: umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis
tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki bayi.
Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh menunjuka gangguan
peredaran darah seperti sianosis atau pucat.

d. Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang


sedang mengalami infeksi kecuali darah dan cairan otak.
6. Waktu Pengambilan

a. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi hari, karena pagi hari
dinilai sebagai waktu yang sangat ideal. Seperti pemeriksaan BTA (SPS)
yang salah satunya menggunakan spesimen sputum pagi hari,
pemeriksaan sedimentasi, berat jenis dan protein urine yang sebaiknya
menggunakan spesimen urine pagi
b. Beberapa pemeriksaan seperti gula darah puasa dan profil lipid yang
mewajibkan pasien harus berpuasa terlebih dahulu. Biasanya puasa
dilakukan dengan rentang waktu 8-12 jam.
c. Untuk pemeriksaan kultur kuman , spesimen harus diambil sebelum
pemberian antibiotik, sedangkan untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam
setelah buang air yang terakhir.
d. Untuk pemeriksaan malaria diambil pada saat pasien sedang demam
sedangkan untuk pemeriksaan mikrofilaria spesimen harus diambil pada
tengah malam.
e. Untuk pemeriksaan typhoid , spesimen diambil pada demam minggu
pertama.
7. Pengambilan sampel

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen


adalah sebagai berikut :

a. Teknik atau cara pengambilan: Pengambilan spesimen harus


dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar
operational procedure (SOP) yang ada

b. Cara menampung spesimen dalam wadah penampung


8. Sumber-sumber kesalahan pada sampling

1. Pada saat sampling darah


a. Pemasangan tourniquet terlalu lama.
b. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+
meningkat sedangkan pH menurun
c. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena)
d. Pengambilan darah pada jalur infus
e. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna
atau keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya
bekuan darah
f. Hemolisis
g. Memasukkan darah ke tabung yang tidak sesuai atau tidak
menggunakan antikoagulan yang sesuai
Sumber-sumber kesalahan pada sampling

2. Pada saat sampling sputum


a. Sampel yang didapat bukan sputum
b. Wadah penampung tidak bermulut lebar
c. Wadah yang tidak steril
d. Tidak menempelkan etiket pada wadah penampung
3. Pada saat pengambilan urine
a. Tidak mengocok urine pada saat memindahkan urin dari satu wadah
ke yang lain.
b. Tidak menempelkan etiket pada wadah penampung
c. Tidak menggunakan wadah yang steril untuk pemeriksaan kultur
9. Identitas spesimen

Pemberian identitas meliputi pengisian formulir


permintaan pemeriksaan laboratorium dan
pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya
harus cocok, pemberiaan identitas ini setidaknya
memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam
medis serta tanggal pengambilan.
10. Pengiriman spesimen ke laboratorium

a. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan


bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang
tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.
b. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi
data yang lengkap.
c. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan
pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan
selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen.
11. Penanganan spesimen

a. Identitas dan registrasi spesimen


b. Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan
infeksius
c. Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian
tabung yang benar
d. Gunakan sentrifuge yang terkalibrasi
e. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam
tabung
f. Jangan lupa untuk memberi label
g. Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan
ANY QUESTIONS?
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai