Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 2

1. Astri Dewi Ayu Kartika (P1337434219028)


2. Fatihatul Fauzan (P1337434219031)
3. Mustika Wahyu Jati (P1337434219033)
4. Salsabela Aisyah (P1337434219036)
5. Maisarah Halimatus S. (P1337434219037)
Prodi : DIII Teknologi Bank Darah
Mata Kuliah : Hematologi

RESUME

A. Nama pemeriksaan / parameter : Hitung Jumlah Leukosit


B. Konsep dasar dilakukan pemeriksaan :

Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses pembekuan darah
(Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986) trombosit merupakan bagian dari
sitoplasma megakariosit. Teori tersebut diduku
ng oleh beberapa hasil observasi yang disimpulkan:
-Trombosit dan megakariosit pada fetus ditemukan bersamaan.
-Pada percobaan edukasi trombositosis memperlihatkan adanya peningkatan mergakariosit.
-Ada persamaan sitokiimia antigenik antara trombosit dan megakariosit.
-Pemberian radioisotope dalam megakariosit ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit.
-Observasi langsung yang memperlihatkan troombosit dihasilkan oleh megakariosit.
Pemeriksaan Laboratorium Hitung Jumlah Trombosit (Antal Trombosit) Darah
C. Metode : Direct counting dengan bilik hitung

D. Prinsip :
Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan eritrosit
dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah
trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang.
Reagensia :
-Larutan Amonium Oksalat 1% (Bisa juga digunakan Rees Ecker)
E. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan (pra-analitik-pasca):

1. Pra Analitik
 Memakai pipet basah
 Kamar hitung atau kaca penutup kotor
 Letaknya kaca penutup salah
2. Analitik
 Bekerja terlalu lambat sehingga ada bekuan darah
 Menghisap darah tidak mencapai garis tanda 0,5
 Mengeluarkan sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5
 Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol yang berisi larutan Turk
 Tidak menghisap larutan Turk tepat sampai garis 11
 Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan Turk.
 Terbuang sedikit cairan pipet pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet
penghisap dari pipet.
 Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Turk
 Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.
 Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.
 Ada gelembung udara termasuk bersama dengan cairan.
 Kaca penutup tergeser karena disentuh dengan lensa mikroskop

3. Pasca Analitik
 Salah menghitung sel yang menyinggung garis garis batas.

F. Alat-alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet 20 µl (adjusted), 2000 µl
3. Bilik hitung Improved Neubauer
4. Cawan Petri
5. Mikroskop
6. Counter
Spesimen : Darah EDTA

G. Cara Kerja :
1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga homogen
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan ujung pipet itu
dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan
kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.

4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang sudah
dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak sedang.

H. Perhitungan :
Jumlah Trombosit = N/V x P
N= Jumlah Sel
V=Volum bilik hitung = 0.04 mm3
P= Pengenceran = 101 x
Nilai Normal
Jumlah Trombosit normal adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah

I. Interpretasi Hasil
1. Trombositopeni : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit
dibawah jumlah normal. Penurunan sampai dibawah 10.000 sel/mm3 darah berpotensi
untuk terjadinya pendarahan dan hambatan pembekuan darah. Penyebab trombositopenia:

-Penurunan masa hidup, sekuestrasi/pemecahan abnormal : Terjadi pada


Hopersplenisme,Trombopoetik Trombositopenia Pupura,Uremik Hemolitik, DIC,
Sepsis,Trombositopenia Imun

-Penurunan Produksi : Terjadi pada Mieloptisis, kelainan-kelainan sumsum tulang primer, infeksi,
pengaruh obat-obatan tertentu.
-Produksi yang tidak efektif : Terjadi pada proses ,megaloblastik
2. Trombositosis : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit diatas
jumlah normal. Penyebab lazim trombositosis :
-Kelainan-kelainan Mieloproliferastif:

Terjadi pada Polisitemia vera, myeloid agranulosit, leukemia granulositik kronik,


(Trombositopenia primer)
-Trombositosis sekunder:

Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit hodgin, perdarahan akut, pasca
splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang parah.
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

A. Nama pemeriksaan / parameter : Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)


B. Konsep dasar dilakukan pemeriksaan : Laju Endap Darah adalah kecepatan
mengendapnya eritrosit dari suatu sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu
yang dinyatakan dalam mm/jam.
C. Metode – metode :
a. Metode Westergreen
b. Metode Wintrobe
D. Prinsip dari masing – masing metode :
a. Metode Westergreen
Darah yang dicampur dengan antikoagulan dimasukkan ke dalam
tabung westergren dan diamkan dalam suhu kamar dan posisi tegak lurus
selama satu jam, maka eritrosit akan mengendap di dasar tabung dan
bagian atas tertinggal plasma, nilai LED dinyatakan dalam mm/jam.

b. Metode Wintrobe
Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

E. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan ( pra-analitik-pasca) :


a. Faktor eritrosit
b. Faktor plasma
c. Faktor tehnik dan mekanik
d. Faktor yang meningkatkan LED
1. Jumlah eritrosit kurang dari normal
2. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih
3. mudah atau cepat membentuk rouleaux, sehingga LED dapat meningkat.
4. Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat
5. pembentukan rouleaux, sehingga LED dapat meningkat.
6. Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan, LED
dapat meningkat.
7. Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20 C) akan
8. mempercepat pengendapan, sehingga LED dapat meningkat.
e. Faktor yang menurunkan LED
Lekositosis berat, polsitemia, abnormalitas protein (hyperviskositas), faktor teknik
(problem pengenceran, darah sampel beku, tabung LED pendek, getaran pada saat
pemeriksaan).
F. Alat, reagen dan specimen yang dibutuhkan
a. Metode Westergreen
 Alat :
- Pipet Westergreen
- Rak LED
- Tabung reaksi
- Filler
- Timer
 Bahan
- Darah EDTA/darah Na-Sitrat
- NaCl 0,85%
b. Metode Wintrobe
 Alat :
- tabung Wintrobe
- pipet Pasteur
- Rak LED
- Tabung reaksi
- Filler
- Timer
 Bahan : Sampel darah EDTA
G. Cara kerja :
a. Metode Westergreen
- Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat
4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang
diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl
0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
- Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung
Westergreen sampai tanda/skala 0.
- Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun
sinar matahari langsung.
- Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

b. Metode Wintrobe

- Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai
tanda 0.
- Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
- Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.

H. Perhitungan :

1. Metode Westergreen :
o Pria : 0 - 15 mm/jam
o Wanita : 0 - 20 mm/jam
2. Metode Wintrobe :
o Pria : 0 - 9 mm/jam
o Wanita 0 - 15 mm/jam

I. Pelaporan hasil : Pelaporan hasil : pelaporan hasil dapat dilakukan ketika kita telah
melakukan pemeriksaan Laju Endap Darah baik menggunakan Metode Westergreen
maupun Metode Wintrobe.
J. Manfaat hasil analisa : manfaat dari hasil analisa pemeriksaan laju endap darah adalah
dapat mengetahui ketika mengalami gejala – gejala seperti :
- Demam
- Nyeri sendi atau kaku yang berlangsung lebih dari 30 menit di pagi hari.
- Nyeri di bahu, leher, atau panggul.
- Sakit kepala, terutama dengan nyeri yang berhubungan di bahu.
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan tidak normal, yang terjadi secara cepat dan drastis.
Selain itu, gejala lain yang mungkin memerlukan tes laju endap darah yaitu gangguan pada
pencernaan, seperti diare, demam, BAB berdarah, atau nyeri perut yang tidak biasa dan tidak
kunjung teratasi.

Pada dasarnya tes laju endap darah, dapat bermanfaat untuk membantu dokter dalam
menentukan berbagai diagnosa penyakit seperti penyakit infeksi, peradangan, kanker, serta
penyakit autoimun, antara lain rheumatoid arthritis dan lupus.

K. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai