Anda di halaman 1dari 11

A.

Judul Praktikum

Pemeriksaan trombosit meotde hematology analizer.

B. Tujuan

Mampu memahami dan melakukan pemeriksaan trombosit metoda hematologi analizer.

C. Dasar Teori

Trombosit (platelet) adalah jenis sel darah yang bertanggung jawab untuk penggumpalan

darah normal. Produksi trombosit dikendalikan oleh hormon yang merangsang produksi

dan pematangan megakariosit yang akhirnya menghasilkan trombosit yaitu

thrombopoiemtin. Trombosit yang lebih muda berukuran lebih besar di bandingkan yang

lebih tua (Kiswari, 2012).

Hitung trombosit sangat penting untuk menunjang diagnosa gangguan pendarahan.

Untuk menghitung jumlah trombosit, pungsi vena harus berhati-hati tanpa menimbulkan

trauma dan darah harus di hisap segera cepat dan dengan segera di campur dengan

antikoagulan. Hindari pengocokan berlebihan karena akan menyebabkan perlekatan-

perlekatan trombosit sehingga hasil perhitungan tidak tepat (Boedina, 1988).

Pemeriksaan trombosit merupakan pemeriksaan yang paling banyak di minta di

laboratorium klinik karena hasil dari pemeriksaan ini dapat mendeteksi kondisi pasien

dan menentukan diagnosis serta pemberian terapi terhadap pasien. Rangkaian

pemeriksaan laboratorium yang meliputi preanalitik, analitik, dan post analitik merupakan

tahapan yang penting pada penentuan hasil yang terpercaya. Tahapan preanalitik

pemeriksaan laboratorium yang diantaranya meliputi pengambilan spesimen dan

penanganannya termasuk pemberian antikoagulan merupakan hal yang mutlak harus

diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang baik (Nurracmat, 2005).

Sampel pemeriksaan jumlah trombosit menggunakan darah vena dan darah kapiler.

Pembuluh darah kapiler dan vena memiliki susunan darah yang berbeda. Spesimen

darah kapiler adalah campuran dari darah arteri dan darah vena. Jumlah trombosit lebih

tinggi pada darah vena dibanding darah kapiler. Perbedaannya sekitar 9%- 32% pada
keadaan tertentu seperti terjadi adhesi trombosit pada tempat kebocoran kulit.

Perbedaan antara nilai darah kapiler dan darah vena dapat terjadi trombosit diperkirakan

lebih rendah 5–10% dibanding jumlah trombosit darah vena. Pemeriksaan jumlah

trombosit sampel darah kapiler pada hematology analyzer akan terjadi perlekatan

trombosit pada jaringan dan dinding kapiler serta ketidakpresisian dalam prosedur

penyiapan dan pengambilan darah.

Cara menghitung jumlah trombosit dapat dilakukan dengan metode otomatis dengan alat

penghitung elektronik. Tes cara otomatik akurasinya jauh lebih baik di bandingkan

perhitungan cara manual. Namun mempunyai keterbatasan bila ada trombosit yang tidak

dapat di hitung oleh alat sehingga hasil penghitungan trombosit menurun yang disebut

sebagai psudotrombositopenia (Perkins, 1998).

Pemeriksaan jumlah trombosit dengan metode micro pipette hematology analyzer yang

menggunakan prinsip impedensi listrik. Prinsip ini memungkinkan sel-sel masuk flow

chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura berukuran

kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar dilewatkan medan

listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya. Teknik dasar pengukuran

sel dalam flow cytometri ialah impedansi listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya

(light scattering). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik

antara dua elektroda. Alat ini dapat menganalisis jumlah trombosit sampel darah vena

menggunakan perangkat peluang tutup dengan volume darah 250 μL.

D. Metode

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu hematology analizer dan peralatan

fungsi vena.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu darah vena dan alkohol 70%.

3. Cara Kerja
Langkah pertama siapkan alat dan bahan. Sampel darah harus dipastikan sudah

homogen dengan antikoagulan. Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar. Tekan

tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter. Tekan bagian atas dari tempat sampel

yang berwarna ungu untuk membuka dan letakkan

sampel dalam adapto. Tutup tempat sampel dan tekan “RUN”. Hasil akan muncul pada

layar secara otomatis. Mencatat hasil pemeriksaan. Perhatikan nilai trombosit.

Validasi Analitik

Validasi analitik untuk alat hematology analyzer diperlukan karena :

1. Hasil cell counter mungkin tidak tepat

2. Merupakan tanggung jawab staf laboratorium

3. Wajib mengetahui kejanggalan suatu hasil pemeriksaan

4. Merupakan bagian dari rangkaian proses kendali mutu

5. Memerlukan pengetahuan sifat alat

6. Memerlukan pengetahuan keterbatasan / limitasi alat

7. Memerlukan dan menguasai kalibrasi

8. Memerlukan dan menguasai kontrol mutu

9. Kemampuan menilai kebenaran hasil

Validasi Hasil

Kejadian hasil yang perlu di validasi, mungkin ditemukan pada kondisi sebagai

berikut :

1. Hasil tidak normal tanpa ada peringatan (no Flags) pada alat, biasanya ada catatan

khusus berupa warning, misal platelets flag.

2. Hasil tidak normal dan kurang sesuai dengan sebelumnya atau klinis yang

sedangterjadi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya diagnosis yang sesat

3. Diluar batas linier alat. Artinya bahwa hasil yang diukur tidak mampu dicapai oleh alat,
misalnya kadar leukosit yang sangat tinggi pada leukemia atau pada trombosit yang

sangat meningkat atau menurun.

Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah pengukuran

spesimen darah, meliputi :

a. Perhatikan Hematokrit (PCV)

b. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit

c. Perhatikan MCH

d. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil

e. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *

f. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff counting.

Penyebab kesalahan pada hasil hematology analyzer :

a. Salah cara sampling dan pemilihan spesimen

b. Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama sehingga

terjadi

perubahan morfologi sel darah.

c. Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak memiliki alat

pengocok otomatis (nutator) maka dikhawatirkan tidak sehomogen saat sampel darah

diambil dari tubuh pasien. Inilah kesalahan fatal yang sering terjadi pada pemeriksaan

ini.

d. Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat pengukuran sel

tertentu.

e. Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak melakukan kalibrasi secara berkala dan darah

kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai karena

menghemat biaya operasional


f. Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube

maka,penyebabnya

salah saat pada memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal jarum tidak masuk

penuh ujungnya pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar

sehingga saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untukjenis close tube

kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi volume minimum yang diminta oleh

alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute, perlu dikocok dahulu saat

pengenceran darah dengan diluent.

g. Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai (warning :

temperature ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik. Reagensia yang

digunakan jelek dan mungkin terkontaminasi oleh udara luar karena packing yang jelek.

h. Memang sampel tersebut ada kelainan khusus. (Pande, 2014)

Check, recheck dan troubble shooting kondisi ini :

a. Periksa teknik sampling dan jenis spesimen yang digunakan.

b. Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi meja

harus daribeton dan gunakan termometer.

c. Check cara penyimpanan dan lama penyimpanan.

d. Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih bagus

lagi setelah sampling masukkan darah dengan penggiling khusus. Perhatian alat

yangdigunakan bukan jenis “pengocok darah” tapi yang digunakan merupakan

“penggiling darah”. Harus membedakan kedua kata ini.

e. Pastikan alat telah di warm up dan telah dibuat background.

f. Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.

g. Lakukan pencucian setiap 20 sampel running.

h. Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit setiap


minggu.

i. Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan enzim

digestif (EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa pembuangan darah

yang tidak sempurna.

j. Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat berakibat

kesalahan pencucian alat dan kesalahan keakuratan alat berkurang.

k. Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.

l. Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli

laboratorium dan atau DSPK bila mencurigakan.

Upaya Koreksi Hematology Analyzer :

a. Buatlah sediaan apus darah tepi yang bagus.

b. Hitung jenis leukosit secara manual. Untuk mengkoreksi adanya

normoblast, satelittrombosit, rouleaux formation dan lainnya.

c. Perhitungan sel dengan hemositometer bilik hitung untuk jumlah masing-masing sel.

d. Lakukan pemeriksaan hematokrit mikro secara manual.

e. Sediaan segar tanpa antikoagulan lebih baik.

f. Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.

g. Spesimen pasien langsung segera diperiksa tanpa menunggu lagi. (Pande, 2014).

E. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

a. Nama : Septy Widyaningtias

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin :

Hasil Pemeriksaan : 154 (Normal)


b. Nama : Dei Kumalasari

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil Pemeriksaan : 444 (Normal)

c. Nama : Tania Damayanti

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil pemeriksaan : 318 (Normal)


d. Nama : Khusny Tri Wardani

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil Pemeriksaan : 449 (Normal)

e. Nama : Ratna Kusumaningtyas

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil Pemeriksaan : 232 (Normal)


2. Pembahasan

Trombosit (platelet) adalah jenis sel darah yang bertanggung jawab untuk penggumpalan

darah normal. Produksi trombosit dikendalikan oleh hormon yang merangsang produksi

dan pematangan megakariosit yang akhirnya menghasilkan trombosit yaitu

thrombopoiemtin. Trombosit yang lebih muda berukuran lebih besar di bandingkan yang

lebih tua (Kiswari, 2012).

Hitung trombosit sangat penting untuk menunjang diagnosa gangguan pendarahan.

Tujuan dari pemeriksaan trombosit metode hematology analyzer yaitu ampu memahami

dan melakukan pemeriksaan trombosit metoda hematologi analizer.

Langkah pertama siapkan alat dan bahan. Sampel darah harus dipastikan sudah

homogen dengan antikoagulan. Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar. Tekan

tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter. Tekan bagian atas dari tempat sampel

yang berwarna ungu untuk membuka dan letakkan sampel dalam adapto. Tutup tempat

sampel dan tekan “RUN”. Hasil akan muncul pada layar secara otomatis. Mencatat hasil

pemeriksaan. Perhatikan nilai trombosit.

Berdasarkan pemeriksaan trombosit Metode hematologi analizer didapatkan dari pasien

pertama atas nama septy widyaningtyas 154, pasien dikatakan normal dikrenakan nilai

normal trombosit metode hematology analizer 150-450. Pasien kedua Dei Kumalasari

mendapatkan hasil 444, pasien dikatakan normal dikarenakan nilai normal trombosit

metode hematology analizer 150-450. Pasien ketiga Tania Damayanti mendapatkan hasil

318, pasien dikatakan normal dikarenakan nilai normal trombosit metode hematology
analizer 150-450. Pasien keempat Khusny Tri Wardani mendapatkan hasil 449, pasien

dikatakan normal dikarenakan nilai normal trombosit metode hematology analizer 150-

450. Dan pasien kelima Ratna Kusumaningtyas mendapatkan hasil 232, pasien dikatan

normal dikarenakan nilai normalmal trombosit metode hematology analizer yaitu 150-

450.

F. Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan trombosit Metode hematologi analizer didapatkan dari pasien

pertama atas nama septy widyaningtyas 154, pasien dikatakan normal dikrenakan nilai

normal trombosit metode hematology analizer 150-450. Pasien kedua Dei Kumalasari

mendapatkan hasil 444, pasien dikatakan normal dikarenakan nilai normal trombosit

metode hematology analizer 150-450. Pasien ketiga Tania Damayanti mendapatkan hasil

318, pasien dikatakan normal dikarenakan nilai normal trombosit metode hematology

analizer 150-450. Pasien keempat Khusny Tri Wardani mendapatkan hasil 449, pasien

dikatakan normal dikarenakan nilai normal trombosit metode hematology analizer 150-

450. Dan pasien kelima Ratna Kusumaningtyas mendapatkan hasil 232, pasien dikatan

normal dikarenakan nilai normalmal trombosit metode hematology analizer yaitu 150-

450.

G. Daftar Pustaka

Boedina SK, 1988. Pengantar Hematologi dan Imunoserologi. Jakarta: BP FKUI.

Kiswari, R. 2012. Hematologi & Tranfusi. Jakarta: Erlangga.

Nurracmat, H. 2005. Perbedaan Jumlah Eritrosit, Lekosit, Dan Trombosit Pada

Pemberian Antikoagulan EDTA Konvensional Dengan EDTA Vacutainer.

http://.eprints.undip.co.id/1238/12/321_charles.pdf. diakses 10 april 2013.

Wirawan, R. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi.Jakarta.

http://.eprints.undip.co.id/1238/12/321_charles.pdf 10 april.

Gandasoebrata R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinis. Dian Rakyat. Jakarta


Infolabmed. 2017. Metode Pengukuran Pada Hematology Analyzer I Elektrikal

Impedance, Fotometri, Flowcytometri, dan Histogram/Kalkulsi.

http://www.infolabmed.com/2017/04/m etode-pengukuran-pada- hematologi.html

Diunduh pada 2 Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai