Anda di halaman 1dari 23

Makalah Hematology Analyzer

A.   Pengertian

                                             Gambar Hematologi Analyzer 

Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasa digunakan dalam
bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti
kanker, diabetes, dll.
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah
secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan.
Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi
rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.
B.   Prinsip kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu
dengan larutan  atau sampel yang dilewatinya. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow
cytometri adalah metode pengukuran  (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh
aliran cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa
sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat
ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel.
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan oleh sel-sel darah di dalam
mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana sampel darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents
/ sys DII akan melalui mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi sekum dan
konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara continue maka akan terjadi peningkatan
resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati
impulst / voltage yang dihasilkan oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik system
lalu hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan sys. LYSE membentuk
methemoglobin , cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550
nm pada chamber. Has yang didapat diprintout pada printer berupa nilai lain grafik sel.
Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati celah dimanaberkas cahaya
difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut mengenai sel, diletakkan pada sudut-sudut
tertentu akan manangkap berkas-berkas sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini
lazim disebut flow cytometri.                 
C.   Fungsi  dari Hematologi Analyzer
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah
secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang  dilewatkan.
Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti  meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung
jumlah sel trombosit.
Keuntungan dari Hematologi Analyzer
1.    Efisiensi Waktu
Lebih cepat dalam pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit dibandingkan dilakukan
secara manual dan lebih tanggap dalam melayani pasien.
2.    Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel yang dibutuhkan lebih banyak
membutuhkan smapel darah (Whole Blood). Manual prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan
leukosit membutuhkan sampel darah 10 mikro, juga belum pmeriksaan lainnya. Namun pemeriksaan
hematologi analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit saja.
3.    Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah melalui quality control yang
dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di institusi Rumah Sakit atupun Laboratorium Klinik
pratama.
Kerugian Hematologi Analyzer
Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaaan oleh hematologi autoanalyzer ini tidak selamanya mulus namun pada kenyataannya alat ini
juga memiliki beberapa kekurangan seperti dalam hal menghitung sel-sel abnormal . Seperti dalam
pemeriksaan hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja rendah
karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki bentuk yang abnormal.

D.   Macam-macam Alat Hematology Analyzer


Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer dengan fitur pengukuran
yang berbeda:
Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).
  Merk Celtac
  Tipe MEK-5208
  Buatan Nihon Kohden
  Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara otomatis).
  Merk Celtac Alpha
  Tipe MEK-6318
  Buatan Nihon Kohden
  Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out
dilakukan secara otomatis).
  Merk Celtac F
  Tipe MEK-8222
  Buatan Nihon Kohden
  Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
E.   Cara Penggunaan
1.    Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
2.    Hidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
3.    Alat akan self check, pesan “please wait” akan tampil di layar
4.    Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background check
5.    Pastikan alat pada ready
Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah
1.    Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan
2.    Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar
3.    Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
4.    Tekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk membuka dan letakkan sampel
dalam adaptor
5.    Tutup tempat sampel dan tekan “RUN”
6.    Hasil akan muncu pada layar secara otomatis
7.    Mencatat hasil pemeriksaan. 
     Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah pengukuran spesimen darah,
meliputi :
1.      Perhatikan Hematokrit (PCV)
2.      Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.
3.      Perhatikan MCHC
4.      Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil
5.      Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6.      Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.
F.    Cara Perawatan
Cara perawatan hematologi analyzer adalah dengan menyimpan dengan baik di tempat yang datar dan
kering. Alatnya pun harus dijaga dalam keadaan kering jika tidak digunakan untuk tetap menjaga
keawetan alat. Kebersihannya pun penting juga dijaga agar ketelitiannya tetap terjaga.
Inilah yang harus diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat yang bisa dikatakan
“bandel”. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap saja harus mendapatkan perhatian khusus seperti
:
  Suhu ruangan
  Lakukan control secara berkala
  Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb.
  Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah ditambahkan antikoagulan.
Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika terisap.
Check, Recheck dan Troubbleshooting Kondisi
Periksa teknik sampling dan jenis spesimen yang digunakan.
Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi meja harus dari beton dan gunakan
termometer.
Check cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih bagus lagi setelah sampling
masukkan darah dengan penggiling khusus. Perhatian alat yang digunakan bukan jenis “pengocok darah”
tapi yang digunakan merupakan “penggiling darah”. Harus membedakan kedua kata ini.
Pastikan alat telah di warm up dan telah dibuat background.
Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
Lakukan pencucian setiap 20 sampel running.
Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit setiap minggu.
Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan enzim digestif (EZ cleanser)
untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa pembuangan darah yang tidak sempurna.
Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat berakibat kesalahan pencucian alat
dan kesalahan keakuratan alat berkurang.
Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli laboratorium dan atau DSPK bila
mencurigakan.
Melakukan Koreksi pada Hematologi Analyzer:
Buatlah sediaan apus darah tepi yang bagus.
Hitung jenis leukosit secara manual. Untuk mengkoreksi adanya normoblast, satelit trombosit, rouleaux
formation dan lainnya.
Perhitungan sel dengan hemositometer bilik hitung untuk jumlah masing-masing sel.
Lakukan pemeriksaan hematokrit mikro secara manual.
Sediaan segar tanpa antikoagulan lebih baik.
Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.
Spesimen pasien langsung segera diperiksa tanpa menunggu lagi
G.   Kalibrasi
Kalibrasi instrumen mindray (Hematologi Analyzer) diperlukan untuk beberapa CBC parameter-
Ters.Terutama HGB dan MCV dipengaruhi oleh perubahanreagen.Panduan kalibrasi disebutkan di bawah
ini :
1)    Langkah 1: Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB,MCV dan PLT dari sampel
yangdiukur dengan reagen Mindray asli(nilai-nilai referensi).
2)    Langkah 2: Mengukur sampel yang sama, tapi sekarang dengan JT Bakerreagen.
3)    Langkah 3: Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB,MCV dan PLT dari sampel yang
sekarangdiukur dengan reagen JT Baker.
4)    Langkah 4: "Main" menu, klik ikon "Kalibrasi" untukmemasuki layar "Kalibrasi". Cetak lamafaktor-
faktor kalibrasi
5)    Langkah 5: Menghitung untuk setiap parameter baru kalibrasi. Sebagai contoh: MCVmindray = 92,
MCVJ.T.Baker = 88 danfaktor kalibrasi yang lama adalah 99,0maka MCVmindray baru Faktor Baru =
Rata-rata nilai tes
97,2 x 89 = ------------------ = 100,6%
1.    86
6)    Langkah 6: Faktor-faktor baru masuk layar kalibrasi.
7)    Langkah 7: Untuk verifikasi mengukur sampel samalagi dan membandingkan rata-rata dengannilai-
nilai referensi
8)    Langkah 8: Jika nilai masih tidak ok, ulangi langkah 5 untuk 7MCVJ.T.Baker92dan 88.
Bahan yang harus digunakan untuk verifikasi kalibrasi adalah berbagai bahan dengan konsentrasi yang
diketahui dapat digunakan untuk memverifikasi kalibrasi.
Contohnya termasuk: sampel uji profisiensi dengan nilai-nilai yang diketahui; spesimen pasien dengan
nilai-nilai yang diketahui; atau tersedia secara komersial standar, kalibrator, atau control bahan dengan
nilai-nilai yang diketahui (yaitu, produsen nilai diuji). Untuk ini bahan, laboratorium harus menetapkan
batas yang dapat diterima untuk perbedaan antara nilai yang terukur yang diperoleh, versus konsentrasi
sebenarnya dari bahan. Karena tujuan verifikasi kalibrasi adalah untuk memeriksa apakah sistem uji
memberikan hasil yang akurat sepanjang rentang dilaporkan, tiga tingkat harus diuji (satu di akhir tinggi
dari kisaran dilaporkan, satu di akhir rendah dari kisaran dilaporkan, dan satu di dekat titik tengah
kisarann dilaporkan).
Melakukan verifikasi kalibrasi setiap 6 bulan (atau lebih sering jika ditentukan dalam petunjuk tes system
ini) dan setiap kali salah satu dari berikut terjadi:
Semua reagen yang digunakan untuk prosedur uji berubah ke nomor lot baru, kecuali laboratorium dapat
menunjukkan bahwa mengubah nomor banyak reagen tidak mempengaruhi kisaran digunakan untuk
melaporkan hasil tes dan nilai-nilai kontrol pasien tidak dipengaruhi oleh reagen perubahan jumlah
banyak.
Ada perawatan preventif besar atau penggantian bagian-bagian penting yang mungkin mempengaruhi
kinerja tes ini. Ini termasuk ketika laboratorium mengirimkan tes sistem untuk produsen untuk
perbaikan. Laboratorium harus memverifikasi kalibrasi dari sistem tes diperbaiki sebelum melanjutkan
pengujian pasien dan pelaporan hasil.
bahan Pengendalian mencerminkan tren yang tidak biasa atau pergeseran, atau berada di luar batas yang
dapat diterima laboratorium, dan sarana lainnya menilai dan mengoreksi nilai kontrol tidak dapat diterima
gagal untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah.
Laboratorium telah menetapkan bahwa sistem tes ini kisaran dilaporkan untuk pasien, hasil tes harus
diperiksa lebih sering.
HEMATOLOGI ANALYZER
1.            Teori Dasar
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen yang terkandung didalamnya.
Dari ilmu itu berkembanglah cara/metode penelitian tentang darah yang semakin berkembang, kemudian
dibuatlah alat Hematology Analyzer.
Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboraturium yang berfungsi untuk pengukuran dan
pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Berikut ini akan dijelaskan teori tentang darah sebagai bahan
ukur alat Hematology Analyzer.
Darah terdiri dari 2 komponen utama :
1.2. Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair,
beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi
transport berbagai bahan serta fungsi homeostatis
1.3. Macam dan Jenis Sel Darah
Ada tiga macam sel dalam darah, yaitu:
a.    Sel darah merah/ eritrosit/ Red Blood Cell (RBC).
b.    Sel darah putih/ leukosit/ White Blood Cell (WBC).
c.    Trombosit/ Platelet (Plt).
Berikut ini penjabaran dan penjelasannya:
1.3.1.    Sel darah merah / Eritrosit / Red Blood Cell (RBC)
a.         Fungsi eritrosit

Untuk pertukaran O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru- paru.Yang berperan
dalam transport O2 dan CO2 ini adalah Haemoglobin (Hb),yang merupakan protein di dalam eritrosit.
Ciri-ciri
-       Lempeng bikonkaf tanpa inti
-       Diameter 7,5 m
-       Volume 4,5 - 5 juta/L
-       Membran sel yang kuat
-       Bentuk berubah-ubah 

Gambar 1.1. Sel Darah Merah


  1.3.2.     Sel Darah Putih/Leukosit/White Blood Cell (WBC)
a.         Fungsi leukosit
Membentuk antibodi yang melawan infeksi di dalam tubuh.
b.        Jenis-jenis Leukosit
1.        Granulosit (bergranula)
-       Neutrofil (polimorfonuklear/PMNL)
Merupakan sel yang langsung dapat melakukan fagositosis yang cukup efektif. Jumlah 62 % dan
berukuran 7 – 8 m.
Gambar 1.2. Neutrofil
-       Eosinofil
Merupakan Sel fagosit yang lemah dan produksinya akan meningkat pada infeksi parasit dan
alergi. Jumlah 2,3 % dan berukuran 10 – 12 m.

-       Basofil
Basofil dalam sirkulasinya mirip dengan sel mast dalam jaringan, yaitu menskresi bahan farmakologik
aktif seperti heparin, histamine, bradikinin, serotonin. Berukuran 9 – 10 m dengan Jumlah 0,4% dan
akan meningkat pada peradangan kronik.

Gambar 1.4. Basofil


2.        Agranulosit.
-       Monosit
Merupakan sel imatur dengan kemampuan fagosit yang lemah.Setelah masuk ke jaringan, disebut
makrofag, ukurannya membesar beberapa kali lipat dan dalam sitoplasmanya banyak mengandung
lisosom, dan mempunyai kemampuan hebat untuk menghancurkan agen-agen penyakit.
Masa hidup dalam sirkulasi 10-12 jam, setelah masuk dalam jaringan sebagai makrofag dapat hidup
berbulan-bulan atau bahkanbertahun-tahun. Berjumlah  5,3 % dengan ukuran 15 – 20 m

Gambar 1.5. Monosit


-       Limfosit
Limfosit berada bersama dengan aliran limfe dari nodus limfatikus dan jaringan limfoid lain. Hal itu
menyebabkan terjadinyasirkulasi limfoid yang terus menerus di seluruh tubuh. Berjumlah 30 % dengan
ukuran 7 – 8 m

Gambar 1.6. Limfosit


1.3.3.        Trombosit / Platelet
Trombosit berperan besar di dalam proses koagulasi atau pembekuan darah apabila terjadi luka atau
pendarahan. Trombosit akan mengisi dan menutup jaringan yang luka dengan jaringan fibrin untuk
membatasi darah yang hilang, jaringan fibrin itu akan ditempeli sel darah yang lama kelamaan akan
berubah menjadi jaringan baru.
Berdiameter 2 – 4 m dan dan dapat bertahan hidup sekitar 8 – 12 hari dengan konsentrasi normal
(jumlah) 150.000 – 400.000 /L.
Gambar 1.7. Pembentukan Jaringan Fibrin saat Luka Terjadi
1.4.   Fungsi Darah
a.         Pernapasan, transpor O2 Dan CO2
b.        Nutrisi
c.         Ekskresi
d.        Pemeliharaan kadar air jaringan
e.         Mengatur suhu tubuh  Spesifik panas air, konduktivitas yang tinggi, latenpenguapan yang tinggi
f.         Perlindungan & peraturan  sistem penyangga (pH Darah 7,36)
1.5.  Darah sebagai Sampel
Sebelum darah dijadikan sampel perlu adanya proses pemisahan komposisi didalamnya. Setelah menjadi
sampel, darah terpisah menjadi dua bagian yaitu:
a.    Bagian Padat   : Sel-sel darah WBC, RBC, dan Platelet (seperti yang telah dijelaskan diatas).
b.    Bagian cair      : Serum & Plasma
-       Serum :
Dari darah tanpa antikoagulan kemudian disentrifuse.
-       Plasma :
Dari darah yang mengandung antikoagulan kemudian diendapkan.
2.       Prinsip Kerja
        Berikut ini akan ditampilkan sebuah blok diagram Hematology Analyzer dan penjelasannya:
Gambar 1.8. Blok Diagram Hematology Analyzer
Prinsip Kerja Blok Diagram :
Sampel darah yang sudah dicampur dengan reagent didilusi sebanyak 200x dan melalui proses
hemolyzing untuk mengukur kadar jumlah hemoglobin dengan cara fotometri dan mengukur kadar
jumlah sel darah putih, serta didilusi lagi sebanyak 200x (jadi 40.000x) untuk mengukur kadar jumlah sel
darah putih dan platelet. Kemudian diproses pada blok data processing dan hasilnya akan ditampilkan
pada display dan print out.
3.       Metode Pengukuran
Ada beberapa macam metode pengukuran yang digunakan pada alat Hematology Analyzer, antara lain
sebagai berikut:

3.1.  Elektrikal Impedance (Mengukur jumlah WBC, RBC, dan Platlet)

Gambar 1.9. Metode Electrical Impedance


Instrumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang disebut Volumetric Impedance.  Pada metode
ini , larutan elektrolit (diluent)  yang telah dicampur dengan sel-sel darah dihisap melalui Aperture. Pada
bilik pengukuran terdapat dua electrode yang terdiri dari Internal Elektrode dan Eksternal Elektrode,
yang  terletak  dekat  dengan  Aperture. Kedua elektroda tersebut dilewati arus listrik yang konstan.
Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua elektroda tersebut akan naik sesaat dan
terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai tahanannya dan diterima Detection
Circuit. Kemudian sinyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier, lalu
dikirim ke rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian Treshold Circuit Yang
berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise yang diakibatkan oleh :
-       Elektrik Noise (Gangguan listrik).
-       Debu.
-       Sisa-sisa cairan.
-       Partikel yang lebih kecil atau lebih besar dari sel darah yang diukur.
Untuk mendapatkan nilai puncak, sinyal dikirim ke A/D Converter, kemudian data yang diperlukan
disimpan pada memori untuk setiap nilai maksimum. Data tersebut akan dikoreksi oleh CPU dan akan
ditampilkan pada layar LCD.
Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam bentuk  histogram. Sel RBC dan PLT
yang dihitung memiliki  ukuran yang  berbeda sehingga CPU dapat membedakan penghitungan untuk
setiap jenis sel. Sedangkan ketiga jenis  sel WBC yang dihitung memiliki ukuran sel yang hampir sama
sehingga CPU menggunakan histogram untuk membedakan populasi ketiga jenis sel WBC.
Terkadang terdapat dua sel atau lebih yang melewati aperture secara bersamaan. Peristiwa ini
disebut Coincidence Apabila larutan sampel sudah cukup diencerkan dan dicampur, Coincidence ini dapat
diprediksi secara statistik dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Pada perangkat lunak terdapat tabel
koreksi untuk kompensasi hal ini.
3.2.  Fotometri (Mengukur jumlah Hb)
Fotometri adalah  pengukuran yang hanya digunakan untuk mengukur Hb saja dengan prinsip kerja
berdasarkan absorbasi cahaya oleh foto detektor.
Gambar 1.10. Metode Fotometri
-       Sinar Polikromatik yang berasal dari lampu (Wolframat, Tungstan, Mercury), akan dilewatkankan
pada sebuah filter, dan menjadi sinar Monokromatik
-       Sinar Monokromatik ini melalui kuvet yang berisi sampel yang akan diperiksa.
-       Beberapa sinar akan diserap oleh sampel tersebut, dan sebagian akan diteruskan.
-       Sinar yang diteruskan ini akan diterima detektor.
-       Kemudian nilai yang didapat akan diproses pada rangkaian pemroses data.
 3.3.  Flowcytometry (Sistem Optik )

Gambar 1.11. Metode Flowcytometry


-        Sel melalui sebuah chamber flowcell, kemudian ditembakkan sumber cahaya (laser) yang
difokuskan.
-        Cahaya yang diterima sel akan dipendarkan saat laser ditembakkan.
-        Foto detektor menangkap cahaya dari berbagai sudut spesifik yang dapat membedakan jenis sel
darah. FS untuk membedakan ukuran, FLS untuk membedakan complexity-nya (komposisi inti), dan SDS
untuk membedakan granularity-nya (komposisi granula).
-        Informasi tentang jumlah dan ukuran sel yang telah didapat diproses dan dikonversikan dalam
bentuk digital.
3.4.   Histrogram/Kalkulasi
Adalah pengukuran Parameter – parameter selain yang diatas. Metode pengukuran ini berdasarkan
penjumlahan dari hasil – hasil yang didapat dari pengukuran oleh dua metode diatas. Metode ini dikenal
dengan Complete Blood Count (CBC).
Complete Blood Count (CBC) adalah suatu penghitungan untuk menganalisis
berbagai macam komponen darah :
-       RBC    : Red blood cell / Sel Darah Merah.
-       HGB    : Hemoglobin Concentration / Konsentrasi Hemoglobin.
-       HCT    : Hematocrit .
-       MCV   : Mean Corpuscular Volume / Rata-rata volume sel darah.
-       MCH   : Mean Corpuscular Hemoglobin / rata-rata sel hemoglobin.
-       MCHC            : Mean Corpuscular Hemoglobin Honcentration/ Rata-rata
  konsentrasi sel hemoglobin.
-       RDW   : Red blood cell Distribution Width / lebar distribusi sel
                               darah merah.
-       PLT     : Platelet Count / perhitungan  trombosit
-       PCT     : Platelet crit
-       MPV    : Mean platelet volume / Kelompok volume trombosit.
-       PDW   : Platelet Distribution Width/ lebar distribusi trombosit
Berikut ini beberapa rumus penghitungannya:
a.    MCV : Mean Corpuscular Volume ( fL / µm3)

-       MCV = Hematocrit (%) x 10/RBC# (million/μL)

b.    MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin (pg)

-       MCH = Hemoglobin (g/dL) x 10/ RBC# (million/μL)


c.    MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (%)

-       MCHC = Hemoglobin (g/dL) x 100/Hematocrit (%)

d.   RDW : Red Blood Cell Distribution Width (%)

-       RDW = Standard Deviation/MCV x 100

Berikut ini adalah contoh Penghitungannya:


Misal :
RBC         = 5 Juta sel / µm3
Hgb          = 15 g/dL
HCT         = 45 %
SD            = 11 fL
Jawab:

a.    MCV   = Hematocrit (%) x 10/RBC# (million/μL)

                    = 45 x 10 / 5

= 450 / 5

= 90 fL = 90 µm3

b.    MCH   = Hemoglobin (g/dL) x 10/ RBC# (million/μL)

= 15 x 10 / 5

= 150 / 5

= 30 pg

c.    MCHC = Hemoglobin (g/dL) x 100/Hematocrit (%)

                    = 15 x 10 / 45

                    = 150 / 45

                    = 33,3 %

d.   RDW   = Standard Deviation/MCV x 100

= 1 / 90 x 100

= 0,122 x 100
= 12,2 %
 4.       Macam-macam Alat Hematology Analyzer
Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer dengan fitur pengukuran
yang berbeda:
a.        Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).
-       Merk Celtac
-       Tipe MEK-5208
-       Buatan Nihon Kohden
-       Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar 1.12. Hematology Analyzer Merk Celtac MEK-5208


b.        Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara
otomatis).
-       Merk Celtac Alpha
-       Tipe MEK-6318
-       Buatan Nihon Kohden
-       Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar 1.13. Hematology Analyzer Merk Celtac Alpha MEK-6318


c.        Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out
dilakukan secara otomatis).
-       Merk Celtac F
-       Tipe MEK-8222
-       Buatan Nihon Kohden
-       Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar 1.14. Hematology Analyzer Merk Celtac F MEK-8222


5.       Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 
-            Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk pengukuran dan
pemeriksaan sel darah dalam sampel darah.
-            Ada beberapa metode pengukuran yang digunakan pada alat Hematology Analyzer, yaitu:
Electrical Impedance, Fotometri, Flocytometry, dan Histogram.
-            Komponen darah yang diukur adalah WBC (Limfosit, Monosit, Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil)
RBC (termasuk Hb), dan Platelet
HEMATOLOGY ANALYZER

A.    Teori dasar

Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa


darah. Alat ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu mendiagnosis penyakit
yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah
secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan.
Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi
rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.

B.     Prinsip kerja
Cara kerja alat ini adalah darah di cuci selama 200x kemudian dicampur dengan hemolizying kemudian
akan dihitung HB dan WBC, kemudian untuk penghitungan RBC dan platelet darah dicuci 200x dan
kemudian semua data diolah di mikroprosesor yang kemudian akan ditampilkan dalam display.

C.    Metode Pengukuran
Metode manual, sel-sel darah dilihat dengan mikroskop kemudian menghitungnya sesuai jenisnya. Dalam
metode ini mengandalkan penglihatan langsung dari seorang analis kesehatan untuk menentukan jumlah
sel sesuai dengan jenisnya
Metode elektrik konduksi, menggunakan prinsip mengukur perubahan konduktivitas yang terjadi pada
saat tiap sel melewati sebuah lubang sel pada orifice (ruang penghitungan).

Gambar 1. 2 Metode Elektrik Konduksi.


Ketika sel darah melewati aperture, perlawanan antara elektroda sejenak perubahan perubahan tegangan
yang sangat kecil terjadi. Instrumen yang menghitung perubahan kecil sebagai pulsa. Ketinggian pulsa
tergantung pada ukuran sel darah.
Metode otomatik optik mendasarkan pada pengumpulan hamburan cahaya dari sel-sel darah dan
mengonversinya ke dalam bentuk pulsa-pulsa listrik untuk dihitung.

Gambar 1.3 Metode Otometik Optik


Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu
dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer. Flow
cytometri adalah metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan
(flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel
dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga
dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sell Prinsip light scattering adalah metode dimana
sel dalam suatu aliran melewati celah dimana berkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Metode ini
lebih canggih disbanding metode-metode sebelumnya.

4.                  Histogram
•      HCT:    Hematocrit (%)
•      MCV:   Mean corpuscular volume
•      MCH:   Mean corpuscular hemoglobin
•      MCHC: Mean corpuscular hemoglobin
•      RDW:    Red blood cell distribution width

Contoh : diketahui hasil analisa pada alat hematologi adalah sebagai berikut : hematrocite : 45 % , RBC
5 . 1012 , HB = 15 g/dl
Hitunglah : MCV, MCH, MCHC, RDW bila standar deviasi MCV (s) = 11fl. RDW = (s/MCV) x 100
Jawaban :
 MCV = HCT/RBC = 0,45 / 5 . 1012  = 9 . 10 -14 µm3
MCH = ( HB x 10 ) / RBC = 15 x 10 = 150 / 5 . 1012 = 3.10-11pg
MCHC = HB / HCT = 15 / 0.45 = 33.33 µm3
RDW = ( s / MCV ) x 100 % =  (11 / 9.10-11) x 100 = 1,22 %

D.    Macam – macam Hematology Analyzer


1.      Semi automatic
2.      Automatic WBC 3 part diff
3.      WBC 5 part diff

E.     Kesimpulan
Hematology analyzer adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah sel darah dengan beberapa
metode penghitungan. Dalam kenyataannya alat ini sangat membantu analis untuk menganalisa darah
dengan hasil yang akurat.

Penyebab Kesalahan pada Hasil Hematologi Analyzer


Penyebab terjadinya kesalahan pada hasil Hematologi Analyzer antara lain :
           Salah cara sampling dan pemilihan spesimen
           Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama sehingga terjadi
perubahan morfologi sel darah.
           Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak memiliki alat pengocok
otomatis (nutator) maka dikhawatirkan tidak sehomogen saat sampel darah diambil dari tubuh pasien.
Inilah kesalahan fatal yang sering terjadi pada pemeriksaan ini.
           Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat pengukuran sel tertentu.
           Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak melakukan kalibrasi secara berkala dan darah kontrol
yang digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai karena menghemat biaya operasional.
           Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube maka, penyebabnya salah
saat pada memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya pada
darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga saat dimasukkan jarum tidak
terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi volume
minimum yang diminta oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute, perlu dikocok
dahulu saat pengenceran darah dengan diluent.
           Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai (warning : temperature
ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik. Reagensia yang digunakan jelek dan mungkin
terkontaminasi oleh udara luar karena packing yang jelek.
           Memang sampel tersebut ada kelainan khusus.
           Hasil tidak normal tanpa ada peringatan (no Flags) pada alat, biasanya ada catatan khusus
berupa warning, misal platelets flag.
           Hasil tidak normal dan kurang sesuai dengan sebelumnya atau klinis yang sedang terjadi,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya diagnosis yang sesat
           Diluar batas linier alat. Artinya bahwa hasil yang diukur tidak mampu dicapai oleh alat,
misalnya kadar leukosit yang sangat tinggi pada leukemia atau pada trombosit yang sangat meningkat
atau menurun.

E.       Cara Mengatasi Masalah pada Hematologi Analyzer


1.      Check, Recheck dan Troubbleshooting Kondisi
          Periksa teknik sampling dan jenis spesimen yang digunakan.
         Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi meja harus dari beton dan
gunakan termometer.
         Check cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
         Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih bagus lagi setelah sampling
masukkan darah dengan penggiling khusus. Perhatian alat yang digunakan bukan jenis “pengocok darah”
tapi yang digunakan merupakan “penggiling darah”. Harus membedakan kedua kata ini.
         Pastikan alat telah di warm up dan telah dibuat background.
         Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
         Lakukan pencucian setiap 20 sampel running.
         Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit setiap minggu.
         Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan enzim digestif (EZ
cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa pembuangan darah yang tidak sempurna.
         Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat berakibat kesalahan
pencucian alat dan kesalahan keakuratan alat berkurang.
         Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
         Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli laboratorium dan atau DSPK
bila mencurigakan.
2.      Melakukan Koreksi pada Hematologi Analyzer
         Buatlah sediaan apus darah tepi yang bagus.
         Hitung jenis leukosit secara manual. Untuk mengkoreksi adanya normoblast, satelit trombosit,
rouleaux formation dan lainnya.
         Perhitungan sel dengan hemositometer bilik hitung untuk jumlah masing-masing sel.
         Lakukan pemeriksaan hematokrit mikro secara manual.
         Sediaan segar tanpa antikoagulan lebih baik.
         Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.
         Spesimen pasien langsung segera diperiksa tanpa menunggu lagi.

F.       Hal yang perlu Diperhatikan pada Hematologi Analyzer


Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah pengukuran spesimen darah,
meliputi :
1. Perhatikan Hematokrit (PCV)
2. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.
3. Perhatikan MCHC
4. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.

Anda mungkin juga menyukai